Home / Romansa / My enemy, My husband / 18. SEPASANG SEPATU

Share

18. SEPASANG SEPATU

last update Huling Na-update: 2025-08-07 21:04:18

"Sejak awal kita tak pernah sejalan. Selalu bertengkar dengan hal-hal kecil. Dan selalu saling membenci meskipun harus membohongi perasaan sendiri."

****

Terkadang, apa yang benar-benar kita yakini bisa berubah dalam sekejap tanpa kita sadari. Dulu, Lura bersumpah untuk tidak menyukai lelaki yang begitu benci padanya, Lura yakin jika dia tidak akan luluh, atau bahkan menyimpan rasa pada lelaki kasar dan pemarah seperti Gerlan.

Namun kini, sekuat apapun dia menyangkal perasaannya, rasa sakit yang timbul atas ucapan Gerlan malam tadi berhasil membuatnya terluka.

"Lo udah bangun? Sarapannya--," Gauri baru saja membuka kamarnya, mendapati Lura yang tengah duduk sambil mengusap matanya membuat Guari diam.

Gadis yang masih mengenakan pakaian tidurnya itu pun menghela napas kasar, dia masuk dan duduk di samping Lura.

"Lo kenapa, sih? Gue kaget tau nggak, tadi malam lo dateng tiba-tiba sambil bawa koper," ucap Gauri. Lura hanya tersenyum membalasnya. Malam tadi saat melihat wajah sedih Lura,
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • My enemy, My husband   19. SECANGKIR KOPI HANGAT

    "Cinta yang disembunyikan adalah luka yang tak pernah sembuh."****Lura tak benar-benar mengerti perasaan yang menguasainya saat ini. Yang jelas, dadanya terasa sesak. Dia tidak menyangka jika jatuh cinta dan harus melepaskan, nyatanya semenyakitkan ini.Entah sudah berapa kali Lura mengusap air matanya, dia tidak bisa berhenti menangis. Deringan telepon dari Gauri dan Jean silih berganti, tapi tak satupun ia jawab. Ia hanya menatap kosong ke luar jendela, menembus kerlap-kerlip lampu kota dari balik kaca mobil.Dunia di luar terus bergerak, tapi hatinya tertinggal di satu titik yang tak bisa ia tinggalkan.Tanpa sadar, taksi telah b

  • My enemy, My husband   18. SEPASANG SEPATU

    "Sejak awal kita tak pernah sejalan. Selalu bertengkar dengan hal-hal kecil. Dan selalu saling membenci meskipun harus membohongi perasaan sendiri."****Terkadang, apa yang benar-benar kita yakini bisa berubah dalam sekejap tanpa kita sadari. Dulu, Lura bersumpah untuk tidak menyukai lelaki yang begitu benci padanya, Lura yakin jika dia tidak akan luluh, atau bahkan menyimpan rasa pada lelaki kasar dan pemarah seperti Gerlan.Namun kini, sekuat apapun dia menyangkal perasaannya, rasa sakit yang timbul atas ucapan Gerlan malam tadi berhasil membuatnya terluka."Lo udah bangun? Sarapannya--," Gauri baru saja membuka kamarnya, mendapati Lura yang tengah duduk sambil mengusap matanya membuat Guari diam.Gadis yang masih mengenakan pakaian tidurnya itu pun menghela napas kasar, dia masuk dan duduk di samping Lura."Lo kenapa, sih? Gue kaget tau nggak, tadi malam lo dateng tiba-tiba sambil bawa koper," ucap Gauri. Lura hanya tersenyum membalasnya. Malam tadi saat melihat wajah sedih Lura,

  • My enemy, My husband   17. TAPI TAHUKAH KAMU?

    "Kita pernah saling membenci. Sebelum akhirnya sadar dengan perasaan sendiri."***"What?! Dia bilang Lura itu pacarnya?!" teriak Frea ta percaya di dalam mobil saat baru saja mendengar jawaban Flora. "Hm. Coba lo pikir, siapa yang percaya kalau si jalang itu pacarnya?" balas Flora kesal sambil menumpu sebelah tangannya di jendela mobil. Mereka masih berada di tempat tadi, terlalu kesal karena rencana yang sudah mereka susun gagal karena kedatangan Gerlan."Jelas nggak ada yang percaya, lah. Mereka aja musuhan, yakali bisa pacaran. Gue yakin, nih. Si jalang itu pasti godain Gerlan, kalau nggak mana mungkin dia mau bawa pelacur itu pergi," dumel Frea. Dia sangat yakin dengan ucapannya karena memang sudah terlihat jelas, jika Lura dan Gerlan itu tak pernah akur. Satu kampus pasti sudah tahu. Jadi sangat-sangat mustahil jika mereka memiliki hubungan. "Liat aja nanti, gue nggak akan berhenti walaupun dia ngancem gue pake

  • My enemy, My husband   16. PERASAAN YANG SALAH

    "Bagiku dulu, kamu adalah seseorang yang pantas untuk ku benci. Yang selalu ingin aku hindari. Namun kini, kamu adalah seseorang yang selalu aku butuhkan. Yang selalu ku jadikan alasan untuk bisa bahagia."****Sepasang kaki yang dibalut sneakers hitam itu melangkah memasuki kawasan rumah sakit dengan sebuah kotak yang berisi beberapa cup muffin di tangannya. Saat di kampus tadi dia ingin mengabari Gauri dan Jean jika dia akan langsung pulang, namun sayangnya sehabis dari toilet dia baru menyadari jika ponselnya kehabisan baterai. Semoga saja kedua gadis itu tidak menunggunya. Niat Lura datang ke sini bukan hanya ingin bertemu Anna dan memberikan muffin ini padanya, tapi karena hari ini obat yang dia pesan pada Dokter Joshua yang biasa menanganinya sudah tiba, maka dari itu Lura sekalian mengambilnya.  Sementara tak jauh dari sana, empat pasang mata mengamati pergerakkannya dari dalam mobil. Salah satu ora

  • My enemy, My husband   15. MASA LALU GERLAN

    "Kita adalah dua insan yang terlanjur berbeda. Saling mencintai dan tetap bersama hanya akan menyakiti hati satu sama lain."****Langit-langit kamar adalah objek yang pertama kali Lura lihat saat dia membuka mata. Dia mengerjab perlahan, dan melirik sekelilingnya dengan mata setengah terbuka."Bentar. Berarti tadi mimpi?" tanya Lura dalam hati. Dia mendengus pelan, suasana hatinya tiba-tiba menjadi buruk karena lelaki itu telah berani masuk ke dalam mimpinya. Lura dengan kesal bangkit duduk, dan mengusap kasar wajahnya. Tadi seingatnya dia duduk di sofa sambil menonton film seorang diri. Dan sekarang, mengapa dia telah berada di kamar? Apa lelaki itu yang memindahkannya?Ah, membayangkan itu membuat Lura semakin membencinya. Perlakuan anehnya itu yang membuat Lura kepikiran dan berakhir menjadi mimpi buruk.Ya, buruk. Sangat buruk.Dia melirik ke arah jam digital di atas nakas yang menunjukkan pukul satu lewat sepuluh menit dini hari. Yang berarti sudah hampir empat jam dia tertid

  • My enemy, My husband   14. BUKAN MUFFIN BIASA

    "Haruskah aku pergi meninggalkannya? Dan membiarkannya bahagia bersama seseorang yang dapat berada di sampingnya untuk waktu yang lama?"****Setelah menghadiri kelas terakhirnya di siang hari ini, Lura pun berencana untuk segera pulang. Kini dia tengah berjalan di koridor kampus seorang diri hendak menuju gerbang depan untuk menaiki taksi seperti biasa. Jean dan Gauri mungkin sudah pulang duluan karena mereka tidak mengambil mata kuliah yang sama dengannya. Tidak, lebih tepatnya Lura mengulang mata kuliah, maka dari itu semester ini dia kembali bertemu dengan mata kuliah yang sama.Langkahnya melambat karena dering pada ponselnya. Ada panggilan video dari seseorang, melihat itu Lura pun langsung menerima panggilan."Halo kak, Lura! Kakak apa kabar?"Seorang gadis dengan pakaian berwarna pink itu tersenyum cerah ke arahnya."Hai, Anna! Kakak baik. Anna gimana?""Anna juga baik, Kak," jawab gadis itu, di belakangnya terlihat tiang infus, yang berarti dia masih berada di rumah sakit.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status