Share

Bab 4. Perubahan Status

Siang itu, semua pegawai di Gen Design sibuk berat karena banyak dari mereka mengerjakan iklan yang masuk secara masal karena memang sebegitu terkenalnya design iklan dari Gen design ini.

Apalagi Luna yang merupakan senior, dan sudah banyak klien yang mengenalnya. Jadi permintaan pembuatan iklan yang memilih dirinya tentu sudah sangat banyak, makanya ia sering terlambat untuk sekedar makan siang, seperti hari ini.

Tiba tiba ada nomor asing yang masuk ke ponselnya dan berdering berkali kali. Sebenarnya Luna paling tak bisa  mengangkat telepon dari orang yang tak dikenal dan tak terecord di phone book ponselnya, namun karena ia berada di kantor, mungkin bosnya ganti nomor.

Luna mengambil ponselnya dan berjalan masuk ruangannya untuk mengakat panggilan tersebut.

“Hallo..”        

“Maaf apa anda nona Luna?” suara laki laki yang asing di telinga Luna membuat ia lagi lagi meyakinkan kalau penelepon bukan penipu undian berhadiah yang lagi marak.

“Iya saya Luna, anda siapa?”

Mendengar pertanyaan Luna, membuat laki laki itu malah menertawakan Luna, membuat Luna mengeryitkan keningnya karena tambah bingung.

“Aku Hari Wijaya, dosen yang menjadi kencan buta dari mama kamu, gagal kemarin, gara gara kamu lembur di kantor.” katanya sambil masih tertawa kecil.

“Oh iya.. iya saya ingat! Maafkan karena kerja lembur itu membuat saya tak jadi datang.” sahut Luna dengan nada terkejut.

“ Nona Luna, bisakah kita bertemu lagi?” tanya Hari dengan nada santun membuat Luna kebingungan. Kencan buta lagi? Ia malas sebetulnya, rasa malu akibat insiden kemarin belum hilang.

Tapi menolak pun kayaknya tak enak maka Luna pun mengeraskan hati dan mengiyakan saja.

“Uh oke .. kapan?”

“Gimana kalau setelah pulang kerja saya menjemput nona Luna ke kantor Gen design?”

“Hah? Ehm ya boleh tapi mungkin saya akan sedikit lambat keluarnya karena ada rapat yang sedikit memakan waktu, mungkin jam setengah 6?”  pintanya karena ia tak mau kalau teman kantornya mengetahui diirnya dijemput oleh seorang laki laki yang belum tentu menjadi kekasihnya juga, jadi untuk menghindari gossip dan ejekan lebih baik menunggu teman temannya pulang jam stgh 5, dan stgh 6 baru dirinya di jemput oleh Hari sang dosen, teman kencan butanya itu.

Dan benar saja di jam stgh 6, tinggal 2 mobil yang masih menunggu, 1 mobil  yang tampak mewah dan yang satunya hanya biasa saja. Karena kantor sudah sepi tinggal satpam saja jadi Luna mengira pasti salah satunya adalah mobil Hari kan?

Luna memperhatikan di dalam mobil merah mewah yang memiliki lanbang kuda itu ada seorang laki laki yang kayaknya ia kenal tapi yang turun adalah laki laki dari mobil  SUV pasaran.

“Nona Luna?” wajahnya yang lumayan dan juga berkacamata sesuai dengan deskripsi yang dikatakan mamanya membuat Luna yakin kalau orang inilah Hari  dan kali ini ia tak salah.

“ Hari Wijaya, dosen itukan?” tanyanya dengan detil, daripada salah lagi kan malu!

“Iya, senang ketemu gadis cantik seperti anda,”katanya sambil menjabat tangan dengan erat, rupanya mengekspresikan bahagia bertemu dengan Luna.

Di dalam mobil mewahnya, Harold mengerutkan kening karena ia menatap pasangan pria dan wanita yang tak jauh dari mobilnya itu. Ia pikir tadi Luna melihat ke arahnya dan karena Luna sudah melihatnya maka seharusnya Luna menghampiri mobilnya dan meminta surat identitasnya yang terbawa olehnya. Atau berbasa basi sekedar nya, karena mereka pernah kenal.

Tapi kok malah sekarang Luna mengikuti laki laki yang naik SUV itu?

Ia tahu kalau Luna pasti baru saja mengenal laki laki itu karena mereka berjabat tangan dan baru berkenalan, Harold tak lagi mau menunggu, aawalnya ia ingin berbicara masalah pernikahan yang ditawarkan sama dirinya kemarin oleh wanita itu, tapi sekarang kok malah wanita itu malah mau nyari laki laki lain, dan ia sudah menunggu lama untuk bertemu Luna, maka ia pun turun dari mobilnya.

Luna yang sudah berjalan bersama Hari, sang dosen tiba tiba tangannya ditarik paksa oleh Harold yang langsung menarik Luna ke mobil mewah itu.

“Luna, ikut saya!”

“Eh kamu mau bawa kemana Luna?” tanya Hari sang dosen, tapi Luna yang bingung hanya diam ketika tubuhnya dimasukan ke dalam mobil mewah itu, sedangkan Harold hanya diam lalu balik ke dalam mobilnya dan menarik gasnya dengan cepat membuat Hari kebingungan, dan dengan seluruh tenaganya menepuk mobil Harold yang langsung melesat pergi.

Hari masih mengejarnya sampai ke pintu keluar, namun ternyata Harold lebih cepat dari dirinya sehingga Hari hanya bisa menikmati kepulan asap putih bekas pembakaran mobil mewah milik laki laki yang menculik Luna tadi tanpa ia bisa melawan.

Sedangkan di dalam mobil, Luna tampak kesal dengan Harold yang lagi menggagalkan kencan buta nya dengan Hari, kencan butanya yang dipiihkan oleh mamanya.

“ Tuan, maaf saya mau nanya, apa alasan anda menarik saya ,masuk ke dalam mobil anda padahal saya sudah janji dengan laki laki tadi.” Katanya dengan nada kesal.

Menghadapi kemarahan Luna, Harold hanya santai dan langsung menoleh kepada Luna yang berada di sampingnya serta kembali focus kepada jalanan yang ia lalui.

“Aku mau mewujudkan cita cita kamu untuk menikah bersama ku, dan membawa kamu untuk menandatangani surat nikah!” katanya dengan enteng membuat Luna kembali teringat dengan tindakannya yang impulsive mengajak orang asing menikah begitu saja.

“Eh tapi,  kemarin aku salah orang, orang yang ingin kuajak nikah itu adalah orang tadi yang kamu tinggal di depan kantorku.” Sungutnya kesal masih dengan wajah yang merona karena malu kalau teringat dengan hari sial itu saat ia salah orang.

Tiba tiba mobil itu direm mendadak, membuat tubuh Luna bergerak maju untung saja ada tangan yang kokoh yang menahan tubuhnya yang terlempar ke depan membuat saat ini ia dan laki laki itu hampir tak ber jarak sehingga salah sedikit pasti ujung hidungnya yang mancung akan bisa mengenai pipi laki laki tampan itu.

Bahkan Luna bisa mencium harum parfum laki laki itu sehingga ia sedikit terlena karena aromanya membuat dirinya mendekat dan ingin berdiam di dada laki laki itu, bagaimana ia bisa berpikir seperti itu, padahal ia baru mengenal laki laki itu dan ia sudah terpesona.

“ Kamu, kamu, ehm apa yang kamu sedang lakukan, kenapa kamu mendekaat?”

“Aku menolong kamu supaya kamu tidak terantuk dengan dashboard.” Tangannya pun masih melingkar dengan posesif di perut ramping Luna, padahal Luna tak pernah berada sedekat ini dengan laki laki selain papanya.

“ Ehm terimakasih, tapi tolong lepaskan tangan kamu.” katanya dengan suara lirih, dan Harold melepaskan pegangannya dengan enggan tapi kemudian dia ada ide supaya Luna yang akan mendekat kepadanya.

“ Lihat apa ini?” tanya Harold sambil melambaikan surat dan identitas pribadinya, membuat Luna bersemangat sehingga ia lupa kalau tubuhnya dan tubuh Harold masih tak berjarak, sehingga tanpa sadar pipinya mendekat pada Harold dan menempel disana selama beberapa saat karena ia ingin meraih berkas di tangan Harold.

Merasakan kalau pipinya menyentuh benda kenyal dan hangat, membuat Luna menegang karena ia membuat kesalahan dengan mendekatkan pipinya kepada bibir Harold, lalu dengan cepat bibir itu menyelinap kea rah telinga Luna yang mungil dan cantik serta berbisik.

“Kamu cantik, dan ya kartu ini sudah kuurus sehingga sebentar lagi statusnya yang lajang berubah menjadi menikah!” bisiknya dengan provokatif

Komen (1)
goodnovel comment avatar
nophie
Jangan lupa untuk meninggalkan komen, akan up seminggu 3x, dan kalau sudah stabil akan up tiap hari. Ditunggu vote dan komennya, from author . .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status