Dengan bantuan sistem canggihnya, Yoshi berhasil menyelamatkan diri bersama Jessy dari ledakan di malam naas itu. Ledakan yang terjadi bukanlah kebetulan, Yoshi sudha bisa memprediksi bahwa musuh telah memasang bom sebagai jebakan setelah mengetahui keberadaannya di sana, tepat saat ia lengah bersama seorang gadis yang dikirim untuk menjeratnya.
"Uugh..."
Jessy menggeliat pelan, tubuhnya terasa nyeri di setiap inci. "Kenapa seluruh badanku terasa sakit begini...?"
"Akhirnya bangun juga."
Suara berat dan dalam itu membuat Jessy tersentak. Kepalanya berputar cepat, dan pandangannya langsung bertemu dengan sosok pria yang tengah mematikan rokoknya, tatapannya tajam dan penuh dominasi.
"Aaaarrgh!"
Jessy menjerit histeris. Ketakutan dan kesadaran yang datang bersamaan membuatnya panik. Tubuhnya yang tak tertutup kain apa pun, serta kehadiran pria asing dengan dada polos di depannya, hanya membawa satu kesimpulan mengerikan ke dalam pikirannya.
Tanpa pikir panjang, air matanya langsung meluncur deras diiringi jeritan yang begitu menyayat. Yoshi yang tak terbiasa dengan suara melengking seperti itu langsung menyumpal telinganya.
"Kamu bisa lebih berisik dari itu?!"
Nada suaranya tajam dan dalam, cukup untuk menghentikan tangis Jessy yang langsung membeku. Napasnya tersengal saat ia menatap pria di hadapannya lebih jelas.
‘Astaga… dia luar biasa tampan. Tapi… siapa dia?!’
Namun, sebelum pikirannya sempat menyusun jawaban, Yoshi kembali berbicara.
"Dengar baik-baik." Nada suaranya rendah dan berbahaya. "Kamulah yang datang padaku dan menggoda tanpa malu." Tatapannya menghujam seperti belati. "Jangan harap bisa kabur."
Jessy semakin kebingungan. ‘Apa maksud pria ini?!’
Bruk!
Sebuah berkas tebal dilemparkan ke pangkuannya, sedangkan Yoshi menatapnya tanpa ekspresi. "Tanda tangan."
Jessy mengernyit, matanya beralih ke tumpukan kertas itu. Perlahan, ia membaca judul dokumen yang tertera.
"Perjanjian kerja sama?" bisiknya. Alisnya semakin berkerut saat ia membaca lebih lanjut. Hingga akhirnya matanya membelalak. "Menikah?!"
Yoshi mengangguk santai. "Ya."
"Tunggu! Anda tidak bisa seenaknya begini!" Jessy segera bangkit, mencerca tanpa ragu. Pria ini memang tampan luar biasa, dengan aura kekuasaan yang kental. Tapi menikah? Dengan seseorang yang bahkan tak dikenalnya?! "Atas dasar apa saya harus menyetujui ini?!"
"Atas dasar kamu sendiri yang memintanya semalam." Yoshi menjawab tanpa basa-basi.
Wajah Jessy langsung memerah. "T-tapi aku masih dua puluh tahun!"
"Itu bukan urusanku. Tapi kalau sampai kamu hamil dan kabur membawa penerusku, aku yang rugi." Yoshi menyeringai tajam. "Dan aku tidak suka kehilangan sesuatu yang berharga."
Jessy terbelalak, mulutnya menganga tak percaya. "Hamil?! No way!"
Flashback Off
***
Sementara itu, di ruang tamu, Jessy masih tertidur di sofa, tak menyadari kehadiran pria yang kini berdiri di sampingnya. Yoshi hanya menggeleng pelan saat melihat kekacauan di ruangan itu yang mana barang-barang berserakan akibat ulah istrinya yang penuh amarah. "Dasar bocah..."
Dengan tenang, ia mulai memunguti barang-barang dan menatanya kembali. Setelah itu, matanya kembali tertuju pada Jessy yang tampak gelisah dalam tidurnya. Wajahnya tampak begitu lelah, dengan sisa air mata di sudut matanya.
Yoshi mendekat dan tanpa sadar, ia mengecup kening istrinya.
"Tidur pun harus semenyedihkan ini, ya?" bisiknya pelan. Dengan lembut, ia menyeka sisa air mata Jessy.
Seketika, mata gadis itu terbuka lebar.
"Tuan?!"
Yoshi hanya menyeringai, menatap istrinya yang masih setengah sadar. Gadis itu terduduk dengan cepat, berusaha mengumpulkan kesadarannya.
"Sayang," bisik Yoshi menggoda. "Apa kamu lupa harus memanggilku apa di rumah?"
Ia membingkai wajah Jessy dengan kedua tangannya, mendekat dengan tatapan intens. Gadis itu menelan ludah, jantungnya mulai berpacu liar.
"M-maaf, Sayang... Aku ketiduran..."
"Di jam kerja?" Yoshi mengangkat alisnya, menarik tangan Jessy hingga gadis itu berdiri, lalu dengan cepat menariknya ke pangkuan.
"Aaaah!" Jessy tersentak, wajahnya merona seketika.
"Ugh, kamu sedang menggodaku?" Yoshi mencengkeram dagunya, menatapnya dalam. "Sudah tiga bulan aku tidak mendengar rintihanmu, Sayang."
Jessy terdiam, jantungnya berdegup semakin cepat. Pria ini... pria yang dulu selalu mencerca dan memperlakukannya tanpa perasaan, kini menatapnya dengan tatapan yang berbeda.
Yoshi menyelidiki ekspresi Jessy, lalu terkekeh kecil. "Harusnya kamu tahu, kenapa aku begini."
Jessy mengepalkan tangannya, berusaha menenangkan debaran di dadanya. Tapi satu hal yang pasti, ia tidak bisa lagi mengelak dari jerat pria ini.
“Aku sungguh seperti mimpi melihatmu pulang kembali kesini, Sayang,” ujar Jessy merubah sikapnya seratus delapan puluh derajat. Tidak ada yang tahu bahwa Jessy paling pintar bersikap di depan suaminya. Menyenangkan Yoshi adalah jalan hidupnya, jika tidak mana mungkin dia bisa bertahan hidup sampai detik ini!
“Apa kerjamu hanya tidur?”
Ingin rasanya Jessy kembali mendorong pria itu ke dasar jurang, dengan senyuman palsu yang terbit di muka bantal miliknya, Jessy memeluk erat Yoshi. Pria besar itu terkekeh sejenak melihat kelakuan rubah peliharaannya.
“Harusnya kamu tahu, kenapa aku kayak gini!” rutuk Jessy mulai menggiring topik perbincangan.
Bersambung...
“Bagus ya kamu bilang aku hantu!” Yoshi mencengkram kedua tangan Jessy dengan sangat kencang membuat Jessy yakin bahwa pria di depannya adalah manusia.“M-maaf—” Jessy berujar lirih dengan wajah menggemaskannya. “Aku pikir Sayang tidak akan pulang kembali kesini.”“Kamu tidak ingin aku pulang?” Hembusan nafas Yoshi jelas kentara di depan wajah Jessy yang semakin memerah. Gadis itu mengatupkan bibirnya segera kemudian memalingkan wajahnya ke sembarang arah. “Aku dengar kucing peliharaanku di ganggu anjg tidak tahu diri!”Seketika Jessy kembali menoleh dengan wajah syoknya. Hal yang tidak pernah diduga olehnya adalah perhatian Yoshi kali ini. “Em— itu…” Jessy begitu gugup dan tidak tahu harus berkata seperti apa sekarang.“Kamu sungguh menyedihkan!” cerca Yoshi menghilangkan rasa haru Jessy dengan cepat. Pria itu menunjukkan wajah dingin dan angkuhnya. “Apa aku pernah mengajarimu kekalahan?”Jessy dengan cepat mengubah raut wajahnya cemberut seketika. Dengan lembut Yoshi mengusap wajah
Setelah kepergian ayahnya, Yoshi menjadi gelisah tidak menentu. Dia bahkan sudah memporak-porandakan ruangan yang terbiasa rapi, kini sudah berserakan dengan barang-barang yang hancur ulah tangan dan emosi Yoshi.Tuuut!“Yin!”“Iya, Tuan…”“Bagaimana kabar disana?”Yoshi langsung menghubungi asisten khususnya yang memang sengaja ditaruh di kota B untuk menjaga juga membantu istrinya.“Ehm…”Respon Yin yang membingungkan sontak membuat Yoshi kembali dilanda kekhawatiran berlebihan. “Jawab aku dengan benar, Yin!!”Emosi Yoshi sudah di ujung tanduk, inginnya dia juga menyalurkannya membunuh seseorang sekarang juga. Tidak ada yang tidak mengetahui bagaimana mengerikan tuan besar Keenan jika sudah campur tangan. Ayah kandung Yoshi itu bahkan sampai menghancurkan kepolisian sektor C saat kasus kakak kedua mereka mencuat. Apalagi saat sekarang ini skandal Yoshi sudah terbongkar. Tentu saja, Yoshi kelabakan dengan kemungkinan terburuk yang bisa saja ayahnya lakukan dalam waktu singkat.“M-maa
Dengan susah payah Yoshi mengembalikan debar jantungnya yang semakin lama semakin cepat berkali-kali lipat. Tidak hanya sesak, peluh dingin sudah membanjiri tubuhnya saat ini. Apa yang bisa terjadi jika ayahnya sudah menghendaki apa permintaannya. Yoshi jelas tidak bisa menolaknya.“Aku—” Yoshi kembali kesulitan mengungkapkan apa yang jadi keinginannya ataupun penolakan yang bisa saja membuat hubungan ayah dan anak itu retak sekarang.“Yoshi…” Tuan Keenan kembali bangkit dan menatap pemandangan di depan kaca besar. “Bukankah kamu sudah tahu, salah satu syarat kamu bisa menjadi Raja Jaringan Hitam dan menggeser posisi Kakakmu?” Tuan Keenan menoleh pada putranya yang terasa memucat di tiap detiknya.“A-aku belum mengetahuinya, terlebih aku baru terjun di pasar gelap baru beberapa tahun kebelakang,” jawab Yoshi terbata.“Ya— meski kamu baru di pasar gelap. Namun, eksistensi dan kinerjamu cukup memuaskanku!” Tuan Keenan kembali menyeringai penuh makna. “Sisanya, kamu harus melenyapkan sat
Baru saja Yoshi merasa bahagia, dia kembali merubah raut wajahnya jauh lebih cepat saat ini. Tidak hanya Yoshi yang merubah cepat ekspresi wajahnya. Melainkan tuan besar Keenan sendiri, dia terlihat serius menatap putranya dan bersiap kembali mengeluarkan wejangan.“Istrimu bermarga Wang!" Tuan Keenan menatap tajam putranya. "Kamu sudah aku beritahu sebelumnya, siapa yang berulah dengan keluarga Lee selama ini?”Denyut jantung Yoshi kembali berdenyut semakin cepat, rasanya menyesakkan dadanya. “Tapi, Pah–”“Kenapa? Kamu mencintainya?” tanya tuan Keenan menunjukkan seringai mengejeknya.“Tidak!” Yoshi refleks mengatakan bahwa dia tidak mencintai wanita yang sudah menjadi istrinya selama dua tahun berjalan. Entah darimana datangnya keberanian Yoshi mengatakan hal itu, yang jelas dia tidak bisa mengerti perasaannya saat ini.“Tuan Wang adalah pria pintar dan licik. Meski demikian, kamu harus tahu bahwa dia adalah adik dari kakekmu… Itu artinya, Jesselyn Wang juga merupakan salah satu bag
Sejenak Yoshi menelan ludah atas pernyataan ayahnya. Jujur pria yang sudah berkembang pesat itu sendiri tidak haus kekuasaan dan uang. Selama ini hidupnya sudah sangat nyaman dengan kekuasaan dan harta melimpah yang dimiliki ayahnya. Bagi Yoshi, dia tidak perlu susah payah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Nama besar ayahnya cukup membuatnya mendapatkan privilege di dunia ini. Sayangnya, semua tidak seindah harapan, dia tetap harus berusaha keras menstabilkan perusahaan juga pekerjaan di pasar gelap yang di titahkan ayahnya.“Yoshi!”Keenan menunjukan sebuah video aktivitas ilegal di jaringan gelap, putra Mr. K itu memang sudah mengetahuinya. Selama ini, dia lah yang bergerak disana mencari orang tertentu dan membunuh orang yang tak sejalan dengan organisasi mereka. Hal itu dilakukan hanya untuk menemukan sebuah benda yang diinginkan Raja Jaringan Hitam yang tak lain ayahnya sendiri.“Selama Kakakmu menjabat ketua, dia berusaha menyeimbangkan dan menyelaraskan dunia atas dan ba
Rasanya jantung Yoshi lepas dari tempatnya, denyut jantungnya berpacu lebih dari sekedar dua kali lipat saat ini. Pria itu tidak sedikit pun mengeluarkan kata melewati bibirnya. Tubuhnya terasa lemas, dia sampai tidak bisa menyela satu katapun yang keluar dari mulut ayahnya. Pria itu juga tengah berjaga-jaga, selama ayahnya tidak jelas dengan maksud dan tujuan kedatangannya, Yoshi hanya bisa pura-pura tidak mengetahuinya.Keenan telah selesai menyesap rokok herbal miliknya. Dia mematikan di atas nampan wine di atas nakas disamping tubuhnya. Dengan cepat pria itu mengubah kembali mode ruangan menjadi mode pintar.“Activated!”Seluruh ruangan menjadi gelap, beberapa panel pintar juga hologram berterbangan mengitari mereka. Keenan membuka dokumen yang dibutuhkan dan menunjukkannya pada Yoshi. “Apa kamu belum tahu bahwa Kakakmu sudah mencium kelakuanmu di pasar gelap?”Yoshi kembali menunduk, rasanya hari ini keberaniannya tertinggal di rumah istrinya. Dari awal ayahnya datang, rasanya di