Share

05

Author: Eselitaa
last update Last Updated: 2024-11-23 13:21:29

“Kadang-kadang Shaka harus pergi ke kantor meski saat itu dia libur.”

Seketika ucapan ibu mertuanya terngiang-ngiang di benak Alisha. Diamnya Alisha dinikmati oleh Rina dan Maya, dua pelayan di rumah itu. Tidak seperti Sena, keduanya tidak menyukai Alisha.

Begitu mengetahui bahwa Shaka menikah dengan Alisha karena perjodohan yang diatur oleh orang tua mereka, mereka langsung beranggapan Alisha menyetujui perjodohan tersebut karena mengetahui Shaka kaya. Ditambah mereka tahu bisnis Alisha tengah bangkrut.

“Dia tidak libur?” tanya Alisha dan wajahnya masih kaku.

“Libur nyonya tetapi tampaknya ada yang harus diurus,” jawab Sena.

“Apakah dia meninggalkan pesan seperti kapan pulangnya? Karena kami harus pergi ke rumah orang tuaku.”

Kedua mata Sena melebar. “Sebentar lagi tuan muda pulang, nyonya.”

“Kenapa kamu harus berbohong Sena? Tuan muda baru pulang malam nanti atau bahkan besok,” sahut Maya.

Alisha melirik ke arah dua pelayan yang berdiri tidak jauh darinya. Keduanya tersenyum ramah begitu diperhatikan Alisha.

“Kalian mengetahui itu dari mana?” tanya Alisha datar.

“Tentu saja karena kami pelayan tuan muda sudah bertahun-tahun,” jawab Rina.

Sena mengetahui dua rekannya itu tidak bisa menghargai Alisha. Apalagi menerimanya sebagai majikan baru mereka.

“Nyonya, bagaimana kalau menghubungi tuan muda dan berbicara langsung padanya?” tanya Sena.

Alisha bahkan belum bertukar nomor telepon dengan suaminya itu. Jika dia minta pada Sena, apakah Sena tidak berpikir aneh padahal mereka sudah menjadi suami istri dan ketika di pernikahan apakah mereka tidak saling bertukar nomor atau semacamnya?

Namun masalah membawa barang-barang dari rumahnya yang seharusnya dibahas kemarin dan semestinya mereka telah berjanji untuk pergi bersama tetapi malah menjadi seperti ini.

“Baiklah. Bisakah kau memberiku nomor telepon Mas Shaka?” tanya Alisha.

“Ya ampun nyonya, anda bahkan tidak tahu nomor telepon suami anda? Bagaimana bisa?” tanya Maya.

Malah yang mempermasalahkan adalah kedua teman Sena.

Alisha cuma tersenyum ramah kepada mereka. “Aku harap kalian dapat bekerja dengan baik. Setelah mengurus barang-barangku, aku baru akan membantu jadi maaf semuanya.”

Maya dan Rina terperanjat.

Mereka menatap punggung ALisha yang menjauh dengan tatapan kesal. Memang ALisha adalah seorang pemilik sebuah toko pakaian tetapi tidak sekaya suaminya ditambah bisnisnya sedang bangkrut tetapi kenapa malah terkesan sombong?

Alisha mencoba menelepon Shaka di kamarnya. Teleponnya segera diangkat.

“Assalamu’alaikum Mas Shaka kamu-”

Tut.

Sambungan telepon langsung terputus.

Hati Alisha mencelos.

“Kenapa?” bisik Alisha.

Alisha kemudian mengirimkan pesan ke Shaka.

Mas ini aku Alisha. Hari ini jadi bukan ke rumah orang tuaku?

Namun Alisha sama sekali tidak mendapatkan balasan dari Shaka meski sudah ditunggu selama lima menit. Setelah Alisha cek lagi, pesannya tidak terkirim.

Alisha pun menelepon Shaka lagi dan kali ini malah tidak terhubung.

“Tidak mungkin. Apakah dia memblokir nomorku?” bisik Alisha.

Alisha kemudian menghubungi kedua orang tuanya Shaka.

“Halo Alisha?” panggil Nida di seberang sana.

“Assalamu’alaikum bu.”

“Walaikumussalam Alisha. Ada apa? Maaf semalam ibu dan ayah langsung pergi karena kamu harus istirahat banyak pasti lelah setelah berdiri cukup lama menghadapi para tamu.”

“Iya bu tidak apa-apa. Bu, Mas Shaka kata asisten rumah sedang pergi bekerja. Aku pikir dia libur,” kata Alisha.

“Apa? Shaka pergi bekerja?” kaget Nida.

Alisha menganggukkan kepalanya.

“Katanya juga bisa pulang malam atau bahkan besok pagi padahal kupkir kita bisa pergi bersama ke rumah orang tuaku.”

“Sebentar Alisha. Ibu sambungkan dulu dengan Shaka.”

“Aku sudah menghubunginya bu tetapi baru berbicara beberapa kata, telepon langsung diputus terus aku mengirimkan pesan dan pesan itu tidak sampai lalu aku menghubunginya lagi tetapi malah tidak tersambung. Jadi sepertinya Mas Shaka memblokir aku.”

“Shaka…”

Nida disana terdengar menghela nafas frustasi.

“Alisha, ibu sama ayah minta maaf sebelumnya, sebenarnya Shaka tidak ingin menikah kecuali dengan wanita pilihannya tetapi kami tidak ingin dia menikah dengan sembarangan wanita jadi kami memilih kamu. Kami benar-benar minta maaf jika itu sangat membuatmu terganggu. Kami berharap dengan sepenuh hati kalau hati putra kami bakal terbuka padamu.”

Alisha terdiam. Kedua matanya berkaca-kaca. Ibunya mengatakan Shaka baik, tetapi bahkan meskipun tak ada perasaan untuknya, pria itu tidak bisa menghargainya.

Alisha mencoba memahami Shaka. Dia segera mengenyahkan pemikiran buruk mengenai suaminya karena dia takut berdosa.

“Begitu. Terima kasih banyak sudah jujur, bu. Sepertinya keadaan ini cukup sulit bagi Mas Shaka sampai-sampai dia terus menjauhiku. Aku akan mencoba memahami. Jadi sepertinya aku akan pergi sendirian.”

“Ibu akan mengirimkan seorang supir untukmu.”

“Terima kasih banyak bu. Sampaikan juga kepada Mas Shaka bahwa aku pergi dulu.”

“Ajaklah Sena.”

“Iya bu aku juga berencana seperti itu.”

“Sekali lagi maaf ya Alisha. Pada saat yang sama, ibu dan ayah sangat bersyukur kamu menjadi menantu kami. Kami yakin kamu bisa membuat Shaka jatuh cinta padamu.”

Alisha sama sekali tidak yakin soal itu.

Dia menjadi ragu rumah tangganya dengan Shaka akan bertahan seumur hidup.

Meskipun begitu Alisha tetap mengaminkan.

Alisha menyudahi obrolan dengan Nida dan mulai bersiap pergi.

“Sena, ikutlah bersamaku ke rumahku,” ajak Alisha.

“Apa? …Baiklah nyonya tetapi bolehkah saya bersiap-siap dulu?” tanya Sena.

“Tentu saja boleh. Santai saja. Aku akan menunggumu,” jawab Alisha.

Sena tersenyum dan menganggukkan kepalanya kemudian buru-buru ke kamarnya untuk bersiap.

Sementara itu, sebuah mobil mewah memasuki halaman rumah Shaka. Alisha berjalan ke depan.

Seorang pria rupawan keluar dari mobil tersebut dan menghampiri Alisha.

“Saya adalah suruhan Nyonya Nida, Nyonya Alisha untuk mengantarkan anda ke rumah anda dan juga kembali kesini. Apakah satu mobil cukup?” tanya pria itu.

Alisha mengalihkan pandangan karena tidak mau bertatapan cukup lama dengan pria itu karena dia harus menjaga pandangannya.

“Cukup karena aku tidak akan membawa banyak barang.”

Alasan lain Alisha tidak bisa memikirkan Shaka sebagai pria yang buruk karena lemari di kamarnya banyak sekali pakaian, dimulai dari pakaian dalam, gamis-gamis yang bagus, gaun yang indah, sepatu, heels, tas, dan masih banyak lagi.

Jangan lupakan produk-produk untuk perawatan kulitnya.

Jika Shaka sendiri yang sudah mempersiapkan semua itu, Alisha masih berpikir kalau Shaka cuma pemalu.

“Baiklah nyonya. Saya akan menunggu di mobil.”

“Tunggu sebentar. Siapa namamu?”

“Eirian nyonya.”

Alisha mengangguk.

“Tunggu Sena!”

“...Baik nyonya. Saya akan menunggu di mobil.”

Saat Eirian memasuki mobil, Sena muncul.

“Sudah siap?”

Sena mengangguk lalu mereka pun melaju ke rumah Alisha.

Namun Alisha tidak bisa berhenti cemas.

Apakah orang tuanya Shaka saja yang membohongi dirinya apa orang tuanya juga? Tetapi kelihatannya orang tuanya tidak tahu sifat asli Shaka berdasarkan percakapan mereka.

Kalau begitu orang tuanya kemungkinan besar akan menanyakan tentang Shaka. Alisha mulai pening.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Istri Tuan Muda Arogan   59

    Alisha dibawa ke rumah sakit. Ketika dia ditangani dokter, Shaka menunggu dari ruang tunggu bersama kedua orang tuanya Alisha dan kedua orang tuanya.Sudah hampir satu jam Alisha berada di ruang perawatan setelah kecelakaan kecil di tangannya—robek karena pecahan kaca. Tapi bagi Shaka, waktu itu terasa seperti seabad.Shaka tidak pernah seperti ini sebelumnya. Bahkan ke Mutiara.Shaka menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan rasa gelisah.Entah kenapa, sejak Alisha dibawa masuk ke ruang dokter, dadanya seperti terhimpit sesuatu. Ia tak menyangka akan merasa seburuk ini hanya karena luka kecil di lengan wanita itu.Di sisi lain, ayah dan ibu Alisha duduk bersebelahan, menatap Shaka dengan pandangan tajam.Pak Hasan akhirnya membuka suara, nada bicaranya dalam dan berat."Saya rasa kita perlu bicara.”Shaka menoleh pelan, mencoba menjaga ekspresinya tetap tenang.“Ya, tentu, Pak,” jawabnya sopan.“Saya dan istri saya mendengar kabar… tentang hubungan Anda dengan wanita bernama Mutiar

  • Menjadi Istri Tuan Muda Arogan   58

    Sebelum Alisha menjawab, sebuah mobil berhenti di depan toko. Mobil mewah itu terasa familiar tetapi Alisha harus mengingatnya lebih dulu. Nafas Alisha tercekat dan dia langsung panik ketika melihat suaminya turun dari mobil tersebut. Dia mendekat ke toko pakaian Alisha. Alisha tak ingin lagi melihat Shaka. Hatinya sudah sangat kecewa. Alisha tidak bermaksud untuk menghina peninggalan neneknya Shaka. Dia bersedia ganti rugi dengan uang tetapi dia juga tidak dihargai sama sekali sebagai istrinya. "Jadi kau disini," ucap Shaka. "Ada apa mas? Kau seharusnya tidak datang kesini bukan? Orang tuaku sedang menuju ke kediaman keluarga besarmu," ucap Alisha tanpa menatap Shaka. "Dan kau...bermesraan dengan pria lain. Kau selingkuh." Aido mengernyitkan keningnya kesal. Jadi dia adalah suaminya Alisha. Ketara sekali suaminya arogan. Aido benar-benar sangat marah. "Jika kau tidak bisa mengubah dirimu menjadi lebih baik untuk istrimu, sebaiknya ceraikan saja dia!" tukas Aido

  • Menjadi Istri Tuan Muda Arogan   57

    Alisha mencoba menghentikan ayahnya. Namun Inayah dan Yumna malah setuju. "Alisha, kamu tidak perlu takut. Kami akan selalu disini untukmu," ucap Inayah, ibunya. Akhirnya Alisha tak menghentikan ayahnya. Inayah memutuskan untuk ikut suaminya pergi ke kediaman keluargq Rainhold. Langit siang itu tampak teduh, seolah menenangkan hati yang bergolak di dada Alisha. Mobil hitam yang ditumpanginya melaju pelan menyusuri jalan menuju pusat kota. Ayah dan ibunya sudah lebih dulu pergi ke sana—menemui keluarga Shaka. Alisha tahu ayahnya tidak akan diam, dan justru itu yang membuatnya gelisah. Ia tidak ingin semua berakhir dengan pertikaian. Namun di sisi lain, Alisha juga tahu, berdiam diri hanya akan membuatnya semakin sesak. Maka ia memilih untuk datang ke tempat yang paling menenangkannya—toko pakaian kecil yang dulu ia bangun dengan tangannya sendiri. Tempat yang kini menjadi simbol siapa dirinya sebelum terikat dalam dunia Shaka yang penuh gengsi dan tekanan. Begitu mob

  • Menjadi Istri Tuan Muda Arogan   56

    Di hotel, Alisha langsung menemukan Shaka tengah membereskan pakaiannya ke dalam koper. "Mas Shaka, tolong jangan seperti ini," kata Alisha seraya meneteskan air matanya. Namun Shaka mengabaikan Alisha. Dia tetap memasukkan pakaiannya ke dama koper. "Aku hanya ingin mengganti rugi mas. Mungkin dengan motif yang sama, itu bisa membuat hatimu menjadi lebih tenang," kata Alisha lirih. "Kau itu benar-benar bodoh ya! Mana mungkin benda yang sama dapat menggantikan kenangan seseorang. Bneda dari nenekku itu, tidak ada yang bisa menggantikannya meskipun ada lagi yang membuatnya dan jauh lebih baik, itu peninggalan berharga dari nenekku, dasar bodoh," ketus Shhaka. "Maafkan aku mas," bisik ALisha. "Aku menyesal. Tolong maafkan aku," bisik Alisha. Shaka tak bergeming dan tetap melanjutkan beres-beres. Setelah membereskan semuanya, Shaka pun menarik kopernya keluar. Alisha mengikuti Shaka hingga mereka masuk ke dalam taksi. Taksir itu membawa mereka ke bandara.

  • Menjadi Istri Tuan Muda Arogan   55

    Di rumah yang tidak cukup besar itu, Mutiara mengamuk. Dia melemparkan barang-barang seperti vas bunga, pajangan dinding, dan masih banyak lagi. Semua itu Mutiara lakukan karena dia begitu marah dipindahkan secara paksa oleh ayahnya agar dia tidak lagi mengganggu kehidupan Shaka. Masalahnya, Shaka dihubungi berkali-kali tidak mengangkat. Bagaimana Mutiata tidak panik kalau begitu? Mutiara penasaran apakah ponsel Shaka masih di Alisha. Dia menunggu kabar Shaka dan Alisha pulang segera. Tentu saja dia menarub mata-mata di kediaman keluarga besar Rainhold. Salah satu pelayan disana dibayar oleh Muitiara untuk memberikan informasi tentang berita terbaru di keluarga tersebut dan jika Shaka dan Alisha pulang kesana, pelayan itu harus memberitahu Mutiara. "Sialan!" teriak Mutiara. Di sisi lain, Alisha mengunjungi sebuah toko peralatan rumah tangga yang dibuat menggunakan tangan. Alisha pun bertemu dengan pemilik toko tersebut yang tengah membuat cangkir-cangkir teh. Be

  • Menjadi Istri Tuan Muda Arogan   54

    Shaka melihat-lihat barang. Sementara Alisha melihat-lihat skincare. Dia tidak membeli jadikan untuk Yumna sebelumnya dan sekarang Shaka membawanya ke mall. “Mahal-mahal juga ya?” bisik Alisha. Setelah mengambil beberapa, Alisha pergi ke tempat Shaka. "Mas kamu membeli semua itu buat apa?" tanya Alisha. Banyak barang-barang rumah tangga yang dibeli Shaka. "Untuk keluargamu bukan? Untuk ibuku juga dan untuk persediaan di rumah," jawab Shaka. "Tetapi apa tidak sebaiknya beli di tempat kita saja mas?" tanya Alisha. "Kalau beli disini, lebih murah," jawab Shaka. "Jadi. Lebih murah tapi kualitasnya lebih bagus ya mas?" tanya Alisha. Shaka hanya menganggukkan kepalanya. Setelah membeli barang-barang, mereka pergi ke tempat pakaian. Shaka membelikan Alisha sebuah kaos. Alisha disuruh mengambil beberapa pakaian yang dia suka tetapi Alisha menolak karena setelah dia menikah dengan Shaka, lemari di kamarnya sudah penuh dengan pakaian baru. Setelah selesai, mereka pun pulang. Shaka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status