Share

Bab 11

NASI KOTAK BUATANKU DISHARE DI GROUP

POV EVI

Kenapa badan jadi meriang begini. Jangan-jangan ucapan Suci kemarin tidak main-main. Aku mau dijadiin tumbalnya.

"Ayo, Ma. Papa antar ke dokter sekarang," ajak suamiku.

"Sepertinya sakit Mama bukan sakit biasa, Pa," jawabku sambil mengusap bagian tubuh yang terasa nyeri.

"Bukan sakit biasa gimana?"

"Mending kita ke orang pintar saja, Pa."

"Orang pintar?"

"Iya, sakit Mama ini karena mau dijadikan tumbal oleh Suci. Kemarin dia bilang sendiri. Banyak saksinya."

"Suci istrinya Ihsan?"

"Siapa lagi. Ayo, Pa, cepetan. Mama takut."

Akhirnya aku dan Mas Marno pergi ke tempat Mbah Sih–orang pintar yang cukup terkenal di daerah kami.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di tempat perempuan tua yang umurnya sudah hampir seratus tahun itu.

"Mbah, saya mau minta tolong. Apa benar ada orang yang mau menjadikan saya tumbal pesugihan?" tanyaku ketika sudah bertemu dengan Mbah Sih.

Dia menatapku lalu memegang kepalaku dengan sedikit menekan. "Apa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status