แชร์

Bab 407

ผู้เขียน: Liazta
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-04-25 08:42:22

Wajah wanita cantik itu tampak cemberut sambil memandang suaminya. Berbeda dengan Nathan. Pria itu memandang Eliza dengan penuh kemenangan.

"Kenapa liatin seperti itu?" Nathan berkata tanpa rasa bersalah.

"Liza sudah bilang kalau Liza mau tidur." Eliza berkata dengan wajah kesal. Keputusan Eliza untuk tidur di dalam kamar ternyata salah. Karena nyatanya dia tidak tidur sama sekali setelah makan siang. Hal ini disebabkan suaminya yang selalu saja mengganggunya. Pada akhirnya Nathan baru berhenti menganggu setelah mereka menuntaskan kewajiban suami istri.

"Iya Hubby tahu, sini tidur biar dipeluk," kata Nathan dengan tersenyum.

"Nggak mau." Dengan cepat Eliza menolak.

"Loh kenapa tidak mau, bukannya kamu senang dipeluk?" Tanya Nathan.

"Tangan hubby nggak bisa dipercaya." Dengan waspada Eliza menutup bagian dada dan juga aset bawahnya. Setelah itu ia menarik selimut dan menutup tubuhnya dengan selimut.

"Setelah olahraga ranjang, dijamin tidur semakin enak." Nathan berkata sambil menga
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (15)
goodnovel comment avatar
Eity setyowati
semoga Albwet juga bahagia itu elis dikurung di apartemen aja biar ndk gangguin orang
goodnovel comment avatar
Nova Ugara
kok gk tega sama anna semoga si anna gk di buat meninggal sama mbak thor ny..
goodnovel comment avatar
Dwi Indriani
sedih cerita Anna....di tunggu sambungan nya Thor
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 794

    Mansion Michael sore itu ramai seperti biasa.Suara langkah kaki pelayan, obrolan keluarga di ruang tengah, dan tawa yang sesekali pecah—semuanya terasa terlalu hidup untuk dua calon pengantin yang sedang… kehabisan privasi.Aishwa melirik sekeliling dengan waspada.“Mas,” bisiknya pelan, menarik lengan Noah.“Semua orang kayaknya ngeliatin kita.”Noah menoleh santai.“Bukan kayaknya. Emang.”Aishwa mendengus kecil.“Terus kenapa kamu malah senyum?”“Karena mereka belum tahu,” jawab Noah sambil menggenggam tangannya, “kalau kita mau kabur sebentar.”“Kabur?” mata Aishwa membesar. “Ke mana?”Noah melirik koridor samping, lalu mencondongkan tubuhnya sedikit.“Ruang baca lama. Yang jarang dipakai. Kamera nggak sampai situ.”Aishwa menatapnya tidak percaya.“Kamu hafal kamera?”Noah mengangkat bahu.“Calon suami harus siap segalanya.”Mereka berjalan pelan, pura-pura berbincang ringan, sampai akhirnya berbelok dan masuk ke ruang baca lama yang sunyi.Begitu pintu tertutup—Aishwa menghela

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 793

    Di kamar yang tenang, Jasmine duduk bersila di atas sofa empuk. Ponselnya terangkat sejajar wajah, layar menampilkan wajah seseorang yang membuat alisnya naik-turun sejak lima menit lalu.Attar.Putra Dirga dan Yuna itu tampak santai di layar, bersandar malas dengan ekspresi yang—menyebalkan."Susah sekali menghubungi kamu," kata Attar dengan gaya santai."Aku tidak mungkin melakukan video call denganmu, sedangkan semua orang sedang berkumpul di sini. "Jasmin memberikan penjelasan singkat. "Iya tapi kan nggak mesti harus aku di reject terus," protes Attar."Ya Aku tahu aku salah. Tapi kenapa begitu aku menghubungi kamu, lama sekali dijawab. Aku bahkan sampai menelpon berulang-ulang kali” Jasmine mendengus.Namun Attar tidak menjawab.“Aku nanya kenapa gak di jawab.”Attar mengangkat bahu.“Aku lagi mikir jujur atau bohong?”“Kamu mikir apa sampai matamu ke mana-mana gitu?” Jasmine menyipitkan mata. “Jangan bilang kamu sambil main game.”“Enggak kok,” jawab Attar cepat. Terlalu cepat.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 792

    Leo tersenyum memandang wajah Anisa yang sudah jauh lebih segar. “Kalau kamu mau turun dari tempat tidur, bilang,” katanya sambil merapikan selimut.“Jangan coba-coba sendiri.”Beberapa saat kemudian, Anisa berbisik,“Aku mau ke ruang tamu…”Belum selesai kalimatnya—Leo sudah langsung mengangkat tubuhnya. “Leo—!” Anisa kaget.“Kamu terlalu ringan,” katanya tenang. “Dan terlalu keras kepala.”Ia menggendong Anisa seolah itu hal paling wajar di dunia. Langkahnya mantap, tidak tergesa, tidak ragu.Anisa menunduk, jantungnya berdebar pelan.Sudah lama… sangat lama… tidak ada seseorang yang memperlakukannya seperti ini.Bukan karena kasihan.Tapi karena peduli.Ia menatap wajah Leo dari dekat.Lelah. Namun matanya tetap fokus.“Kenapa kamu sebaik ini, Leo?” tanya Anisa lirih.Leo berhenti melangkah sesaat.Lalu berkata pelan,“Kamu sudah berulang kali menanyakannya dan aku juga sudah menjawab, Anisa.”Kalimat sederhana itu— membuat Anisa tersenyum malu. Leo meletakkan tubuh Anisa ke at

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 791

    Apartemen Leo terasa begitu tenang pagi itu.Hangat. Sunyi. Dan untuk pertama kalinya setelah berhari-hari, Anisa tidak menggigil kedinginan.Ia terbangun perlahan. Kelopak matanya masih berat, namun kepalanya tidak lagi berputar hebat seperti sebelumnya. Tubuhnya memang masih lemah, tetapi setidaknya ia bisa bernapas dengan lebih lega. Selimut tebal membungkus tubuhnya rapi, memberi rasa aman yang asing—namun menenangkan.Begitu ia mencoba menggerakkan tubuh—“Jangan dulu.”Suara itu terdengar dekat.Leo duduk di sisi tempat tidur, mengenakan pakaian rumah sederhana. Rambutnya sedikit berantakan, tanda ia hampir tidak tidur semalaman.“Kamu baru turun panasnya,” ucapnya tenang. “Jangan memaksakan diri.”Anisa menelan ludah.“Maaf… aku bikin kamu repot.”Leo menggeleng pelan.“Kamu sedang sakit. Itu bukan repot.”Ia berdiri, lalu kembali dengan membawa handuk bersih dan sebuah baskom kecil berisi air hangat.Anisa mengernyit bingung.“Leo?”“Kamu belum mandi hampir lima hari,” katanya

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 790

    "Nomor satu mommy ku, nomor dua istri ku. Hanya saja mommy sudah tidak ada, jadi kamu tidak punya saingan." Samuel berkata dengan wajah polosnya. Violet langsung tersenyum saat mendengar jawaban calon suami."Sayang, aku ingin meminta keluarga kita, agar pernikahan dimajukan lagi."Samuel tersenyum kecil, nakal.“Karena calon istriku cantik banget. Aku tidak sabar ingin bisa bebas mencium mu.”Wajah Violet langsung memanas. Refleks ia memukul lengan Samuel pelan.“Mas! Jangan bercanda di sini.”“Ini bukan bercanda,” sahut Samuel cepat.“Ini pengakuan.”Ia sedikit menunduk, matanya sejajar dengan pantulan mata Violet di cermin. Tatapannya lembut, hangat, penuh rasa memiliki yang tidak berisik namun dalam. "Untuk cium saja, aku harus curi-curi. Mana Tante Eliza seperti punya radar pendeteksi lagi. Setiap kali aku curi kesempatan, mommy kamu itu selalu saja muncul.""Sudah jangan protes. Nanti kalau banyak protes, pernikahan kita malah dibatalkan.""Iya deh, aku akan tunggu dua Minggu,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 789

    Samuel dan Violet berada di sebuah butik haute couture ternama di Prancis—Maison Étoile.Violet berdiri di depan cermin tinggi. Gaun pengantin berwarna ivory lembut membalut tubuhnya dengan sempurna. Potongannya sederhana, tanpa detail berlebihan, namun justru di situlah letak keindahannya. Anggun. Tenang. Memikat. Seolah gaun itu diciptakan khusus untuknya.Beberapa langkah di belakang, Samuel berdiri mengenakan setelan jas hitam yang masih dalam tahap penyesuaian. Bahunya tampak tegap, namun wajahnya… sama sekali tidak setenang posturnya.Begitu Violet berbalik—Samuel terdiam.Benar-benar terdiam.Tatapan pria itu terkunci pada satu titik. Dadanya terasa penuh, napasnya tertahan sesaat. Semua penantian panjang, semua rindu yang ia simpan bertahun-tahun, terasa terbayar lunas hanya dengan satu pemandangan itu.“Sayang…” ucapnya pelan, suaranya nyaris bergetar.“Kamu cantik sekali.”Violet tersenyum kecil, masih menunggu.Samuel menggeleng pelan, seolah kata cantik saja tidak cukup.

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status