Share

Bab 7. Tujuan

Nana memelukku, dia seperti telah nyaman berada di dalam tubuh Nur.

"Nana boleh datang padaku kapan saja. Aku pasti akan bermain dengan Nana," ucapku menghibur.

Nana kemudian keluar dari tubuh Nur, menyisakan luka di hati Nur yang Nur sendiri tak tahu penyebabnya. Nur seketika menangis, dia merasakan sakit hati yang amat luar biasa.

"Kenapa aku  menangis? Hiks ... hiks ... hiks ..., apa yang terjadi padaku?" ucap Nur yang sepertinya merasa heran.

"Tidak apa-apa. Ayo kita jalan lagi, nanti keburu sore," ajakku pada Nur.

***

Siang hari, matahari sangat terik. Aku dan Nur telah sampai di makam Bulan. Di makam itu ditanami tumbuhan yang menghasilkan bunga yang mulai bermekaran.

Nur segera mencabut rumput liar yang bersatu dengan tanaman itu. Kata Nur, dia dan keluarganya sangat berhutang budi pada Mbah Atmo dan Bi Sari. Mereka sering membantu orangtua Nur yang sering kali mengalami gagal panen. Karena itu, Nur sering datang ke rumah Mbah Atmo dan Bi Sari hanya untuk sekedar membantu membereskan rumah atau untuk menjaga rumah di saat mereka tak ada di rumah.

Setelah selesai mencabut rumput liar, aku dan Nur mulai berdoa di makam Bulan. Aku sesekali melihat ke sekitarku, rupanya banyak pasang mata yang mengawasiku dari jauh.

Aku mencoba tenang, Nur pasti sangat takut bila aku memberitahunya.

"Aldi ... sepertinya, mereka semua menyukaimu," bisik Nana padaku.

Aku mencoba fokus pada hafalanku. Tapi, tubuhku tak bisa berhenti bergetar.

"Aldi ... pergilan dari sini. Mereka terlihat memiliki niat jahat padamu," bisik Nana sekali lagi.

"Diamlah," jawabku.

Nur melihat ke arahku dengan heran, "Apa Kakak bicara sesuatu?"

"Hmm ... tidak. Lanjutkan saja berdoanya."

Aku mencoba tak menghiraukan mereka. Walaupun dalam hatiku, aku sangat ketakutan.

Setelah menyiram air dan menabur bunga, kami berpamitan pada Bulan. Aku sengaja tak melihat ke arah mereka yang mengawasiku. Aku takut bila mereka tahu aku bisa melihat mereka, mereka akan mulai menggangguku.

***

Hari mulai petang, aku bergegas pulang agar Bi Sari tidak khawatir. Aku berpisah dengan Nur di persimpangan jalan menuju rumah Bi Sari. Nur terlihat melambaikan tangannya padaku dari jauh, dia tersenyum dan berbalik pergi.

Aku berjalan sekitar lima menit dari persimpangan tadi. Aku kembali melihat Ki Demang di depan rumahnya. Sepertinya, Ki Demang tengah menungguku.

Aku berinisiatif berpura-pura tak melihatnya, agar Ki Demang tak menggangguku lagi.

"Kau tidak perlu berpura-pura tak melihatku, anak muda," ucap Ki Demang.

Tanpa memedulikannya, aku terus berjalan menuju rumah Bi Sari.

Tiba-tiba Ki Demang sudah berdiri tegak di hadapanku. Dia membawa tongkat kayu dan menodongkannya ke arah wajahku.

Tak!

Nana dengan sigap melindungiku, dia langsung menepis tongkat itu dan melemparnya jauh.

"Teman kecilmu ini cukup hebat rupanya." Ki Demang kembali tersenyum.

"Aku hanya ingin memperingatkanmu. Jangan pernah berurusan dengan makhluk penghuni desa ini. Kalau tidak, kau akan menyesal seumur hidupmu."

Ki Demang tiba-tiba menghilang, menyisakan aroma khas yang menyengat dari kayu bakar yang telah menjadi arang.

***

Sesampainya di rumah, aku segera memberitahukan kejadian yang aku alami pada Mbah Atmo dan Bi Sari.

"Mereka akan terus mengganggumu. Karena mereka tahu kau bisa melihat mereka. Saran Mbah, jangan sesekali berurusan dengan mereka. Saat berpapasan, berpura-puralah seperti tak melihat mereka," ucap Mbah Atmo padaku.

Otakku tak dapat mencerna, ini masih sangat janggal di pikiranku. Mbah Atmo bilang, beliau tidak tahu pasti kenapa aku sangat disenangi oleh mereka. Yang pasti, mereka seperti menginginkan sesuatu dariku yang Mbah Atmo saja tidak tahu pastinya.

Aku kemudian berbaring di kamarku, sejenak berpikir tentang kejadian janggal yang aku alami akhir-akhir ini.

"Kau hanya perlu menghidari mereka," celetuk seorang gadis di sampingku.

Aku terperanjat, segera aku bangun dari kasurku.

Aku melihat Bulan sedang duduk di jendela yang sengaja aku buka. Jendela itu menghadap ke ladang warga yang sudah mulai terlihat sangat gelap.

"B-Bulan ...."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status