Beranda / Romansa / Menikahi Pewaris Dingin / Bab 39: Rutinitas yang Berbahaya

Share

Bab 39: Rutinitas yang Berbahaya

Penulis: SolaceReina
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-06 09:19:57

Clara keluar dari kamar mandi. Uap panas membungkus tubuhnya, tetapi tidak mampu menghapus ketegangan yang ditinggalkan oleh pelukan tidur Alex pagi tadi.

Ia melihat Alex sudah mengenakan setelan jas abu-abu yang rapi. Ia berdiri di depan jendela, ponsel di telinganya. Alex sudah kembali ke mode Pewaris Dingin yang efisien, seolah-olah momen keintiman, kehangatan tangan, dan kelegaan yang ia bagi semalam tidak pernah terjadi.

Clara merasakan campuran kekecewaan dan rasa aman yang aneh. Kekecewaan karena Alex dengan mudah menutup celah emosional itu, dan rasa aman karena ia tahu batas perjanjian mereka—terlepas dari momen semalam—masih Alex pegang.

Alex menutup telepon, ia berbalik. Matanya bertemu dengan mata Clara. Tidak ada kejutan, tidak ada canggung, hanya pengakuan tenang.

"Pagi," sapa Alex, suaranya flat dan efisien.

"Pagi," balas Clara.

"Ben mengirim laporan. Robert menarik semua tuntutan anti-persaingan. Dia menerima harga tawaran kita untuk aset Angkasa Karya. Perang sudah be
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menikahi Pewaris Dingin   BAB 101: Operasi Penyelamatan Aset

    Pesan ancaman anonim yang berisi bahwa Clara akan ditangkap begitu mendarat di Eropa seketika melumpuhkan Alex. Kontrol-nya runtuh karena ia tidak berada di lokasi. Alex meraih teleponnya. Ia memanggil Ben, yang sedang dalam penerbangan bersama Clara. "Ben, hentikan pesawatnya," desis Alex, nadanya tajam dan penuh bahaya. "Tuan, kita sudah di atas laut. Tidak mungkin kembali," balas Ben, suaranya tertekan melalui sambungan satelit. "Dengar, Ben," perintah Alex, suaranya kembali ke mode Jangkar yang kejam. "Clara akan ditangkap segera setelah mendarat. Ini jebakan hukum, bukan fisik. Kau harus membatalkan pendaratan di bandara yang sudah dijadwalkan. Alihkan rute ke bandara militer kecil di negara tetangga yang kurang ketat hukum ekstradisinya. Sekarang!" Ben, meskipun terkejut dengan perubahan rencana mendadak itu, segera memproses perintah tersebut. Alex menutup telepon. Dia berdiri di Ruang Kerja, tangannya gemetar. Dia telah membiarkan posesif-nya ditantang, dan sekarang, as

  • Menikahi Pewaris Dingin   BAB 100: Dilema Sang Jangkar

    Kamar kerja di penthouse terasa mencekam. Ancaman musuh (Bab 99) sangat jelas: jika Alex membawa Clara ke Eropa untuk merebut kendali Ariadne Global (aset Warisan), mereka akan menghancurkan Yayasan Anggara-Clara (YAC)—aset moral Alex yang baru.Alex dihadapkan pada dilema brutal: Logika Dominasi (harus mengamankan Ariadne Global) versus Kelemahan Kemanusiaan (harus melindungi anak-anak Yayasan).Alex membaca kembali pesan ancaman itu. Wajahnya dingin, tanpa emosi, tetapi Clara tahu, ia sedang berjuang keras melawan dirinya sendiri."Mereka menyerang kelemahan-ku yang baru," desis Alex, suaranya rendah. "Mereka tahu aku tidak akan membiarkan anak-anak itu terluka. Mereka tahu kontrol-ku atas emosi itu rapuh."Clara melangkah maju. Dia tahu, Alex harus memilih aset moral. Itu adalah langkah yang akan membuktikan cinta-nya lebih dari segalanya."Kita harus membagi kekuatan, Alex," ujar Clara, lugas. "Kau harus tetap di sini. Kau harus melindungi fondasi yang kita bangun di sini. Yayasan

  • Menikahi Pewaris Dingin   BAB 99: Berdarah Dingin

    Pengakuan Gerry bahwa ia dipaksa dan bahwa ancaman berasal dari lingkaran gelap Ayah Clara mengubah dinamika di penthouse. Alex kini tidak lagi meragukan Clara; ia hanya fokus pada penghancuran musuh.Alex melepaskan ciuman posesifnya dari Clara. Matanya dingin, kembali ke mode Jangkar yang kejam, tetapi kini posesif itu diarahkan pada perlindungan Clara."Gerry," desis Alex, menatap butler itu. "Siapa yang mengancam keluargamu? Detail. Sekarang."Gerry, yang baru saja mengakui pengkhianatannya, menunduk. "Mereka tidak memberi tahu nama, Tuan. Mereka hanya memberiku kode kontak dan perintah. Aku harus memastikan file video itu terbuka, dan memastikan Nyonya Clara tetap menjadi target yang rentan."Alex menghela napas. Dia tahu Gerry adalah pion. Alex mengambil keputusan cepat: dia tidak akan membuang Gerry. Gerry adalah aset yang dipaksa, dan dia adalah satu-satunya jembatan mereka ke musuh."Gerry, mulai sekarang," ujar Alex, nadanya final. "Kau akan bekerja untukku. Kau akan terus

  • Menikahi Pewaris Dingin   BAB 98: Tuntutan Pengkhianat

    Ruang Kerja Pribadi Alex dipenuhi ketegangan yang mematikan. Alex berdiri mematung di depan layar laptop, di mana pesan anonim itu masih terpampang jelas: Pilihanmu: Clara sebagai aset bisnis atau Clara sebagai istri.Alex tidak peduli pada Warisan kotor itu; dia peduli pada tuntutan kepemilikan atas Clara.Alex meraih laptop itu dan membantingnya ke meja, suaranya teredam, tetapi amarahnya nyata."Mereka berani," desis Alex, suaranya sangat rendah dan penuh bahaya. "Mereka berani menuntut kepemilikan atas dirimu, Clara. Mereka melihatmu sebagai aset yang harus dipisahkan dariku."Clara tahu, ini adalah krisis terbesar mereka. Musuh tidak lagi menyerang kontrol Alex, tetapi posesif-nya."Siapa pun yang mengirim pesan itu, dia tahu kita telah melihat videonya," ujar Clara, lugas. "Dia tahu Warisan Anggara adalah aib, dan dia menggunakan aib itu untuk memaksamu melepaskanku."Alex berbalik, berjalan ke Clara, dan ia menarik Clara ke dalam pelukan yang kuat. Pelukan itu bukan lagi hukuma

  • Menikahi Pewaris Dingin   BAB 97: Kode Kejujuran dan Ledakan Ketakutan

    Udara di Kamar Tidur Utama terasa tebal dan berbahaya. Liontin perak itu (Bab 96) berada di dada Alex, menuntut kebenaran dari kombinasi yang dibisikkan Clara: tanggal rahasia di mana Alex pertama kali meminta Clara tinggal karena kebutuhan emosional yang tak terkontrol.Alex menatap Clara, matanya dipenuhi posesif yang bertarung melawan rasa sakit karena diingatkan pada momen kelemahan terbesarnya."Kau melanggar protokol kerahasiaan," desis Alex, suaranya parau. "Tanggal itu... kau tidak seharusnya tahu. Itu adalah kelemahan yang ku sembunyikan bahkan darimu.""Ayahku adalah seorang jenius, Alex," balas Clara, lugas. "Dia tahu, kode teraman bukanlah angka acak, melainkan kejujuran yang paling menyakitkan. Jika kau salah mengingat tanggal itu, dia tahu kau tidak pernah benar-benar mempercayai hatimu."Alex memejamkan mata. Dia menarik napas panjang, mencoba memanggil kembali logika dan kontrol-nya. Tanggal itu adalah sebelum kontrak mereka. Momen di mana ia nyaris mengakui kebutuhan-

  • Menikahi Pewaris Dingin   BAB 96: Tanda Tangan Sang Buronan di Penthouse

    Mata Alex menusuk Clara di dalam kegelapan kamar tidur . Ia baru saja kembali dari ruang server yang mati, dan kini, Clara mengakui memiliki pengetahuan tentang teknologi yang digunakan ayahnya—teknologi yang baru saja menembus sistem keamanan Anggara. "Kau tahu cara kerjanya," desis Alex, suaranya sangat rendah dan penuh bahaya. "Kau berbohong. Kau tidak hanya menyembunyikan ayahmu; kau menyembunyikan fakta bahwa kau adalah **putri buronan yang memiliki akses ke teknologi peretasan kelas atas." Clara meletakkan liontin itu kembali di nakas. Dia menghadapi Alex, menolak untuk menjadi korban. "Aku tidak berbohong," balas Clara, lugas. "Aku menyembunyikan kebenaran. Ayahku adalah seorang jenius teknologi yang dipaksa menjadi buronan. Dan ya, aku tahu cara dia bekerja. Pola serangan di server itu adalah tanda tangan nya. Hanya orang yang pernah bekerja dengannya yang bisa mematikan sistem keamanan Anggara tanpa terdeteksi." Alex berjalan mendekat, kini bukan lagi posesif, melainkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status