Home / Romansa / PARAMOUR / Bagian 4 : Bern, Switzerland

Share

Bagian 4 : Bern, Switzerland

Author: bieunnie
last update Last Updated: 2025-08-06 21:50:51

Old City, menjadi destinasi pertama Kiara dan beberapa asisten juga manajernya yang saat itu menunggu dengan sabar gadis berparas campuran itu berpose dengan lihai di depan kamera. Dalam satu hari, mereka mengunjungi beberapa tempat di Old City untuk melakukan pengambilan gambar dengan beberapa pakaian yang sesuai dengan konsep pemotretan majalah yang dilakukan Kiara. Hingga saat sore tiba, gadis yang tak pernah kehilangan senyumnya sejak tadi mulai menyandarkan tubuh lelahnya di kursi mobil sembari memejamkan kedua matanya ringan bersama dengan Lilly, sahabat sekaligus manajernya yang sibuk dengan tablet di pangkuannya.

“Lilly, malam ini kita menginap di mana?"

"Schweizerhof, aku sudah memesan tempat di sana.”

“Kalian benar-benar tidak mengizinkanku beristirahat, segera melakukan pemotretan setelah aku menginjakan kaki di sini. That’s cruel!”

“Tidak hanya kau karena semua anggota tim juga menderita, NO! Bahkan mereka lebih menderita. Mereka bahkan menyiapkan semuanya lebih dulu sebelum kau datang."

"Ya, tapi setidaknya kalian bisa pergi makan-makanan enak, sementara aku harus menahan lapar. Kalian melarangku makan sejak tiga hari lalu bahkan selama pemotretan di swiss. Kau hanya mengizinkanku meminum protein shake satu hari sekali dan melarangku minum air mineral enam jam sebelum pemotretan. Padahal aku hanya ingin makan satu gigitan Rosti! So i called it, ruthless.

I guess i am. Tapi aku hanya tidak ingin kau terlihat jelek di kamera. Siapa yang menangis dan merengek saat terlihat tidak bagus di kamera? Me?"

“Kalian pasti berpikir bahwa aku bukan manusia.”

Lily terbangun dari posisinya dan menatap teman baiknya yang masih memejamkan matanya erat.

“Lalu selama ini kau apa jika bukan manusia?"

Kiara tersenyum, membuka matanya lebar untuk menatap Lilly yang sedang tersenyum menggoda.

"I don’t know, an angel maybe. Aku seorang malaikat, Lilly!" Wajah Lilly kehilangan sinarnya seketika. "Tentu aku manusia, hanya saja aku merasa terkadang mereka lupa bahwa aku manusia, they treat me like a doll tidak peduli bagaimana kondisiku.”

"At least, kau juga mendapatkan bayaran bukan? Jika kau merasa mereka seenaknya sendiri ingatlah kau yang memilih jalan hidup seperti ini, Kiara. Ironi memang, tapi kenyataanya memang seorang public figur seperti barang yang memiliki nilai, daya tarik, bisa dijual, dan menghasilkan dolar. That's it"

"Thank you sudah mengingatkan bahwa semua ini pilihanku, Best friend. Sialnya aku menganggap semua ini adalah pekerjaan yang layak."

Kiara kembali memejamkam kedua matanya kesal, sementara Lilly tersenyum menatap sahabatnya yang tampak lelah.

“Istirahatlah, aku tahu kau lelah karena jadwalmu padat seminggu ini. Acara pertunangan Nathan—”

Kata-kata Lilly tertahan karena ia tahu Kiara paling tak suka jika ada orang lain membicarakan Nathan setelah berita pertunangan yang cukup heboh itu sampai di telinganya. Lilly urung, hendak menghentikan pertanyaannya, namun Kiara yang menunggu mulai menatap sahabatnya itu tak sabaran, sehingga ia segera memberikan jawaban sebelum Lilly sempat bertanya.

He's still gay. Dia tidak tertarik dengan perempuan"

Are you sure? Bagaimana bisa dia menikah jika dia tidak menyukai perempuan?”

For covering, maybe. Aku hanya kasihan padanya.”

Who?

The innocent swan princess, Vivian. Siapa lagi?”

Ooo you’re so mean, Girl. Biar bagaimanapun dia calon kakak iparmu.”

“Whatever and i don't care about those people. Menyebalkan!"

“Tapi Kiara—”

“Lilly, please lupakan cinta sepihakmu, Nathan bahkan tidak tahu jika kau menyukainya sejak kita masih di sekolah menengah dulu.”

“Itu karena kau tidak pernah mau membantuku, kau malah mengatakan bahwa Nathan adalah seorang gay dan sekarang kau masih melakukan hal yang sama. Tapi seberapa besar kau berusaha meracuni pikiranku, bagiku Nathan adalah pria seutuhnya."

“Tapi dia sudah bertunangan dengan wanita lain dengan kata lain, semua sudah terlambat! Kau tidak punya kesempatan."

Lilly tampak bersedih, namun itulah yang Kiara selalu lakukan saat banyak wanita bertanya tentang Nathan yang di mata orang lain memiliki penampilan dan hidup yang sempurna. Setidaknya dulu, ia akan mengatakan sebuah kebohongan besar tentang Nathan karena ia tak ingin Nathan memiliki kekasih atau bahkan dekat dengan wanita manapun, termasuk sahabatnya Lilly.

"Kapan kita akan sampai?"

"Entahlah, tapi aku yakin kau akan sangat kesal saat tahu siapa yang merekomendasikan hotel tempatmu tinggal."

"Siapa? Kau akan membuat gebrakan apa lagi?"

"Mr. Hallord"

“WHAT!!!”

"Kellan Halord, Si pria Korea yang menganti namanya semenjak ibunya menikahi pengusaha properti dan real estate terbesar di Amerika"

"Lilly!"

“Aku bahkan melupakan fakta bahwa kita dan dia pernah sekolah di tempat yang sama, memang hanya beberapa bulan, setidaknya sebelum dia pindah ke negara bagian lain dan tiba-tiba muncul sebagai seorang hot CEO, and surprisingly dia masih mengingatnya.”

“Lilly. Kau gila? Untuk apa kau mengingat hal-hal seperti itu.”

"Ingatanku cukup kuat tentang detail pria-pria tampan. Kami bertemu dan mengobrol, sedikit nostalgia dan mengingat masa lalu sampai akhirnya dia menawarkan akomodasi gratis jika kita jadi pergi ke Swiss.”

I'm doomed! Tidak ada yang gratis di dunia ini!”

Kiara ingat betul beberapa hari yang lalu di acara pertunangan Nathan ia bertemu dengan pria itu yang terus merayunya. Betul memang ia sedang mencari sebuah management untuk kegiatannya sebagai seorang model namun ia tetap ingin bekerja dengan Lilly sahabat baiknya dan beberapa tim yang Lilly dirikan untuk membantu pekerjaanya. Tidak peduli jika semua bertanya mengapa seorang model setenar Kiara tidak bergabung dengan sebuah agency dan lebih memilih untuk berdiri sendiri dengan seorang manajer dan beberapa asisten pribadi yang mengurusi semua kebutuhannya. Alasanya hanya satu, karena ia tak mudah percaya dengan orang lain.

"Aku melempar sepatuku padanya beberapa hari yang lalu"

"WHAT?”

My heals actually.” Kiara terbata.

Are you? Insanely stupid? He is the oldest son of the richest family in this country! NO! One of the wealthiest family in this world. And you throw your heals on him?

Ya, right on his face, directly.”

"But why? Aku sudah mengingatkanmu untuk selalu menjaga sikapmu, please behave sweetheart!"

“Kau tahu jika dia sedang mengincar beberapa model papan atas untuk bergabung dengan management model miliknya. Kami bertemu saat acara pertunangan Nathan dan mengobrol di bar. Dia menawarkan uang muka agar aku mau bergabung denganya. Dia menawarkan uang agar aku mau bergabung dengannya! Dia ingin membeliku, dia pikir aku bisa dibeli dengan uang? Aku hanya akan bergabung jika aku ingin!”

Lily berdecak kagum, "Aku ingin memujimu, tapi aku rasa kau akan segera menemui kematianmu.”

"Apa yang salah? Aku melakukan hal yang benar."

“Karena dia seorang Kellan Halord, anak dari pemilik hotel yang akan kau tinggali dan yang terpenting adalah sehari sebelum kita berangkat ke Swis dia menemuiku dan hanya agency-nya lah yang menawarkan kontrak yang menguntungkan untuk kita dan sesuai dengan yang kau inginkan!"

******

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PARAMOUR   Chapter 19 : Apology

    Ting tung ting tung ting tungSatu ikat bunga peony memenuhi tangan Nathan yang kini sedang menunggu dengan gusar di depan pintu. Kegelisahan seperti memenuhi pikirannya tak kala Vivian yang biasanya begitu cepat membukakan pintu, kini harus membuatnya menunggu. Semua karena rasa bersalahnya, ia mengakui kesalahannya hari itu dan ia ingin menyelesaikan semuanya. Sekali lagi Nathan menekan bel yang tak lama setelahnya ia mendapati Vivian muncul dari balik pintu dengan senyuman kecut menyambut kehadiran Nathan."Kau belum tidur?"Vivian lagi-lagu tersenyum. Senyum yang bahkan bisa Nathan artikan dengan baik. "Aku tidak bisa tidur, masuklah," tutur Vivian yang berusaha bersikap sewajarnya seolah ia tak marah dan baik-baik saja. "Apa ini bunga Peonyku?"Nathan mengangguk dan Vivian segera memeluk bunga miliknya untuk menikmati wangi harum khas bunga peony yang paling ia suka."Apa ada toko bunga yang buka selarut ini?""Aku sudah membelinya tadi siang."Vivian kemudian menyadari seberapa

  • PARAMOUR   Bagian 18 : Drunk

    Suara musik berdentum begitu keras di telinga Nathan, ia tidak pernah tahu jika acara after party akan dikemas dengan cara seperti ini, cukup liar. After party yang lebih terlihat seperti sebuah pesta club malam dimana semua orang berpesta dan bersenang-senang seolah hanya hidup hanya untuk hari itu saja. Nathan menolak segala macam minuman karena kedua matanya terus menatap Kiara yang terlihat menikmati pesta, menari di lantai dansa bersama dengan para model pria dan wanita sembari membawa segelas minuman. Beberapa orang berpesta di kolam dengan bikini bahkan tak jarang ada beberapa orang yang sedang bermesraan sembari menghisap rokok bergantian. Suasana yang tidak nyaman bagi seorang Jonathan Carringtoon Lee yang merasa semua itu bukan dunianya. Dunianya terlalu tenang dibandingkan keadaan malam itu.Beberapa wanita terlihat mendekati Nathan karena memang pria itu begitu tampan dan menarik perhatian. Namun mentah-mentah Nathan menolak dan meminta para wanita yang mendekatinya untuk p

  • PARAMOUR   Bagian 17 : Let the Show Begin

    Degup jantung yang memburu membuat Vivian merasa panik karena gugup, udara yang mendadak terasa dingin membuat tubuhnya juga ikut terasa kaku. Berusaha mengatasi rasa gugupnya ia berjalan kesana-kemari untuk mengurangi semua ketegangan meskipun riasan telah menghiasi wajah sempurna Vivian malam itu, sangat cantik meskipun ia tak dapat tersenyum merasakan malam itu yang tak sesuai dengan harapan. Sesekali ia menatap deretan kursi penonton dari balik tirai, memastikan bahwa tempat yang ia pesan telah terisi dan tak lagi kosong."Get ready in ten minute!"Kedua jari-jari Vivian saling bertaut dan ia mulai terpejam untuk memohon banyak hal, hanya sepuluh menit yang terasa begitu cepat berlalu karena Nathan tak kunjung datang."Please please please Nathan please." Vivian terus berharap bahwa Nathan akan datang di menit-menit terakhir sebelum pertunjukannya dimulai."In five minute!"Vivian membuka kedua matanya dan kembali nenatap kursi kosong yang tak juga terisi oleh pemiliknya. Vivian m

  • PARAMOUR   Bagian 16 : I Need Your Help

    De Young Museum, adalah tempat yang paling Nathan ingin kunjungi selama di San Francisco, tujuannya adalah untuk menghadiri pameran koleksi graphic art Anderson dan membeli sebuah lukisan karya Umbereto Boccioni yang nantinya akan ia letakan di ruang makan. Ia berkeliling dan melihat satu per satu karya seni yang saat itu dipamerkan hingga hatinya tertarik kepada satu karya yang ia rasa mampu bersinergi dengan ruang makannya. Kepuasan tergambar di wajah tampan yang selalu tersenyum dengan kedua mata yang berbinar, ia jatuh cinta, jatuh cinta kepada sebuah karya seni yang membuatnya terbang ribuan mil hanya untuk menjemputnya dan membawanya pulang.Kegiatanya hari itu berakhir saat ia sudah membeli lukisan yang ia inginkan, ia memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi museum yang berdiri sejak tahun 1894 itu sembari menunggu jadwal selanjutnya yaitu menonton pertunjukkan Vivian. Banyak hal yang ia kagumi selama mengelilingi museum yang luas itu, bagaimana bagunannya yang terkesan un

  • PARAMOUR   Bagian 15 : Let Me Know

    Makan malam yang memuaskan itu berakhir membuat Vivian kekenyangan karena masakan Nathan yang sangat enak, berkali-kali Vivian memuji calon suaminya yang sangat lihai di dapur dan membuat makanan enak. Kini keduanya memutuskan untuk menikmati malam bersama di apartemen Vivian yang sengaja ayah Vivian beli untuk Vivian yang tinggal di San Fransisco.Dua gelas berkaki panjang berisi wine menjadi pendamping kedua orang yang sedang duduk di ruang santai sembari menatap langit malam dari jendela yang terbuka lebar. Mengobrol sembari bersandar di sofa berwarna biru muda yang nyaman dan cukup luas. Nathan yang tiba-tiba meletakan gelas wine-nya dan beranjak kembali dengan satu kotak obat yang membuat Vivian merasa tersentuh. Pria itu duduk di samping Vivian sebelum akhirnya merain kedua kaki Vivian untuk ia letakan di pangkuannya.“Aku tidak sengaja melihatnya.”Vivian hanya bisa tersenyum senang menerima perlakuan manis Nathan.“Terlihat sangat menyakitkan. Kau tidak melapisinya dengan toe p

  • PARAMOUR   Bagian 14 : Smell of You

    Alunan musik mengiringi langkah indah Vivian saat menari, melompat di udara dan berputar dengan begitu ringan saat menciptakan gerakan indah. Senyum tak luput dari wajahnya ketika ia menari dengan beberapa orang yang membuatnya menjadi pusat dari pertunjukan, menunjukan pendalaman karakter dengan wajah sempurna yang mampu membius mata para penoton yang menerima dengan baik emosi Vivian dalam gerakan indahnya."Well done everyone! Well done!!"Seorang pria dan wanita yang duduk di bangku penonton bertepuk tangan dan memuji penampilan para pemain dalam sesi terakhir latihan. Membuat semua orang tersenyum bahagia dan saling berpelukan saling menyemangati untuk pertunjukan utama nanti.Vivian melepas sepatu baletnya dan kembali memeriksa jari-jari kakinya yang terluka. Ia terdiam, sama sekali tak indah namun menunjukkan seberapa besar usaha jari-jari buruk rupanya untuk sampai pada titik yang ia impikan. Bukankah semakin terluka semakin indah karena semua usahanya. Kedua matanya kini bera

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status