Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 102. Jadi, Om Papanya Elodie?!

Share

Bab 102. Jadi, Om Papanya Elodie?!

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-05-22 13:45:13

"Mama, jadi Om tadi Mama kenal? Om baik tadi siapanya Elodie, Ma? Papanya Elodie, bukan?"

Rentetan pertanyaan yang diselimuti rasa penasaran dari bibir Elodie terdengar begitu mendesak Giselle yang kini berada di sampingnya.

Sepeninggal Gerald beberapa menit yang lalu, Elodie terlihat sedih dan anak itu bahkan menangis karena tidak mau ditinggal oleh Gerald. Elodie masih terus bertanya-tanya padanya tentang siapa Gerald, kenapa Mamanya bisa marah pada laki-laki yang ia panggil 'Om' tersebut.

"Mama, kenapa tidak menjawab?" Elodie berdiri di hadapan Giselle dan memiringkan kepalanya dengan wajah siap menangis.

Giselle mengulurkan tangannya menyentuh pipi si kecil dengan lembut dan hangat.

Pertanyaan yang Elodie lontarkan, sangat menyayat hati Giselle.

"Bukan," jawab Giselle menggelengkan kepalanya. "Dia bukan Papanya Elodie, Sayang.”

"Hemm..." Elodie pun tertunduk lesu. Anak itu kembali memeluk Giselle dan diam tidak bertanya-tanya lagi.

Giselle menundukkan kepalanya men
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Te Anastasia
iya kak, karena tiap bab diupload berkala, ya~
goodnovel comment avatar
Erni Farida
kenapa setiap buka kunci kok on giong terus padahal aku sudah beli
goodnovel comment avatar
Iruna
ayo ayo papa gerald,,,,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 103. Kerinduan Elodie pada Papa Telah Terobati

    Hujan turun tak terlalu deras malam ini. Di dalam rumah kecil sederhana milik Giselle, terdengar suara tangisan dan rintihan dari Elodie yang sedang rewel. Elodie kembali demam tinggi dan tidak mau turun dari gendongan Giselle sama sekali. Sejak sore tadi, Elodie tidak mau berhenti menangis bahkan setelah Giselle membawanya ke dokter dua jam yang lalu. "Minum susu ya, Sayang ... sambil Mama gendong," bisik Giselle, wajahnya begitu sedih dan lelah terlihat jelas di sana. "Tidak mau! Elodie pusing, kepalanya sakit mau pecah!" pekik anak itu menangis meronta dalam gendongan Giselle. "Kalau Elodie menangis terus, kepalanya nanti tambah pusing, Nak." Giselle mengusap kening Elodie dengan pelan dan mendekap anaknya tersebut. Elodie tidak kunjung diam, jemari tangannya terasa jelas mencengkeram erat punggung Giselle saat ini. "Ssstttt ... tenang, Sayang. Elodie pejamkan mata saja biar tidak sakit. Mama akan menggendong Elodie terus," ujar Giselle. Anak itu masih menangis dan ti

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 102. Jadi, Om Papanya Elodie?!

    "Mama, jadi Om tadi Mama kenal? Om baik tadi siapanya Elodie, Ma? Papanya Elodie, bukan?" Rentetan pertanyaan yang diselimuti rasa penasaran dari bibir Elodie terdengar begitu mendesak Giselle yang kini berada di sampingnya. Sepeninggal Gerald beberapa menit yang lalu, Elodie terlihat sedih dan anak itu bahkan menangis karena tidak mau ditinggal oleh Gerald. Elodie masih terus bertanya-tanya padanya tentang siapa Gerald, kenapa Mamanya bisa marah pada laki-laki yang ia panggil 'Om' tersebut. "Mama, kenapa tidak menjawab?" Elodie berdiri di hadapan Giselle dan memiringkan kepalanya dengan wajah siap menangis. Giselle mengulurkan tangannya menyentuh pipi si kecil dengan lembut dan hangat. Pertanyaan yang Elodie lontarkan, sangat menyayat hati Giselle. "Bukan," jawab Giselle menggelengkan kepalanya. "Dia bukan Papanya Elodie, Sayang.” "Hemm..." Elodie pun tertunduk lesu. Anak itu kembali memeluk Giselle dan diam tidak bertanya-tanya lagi. Giselle menundukkan kepalanya men

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 101. Kau Tidak Bisa Mengelak Lagi, Giselle

    Dean mengantarkan Giselle pulang sore ini. Sepanjang perjalanan hingga sampai di rumah, Giselle masih tampak begitu terpukul dengan kejadian di tempat kerjanya barusan. Setibanya di kediaman Giselle, mereka masih berdiri di teras dan Dean pun langsung berpamitan. "Kalian cepat masuk dan istirahat. Aku langsung pamit pulang," ujar Dean, laki-laki itu mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala Giselle. "Kau tidak mau mampir dulu?" tanya Giselle menatapnya lekat. "Tidak, Giselle. Kapan-kapan saja ... ada pekerjaan yang belum aku selesaikan." Dean tersenyum manis hingga Giselle membalasnya dengan anggukan kecil. "Kalau begitu, aku pamit," ucap Dean. "Hati-hati di jalan, Dean." "Iya, pasti." Dean menatap Elodie yang kini berdiri sambil menggandeng tangan Giselle. “Bye, Sayang.” Anak kecil manis itu melambaikan tangannya pada Dean dan tersenyum kecil. Dean mengangkat tangannya dan memberikan lambaian tangan pada Elodie. Dean bergegas pergi membawa mobilnya meninggalkan p

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 100. Semua Telah Terbongkar

    Gerald datang ke kediaman orang tuanya setelah ia bertemu dengan Elodie satu jam yang lalu. Sang Papa menghubunginya karena ada suatu hal yang ingin dibahas mengenai pekerjaan. Namun, saat Gerald berjalan melewati ruang keluarga, perhatiannya tersita pada beberapa mainan anak-anak seperti boneka, dan berbagai mainan yang didominasi warna merah muda ada banyak di sana. "Kenapa Mama membeli banyak sekali mainan?" tanya Gerald menatap sang Mama. Marisa yang tidak menyadari kedatangan Gerald, lantas wanita itu menoleh dan ekspresi di wajahnya menjadi gugup dan kebingungan. "Oh ... i-ini, ini Mama beli untuk Cucu teman Mama. Dia berulang tahun besok." Gerald masih menelisik wajah sang Mama. Meskipun ia tahu kalau Mamanya kini tidak berkata jujur. Gerald bisa membaca ekspresi wajah Marisa. "Kenapa masih di sini? Papamu sudah menunggumu di ruangan kerjanya, Gerald." Tak ada jawaban dari Gerald. Namun, laki-laki itu segera melangkah keluar dari dalam ruangan itu dan segera menuj

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 99. Pekerjaan Baru dan Giselle Terus Diburu

    Hari telah berganti, siang ini Gerald berada di kantor miliknya. Laki-laki berparas tampan itu berjalan keluar dari dalam ruang meeting diikuti oleh Sergio. Gerald melihat ada Lucas—ajudannya yang semalam ia perintahkan untuk mencari tahu tentang Giselle. Gerald menoleh pada Sergio dan menatapnya. "Berikan semua berkas hasil meeting tadi pada Jack, minta dia untuk mengetik ulang dan merapikan dokumennya." Sergio mengangguk. "Baik, Tuan." Sergio pun bergegas pergi. Sedangkan Gerald melangkah ke arah ruangannya dan Lucas berdiri di samping pintu menundukkan kepala saat Gerald mendekat. Mereka berdua masuk ke dalam ruangan CEO. Gerald duduk di kursi kerjanya dan menatap Lucas yang berdiri dengan jarak dua meter darinya. "Bagaimana? Apa yang kau dapatkan dari wanita itu?" tanya Gerald, manik mata hitamnya begitu menelisik tajam. "Dari hal yang saya amati, Nona Giselle saat ini sudah bekerja di suatu tempat, Tuan," ungkap Lucas. Kening Gerald mengerut. "Di mana?" "Di sebu

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 98. Aku Gila Saat Kau Jauh Dariku, Giselle

    Beberapa hari kemudian. Setelah tujuh hari Giselle terlepas dari pekerjaannya di kantor Gerald, ia berusaha keras untuk mencari pekerjaan lain di luar. Pekerjaan yang mengizinkan Giselle membawa anaknya. Pagi ini, Giselle menemui seorang teman lamanya yang meminta Giselle datang ke sebuah mini cafe dan bakery milik temannya. Giselle datang membawa Elodie di tempat itu dan mereka disambut dengan hangat oleh Irish. "Akhirnya ... kita bertemu juga!" pekik wanita berambut cokelat terang dan ikal itu, memeluk Giselle dengan erat. "Bagaimana kabarmu, Giselle? Sudah berapa lama kita tidak bertemu?" Giselle tersenyum manis. "Sudah lama sekali, Rish. Sejak aku kembali ke sini dan fokus pada anakku," jawabnya. Irish menoleh pada Elodie yang kini duduk di pangkuan Giselle. "Ya ampun, Elodie saja sudah besar. Padahal dulu terakhir kita bertemu, Elodie masih belajar tengkurap. Iya, kan?" Senyuman dan anggukan menjadi jawaban dari Giselle. Mereka berdua duduk di dalam cafe milik Irish. W

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 97. Perjuangan Seorang Ibu

    Laki-laki dengan stelan tuxedo hitam itu melangkah cepat mendekati Giselle yang kini duduk bersimpuh di kaki Marisa. "Bangun. Jangan seperti ini, Giselle!" seru pria itu menarik pelan pundak Giselle dan membantunya bangun. Ia mendongak menatap Elodie yang menangis dalam pelukan Marisa. Saat itu juga, Dean langsung merebut Elodie dari gendongan Marisa saat wanita tua itu berusaha membujuk Elodie. "Apa yang kau lakukan, Dean?!" pekik Marisa menatapnya marah. "Harusnya saya yang bertanya pada Tante! Apa yang Tante lakukan?!" balas Dean dengan berapi-api. Marisa mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat dan satu langkah mendekati Dean, namun dengan cepat Dean membalikkan badannya dan menyerahkan Elodie pada Giselle. "Mama..." Elodie langsung merengkuh leher Giselle dan memeluknya dengan sangat erat. "Elodie tidak mau ikut Oma, Elodie mau sama Mama!" seru anak itu. Giselle mendekapnya dengan sangat-sangat erat. Wanita itu membenamkan wajah Elodie dalam dekapannya. "Tidak, Sayan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 96. Kumohon, Jangan Ambil Anakku

    Keesokan harinya, Giselle sudah membulatkan tekadnya untuk benar-benar berhenti bekerja di perusahaan milik Gerald. Sejak pagi, Giselle menyibukkan dirinya dengan fokus mengurus si kecil. Elodie yang terjaga semalaman karena demam, membuat Giselle ekstra menjaga buah hatinya. Seperti pagi ini, Giselle harus lebih lembut dan sabar membujuk Elodie yang tengah rewel untuk meminum obatnya. Selalu ada drama dan penolakan dari Elodie setiap harinya. "Elodie tidak mau, Mama nakal sekali ... ini pahit! Elodie tidak suka." Anak itu menangis dan mendorong tangan Giselle. Elodie menangis terbaring di sofa ruang tamu, anak itu lemas dan demam hingga dia tidak mau beraktivitas apapun karena tubuhnya dirasa sakit semua. Giselle masih berusaha dengan sepenuh hati. "Sedikit saja, Sayang. Biar perut Elodie tidak sakit lagi, Nak," bujuk Giselle. Perlahan, Giselle membantu Elodie duduk dan membujuknya dengan sepenuh hati untuk meminum obatnya. Elodie pun meminum obat itu cepat dan dia kemb

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 95. Selama ini Ternyata Keluarga Gilbert Punya Seorang Cucu

    Di tempat lain, Marisa kembali ke kediamannya dengan perasaannya yang diliputi rasa tak menentu setelah ia melihat Giselle bersama Elodie. Wanita setengah baya itu masuk ke dalam rumah dan berjalan ke ruang keluarga di mana suaminya duduk di sana sambil membuka-buka dokumen berkas perusahaannya. "Tumben pulang cepat, Ma? Mana belanjaanmu?" tanya Charles—laki-laki tua itu memperhatikan istrinya yang tampak diam dengan wajah cemas. "Kenapa kau diam?" Charles menelisik wajah istrinya dengan curiga. Marisa mengusap wajahnya dan ia mendekati sang suami. Wanita itu meraih tangan suaminya dan menggenggamnya erat. "Pa, barusan aku di supermarket bertemu dengan Giselle. Papa tahu ... dia memiliki seorang anak, Pa!" seru Marisa dengan ekspresi wajah yang sulut diartikan. "Apa?" Kedua alis tebal Charles menukik tajam. Seperti yang Marisa duga, suaminya pun pasti tidak akan percaya. "Kau tidak salah lihat, kan, Ma?" "Tidak! Untuk apa aku membual padamu!" pekik Marisa. Wanita men

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status