Share

Miliarder Itu Ternyata Suamiku
Miliarder Itu Ternyata Suamiku
Penulis: Nafzak

Satu

"Wah, ada mobil terbakar! Mobil siapa yah?" gumam seorang gadis yang sedang mencari kayu di hutan.

"Ke, tolong!" Teriak seseorang di balik bukit yang dikeluarkan tak terdengar.

Sang gadis mendekat ke arah suara, dan melihat seorang pemuda sedang meringkuk kesakitan.

"Tolong saya!" katanya lagi.

"Sebentar aku cari sesuatu!" jawab gadis itu, yang kemungkinan baru 16 tahunan, kemudian dia mengambil daun pisang.

Lalu pergi ke tepi sungai untuk mengambil air, kemudian dia mendekati pemuda itu kembali.

"Ini minumlah!" katanya, dengan menenggakkan daun pisang berisi air ke atas mulut si pria asing itu.

Gadis itu membawa si pria asing yang tak di kenalnya, dan membawa ke gubugnya.

"Siapa dia Ndok?" tanya Bapak si gadis.

"Nda tahu Pak, saya temukan di hutan pas saya mencari kayu!" jawabnya.

"Ya udah bawa masuk dulu, biar Bapak obatin!" titah pria paruh baya itu. Di bantu Bapaknya, gadis itu membaringkan si pria asing, dipan kayu.

Dengan telaten, pria paruh baya itu membersihkan luka dan mengobatinya.

Gadis itu adalah Rahayu, yang di besarkan oleh bapaknya saja. Karena Ibunya sudah meninggal saat Ayu duduk di kelas 6 SD.

Keseharian Ayu dan Bapaknya adalah bertani dan berkebun, setiap pulang sekolah Ayu selalu membantu bapaknya untuk mencari kayu di hutan.

"Ndo, ambilin baju Bapa, untuk menyalinnya! titah bapaknya, yang bernama pak Parta. Ayu mengambil Batu setel pakaian Bapaknya yang ada di lemari.

Lalu diberikan kepada Bapaknya, kemudian Pak Parta menyalini pemuda itu setelah mengobatinya. Sementara Ayu pergi ke dapur untuk memasak.

Setelah selesai masak Ayu pun pergi ke sumur untuk mandi dan Pulang membawa air di tangannya, untuk memasak besok.

Begitu tiba di rumah ternyata sang Pemuda sudah sadarkan diri dan sedang diinterogasi oleh Bapaknya.

"Nama, mas nya ini siapa? Kenapa bisa ada di hutan? Dengan keadaan begini!" tanya Pak Parta.

"Saya kecelakaan pak! Mobil saya terbakar!" jawab si pria.

"Kalau boleh Bapak tahu, nama mas nya siapa? Nama Bapa, Parta!" ucap pak Parta.

"Nama saya Fernando! ngomong ngomong, Terima kasih banyak Bapak sudah membantuku!" ucap Fernando.

Ayu mendekati mereka dengan membawa wadah nasi dan lauknya.

"Perkenalkan, ini anak saya!" ucap Pak Parta.

Fernando mengulurkan tangan dan saling menyebutkan namanya. Kemudian Ayu kembali ke dapur untuk membawa piring dan gelas juga air minum.

Fernando pun mengambil nasi dan lauknya,walau pun bukan seleranya.

Tapi dia tetap memakannya dari pada kelaparan. Setelah selesai makan, pak Parta pergi ke rumah Pak RT, guna melaporkan kedatangan tamu,Kemudian kembali lagi ke rumah.

Malam begitu gelap, hanya terang rembulan menyinari gelapnya malam itu.

Ayu sepertinya sedang duduk di teras,sambil memandangi rembulan.

"Boleh aku duduk?" tanya Fernando. Ayu membalas dengan anggukan, dan menggeser bokongnya.

Kemudian Fernando duduk di sebelah Ayu,dan akhirnya mereka pun ngobrol dengan asyiknya. 

 tak terasa satu bulan di lalui Fernando di desa itu, keadaannya kini sudah sangat sehat. Benih benih cinta di antara keduanya pun mulai tumbuh.

Pagi pagi sekali, Fernando sudah bangun dan menikmati segelas kopi, dan pisang goreng bersama pak parta. 

"Pak, saya mau berbicara dengan Bapak!" kata Fernando.

"Bicara apa nak?" tanya Pak parta sambil nyeruput kopinya.

"Saya mencintai anak Bapak! Kalau di izinkan dan atas restu Bapak, saya akan menikahi anak Bapa!" ucap Fernando. 

"Tapi, Ayu kan masih kelas dua SMP, dan usianya belum matang!" jawab Pak Parta. 

"Saya mengusulkan menikah secara siri dulu Pak, buat pengikat saja! Nanti saya kembali, setelah urusan saya di kota selesai." kata Fernando. 

Pak Parta memanggil putri nya, Ayu pun segera mendekat dan duduk di samping bapaknya. 

"Ndok, ini nak Fernando merekomendasikan menikahi Mu! Apa kau bersedia?" tanya Pak Parta. 

Ayu melirik ke arah Fernando, yang dibalas dengan anggukkan oleh Fernando. 

Kemudian dia menatap Bapaknya dan menganggukkan kepalanya. 

"Tapi sementara kalian nikah siri, karena umurmu belum memenuhi syarat!" kata Pak Parta. 

Ayu menganggukkan kepalanya dan Pak Parta bersiap untuk acara nanti malam.

Fernando membuka dompetnya, karna hanya itu yang tersisa di saku celananya.

Masih lengkap kartu ATM dan yang lainnya. 

"Pak, apa ada mesin ATM di desa ini?" tanya Fernando. 

"Jauh nak, kalo di bank ada!" kata pak Parta. 

"Bisa suruh seseorang untuk mengantar saya?" kata Fernando, pak Parta membalas dengan anggukan, kemudian beliau pergi ke rumah tetangganya, untuk mengantarkan kan Fernando ke bank. 

Di antar tetangga Pak Parta, Fernando pun pergi ke Bank untuk mengambil uang. 

Fernando mengambil beberapa jumlah uang, setelah itu dia kembali ke rumah pak Parta, setelah memberikan uang pada ojek, Fernando segera masuk ke dalam rumah. 

Bersambung... 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
BULAN SABIT MERAH
bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
yani
mimpi apa, di nikahi sama pria tampan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status