Hotel Crown, Pusat Kota B, Negara B.
"Siapa yang mau denganmu jika bukan karena warisan keluargamu, hah?!" Gio menyeringai penuh ejekan, matanya menatap Jessy seolah ia tak lebih dari sekadar barang.
Plak!
Sebuah tamparan keras melayang ke pipi Gio, meninggalkan jejak kemerahan di kulitnya. Jessy berdiri dengan napas memburu, dadanya naik turun menahan amarah yang hampir meledak.
"Jessy!" pekik Stefanie, segera meraih lengan Gio, mencoba melindungi pria yang baru saja menampar harga dirinya sendiri. "Kamu nggak perlu sekasar ini sama Kak Gio!"
Jessy menatapnya nanar, mata yang semula penuh kesedihan kini berubah tajam. "Ini salahku?!" Ia menghela napas panjang, menekan perasaan sakit yang berkecamuk. "Stefanie Aleister, aku sudah menganggapmu saudaraku sendiri. Aku percaya padamu lebih dari siapa pun. Tapi ini balasanmu? Kamu mencuri yang bukan hakmu!"
Fanie mendengus, amarahnya memuncak. "Mencuri?! Aku nggak mencuri apa pun, Jesselyn Wang! Justru aku memperjuangkan hakku!" Ia maju selangkah, menatap Jessy penuh keberanian. "Kamu pikir hanya karena kamu pewaris Grup Wang, kamu lebih pantas bersamanya?!"
Gio memijat keningnya, menggeram kesal. "Sudah cukup, Sayang. Kita nggak perlu buang-buang waktu buat orang seperti dia."
Jessy terdiam sejenak, lalu tertawa hambar. "Silakan! Ambil dan rebut pria bekas aku pakai, Stefanie! Aku tidak akan pernah sudi menjadi bagian dari hidupnya lagi!" Matanya menyorot penuh kebencian, menusuk keduanya. "Tidak hari ini, tidak esok, tidak selamanya!"
Ia berbalik, langkahnya mantap meninggalkan keduanya. Tidak ada lagi air mata. Hanya ada tekad untuk tidak pernah membiarkan dirinya diinjak-injak lagi.
***
Skyline Dome Club, Kota B.
Jessy menginjak pedal gas dalam-dalam, melarikan diri dari hotel secepat mungkin. Dadanya sesak, kepalanya dipenuhi gambaran pengkhianatan yang baru saja ia saksikan. Air mata yang mengalir tak mampu ia hentikan.
"Aku nggak boleh menangisi dua pendosa itu lagi!" geramnya, berusaha menghapus luka di hatinya.
Ia menghentikan mobil di salah satu klub malam terbesar di kota. Langkahnya gontai, pikirannya kalut. Segelas wine, hanya itu yang ia butuhkan sekarang.
Gelas demi gelas ia tenggak tanpa henti, sampai kesadarannya mulai memudar. Dunia seakan berputar cepat, tubuhnya mulai limbung. Dengan sisa tenaga, ia berusaha keluar dari klub, namun langkahnya semakin berat.
Bruuk!
"Hei! Apa kamu nggak punya mata?!" Bentakan seorang pria dewasa bergaung di telinganya.
Jessy mendongak, penglihatannya kabur. "To-long… A-ku…"
"Sial! Pergilah!"
Pria itu mengumpat kesal, tak sadar bahwa di hadapannya ada seorang gadis yang baru saja kehilangan segalanya.
Sementara itu, di dalam kamar hotel sebelumnya, Gio berjalan mondar-mandir dengan wajah panik. "Jangan sampai Jessy membongkar perselingkuhanku di muka publik! Reputasi keluarga Lin bisa hancur!"
Fanie mendengus, melipat tangan di depan dada. "Aku punya rencana."
Gio menghentikan langkahnya, menatapnya curiga. "Maksudmu?"
Fanie menyeringai. "Sebelum Jessy mengungkapkan perselingkuhan kita, lebih baik kita duluan menjatuhkan namanya!"
Senyum Gio perlahan terbentuk. "Aku mengerti… dibanding kamu, Jessy memang bukan siapa-siapa."
Fanie tersipu, lalu mengambil ponselnya, menelepon seseorang. "Aku ada pekerjaan untuk kalian. Bayarannya tidak perlu kalian khawatirkan." Nada suaranya penuh intrik. "Pastikan Jessy Wang tidak akan pernah bisa mengangkat wajahnya di depan publik lagi."
Terdengar suara tawa mengejek dari seberang telepon. "Kau sungguh sahabat yang baik, Nona. Hahaha..."
Fanie menyeringai puas. "Tentu saja. Aku hanya mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku."
Gio menghentikan langkah kakinya, dia menoleh pada kekasih gelapnya. “Maksudmu?”
“Sebelum Jessy mengungkapkan perselingkuhan kita, sebaiknya kita yang harus lebih dulu menjatuhkan nama baiknya!”
Gio menyeringai mengerti kemana arah pemikiran Fanie. “Aku tahu, dibanding kamu– Jessy tidak ada apa-apanya!”
Fanie tersipu dengan beberapa kalimat pujian yang dilontarkan kekasihnya. Lagi pula, siapa yang mau melepaskan salah satu keluarga yang berpengaruh di kota B? Fanie jelas ingin merebutnya dari Jessy yang tak lain sahabatnya. Setelah melakukan pergumulan panas dengan kekasihnya, Fanie menarik dirinya dan menghubungi seseorang.
“Aku ada pekerjaan untuk kalian! Jangan khawatirkan soal bayaran, aku akan memberikan kalian nilai yang cukup besar!" ucap Fanie dengan seringai sinis di wajahnya. "Aku ingin kalian mencelakai sahabat baikku. Aku ingin dia tidak akan pernah berani mengangkat wajahnya di depan publik!”
“Kami mengerti… Anda sungguh sahabat yang baik, Nona! Haha…” Terdengar gelak tawa mengejek sarkas dibalik ponsel Fanie yang langsung diputus sepihak olehnya.
“Tentu saja, sebagai sahabat yang baik… Apa yang dimilikinya, jelas aku lah yang lebih pantas mendapatkannya!” Fanie tersenyum lebar membayangkan nyawa sahabatnya berada diujung tanduk sekarang.
Bersambung…
“Bagus ya kamu bilang aku hantu!” Yoshi mencengkram kedua tangan Jessy dengan sangat kencang membuat Jessy yakin bahwa pria di depannya adalah manusia.“M-maaf—” Jessy berujar lirih dengan wajah menggemaskannya. “Aku pikir Sayang tidak akan pulang kembali kesini.”“Kamu tidak ingin aku pulang?” Hembusan nafas Yoshi jelas kentara di depan wajah Jessy yang semakin memerah. Gadis itu mengatupkan bibirnya segera kemudian memalingkan wajahnya ke sembarang arah. “Aku dengar kucing peliharaanku di ganggu anjg tidak tahu diri!”Seketika Jessy kembali menoleh dengan wajah syoknya. Hal yang tidak pernah diduga olehnya adalah perhatian Yoshi kali ini. “Em— itu…” Jessy begitu gugup dan tidak tahu harus berkata seperti apa sekarang.“Kamu sungguh menyedihkan!” cerca Yoshi menghilangkan rasa haru Jessy dengan cepat. Pria itu menunjukkan wajah dingin dan angkuhnya. “Apa aku pernah mengajarimu kekalahan?”Jessy dengan cepat mengubah raut wajahnya cemberut seketika. Dengan lembut Yoshi mengusap wajah
Setelah kepergian ayahnya, Yoshi menjadi gelisah tidak menentu. Dia bahkan sudah memporak-porandakan ruangan yang terbiasa rapi, kini sudah berserakan dengan barang-barang yang hancur ulah tangan dan emosi Yoshi.Tuuut!“Yin!”“Iya, Tuan…”“Bagaimana kabar disana?”Yoshi langsung menghubungi asisten khususnya yang memang sengaja ditaruh di kota B untuk menjaga juga membantu istrinya.“Ehm…”Respon Yin yang membingungkan sontak membuat Yoshi kembali dilanda kekhawatiran berlebihan. “Jawab aku dengan benar, Yin!!”Emosi Yoshi sudah di ujung tanduk, inginnya dia juga menyalurkannya membunuh seseorang sekarang juga. Tidak ada yang tidak mengetahui bagaimana mengerikan tuan besar Keenan jika sudah campur tangan. Ayah kandung Yoshi itu bahkan sampai menghancurkan kepolisian sektor C saat kasus kakak kedua mereka mencuat. Apalagi saat sekarang ini skandal Yoshi sudah terbongkar. Tentu saja, Yoshi kelabakan dengan kemungkinan terburuk yang bisa saja ayahnya lakukan dalam waktu singkat.“M-maa
Dengan susah payah Yoshi mengembalikan debar jantungnya yang semakin lama semakin cepat berkali-kali lipat. Tidak hanya sesak, peluh dingin sudah membanjiri tubuhnya saat ini. Apa yang bisa terjadi jika ayahnya sudah menghendaki apa permintaannya. Yoshi jelas tidak bisa menolaknya.“Aku—” Yoshi kembali kesulitan mengungkapkan apa yang jadi keinginannya ataupun penolakan yang bisa saja membuat hubungan ayah dan anak itu retak sekarang.“Yoshi…” Tuan Keenan kembali bangkit dan menatap pemandangan di depan kaca besar. “Bukankah kamu sudah tahu, salah satu syarat kamu bisa menjadi Raja Jaringan Hitam dan menggeser posisi Kakakmu?” Tuan Keenan menoleh pada putranya yang terasa memucat di tiap detiknya.“A-aku belum mengetahuinya, terlebih aku baru terjun di pasar gelap baru beberapa tahun kebelakang,” jawab Yoshi terbata.“Ya— meski kamu baru di pasar gelap. Namun, eksistensi dan kinerjamu cukup memuaskanku!” Tuan Keenan kembali menyeringai penuh makna. “Sisanya, kamu harus melenyapkan sat
Baru saja Yoshi merasa bahagia, dia kembali merubah raut wajahnya jauh lebih cepat saat ini. Tidak hanya Yoshi yang merubah cepat ekspresi wajahnya. Melainkan tuan besar Keenan sendiri, dia terlihat serius menatap putranya dan bersiap kembali mengeluarkan wejangan.“Istrimu bermarga Wang!" Tuan Keenan menatap tajam putranya. "Kamu sudah aku beritahu sebelumnya, siapa yang berulah dengan keluarga Lee selama ini?”Denyut jantung Yoshi kembali berdenyut semakin cepat, rasanya menyesakkan dadanya. “Tapi, Pah–”“Kenapa? Kamu mencintainya?” tanya tuan Keenan menunjukkan seringai mengejeknya.“Tidak!” Yoshi refleks mengatakan bahwa dia tidak mencintai wanita yang sudah menjadi istrinya selama dua tahun berjalan. Entah darimana datangnya keberanian Yoshi mengatakan hal itu, yang jelas dia tidak bisa mengerti perasaannya saat ini.“Tuan Wang adalah pria pintar dan licik. Meski demikian, kamu harus tahu bahwa dia adalah adik dari kakekmu… Itu artinya, Jesselyn Wang juga merupakan salah satu bag
Sejenak Yoshi menelan ludah atas pernyataan ayahnya. Jujur pria yang sudah berkembang pesat itu sendiri tidak haus kekuasaan dan uang. Selama ini hidupnya sudah sangat nyaman dengan kekuasaan dan harta melimpah yang dimiliki ayahnya. Bagi Yoshi, dia tidak perlu susah payah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Nama besar ayahnya cukup membuatnya mendapatkan privilege di dunia ini. Sayangnya, semua tidak seindah harapan, dia tetap harus berusaha keras menstabilkan perusahaan juga pekerjaan di pasar gelap yang di titahkan ayahnya.“Yoshi!”Keenan menunjukan sebuah video aktivitas ilegal di jaringan gelap, putra Mr. K itu memang sudah mengetahuinya. Selama ini, dia lah yang bergerak disana mencari orang tertentu dan membunuh orang yang tak sejalan dengan organisasi mereka. Hal itu dilakukan hanya untuk menemukan sebuah benda yang diinginkan Raja Jaringan Hitam yang tak lain ayahnya sendiri.“Selama Kakakmu menjabat ketua, dia berusaha menyeimbangkan dan menyelaraskan dunia atas dan ba
Rasanya jantung Yoshi lepas dari tempatnya, denyut jantungnya berpacu lebih dari sekedar dua kali lipat saat ini. Pria itu tidak sedikit pun mengeluarkan kata melewati bibirnya. Tubuhnya terasa lemas, dia sampai tidak bisa menyela satu katapun yang keluar dari mulut ayahnya. Pria itu juga tengah berjaga-jaga, selama ayahnya tidak jelas dengan maksud dan tujuan kedatangannya, Yoshi hanya bisa pura-pura tidak mengetahuinya.Keenan telah selesai menyesap rokok herbal miliknya. Dia mematikan di atas nampan wine di atas nakas disamping tubuhnya. Dengan cepat pria itu mengubah kembali mode ruangan menjadi mode pintar.“Activated!”Seluruh ruangan menjadi gelap, beberapa panel pintar juga hologram berterbangan mengitari mereka. Keenan membuka dokumen yang dibutuhkan dan menunjukkannya pada Yoshi. “Apa kamu belum tahu bahwa Kakakmu sudah mencium kelakuanmu di pasar gelap?”Yoshi kembali menunduk, rasanya hari ini keberaniannya tertinggal di rumah istrinya. Dari awal ayahnya datang, rasanya di