Share

OMG! Lebih Hebat dari Suamiku
OMG! Lebih Hebat dari Suamiku
Author: Fathinah

Bab 1

Author: Fathinah
Meskipun baru dua tahun menikah, aku sudah kehilangan minat pada suamiku. Aku merasa bosan setiap kali berhubungan intim dengannya.

Terlebih lagi, akhir-akhir ini keadaannya sepertinya makin memburuk.

"Sayang, kenapa kita nggak mencoba ini?" Suamiku merasa bagian pribadiku terlalu kering, jadi dia berhenti. Kemudian, dia berbalik, mengeluarkan sebotol pelumas dari laci, lalu menuangkannya ke tangannya.

Namun, tidak peduli seberapa banyak dia membelaiku, tubuhku tetap tidak merespons.

"Sayang, aku …." Aku sungguh merasa tidak berdaya.

Suamiku segera memahami apa maksudku. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia melambaikan tangannya, berbalik pergi tanpa mendapatkan kepuasan.

Ketika aku melihat punggungnya yang lebar, aku tidak bisa menahan diri untuk menghela napas pelan. Apa yang salah denganku?

Jika hal ini terus berlanjut, suamiku pasti akan selingkuh. Pada akhirnya, dia pasti akan menceraikanku.

Jika memikirkan semuanya lagi, aku telah melalui banyak kesulitan untuk menikah dengannya demi uangnya pada saat itu.

'Nggak bisa, aku harus mempertahankan pernikahan kami!' pikirku.

Jadi, keesokan harinya aku menelepon teman baikku Renata, memintanya untuk menemuiku di kedai kopi terdekat. Aku berharap dia bisa membantuku memikirkan sebuah solusi.

Namun, saat Renata muncul di depanku, aku hampir tidak mengenalinya.

Wajahnya yang semula kusam, kini tampak halus, lembut, serta berseri-seri.

"Kamu …. Operasi plastik macam apa yang sudah kamu lakukan? Bagaimana kamu bisa tiba-tiba menjadi begitu cantik?" Aku menatap Renata tanpa berkedip.

Jelas-jelas selama ini aku yang terlihat paling cantik, tetapi sekarang keadaannya tiba-tiba berubah.

"Akhir-akhir ini aku pergi ke sebuah klinik," ujar Renata sambil menunjukkan senyuman.

"Klinik seperti apa yang bisa melakukan hal yang begitu menakjubkan? Kenapa kamu nggak mengajakku untuk mencobanya?" Kata-kata Renata menggelitik rasa ingin tahuku, jadi aku buru-buru menyela.

"Aku … aku ingin mengajakmu ke sana sekarang. Dalam perjalanan ke sini aku berpikir, mungkin terapisku bisa membantumu." Renata masih bersikap penuh misteri.

Setelah mengatakan itu, Renata menggandeng tanganku, berjalan menuju sebuah gang yang berada tidak jauh dari sana. Kami berbelok beberapa kali, sebelum akhirnya berhenti di depan sebuah klinik.

"Selamat datang."

Begitu aku melangkah masuk, sebuah musik lembut terdengar mengalun pelan, diikuti oleh seorang pria berjas putih yang keluar dari sebuah ruangan di samping.

"Halo, ada yang bisa dibantu?"

Ketika melihat ke arah suara, mataku langsung disambut dengan wajah tampan dengan fitur yang dalam. Dia tampak sesempurna patung.

Selain itu, dia juga memancarkan karisma seorang pria dewasa dari sekujur tubuhnya.

"Ha … halo." Detak jantungku tiba-tiba bertambah cepat. Aku berpura-pura mengalihkan pandangan dengan santai.

Renata yang melihat rasa maluku, langsung mengeluarkan tawa kecil. Dia berjalan ke arah pria itu, memegang lengannya, lalu berujar dengan nada genit, "Pak, temanku ini … hubungannya dengan suaminya nggak begitu baik akhir-akhir ini, jadi aku membawanya ke sini untuk menemuimu."

"Hm? Benarkah?" Ketika pria itu mendengar ini, dia menatapku dengan tatapan yang sedikit menyelidiki. "Bolehkah aku bertanya apakah kamu keberatan kalau aku memeriksamu?"

"Memeriksa?" Aku tertegun, tidak mengerti apa yang dia maksud untuk sejenak.

Namun, sebelum aku bisa mengatakan apa-apa, sebuah tangan besar menyentuh pinggulku pada detik berikutnya, diikuti dengan tekanan yang keras.

"Ah!" seruku.

"Pinggulmu ini cukup lentur …. Seharusnya kamu dan suamimu bisa melakukan hubungan intim dengan baik." Pria itu mengerutkan kening sedikit, lalu mengulurkan tangannya yang lain untuk menyentuh pantatku. Entah sengaja atau tidak, dia meremasnya beberapa kali.

"Aku …. Kamu …. Menyebalkan." Aku berbalik sedikit ke samping, mencoba menghindari sentuhannya.

"Amel, nggak apa-apa. Pak Sony akan membantumu." Renata memegang pergelangan tanganku dengan satu tangan, memberi isyarat agar aku rileks.

Setelah mendengarnya mengatakan ini, aku menggigit bibir bawahku sambil mengangguk.

Tak lama kemudian, tubuhku yang awalnya kaku, perlahan-lahan menjadi rileks setelah disentuhan pria itu.

Lambat laun, tubuhku benar-benar mulai bereaksi. Arus hangat mengalir keluar dari bawah tubuhku.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • OMG! Lebih Hebat dari Suamiku   Bab 7

    Dengan indra keenam seorang wanita, aku makin merasa ada sesuatu yang tidak beres. Jadi, aku menyewa detektif swasta untuk menyelidiki Renata."Ini ada uang 100 juta. Dalam waktu dua hari, aku harus mengetahui semuanya," kataku."Nona Amel, kamu tenang saja. Aku akan melakukan pekerjaan ini dengan baik," balas detektif yang aku sewa.Segera, detektif swasta itu sudah berhasil mengetahui semuanya hanya dalam waktu dua hari.Ternyata ketika aku menikah dengan suamiku, Renata sudah memiliki pemikiran lain di dalam hatinya. Dia sudah lama menginginkan semua yang aku miliki.Renata berpikir bahwa dia lebih baik dariku.Oleh karena itu, dia menghabiskan banyak uang untuk menemukan Sony, meminta pria itu merayuku untuk berselingkuh. Kemudian, Renata akan menanamkan pemikiran buruk kepada suamiku sambil mengobarkan api permusuhan.Asal aku bercerai, Renata tentu saja bisa menggantikan posisiku."Renata, aku akan memastikan reputasimu hancur!" Pada saat ini, kemarahan di hatiku seperti banjir y

  • OMG! Lebih Hebat dari Suamiku   Bab 6

    "Amel, kamu harus bercerai meskipun kamu nggak mau!" Ketika melihat hal ini, sikap suamiku sangat tegas. Dia mengeluarkan USB dari sakunya, lalu melemparkannya ke depanku sambil berkata, "Ini semua adalah bukti perselingkuhanmu. Aku nggak keberatan menuntutmu.""Apa?" Setelah mendengar kata-katanya, tubuhku langsung menggigil hebat."Heh, kamu terkejut, ya? Apa kamu benar-benar berpikir aku adalah orang bodoh yang bisa dibodohi olehmu?" Suamiku tertawa, lalu mengangkat tangannya untuk menepuk pipiku dengan lembut. Dia melanjutkan, "Semalam, aku sudah meletakkan kamera mini di sudut ruangan ini saat kamu tidur.""Nggak, Sayang, dengarkan penjelasanku. Aku nggak berhubungan intim dengan Sony secara sukarela. Dia yang memaksaku melakukan semua itu." Tenggorokanku tercekat. Air mataku tidak bisa lagi aku kendalikan, langsung meluncur ke bawah.Segala sesuatu yang pernah aku perjuangkan dengan susah payah, sekarang terbang menjauh.Ketika memikirkan hal ini, aku tidak peduli lagi dengan ket

  • OMG! Lebih Hebat dari Suamiku   Bab 5

    Namun, yang tidak pernah aku duga adalah, keesokan harinya Sony datang ke rumahku ketika suamiku sedang pergi bekerja."Kenapa kamu ada di sini?" Aku buru-buru menariknya masuk, lalu dengan cepat menutup pintu setelah melihat tidak ada orang di sekitar."Kenapa? Apa kamu nggak mau bertemu denganku sekarang?" Sony meraih lenganku, menarikku ke dalam pelukannya dengan kasar."Apa kamu sudah gila? Bagaimana kamu bisa mendapatkan alamat rumahku?" Aku menggunakan seluruh kekuatanku untuk mendorongnya keluar.Jika aku tidak salah ingat, aku tidak pernah menuliskan alamat rumahku ketika mendaftar di resepsionis klinik."Hehe, apa sulitnya mengetahui alamat rumahmu? Aku hanya perlu bertanya, lalu Renata akan memberikannya padaku." Sudut mulutnya menunjukkan senyuman, sementara ujung alisnya terangkat dengan lembut, memperlihatkan sedikit kelicikan.Begitu mendengarnya mengatakan itu, ketegangan di dalam diriku menjadi makin kuat."Aku …. Nggak baik bagi kita untuk bertemu pada saat ini. Lebih

  • OMG! Lebih Hebat dari Suamiku   Bab 4

    "Ah …. Ya, demi kebahagiaan hubungan intim kita, aku datang ke sini untuk mencari terapis." Tanpa mengubah ekspresiku, aku berlari menghampiri suamiku. Aku melingkarkan lenganku di pinggangnya dengan erat."Apa itu berhasil?" Mata suamiku tampak berbinar."Dasar! Bagaimana bisa kamu menanyakan hal itu di depan orang luar? Kamu akan mengetahuinya malam ini." Aku menundukkan pandanganku, menekan ketidakpuasan di hatiku, lalu berkata dengan nada lembut."Baiklah, kita akan mengetahuinya malam ini." Suamiku mendongak sambil tertawa, melingkarkan tangannya di pinggangku, lalu berbalik untuk pergi.Seperti yang aku duga, dia merasa puas dengan jawabanku.Namun, pada malam harinya.Terlepas dari usaha terbaikku, aku selalu merasa ada sesuatu yang kurang di antara aku dan suamiku."Sayang, aku sedikit lelah." Aku bersandar tanpa daya di kepala tempat tidur, memejamkan mata sambil mengusap pelipisku."Kenapa? Apakah kamu terlalu sering pergi ke klinik akhir-akhir ini?" Suamiku membuka matanya u

  • OMG! Lebih Hebat dari Suamiku   Bab 3

    Sejak hari itu, aku seperti orang yang kerasukan. Aku mulai pergi ke klinik setiap beberapa hari sekali.Aku tidak tahu apakah itu karena sifat posesifku, tetapi setiap kali aku melihat Renata dan Sony keluar dari ruangan, dadaku dipenuhi dengan rasa jengkel yang tak terlukiskan."Amel, kenapa kamu datang ke sini lagi? Jangan salahkan aku karena nggak mengingatkanmu. Kamu harus berhati-hati supaya nggak ketahuan oleh suamimu." Begitu Renata berbalik dan melihatku, dia menarikku ke samping, mengingatkanku dengan suara pelan."Hubunganku dengan Pak Sony berbeda, nggak seperti kamu." Aku memaksakan sebuah senyuman.Meskipun benar ada sesuatu di antara kami, Renata tidak berhak mengatakan apa pun.Tanpa diduga, begitu aku selesai berbicara, Sony yang berdiri tidak jauh melambaikan tangan padaku, memintaku untuk mendekat, "Nona Amel, sekarang giliranmu."Begitu mendengar ini, aku segera berjalan ke arahnya, langsung menutup pintu tanpa menoleh ke belakang.Sony adalah seorang pria yang cerd

  • OMG! Lebih Hebat dari Suamiku   Bab 2

    Pada saat ini, pria itu sepertinya merasakan ada yang tidak beres denganku. Dia pun berkata, "Terlalu banyak orang di sini, nggak nyaman bagi kita untuk melakukan perawatan. Nona Renata, kamu bisa menunggu di luar.""Baiklah. Nggak apa-apa, aku akan menunggu di luar. Aku bisa menunggu selama yang dibutuhkan." Tanpa diduga, begitu Renata mendengar ini, dia dengan cepat menganggukkan kepalanya. Dia juga mendorongku ke arah pria itu dengan senyuman di wajahnya."Kamu …." Aku tersandung, tidak sengaja jatuh ke pelukan Sony."Hati-hati." Sony menopangku tepat pada waktunya. Dia mengangkat pinggangku, lalu berjalan ke sebuah ruangan kecil di sebelahnya.Seketika itu juga, semua indraku dipenuhi oleh aroma bunga menyegarkan yang menyelimuti tubuh Sony. Aku tidak bisa menahan diri untuk menikmati aromanya.Dengan bunyi keras, pintu ruangan pun ditutup.Sony berjalan ke sofa. Setelah menempatkanku di sofa dengan lembut, dia berjongkok di depanku tanpa mengucapkan sepatah kata pun, lalu dengan h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status