Share

Bab 3: Duri

Penulis: Sena
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-22 21:13:14

Vera terbangun dengan perasaan canggung yang mengancam untuk mencekiknya. Matanya membuka dan disambut oleh pemandangan yang sama dinginnya dengan dinding kamar: Kaelan Sterling.

Ia sudah bangun. Posisinya menyamping ke arah Vera, lengannya ditekuk di bawah kepala. Ia tidak tidur; ia mengawasi. Tatapan Kaelan tenang, tanpa emosi, tetapi mengandung klaim kepemilikan. Vera merasakan panas tubuhnya di belakang... pengingat yang menggangu bahwa semalam, ia tidur di samping musuhnya.

"Kau tidur nyenyak, My Beautiful Thom?" sapa Kaelan, suaranya serak dan rendah, terdengar lebih seperti ucapan selamat atas penawanannya daripada salam suami.

Vera segera menjauh, duduk tegak di sisi ranjang. Ia meraih robe sutranya dengan cepat, gerakan yang menunjukkan keengganan untuk berbagi ruang.

"Tidur nyenyak?" Vera mengulangi, menatap tajam. "Itu istilah yang mewah, Tuan Sterling. Saya hanya beradaptasi. Jangan khawatir, saya terbiasa menghadapi ancaman yang mendengkur."

Kaelan tertawa rendah, suaranya yang menghangatkan ruangan, tetapi tidak hati Vera. "Bagus. Kau harus terbiasa dengan kedekatan ini. Ini adalah medan perang barumu. Di sini, kau tidak bisa menyembunyikan rencanamu dariku."

Vera mengabaikannya. Secara halus, ia merasakan lapisan bustier gaunnya yang ia buang ke lantai semalam, memverifikasi bahwa chip yang dicuri dari jas Kaelan masih tersembunyi dengan aman di lipatannya. Itu adalah kartu as-nya, dan Kaelan belum tahu.

Seketika, ia menyadari detail kecil yang mengganggu: Kaelan sangat menarik di pagi hari. Rambutnya yang sedikit acak-acakan dan janggut tipisnya menambah pesona yang berbahaya. "Fokus, Vera! Dia adalah racun. Jauhi keindahannya," tegur Vera pada monolog batinnya yang nakal.

Kaelan bangkit dari ranjang, hanya mengenakan celana tidur. Pemandangan itu memancarkan kekuatan absolut, membuat ruangan yang sudah besar terasa sesak. "Bangun. Sarapan sudah disiapkan. Dan hari ini, kita mulai bisnis nyata."

Kaelan membimbing Vera turun. Ruang makannya formal dan dingin, didominasi meja panjang dari kayu gelap. Hanya mereka berdua dan seorang butler yang sangat diam mengisi ruangan.

Vera memilih posisi duduk yang memungkinkan dia melihat pintu dan jendela, sebuah naluri keamanan yang tak pernah hilang. Ketika butler menyajikan menu sarapan yang mewah, Vera hanya meminta secangkir kopi hitam pekat.

"Kau menolak masakan koki terbaikku?" tanya Kaelan, mengambil croissant dengan santai.

"Saya orangnya fokus, Kaelan,"balas Vera, menyesap kopinya. "Dan saya tidak pernah mencampur pekerjaan dengan kesenangan, atau makanan lezat. Sekarang, mari kita bicara. Apa 'bisnis nyata' yang Anda maksudkan?"

Kaelan menyandarkan dirinya ke belakang, menikmati ketidaksabaran Vera.

"Sederhana. Aku sudah mengurus paperwork legal. Kau secara resmi adalah istriku, dan wakilku di publik. Sore ini, kau akan menghadiri pertemuan dengan Dewan Bisnis Eropa. Tunjukkan pada mereka bahwa Nyonya Sterling yang baru tidak hanya cantik, tetapi juga punya taring." ucap Kaelan.

Vera merasakan adrenalinnya naik. Ini adalah kesempatan.

"Tentu saja. Tapi taring butuh alat. Saya butuh akses penuh ke laptop lama saya, berkas kantor saya. Bukan versi yang sudah Anda sensor. Bagaimana saya bisa menjadi wakil Anda jika saya beroperasi dengan data yang dimanipulasi? Itu akan merusak citra Anda, Tuan Sterling."

Vera menantangnya dengan logikanya sendiri, membalikkan argumen Kaelan tentang cinta.

Kaelan tersenyum, menyukai pemainan itu. Ia melipat serbetnya. "Negoisasi yang bagus, Vera. Aku akan memberimu akses ke kantor lamamu. Kau boleh menyentuh berkas lamamu. Tapi ingat: semua berjamur dengan sensor terbaik yang bisa dibeli oleh uangku."

Dia berdiri, mengakhiri sarapan.

"Kau adalah Duri yang indah. Tapi di kastil ini, aku yanga memegang kendali atas kebunnya, siapkan dirimu. Aku ingin istriku terlihat sempurna... sempurna di bawah pengawasanku."

Setelah Kaelan pergi untuk mengurus urusannya, Vera tahu ia hanya punya sedikit waktu. Akses ke kantor lamanya yang dijanjikan Kaelan adalah umpan, tetapi Vera harus mencoba. Dia kembali ke kamar, dengan hati-hati melepaskan chip kecil yang terselip di gaunnya. Dia harus memasangnya di perangkat yang tidak dikontrol Kaelan.

Vera bergerak menuju di lantai bawah, berakting seolah mencari buku pengalih perhatian. Matanya yang terlatih segera menemukan celah: sebuah laptop tua dia pojok ruangan, sepertinya tidak tersambung ke jaringan utama.

Dengan napas tertahan, Vera memasukkan chip itu ke port USB. Jantungnya berdebar kencang, bukan karena takut tertangkap, tetapi karena kegembiraan strategis. Dia berhasil! Komputer itu mulai memproses data, yang mungkin berisi kelemahan Kaelan.

Namun, hanya beberapa detik kemudian, lampu di perpustakaan berkedip dua kali. Bukan lampu rusak, rapi sinyal. Vera merasakan bahaya menusuknya.

Tiba-tiba, suara Kaelan yang dingin, disiarkan dari intercom di dinding, memenuhi ruangan.

Kaelan dengan suara tenang, tetapi mengancam, "Aku menyarankanmu membaca novel klasik, Vera. Bukan mencari informasi ilegal. Jaringan itu adalah umpan, seperti yang kubilang di meja sarapan. Jangan buang waktumu."

Darah Vera mendidih. Dia tahu Kaelan tidak hanya mengawasinya... dia mengantisipasi setiap langkahnya.

Vera mencabut chip itu, amarahnya berubah menjadi tekad yang tajam. Dia tidak berhasil, tetapi dia tahu batasan kendali Kaelan. Kaelan membiarkan dia melakukan kesalahan ini untuk menegaskan kekuasaannya.

Dia berjalan keluar dari perpustakaan, menuju kamarnya, di mana Kaelan sudah menunggu, mengenakan setelan jas yang sempurna.

Kaelan tersenyum kecil.

"Kau tidak mendengarkanku. Aku bilang, semua jalan keluar mengarah kembali padaku. Jangan buang energimu, Sayang. Lebih baik gunakan energi itu untuk membuatku senang sore hari."

Vera menatapnya, api di matanya tidak disembunyikan.

"Saya hanya melakukan riset, Kaelan. Dan sekarang saya tahu, benteng Anda lebih kokoh dari yang saya duga. Tetapi setiap benteng punya kelemahan. Dan sekarang, saya tahu di mana mencarinya."

Transisi ke pertemuan di Grand Ballroom hotel elit. Vera telah berubah. Dia mengenakan gaun yang dipilihkan Kaelan... mewah dan elegan, tetapi Vera memakainya seolah itu adalah baju zirah.

Saat mereka memasuki ruangan yang dipenuhi wajah-wajah elit, Vera mengaktifkan mode Totalitas Akting. Dia tersenyum. Senyum itu sempurna, menunjukkan gairah untuk Kaelan. Dia menyentuh lengan Kaelan dengan tangan kirinya, bukan dengan cengkraman ketakutan, tetapi dengan sentuhan intim yang menuntut perhatian semua orang.

Kaelan terkejut. Dia terbiasa Vera melawan dengan mata, bukan dengan penampilan. Vera meliriknya, tatapannya berbisik: Aku akan memberimu pertunjukan, tapi kau berutang padaku.

Vera berperilaku sebagai istri yang ideal: mengangguk saat Kaelan berbicara, memberikan senyum malu-malu saat Kaelan menyentuh punggungnya di depan umum.

Kaelan menunduk, berbisik di telinga Vera.

"Kau luar biasa, Vera. Mereka semua berpikir kau tergila-gila padaku. Aku mulai berpikir aku juga percaya."

Vera membalas dengan senyum manis ke publik, tetapi bisikan mematikan ke Kaelan: "Akting yang bagus membuatku senang, Kaelan. Tapi akting yang bagus membutuhkan imbalan. Ingat itu."

Di tengah kerumunan, saat Kaelan berbicara dengan seorang pria bernama Reynard, seorang musuh lama, Vera memperhatikan sesuatu. Reynard menyebutkan nama lama perusahaan Kaelan, dan wajah Kaelan sesaat kehilangan kendali. Itu adalah kelemahan emosional yang cepat dan tersembunyi.

Saat mereka berdua kembali ke mobil, suasana kembali mencengkram.

Vera dengan kemenangan di matanya.

"Saya menemukan kelemahan Anda, Kaelan. Anda tidak kebal terhadap masa lalu Anda. Dan Tuan Reynard adalah kunci untuk memahami itu."

Kaelan menatapnya, matanya gelap. Dia meraih dagu Vera, memaksa tatapannya bertemu dengannya.

"Jangan pernah berpikir kau bisa menang dariku dengan informasi lama, Vera. Karena setiap informasi yang kau dapatkan, aku akan membalasnya. Dan pembalasanku tidak akan dilakukan di ruang rapat."

Kaelan mencium Vera dengan brutal dan penuh ancaman di dalam mobil.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • OBSESI TUAN STERLING   Bab 14: Perang Melawan Bayangan Keluarga

    Vera sepenuhnya mengambil alih ruang kerja utama Kaelan. Dia tidak duduk di sofa; dia duduk di kursi Kaelan, dikelilingi oleh tablet dan proyeksi holografik data keuangan Lysander yang ia analisis.Kaelan berdiri di sisi meja. Dia tidak sedang bekerja; dia mengamati Vera, sesekali menyentuh bahunya atau merapikan helai rambut Vera yang jatuh. Dia adalah asisten pribadi yang posesif.Vera,sambil mengetuk-ngetuk layar. "Kau tahu?Arus kas Lysander ini terlalu bersih. Menjijikkan. Dia menyembunyikan uang operasionalnya di tempat yang sangat terenkripsi. Berikan aku akses server lama Ayahmu. Aku butuh keyboard lama."Kaelan membungkuk, wajahnya mendekat ke leher Vera. Dia tidak bergerak untuk mengambil keyboard itu; dia mencium leher Vera terlebih dahulu."Aku tidak bisa menahan diri. Kau terlalu seksi saat berkuasa, Vera. Setiap kali kau memerintahku, aku ingat mengapa aku butuh kau. Ambisimu membuatku gila.""Astaga, Kaelan. Aku sedang menghitung arus kas, bukan berkencan. Ambil keyboard

  • OBSESI TUAN STERLING   Bab 13: Budak Cinta

    Vera terbangun di ranjang Kaelan. Keheningan tebal menyelimutinya. Masih ada aroma samar mesiu di udara. Matahari pagi menyentuh tirai beludru. Ia bergerak sedikit, merasakan lengan Kaelan yang posesif melingkari pinggangnya. Semalam, mereka adalah prajurit yang brutal; pagi ini, Kaelan hanyalah seorang pria yang tidur lelap, kelelahan, dan sedikit memar di pelipisnya.Melihat memar itu, naluri keibuannya…atau lebih tepatnya,naluri bawelnya…langsung aktif.Vera dengan hati-hati melepaskan diri dan bangkit. Ia kembali ke kamar dengan nampan sederhana: bubur hangat, teh, dan dua butir vitamin yang ia ambil dari kotak P3K. Kaelan membuka mata, ekspresi bingungnya dengan cepat digantikan oleh senyum posesif.“Kau tidak seharusnya bangun. Seharusnya kau berbaring di sisiku, di sini.” Suara Kaelan serak.Vera meletakkan nampan dengan tegas di meja samping. "Aku tidak seharusnya? Tuan Sterling, aku adalah perawatmu hari ini. Dan perawatmu bilang kau terluka dan kekurangan gizi. Jadi, kau aka

  • OBSESI TUAN STERLING   Bab 12: Klaim Abadi

    Kaelan dan Vera bergerak dalam keheningan yang brutal, menembus lapisan keamanan markas Reynard. Vila mewah itu ternyata menyimpan gudang bawah tanah milik keluarga Sterling yang terlupakan. Mereka mengenakan pakaian tempur gelap, senjata di balik pinggang. Mereka adalah unit kematian.Mereka menyusup ke ruang penyimpanan yang luas. Di tengah ruangan, di atas alas kaca yang berdebu, tergeletak Ikon Supremasi Keluarga Sterling... artefak yang terlebih kuno dan berharga. Tetapi di sekeliling artefak itu, Reynard telah menyimpan jebakan secara psikologis.Di dinding, pencahayaan sengaja diatur: serangkaian foto Kania yang tersenyum. Dan di tengah ruangan, ada rekaman suara lama yang memutar tawa Kania.Kaelan seketika berhenti, membeku. Aura dominasinya runtuh. Dia melihat masa lalunya menatapnya. Trauma yang disembunyikan selama lima tahun muncul ke permukaan.Vera berbisik, dengan suara tajam. "Kaelan! Jangan biarkan dia masuk ke kepalamu! Tidak sekarang!”Kaelan tidak merespons. Dia h

  • OBSESI TUAN STERLING   Bab 11: Kerentanan di Balik Baja

    Kaelan dan Vera kembali ke Manor. Alih-alih merayakan kemenangan atau menyusun strategi, Kaelan membawa Vera langsung ke kamar mandi. Mereka berdua sama-sama kotor dan kelelahan, tetapi ada keheningan yang hadir di antara mereka.Kaelan duduk di tepi bak mandi. Dia mengambil kain basah dan mulai membersihkan bekas darah dan debu di wajah Vera. Gerakannya sangat lembut, sangat berbeda dari pria yang baru saja menembak musuhnya di pesta elit."Damai. Ya Tuhan,damai sekali. Aku seharusnya merasa takut, tetapi sentuhan Kaelan...sentuhan ini membuatku merasa aman. Keamananku bukan karena dia menjatuhkan bahaya, tetapi karena dia menyambut bahaya. Tapi karena dia menyambut bahaya itu bersamaku. Di tangannya, tidak ada lagi pengkhianatan, tidak ada lagi Reynard," batin Vera."Kau seharusnya membiarkan pengawalmu yang melakukan ini. Kau terluka juga." ucap Vera.Kaelan tidak menatap Vera, matanya fokus pada luka Vera. "Mereka tidak punya hak menyentuhmu. Tidak ada. Aku harus memastikan sendi

  • OBSESI TUAN STERLING   Bab 10: Romansa di Tengah Pesta

    Lampu kristal megah di aula Grand Ballroom memantulkan kilau. Kilauan itu jatuh pada gaun Vera yang sederhana, yang kini kontras dengan perhiasan berlian hitam Kaelan yang mencolok. Rambut Vera disanggul tinggi, memperlihatkan tanda kepemilikan yang samar di bawah rahangnya... tanda yang kini terasa seperti lencana aliansi mereka. Kaelan, mengenakan tuksedo hitam pekat, tidak pernah melepaskan tangannya dari punggung Vera. Mereka adakah pusat perhatian. Pasangan yang paling berkuasa di ruangan itu. Mereka memproyeksikan persatuan yang brutal.Kaelan membimbing Vera melintasi ruangan. Di dekat bar, Reynard berdiri. Ekspresi Reynard yang semula sinis, seketika berubah menjadi terkejut dan marah saat melihat Vera. Reynard tidak menyangka Vera, yang ia rencanakan untuk dihancurkan, kini berada di sisi Kaelan sebagai aset yang di pamerkan.Reynard mendekat, senyum palsu terlihat tegang. "Kaelan. Aku tak menyangka kau berani membawa aset barumu ke tempat umum. Terutama setelah apa yang terj

  • OBSESI TUAN STERLING   Bab 9: Penyerahan Kunci Keamanan

    Udara di gudang tua pinggiran kota terasa dingin,tajam, berbau karat dan debu. Lampu tunggal yang tergantung di atas kepala menciptakan bayangan panjang yang bergerak, menambah ketegangan. Ini adalah panggung yang Vera dan Kaelan siapkan untuk Lucas.Vera berdiri di tengah ruangan, mengerjakan pakaian sederhana yang menonjolkan tanda berlian hitam di lehernya... tanda kepemilikan Kaelan.Kaelan mendekat dari belakang, tangannya melingkari pinggang Vera. Dia mencium tengkuknya, sebuah klaim posesif yang didorong oleh rasa takut."Aku sungguh tidak suka kau berada di posisi ini. Aku tidak suka kau menjadi umpan. Kau adalah aset terpentingku, dan aku menempatkanmu dalam bahaya. Ini bodoh," bisik Kaelan."Obsesimu adalah kelemahanku, Kaelan, tetapi juga perisaiku. Aku tahu kau akan mengawasiku. Aku tahu kau tidak akan membiarkan Lucas menyentuhku. Dan itu membuatku jauh lebih aman daripada bersembunyi di kamarmu."Kaelan membalikkan tubuh Vera, matanya yang gelap mengunci pandangan Vera.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status