Dua tahun kemudian...
Villa Luxury Palace, kota B, negara B.
“Aarrghh!”
Seorang wanita muda menjerit kencang dan terbangun dari tidurnya, bahkan tubuh wanita itu sudah dibasahi oleh peluh yang bercucuran. “Mimpi buruk itu lagi!”
Si wanita mencoba untuk menenangkan dirinya sebelum dia membersihkan diri dan bersiap memulai harinya. “Stefanie, Georgio Lin… Apa kalian pikir karma tidak berjalan pada kalian? Bersiaplah, sebentar lagi aku akan menagih semua perbuatan yang sudah kalian lakukan padaku!”
Si wanita bangkit dari ranjang menuju kamar mandinya, setelah selesai dengan ritual pagi yang selalu terasa hambar dan membosankan, wanita itu menerima sebuah notifikasi pesan masuk di ponselnya. Sudut bibirnya terangkat, dengan cepat dia membalas chat yang barusan diterimanya.
[ Mr. Y : Malam ini aku pulang! ]
[ Jessy_Wang : Oke! ]
Jessy memasukkan ponsel ke dalam sling bag miliknya, dia menghela nafas sebelum memulai aktivitas seperti biasa. “Semangat Jessy!”
Bernama lengkap Jesselyn Wang, wanita yang terlihat cantik serta mandiri dan pekerja keras itu sudah menyandang status yatim piatu beberapa tahun kebelakang. Dia merupakan putri semata wayang dari salah satu keluarga besar di negara B, mereka adalah Klan Wang Lee. Keluarga Wang juga merupakan saudara dekat dengan Klan Lee. Klan Lee adalah pendiri perusahaan besar Leeshan Group. Perusahaan itu terdiri dari tiga kepala keluarga berbeda. Mereka adalah keluarga besar Lee sendiri, kemudian adiknya Wang dan saudara jauh mereka Lin.
Sayangnya, perusahaan raksasa Leeshan runtuh setelah memiliki konflik yang melibatkan jaringan hitam di negaranya. Keruntuhan Leeshan membuat tetua Wang juga Lin mendirikan perusahaan masing-masing. Saat ini, kedua perusahaan ini menjadi perusahaan yang memiliki nama besar di kota juga negara B.
—
Kantor Cabang KGTech, kota B, Negara B.
Jessy sudah memarkirkan kendaraannya di sebuah perusahaan terbesar di negara B saat ini. Siapa yang tidak mengetahui perusahaan besar bernama KGTech? Perusahaan itu berpusat di negara S, Jessy beruntung bisa memegang jabatan penting disana. Walaupun hanya kantor cabang, tetapi eksistensi KGTech mengalahkan perusahaan besar milik negara B itu sendiri, termasuk perusahaan milik keluarganya juga perusahaan mantan tunangannya.
“Selamat pagi, Nona!” sapa ramah asisten khusus Jessy yang bernama Karin Bianca.
“Pagi!” Jessy melayangkan senyuman tipis dan segera menyambar ice coffee favorit yang selalu disediakan asistennya.
Jessy melangkah tegas menuju meja kebesarannya, dia duduk dan menyalakan seperangkat barang elektronik penunjang pekerjaan. “Apa pekerjaanku hari ini?”
“Ehm, seperti biasa– pemeriksaan berkas pengajuan tambahan produksi produk x, kemudian–” Asisten Jessy menjeda kalimatnya dan mengerling genit pada atasannya.
Jessy sontak mengerutkan keningnya. “Kamu kelilipan?”
“Ppfftt!” Karin menahan tawa dan melanjutkan kembali kalimatnya. “Hari ini Tuan Muda Yoshi melakukan inspeksi disini!”
“Owh, aku pikir apa!” Jessy pura-pura tidak terjadi sesuatu dengan debaran jantungnya yang tiba-tiba saja berdetak tidak karuan tiap kali nama petinggi KGTech itu disebut.
“Cie– Cieee—”
“Isssh, apa sih!”
Semburat rona merah menghiasi wajah Jessy yang mencoba ditutupi dari asisten khususnya. Hanya Karin yang mengetahui pasal pernikahan tersembunyi antara Jessy dengan Presdir dimana mereka bekerja saat ini.
***
Waktu bergulir dengan sangat cepat, area lobby perusahaan mulai terlihat sibuk menyambut kedatangan CEO mereka, beliau adalah generasi keempat Klan Kaviandra, Kiyoshi Kaviandra.
“Selamat datang, Tuan Muda!” sambut salah satu petinggi di kantor cabang kota B menundukkan tubuhnya, diikuti oleh beberapa staf lain dibelakangnya.
Tuan muda yang terkenal dingin dan angkuh itu berjalan cepat tidak peduli dengan sambutan tersebut. “Aku ingin laporan dari seluruh kepala bagian saat ini juga!”
“Baik, Tuan…”
Belum apa-apa pria angkuh itu sudah mengeluarkan titahnya. Dengan sigap asisten khususnya mengirimkan surel elektronik pada seluruh anggota kepala divisi bagian untuk menghadap tuan mereka saat ini juga. Bagi tuan muda Kaviandra keempat, waktu adalah uang!
Jessy yang tengah sibuk mempersiapkan presentasi menghentikan aktivitasnya saat mendengar Karina mengetuk pintu ruangannya. “Masuk!”
“Nona, Tuan Muda sudah ada di ruangannya. Sebaiknya anda berangkat saat ini sebelum terjadi sesuatu yang iya-iya…”
Jessy kembali menghentikan aktivitas mengetiknya, dia menatap nyalang asistennya yang sudah kabur kembali kemejanya. “Issshh! Untung dia sahabat dekatku, jika tidak, habis kamu!” umpat jessy lirih kemudian mencoba tenang dengan melakukan latihan pernafasan perlahan. "Fighting!"
Jessy bangkit dan membawa keperluannya dalam mempresentasikan kinerjanya selama sebulan ini. Dengan perasaan yang berkecamuk hebat Jessy bergegas menuju ruangan nomor satu di gedung tertinggi di kotanya. Jelas dia sangat gelisah juga takut, walau bagaimanapun selain hanya memiliki status dalam selembar kertas saja, selebihnya suaminya itu tidak pernah ingin melihat dirinya.
Jessy telah berada dalam barisan orang-orang yang akan mempresentasikan kinerja mereka, dia menatap asisten khusus suaminya yang dinginnya sebelas dua belas dengan suaminya. Jessy bahkan berpikir bahwa orang kepercayaan suaminya itu terlalu menakutkan untuk ditatap atau diajak berkomunikasi.
“Selamat siang, Tuan Yin,” seru Jessy basa-basi di hadapan asisten Bei Yin.
“Hm, anda sudah boleh masuk!”
‘Salah apa aku sama dia, pria ini selalu terlihat tidak menyukaiku!’ batin Jessy jelas bergejolak hebat di tengah dia melengkungkan senyuman palsunya.
Bersambung…
Tok— Tok— “Masuk!” Selalu seperti ini, setiap akan bertatap muka dengan suaminya, Jessy seolah seperti menemui seorang Presiden. Dia gugup luar biasa, apalagi aura di dalam ruangan sudah menunjukan kabut dingin dan mencekamnya. “Selamat siang, Tuan. Saya datang untuk melapor…” Si pria tetap acuh tidak berusaha menatap wanita yang notabenenya adalah istrinya. “Hm!” ‘Aduuuh, dia masih tetap sama, dingin seperti kulkas seratus pintu! Untung dia ganteng~’ Jessy sudah sangat mengenal perangai suami diatas kertasnya itu. Dia segera mendekat dan menyerahkan berkas hasil kinerjanya. Di saat seperti inilah Jessy berkesempatan mencuri pandang pada ketampanan suaminya memiliki nilai diatas rata-rata pria tampan di negaranya, bahkan mantan tunangannya saja tidak ada apa-apanya dengan kerupawanan suaminya itu. “Kenapa diam?” Tuan muda Yoshi mendongak menatap sinis kepala divisi pemasaran yang tak lain istrinya. “Apa kamu bisu?” Jessy seperti terluka tak berdarah dengan ucapan kasar suaminya.
Jessy menelan ludah dengan terus memutar otaknya. “Aku tahu, segala sesuatunya tentu memiliki resiko tersendiri!” “Selama dua tahun ini aku terus belajar dan memantaskan diri. Inilah saatnya, aku memiliki dua puluh persen saham dalam grup yang diwariskan Papa. Grup Lin hanya memiliki tiga puluh persen, sedangkan anda–” Jessy menghentikan kalimatnya tepat setelah Yoshi berbalik badan dan menatap istrinya dengan seringai yang seolah memperlihatkan kepuasan dan kebanggaan. Pria itu bisa dengan jelas mengetahui maksud dari perkataan Jessy. Yoshi menaruh gelas wine di nakas, dia berjalan perlahan mendekati posisi duduk istrinya. “Aku adalah seorang pebisnis, tidak ada satupun pebisnis di dunia ini yang menyerahkan bisnisnya untuk merugi!” Yoshi mengangkat dagu Jessy dan berucap dingin lirih tepat di wajah istrinya. Terlihat Jessy menelan ludah sendiri saat aroma wine dari mulut suaminya menguar di indra penciumannya. Yoshi bangkit kembali, tubuhnya menyandar di ujung meja, dia bersedekap
Flashback dua tahun yang lalu… Skyline Dome Club, kota B. Jessy terus menenggak winenya hingga tandas, dia tidak menyadari bahwa bartender yang memberikannya minuman sudah mencampur wine yang ditenggak Jessy dengan salah satu obat terlarang Afrodisiak dalam dosis cukup tinggi. Bartender itu tentu saja pesuruh dari pihak Stefanie yang berniat mencelakai Jessy, mereka bekerja sama dengan beberapa orang. Si bartender memberikan kode saat Jessy mulai terlihat mabuk dan berniat keluar dari klub pada rekannya yang bersiap membawa Jessy dan melancarkan niat busuk mereka. Bruuuk! “Nona, apa anda baik-baik saja?” “Uughh! Kepalaku–” Jessy tidak sengaja menabrak seseorang, tubuhnya terhempas mengenai tembok pembatas. Dia memegang kepalanya erat yang rasanya seperti akan pecah saat ini juga. “Oh, anda sepertinya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Mari, saya akan membantu anda menuju tempat istirahat yang tepat!” Seorang pria mesum menyeringai dan memapah tubuh Jessy menuju salah satu kamar
Dengan bantuan sistem canggihnya, Yoshi dan Jessy selamat di malam naas itu. Yoshi membawa si gadis menuju mansionnya. Diketahui penyebab ledakan adalah bom yang dipasang musuh saat mengetahui keberadaannya disana yang lengah saat bercengkrama bersama seorang gadis yang memang disewa untuk menjebaknya. “Uugh!” Jessy mencoba menggerakkan tubuhnya yang berat. “Aduh, mengapa tubuhku terasa ngilu dan sakit sekali!” “Kamu sudah bangun?!” Yoshi mematikan rokoknya dan menatap gadis satu malamnya yang kini tengah terbelalak di depan mata. “Aaaarrkk!” Gadis itu menjerit kencang saat menyadari kemungkinan yang terjadi dengannya. ‘Tubuhku tidak memakai baju dan di hadapanku ada seorang pria dewasa berdada polos– Apa yang mungkin sudah terjadi?’ Tanpa aba-aba Jessy menangis kencang diikuti jeritan yang tidak manusiawi untuk seukuran gadis kecil seperti Jessy. Yoshi terpaku dengan sikap tengil gadis di depan matanya itu, dia sampai harus menyumpal telinganya agar tidak mendengar jeritan Jess
“Aku tidak tahu!” kelakar Yoshi, dia paling senang menjahili istri kecilnya itu. Di kantor atau di luar memang Yoshi terlihat kejam, tapi siapa mengira pria kejam dan dingin itu ada sisi lembut di depan istri kecilnya.“Ah sebal!” Jessy bangkit merengut dan memukul dada bidang suaminya yang menggoda. Tak lama raut wajah Jessy berubah. “Apa benar Grup Lin akan mengakuisisi Grup Wang?”“Kamu masih memikirkannya?” Yoshi mengusap perlahan wajah cantik istrinya.“Tentu saja,” ucap Jessy lemah menunduk dan tidak berani lagi menatap suaminya.“Aku tidak pernah mengatakan kebohongan bukan? Minggu depan mereka akan melakukannya di rapat pemegang saham.”Jessy menelan ludah sekaligus mengepalkan kedua tangannya. “Mana janjimu?”“Hah?” Yoshi pura-pura tidak mendengar.“Sayang bilang aku boleh mengajukan permintaan saat aku menerima pernikahan kontrak kita!”“Owh…” Yoshi terkekeh, dia tidak pernah terlihat serius menanggapi masalah yang jadi ketakutan istrinya. “Jika aku membantu dan memberikan a
Ruang Kerja Kepala Divisi Pemasaran.“Siang, Bos!” sambut Karin di depan Jessy yang sepagi ini berwajah muram. “Acieee, abis garap lahan kering ya?”Plaaak!“Aduh, sakit!”Karin menggosok kepalanya, Jessy memukul asistennya dengan sling bag miliknya. Setelah itu, Jessy tidak peduli dan berjalan menuju kursi kebesarannya.“Pantas saja ijin setengah hari kemarin. Eh, sekarang malah masuk siang! Kenapa gak sekalian cuti full aja sih! Biar lancar anu-anunya~”Jessy menoleh sejenak kemudian mengabaikan ocehan asistennya yang selalu senang menggodanya. Tak lama Jessy seperti mengingat sesuatu. ‘Tunggu, semalam aku lupa apa dia sepakat atau belum atas janjinya?’Gadis itu masih belum tenang pasal perusahaan keluarganya yang akan di akuisisi oleh keluarga mantan calon suaminya itu. “Apa ada pekerjaan lain?”“Nih! Berkas yang perlu anda tanda tangani untuk perencanaan penjualan tiga bulan kedepan!”Karin menaruh beberapa berkas diatas meja kerja atasannya. Jessy mengangguk mengerti dan mengisy
“Sayang, mesum!” Jessy beringsut mundur dan menutup tubuh bagian depan dengan kedua tangannya. “Heh,” Yoshi terkekeh sejenak kemudian menunjukan raut wajah seriusnya. “Kamu mencariku pasti ada sesuatu? Apa lagi yang kamu inginkan, hm?” Jessy menelan ludahnya sendiri, dia kembali gugup setiap kali suaminya dalam mode serius. “Aku hanya ingin memastikan kamu menyetujui perjanjian kita semalam.” “Kamu sungguh pantang menyerah, ya!” “Sure…” Jessy menatap Yoshi penuh harap, pria itu begitu menyukai wajah cantik dan teduh istrinya, seolah menemukan kenyamanan yang tidak pernah ditemuinya dari wanita manapun selain Ibunya. “Minggu depan, kamu bisa datang ke Grup Lin. Kamu berhak mengetahui jalannya rapat, kamu jangan takut, kamu adalah salah satu pemegang saham.” Jessy masih menunjukkan raut wajah sendu dan ragu membuat Yoshi mengerutkan keningnya. “Aku– Bagaimana jika aku ditolak disana?” Jessy mengungkapkan kegelisahan hatinya selama ini. “Apa Sayang akan menemaniku, menjadi dewa peno
Kiyoshi Kaviandra adalah putra ketiga pasangan tuan besar Keenan Kaviandra beserta istrinya Farah Lee. Kiyoshi memiliki dua kakak, satu kakak tertua bernama Keano Kaviandra, adapun kakak perempuannya bernama Greicillia Kaviandra. Dia juga memiliki tiga keponakan, dua diantaranya memiliki jarak usia yang dekat dan satu lagi masih berusia lima tahun. Keponakan terdekatnya adalah Michell Kaviandra dan Micheilla Kaviandra, kakak beradik kembar, putra dan putri Keano Kaviandra dengan istrinya Fellycia Park. Sedangkan anggota keluarga yang paling kecil bernama Alreschander Adamson, putra sulung dari kakak kedua Yoshi, Greicillia dengan suaminya Jade Adamson.Sekilas mengenai Klan Kaviandra Kedua, tuan besar Keenan Kaviandra atau lebih dikenal dengan sebutan Mr. K adalah putra sulung dari tetua Kaviandra. Dia mendirikan perusahaan besar KTech atau Kaviandra Technology, beliau juga meneruskan bisnis keluarga dalam nama besar KGroup. Setelah tetua Kaviandra lengser, tuan besar Keenan menggabun