Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r

Kuserahkan Suamiku Kepada Pelak0r

last updateLast Updated : 2024-06-11
By:  Nike Ardila SariCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
94Chapters
9.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Perselingkuhan Deno yang selama 4 tahun tertutup rapat dari Nelda, akhirnya terbongkar juga lewat ponsel asing yang terletak di bawah lemari. Begitu perih hati Nelda membaca pesan dari wanita lain, namun dia punya rencana. Apakah rencananya? Dan bagaimana dia menjalankan rencananya? Akankah Nelda suatu saat nanti menemukan kebahagiaannya? Simak di kisah berikut ini.

View More

Chapter 1

Ponsel Siapa?

‘’Hp siapa yang berbunyi? Mas Deno? Nggak, aku hapal betul bunyi nada deringnya. Tapi hp siapa?’’ 

Aku yang sedang menidurkan si kecil, buru-buru mencari sumber bunyi tersebut di seluruh sudut ruangan, hingga lemari sekalipun.

Namun tak kutemui. Aneh. Di mana sebenarnya ponsel itu? Suara deringnya kembali terdengar, kali ini lebih lama. Aku menunduk, mencoba melihat ke bawah lemari.

Tampak kilauan cahaya di bawah lemari. Dengan susah payah aku meraih ponsel yang sulit aku gapai. Begitu ponsel asing itu berhasil kugenggam, mataku tertuju pada layar yang menyala.

‘’2 Panggilan tak terjawab dan 2 pesan dari WA? Siapa?’’ Dengan hati terus bertanya bergegas kutelusuri.

‘’Chika sayangku?’’ Membaca nama itu membuat dadaku terasa sesak, seperti  ada ribuan jarum yang menusuk. Tanpa kusadari, air mataku mulai berjatuhan.

‘’A—apa Mas Deno selingkuh di belakangku? Kalo nggak, kenapa nama kontaknya Chika Sayangku? Aku harus cek pesannya,’’ bisikku pelan, air mata terus mengalir membasahi pipiku. Tanganku bergetar saat menekan ikon pesan.

‘’Mas, kapan sih mau menikahiku? Kita udah 4 tahun pacaran loh, loh.’’

Tubuhku seolah kehilangan kekuatan, aku melempar ponsel itu ke atas tempat tidur.

‘’Empat tahun kamu selingkuh Mas? Kenapa aku nggak pernah tahu, begitu licik dan pandainya kamu menutupi semuanya dari aku! Tapi, bagaimana pun menyimpan bangkai suatu saat baunya akan tercium juga.’’

Tanganku mengepal, air mata semakin deras mengalir.

‘’Kamu mau bermain denganku, Mas! Oke, aku akan ikuti permainanmu.’’ Kuseka air mata dengan kasar.

‘’Lelaki brengs*k itu nggak pantas ditangisi. Air matamu akan terbuang sia-sia saja, Nelda!’’

Aku kembali mengambil ponsel itu dengan tangan gemetar, aku memutuskan untuk menghapus pesan dan tanda panggilan dari wanita itu. Lalu, meletakkan ponselnya kembali ke tempat semula, seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa.

‘’Begitu rapatnya kamu tutupi dari aku, Mas.’’

Aku kembali merebahkan tubuh ke tempat tidur, menatap langit-langit kamar. Pandanganku sesekali tertuju pada anakku yang masih terlelap, wajah polosnya membuat hatiku teriris. Aku harus tetap kuat demi anakku, meski hatiku hancur berkeping-keping.

‘’Yang bisa aku lakukan saat ini adalah berpura-pura ngga tahu perselingkuhan kamu, Mas. Sampai rencanaku berjalan dengan lancar.’’ bisik hatiku.

 Hatiku sungguh terasa perih sekali. Beraninya Mas Deno bermain api di belakangku apalagi sudah 4 tahun.

‘’Kamu kira aku ini wanita apaan, Mas!’’ gumamku tersenyum sinis, pintu kamar terdengar berderit.

Aku berpura-pura tertidur. Itu pasti Mas Deno yang masuk kamar. Mungkin dia baru selesai mandi, karena biasanya dia berangkat ke kantor lebih pagi.

‘’Kamu masih tidur, Sayang? Nggak solat?’’

Cuih! Aku jijik mendengar kata sayang dari mulut lelaki seperti kamu Mas. Solat? Kamu berpura-pura saleh, tapi hatimu busuk. Kamu bisa berbohong padaku, tetapi tidak pada Allah.

‘’Tukang selingkuh, nyuruh aku solat. Lucu ya?’’ gumamku dalam hati. Aku menahan tawa sinis dalam hati, tetap berpura-pura terlelap.

‘’Yang, bangun dong. Udah jam berapa ini, bikini aku sarapan.’’ Dia mengguncang tubuhku pelan.

‘’Apaan sih, Mas. Aku masih ngantuk nih. Kamu bikin mi aja sana,’’ jawabku malas, pura-pura baru terbangun. Kuusap mataku pelan.

‘’Mi? Kok kamu gitu sih? Kan kamu tahu, aku nggak suka makan mi,’’ katanya mulai kesal. Aku harus lebih berhati-hati, jangan sampai dia curiga. Segera aku bangkit, mencoba untuk bersikap seperti biasanya walaupun terasa menyakitkan.

‘’Maaf deh, Sayang,’’ kataku pelan. Kata sayang yang keluar dari mulutku terasa begitu menjijikkan bagiku.

‘’Iya. Kamu kan tau kalo Mas nggak suka mi,’’ ucapnya sambil merapikan rambut di depan cermin. Aku menyunggingkan senyum kecil.

‘’Habisnya aku ngantuk banget, Mas.’’

‘’Ya udah, aku bikini kamu sarapan deh. Tapi aku nyuci muka dulu sebentar.’’ Dia hanya mengangguk lantas tersenyum menatapku.  Aku membalas senyumannya, meski di dalam hati terasa muak.

‘’Sandiwara kamu sungguh luarbiasa, Mas!’’ gumamku, aku melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

Setelah selesai, aku melangkah ke dapur. Lalu membuka kulkas. Syukurlah, masih ada ikan dan seikat sayur. Sejujurnya, aku enggan memasak untuk suami yang suka selingkuh, tapi aku tak punya pilihan lain saat ini. Aku harus tetap bersikap seperti biasa, walau rasanya begitu sakit.

Aku bergegas menyiapkan semua bahan. Membersihkan ikan terlebih dahulu lantas memoles dengan bumbu-bumbu halus yaitu bawang putih, bawang merah, kunyit, dan kububuhi garam kasar sesuai selera. Lalu kurebus hingga matang. 

Bayangan pesan wanita itu terus menghantui pikiranku.

‘’Lelaki pembohong dan nggak tahu diri, nggak seharusnya aku pertahankan!’’ kesalku dalam hati.

Aku mencoba menahan amarah. Aku tak mau gegabah dalam bertindak, demi menjalankan semua rencana besar. Aku akan berpura-pura tak tahu bahwa aku sudah mengetahui perselingkuhan Mas Deno.

**

 Tak berselang lama, ikanku tampak sudah matang bergegas aku menggorengnya. Beberapa menit kemudian, aku telah selesai memasak dan merapikan dapur terlebih dahulu.

Tiba-tiba aku merasakan tangan Mas Deno melingkar di pinggangku. Aku berhenti sejenak, merasa jijik dengan sentuhannya. Bayangan dia bersama wanita lain membuatku mual.

‘’Mas, ngapain sih? Ini aku sedang kerja loh,’’ sungutk, berusaha melepaskan diri dari pelukannya. Namun, tenaganya lebih kuat. Dia tak tahu betapa sakitnya hatiku saat ini.

‘’Mas kangen kamu. Kenapa sih? Masa suami sendiri dimarahin,’’ ucapnya manja.

Cuih! Aku hampir ingin muntah mendengar kata-kata manis itu, yang mungkin juga dia ucapkan pada wanita selingkuhannya.

‘’I—iya, Mas. Kan Mas tahu, aku lagi kerja nih,’’ lirihku, berusaha tetap tenang. 

‘’Mas pasti laper kan? Ya udah sarapan dulu, kan Mas mau berangkat kerja. Ntar telat loh,’’ ucapku melepaskan tangan Mas Deno dari pinggangku. Dia seperti terheran menatapku. Semoga saja dia tak curiga dengan sikapku kali ini.

Tanpa mempedulikannya, aku bergegas membawa makanan ke ruang makan, lalu menatanya di meja. Seketika Mas Deno duduk di kursi memandangku aneh.

‘’Kamu kok berubah sekarang, Yang?’’

‘’Apa sih maksudmu, Mas?’’ Aku menatapnya, berpura-pura tak mengerti.

‘’Kamu kayak berubah sekarang, Nel,’’ ulangnya kembali, kali ini lebih serius.

‘’Hah? Berubah gimana? Kamu nggak demam kan, Mas?’’ Aku bergegas menyentuh keningnya untuk memastikan. Dia malah terkekeh pelan, lalu kembali menatapku.

‘’Apaan sih kamu. Mas kan serius nanya.’’

‘’Kamu yang apaan, Mas. Kamu bilang aku berubah dari mananya berubah coba?’’ kesalku.

Tanganku sibuk menuangkan kopi hangat. Mas Deno memandangku dengan penuh tanya, tapi aku tak peduli. Saat ini aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk membalas pengkianatannya.

Tanganku masih sibuk mengaduk kopi hangat untuk Mas Deno, sekilas menoleh pada lelaki yang masih berstatus sebagai suamiku itu.

‘’Mas meluk kamu aja merasa gimana gitu, aku ini suami kamu loh. Nggak biasanya kamu bersikap kayak gitu,’’ jawab Mas Deno ketus.

‘’Alahh! Gayamu, Mas. Aku jijik memeluk kamu yang bekas dipeluk wanita murahan itu!’’ bisik hatiku.

‘’Kan aku lagi sibuk kerja, Sayang. Masa sih itu aja kamu langsung ngambek. Kayak anak kecil aja,’’ ucapku pelan dan bergegas memeluknya walau terasa jijik olehku.

‘’Iya, iya. Maaf deh, Sayang,’’ sahutnya kemudian. Aku menghela napas pelan.

Segitu aja ngambek. Kamu egois, Mas! Di belakang aku aja selingkuh!

Jangan-jangan itu untuk menutupi aibmu aja. Dasar lelaki!

‘’Ya udah, kita sarapan dulu ya,’’ ucapku sembari melepaskan pelukan. Dia mengangguk lalu tersenyum lebar. Sejak pengkianatannya terbongkar membuat aku malas memandanginya, hatiku hancur.

‘’Mas, Mas. Kamu lihat aja, aku lebih licik dari kamu!’’ Aku membatin sembari tersenyum sinis memandanginya. Oke, aku akan melakukan sesuatu padamu, Mas!

Bersambung.

Bantu support karyaku dengan cara beri ulasan, vote, follow, like, dan komentar ya. Terima kasih. ❤

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
94 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status