Noda Dalam Pernikahan

Noda Dalam Pernikahan

By:  Ina R  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
33Chapters
3.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Aini, perempuan cantik juga kaya pemilik butik dan perusahaan peninggalan sang ayah. Menikah dengan laki-laki bernama Arya. Aini merasa begitu bahagia hidup bersama Arya, lelaki tampan juga perhatian, dan selalu memanjakannya dengan perhatian- perhatian kecil. Arya selalu memberikan makanan kesukaan Aini, hingga membuat berat badannya semakin hari semakin bertambah. Namun, siapa sangka suami yang begitu dicintai dan di percayainya ternyata dengan tega menduakannya. Bahkan diam-diam sudah menikah, dengan alasan dijebak. Wanita mana yang tidak tersakiti hatinya, dan bisa menerima kebohongan suami? Aini tidak menyangka hal pahit yang dirasakan ayahnya dulu, kini ia pun merasakan. Dikhianati orang tersayang. Merasa sakit hati, Aini ingin memberi pelajaran terhadap Arya dan gundiknya, Anita. Hingga akhirnya Aini berhasil membongkar kebohongan Anita, bahwa anak yang ada dalam kandungannya bukanlah anak Arya. Setelah berhasil membongkar kebohongan Anita, Anin juga berhasil membuat Anita mendekam di penjara atas kasus penganiayaan atas dirinya. Mengetahui itu Arya merasa begitu syok dan terpukul. Tetapi, menyesal pun percuma nasi sudah menjadi bubur karena Aini tetap memelih untuk berpisah.

View More
Noda Dalam Pernikahan Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
33 Chapters
Sesuatu yang Mencurigakan
'Tidak ada perempuan yang hatinya baik-baik saja setelah diduakan'*Sudah hampir 30 menit aku mengacak-ngacak lemari pakaian. Mencari pakaian yang pas untuk kukenakan pergi ke pesta tunangan teman Mas Arya. Rasanya tidak ada yang cocok, bukan karena modelnya yang tidak sesuai, bukan! Tetapi, karena hampir semua bajuku tidak muat dengan tubuhku.Aku mematut diri di depan cermin, astaga sejak kapan tubuhku berubah dengan daging berlebihan seperti ini? Sepuluh bulan yang lalu sebelum Mas Arya melamarku tubuhku begitu ideal. Menyadari ini, membuatku sedikit frustasi. Bagaimana mungkin seorang Aini cindrella telah berubah menjadi gajah bengkak. Rasanya tak ada baju yang pantas kukenakan, sekalinya muat membuat dadaku terasa sesak karena terlalu sempit."Ai, berapa lama lagi kamu akan selesai?" teriak Mas Arya dari luar kamar."Sebentar!" jawabku, akhirnya aku menjatuhkan pilihan pada dres selutut berwarna silver, setidaknya ini sedikit lebih longgar dan juga cocok dibandingkan dengan yang
Read more
Pelajaran Untuk Pelakor
'Kesetian seseorang tidak diukur berapa besar rasa perhatiannya padamu. Tetapi, bagaimana cara ia menjaga hati saat jauh darimu'*Mataku mengerjap saat jam beker berdering nyaring di atas nakas, antara sadar dan tidak tanganku menggapai-gapai jam beker, dan berniat mematikannya. Setelahnya, aku kembali tertidur. Lagi-lagi jam beker terus berdering, mataku memicing menatap jam beker dalam genggamanku, pukul menunjukkan 04.40 WIB, aku segera bangun. Kulihat Mas Arya masih tertidur pulas, dengan dengkuran halus khasnya. Mengingat semalam aku tertidur, saat dalam perjalanan pulang, aku tersenyum geli pasti Mas Arya kepayahan menggendongku dari dalam mobil sampai ke kamar.Aku menuruni ranjang, melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan menggosok gigi. Setelahnya aku membangunkan Mas Arya untuk melaksanakan dua rakaat, setidaknya begini-begini aku masih ingat Tuhan, bagaimanapun akulah yang membutuhkan Sang Pencipta. Tetapi, Mas Arya masih bergeming. Akhirnya aku mem
Read more
Lebih Tajam Dari Pisau
Aku tengah mengupas buah naga di balkon kamar, sembari menikmati sunset sore. Mas Arya menghampiriku. Memeluk tubuhku dari belakang, lalu mencium pipiku seperti yang sering ia lakukan sehabis pulang kerja. Aku bergeming tidak menanggapi seperti biasanya, mengingat bagaimana ia telah membagi pelukan dan ciuman itu pada wanita lain. Setelahnya Mas Arya duduk di samping kiriku."Sayang, apa tadi pagi kamu ke kantor?" Tangannya mengambil potongan buah yang telah ku potong di atas piring. "Sepertinya Mas melihat mobilmu di parkiran," tanyanya lagi memecah kesunyian.Aku masih diam sembari terus mengupas buah naga kedua, tanpa sengaja tanganku teriris, darah segar keluar dari bagian luka di tanganku."Hei, Honey tanganmu terluka!" Menyadari itu Mas Arya dengan sigap meraih tanganku dan memasukkannya ke dalam mulutnya agar darahnya berhenti mengalir.Lelaki ini, kenapa begitu pintar bersandiwara? Aku segera menarik tanganku."Ini tidak seberapa sakit dari luka yang kamu buat," ucapku santai.
Read more
Kejutan
Permisi, Mbak ada paket untuk, Mbak!" ucap Mas kurir, sembari menyerahkan sebuah paket berukuran persegi."Pa-paket?" tanyaku heran. "Rasanya saya tidak pernah memesan barang!" Tanganku terulur menerima paket yang diberikan Mas kurir."Saya hanya mengantarkan sesuai alamat pesanan, Mbak," balasnya sambil tersrnyum. "Silahkan tanda tangan di sini, Mbak," sambungnya lagi sambil memberikan sebuah surat tanda terima paket.Aku pun menanda tangani kertas yang disodorkan Mas kurir tersebut. Setelahnya Mas kurir pun pamit. Karena rasa penasaran aku segera membuka paketnya.'Hallo, Mbak apa kabarmu? Aku ingin mengembalikan jam tangan Mas Arya, kemarin malam ketinggalan di kamarku, setelah kami memadu kasih'Seketika rasanya darah di kepalaku mendidih, membaca pesan ja*ang itu. Bre*gsek beraninya dia mengirim ini untukku. Aku meremas kertasnya lalu melemparnya dengan kuat.Kedebug!"Aww ...," pekikku.Tanganku menghantam pintu kamar, seketika aku pun terbangun. Entah sudah berapa lama aku me
Read more
Tekad yang kuat 1
Sesampainya di rumah, hatiku rasanya masih menyisahkan emosi sehabis bertemu perempuan itu, dengan perasaan jengkel aku memasukkan barang-barang yang tadi kubeli ke dalam kulkas. Snack, mie instan dan lainnya, tak lupa aku juga membeli sayur-mayur, daging dan juga ikan segar. Sebuah notif masuk pada aplikasi berwarna hijau. Pesan dari Mas Arya. Aku sengaja tidak membukanya, apa lagi untuk membalasnya. Aku melanjutkan memasukkan barang-barang ke dalam kulkas.Selesai!Aku mengambil ponsel yang tadi kutaruh di atas kulkas. Lalu, menghubungi Hani sahabatku.[Han, lagi apa? Kalau gak sibuk pulang kerja mampir ya! Ada sesuatu yang ingin kubicarakan] aku mengirim pesan pada Hani, tak lama kemudian pesanku di balas.[Oke, Bos] balasnya. Aku terkekeh, dasar si Hani. Kemudian pesan kembali masuk.[Jaga kesehatan ya!] pesan dari Mas Arya yang kesekian kalinya. Membuatku muak, percuma perhatian, tetapi ternyata tukang se*ingkuh.Aku membanting ponsel ke atas kasur dengan gusar. Lalu, berlalu p
Read more
Tekad yang Kuat 2
Selesai makan aku dan Hani berencana pergi nge-gym sehabis Zuhur nanti. Ini pertama kalinya aku pergi nge-gym lagi, setelah menikah. Dulu, sebelum menikah, aku sering nge-gym dan mendatangi pusat kebugaran, menjaga pola makan dan penampilan. Setelah menikah Mas Arya selalu memanjakanku, memberikan segala yang kusuka, dan kuinginkan. Selain itu juga, keahliannya di bidang memasak, juga salah satu faktor tumbuh kembangnya lemak dalam tubuhku, sementara untuk berolah raga aku sudah jarang, bahkan hampir tak pernah."Ai, kamu sudah siap?" tanya Hani, saat keluar dari kamar mandi."Udah nih, ayo berangkat!" ucapku.Karena libur aku sengaja meminta Hani untuk menginap di sini, dan tentunya sudah izin sama orang tuanya. Aku mengeluarkan mobil dari garasi, memanaskan mesinnya sebentar, lalu keluar dari gerbang menuju jalan raya.Selama perjalanan Hani tak henti-hentinya bernyanyi, menirukan penyanyi aslinya, headset yang terpasang di telinganya membuatnya sesuka hati menumpahkan suara cempr
Read more
Tekad yang kuat 3
Sejak memutuskan untuk diet aku selalu rajin melakukan olah raga, mulai dari Jogging, crunch, cardio, plank, jumping jacks dan olah raga lainnya, yang bisa di lakukan di rumah. Biasanya sebelum berangkat kerja aku selalu menyempatkan diri untuk lari ditempat sebanyak 23 kali sama seperti usiaku. Sudah minggu ketiga aku melakukan diet, dan usahaku tidak tidak sia-sia, berat badanku benar-benar berkurang sebanyak 16 kg. Aku begitu merasa senang. Pagi ini, selesai salat subuh aku melangkah keluar kamar, menuruni anak tangga dan menuju dapur. Sebelum berolah raga, aku terlebih dulu membuat sarapan sehat untuk diet. Omelet sayur dan sandwich alpukat. Tak lupa satu gelas susu. "Lagi masak apa, Non?" Tiba-tiba suara Bi Jana mengagetkanku yang tengah asyik membuat omelet sayur. "Bibi! Ngagetin aja." seruku dengan jantung seakan mau copot. "Maaf, Non!" ucap Bi Jana merasa tak enak. "Emang, Non lagi masak apa? Kayaknya senang banget, Nonnya?" tanya Bi Jana lagi. "Ini, Bi aku lagi masak om
Read more
Pengakuan Arya
Aku terbangun dengan kepala yang masih terasa sedikit pusing. Belum sepenuhnya sadar aku mengerjap perlahan, mengamati sekeliling sembari merapikan kepingan ingatan sebelum aku tertidur disini. Lalu, mencoba menggerakkan tangan dan bangun."Syukurlah, Ai kamu sudah sadar!" Aku menoleh, ternyata Mas Arya, sejak kapan dia ada disini? ia tersenyun seraya beranjak dari kursinya, dan langsung membantuku bangun, dengan memegangi tanganku.Rasanya tetap terasa sama, hangat. Tetapi mengingat luka yang ditorehkannya membuatku langsung menarik tanganku.Bersamaan itu, Bi Jana pun datang sambil membawa nampan berisi satu gelas teh hangat di atasnya, terlihat dari asapnya yang masih mengepul."Bi, aku kenapa?" tanyaku, setelah Bi Jana menaruh tehnya di atas nakas."Alhamdulillah syukurlah, Non sudah sadar. Tadi, Non pingsan di garasi, Bibi panik dan segera menelpon Den Arya." Bi Jana menjelaskan. "Untung, Den Arya segera datang," lanjutnya."Pi-pingsan, Bi?" Aku mengulang kalimat yang sama."Iya
Read more
Bermuka Tebal
Hari ini aku masih belum masuk kerja, setelah pingsan kemarin. Tubuhku masih terasa lemas, urusan Butik sudah kuserahkan pada Abel asistenku. Sementara pagi-pagi sekali, Mas Arya sudah berangkat kerja. Aku tidak menghiraukannya, terserah dia mau sarapan atau tidak, bukan urusanku. Semalam dia pun tidur di atas sofa.Saat bangun, mataku menangkap sesuatu di depan cermin, secarik kertas dengan tulisan 'Selamat pagi, perempuan cantik. Sehat selalu ya! I Love U' huh, Mas Arya selalu saja romantis, dasar bucin. Dia pikir aku akan luluh? Hatiku sudah kebal dengan rayuan receh seperti ini, sejak tahu ia telah membaginya dengan wanita lain, rasanya mulai terasa hambar.Aku beranjak dari atas tempat tidur, perlahan menuruni ranjang, setelah salat subuh aku tidur lagi, bangun-bangun sudah jam 07. Aku menuju kamar mandi, untuk membersihkan diri dan menggosok gigi."Bi, tolong buatin susu ya!" ucapku pada Bi Jana saat aku telah duduk di kursi meja makan."Baik, Non!" Sembari menunggu tanganku be
Read more
Sesuatu yang membuatku emosi
"Mbak Elma, tadi ke sini?" Mas Arya bertanya sambil melepas dasinya."Ya begitulah," jawabku acuh tak acuh dengan posisi berbaring di atas sofa, sembari memainkan ponsel."Apa, Mbak Elma ada menggangumu lagi?" Mas Arya masih bertanya, kini ia menghentikan aktivitasnya dan menatapku."Tidak, dia cuma ingin pinjam uang, dan aku tidak memberinya," ucapku santai, toh aku bukan lagi Aini yang dulu yang selalu nurut dengan keluarga Mas Arya. Mbak Elma pun ternyata tau prihal pernikahan Mas Arya dengan perempuan itu. Bahkan dia sendirilah yang terang-terangan memberitahuku.Sejak ia mengatakan bahwa Mas Arya sudah menikah lagi, sejak itu pula aku menganggapnya orang asing."Mas, minta maaf!" Suara Mas Arya terdengar menyesal. Ah, menyesalpun percuma nasi sudah menjadi bubur."Buat apa?" tanyaku, sambil terus memainkan ponsel. Biasanya saat Mas Arya pulang kerja aku selalu menyambutnya dengan hangat, membantunya melepas sepatu, dasi bahkan baju kemeja yang dikenakannya. Tetapi, itu dulu saat
Read more
DMCA.com Protection Status