ホーム / Lainnya / PEMBALASAN SANG JENDRAL / Penghina Akan Terhina

共有

Penghina Akan Terhina

作者: F Azzam
last update 最終更新日: 2024-01-14 16:25:56

"Mari ikut dengan saya, Pak. Saya akan memberitahukan sesuatu," ucap Charles. Seraya merangkul George.

George mulai luluh, ia lantas mengikuti langkah Charles menuju ke mobilnya. Namun tiba-tiba George berubah pikiran.

"Mau dibawa kemana saya! tidak, saya tidak mau ikut!"

Ia langsung melepaskan tangan Charles dari bahunya. Lalu pergi begitu saja meninggalkan Charles.

"Tunggu Jendral!"

"Saya tidak akan mencelakai anda! percayalah!" Charles mencoba meyakinkan George.

Tapi George tak juga menggubrisnya. George adalah orang yang sangat hati-hati dan tidak percaya begitu saja dengan orang yang tidak dia kenal.

Dan akhirnya George pun pergi semakin jauh tanpa arah tujuan.

Tanpa diketahuinya, Charles terus memantau keberadaan George.

Di dalam mobil dinas miliknya, Charles menelepon Sersan Herdy. Ia mengambil ponsel dari sakunya lalu sambungan telepon pun terhubung.

"Selamat siang Sersan Herdy," ucap Charles.

"Selamat siang Letnan Charles, ada yang bisa saya bantu?" tanya Herdy melalui sambungan telepon.

"Hari ini saya mengabarkan. Jendral George telah ditemukan. Tapi Jendral George sudah tidak mengingat sama sekali dengan saya dan bahkan tentang semua masa lalunya. Dia menolak untuk ikut dengan saya. Sekarang saya instruksikan untuk kirimkan pengawalan untuk Jendral George," ucap Letnan Charles.

Mendengar kabar baik tersebut, tentu saja membuat Sersan Herdy bahagia. Tak terbayangkan baginya Sang Jendral yang sangat dihormati kembali memimpin kesatuan.

"Apakah ini benar? Sa-saya sangat senang Letnan," ucap Sersan Herdy.

"Benar Sersan. Sekarang instruksikan pengawalan untuk Jendral George di Jalan St. petersburg sisi timur," ucap Letnan Charles.

"Siap laksanakan Letnan!" jawab Sersan Herdy, antusias.

Lalu sambungan telepon pun terputus.

Di saat yang sama. George tengah berjalan dengan langkah cepat. Namun setelah perjalanan selama satu jam akhirnya ia merasa letih lalu menepi di sebuah emperan toko.

George duduk termenung meratapi nasibnya. Rasa lapar dan dahaga tak tertahankan. Lantas ia merogoh kantungnya.

srek... srek...

Saat tangan merogoh kantung celana. Ternyata ia lupa membawa dompetnya. Alangkah bingungnya George.

"Aduh, bagaimana ini. Aku lupa membawa dompet!" ucap dalam benaknya.

Lantas ia berdiri dari emperan toko untuk bergegas kembali ke rumah mewah Tuan William.

Namun sesampainya di kediaman Tuan William. Tempat yang selama ini dia tinggali bersama Sang istri.

Puluhan mobil mewah tampak berjejer di halaman rumah yang megah.

George mengintip dari celah pagar rumah.

"Ada acara apa ini?" tanya George dalam benaknya.

Kemudian ia menekan tombol bel. Lalu seorang security keluar dari dalam pos keamanan rumah.

"Di dalam sedang ada acara. Untuk apa kamu kembali lagi?" tanya Security dengan nada menyolot.

"Dompet ku tertinggal. Aku ingin mengambil Dompetku," jawab George.

"Kamu tunggu di sini. Biar saya yang akan mengambil dompetnya," ucap Security.

"Apakah saya tidak diizinkan masuk?" tanya George.

"Sesuai instruksi dari Nyonya Jenny. Anda tidak diterima lagi di rumah Tuan William," jawab Security.

George pun merasa sedih dengan kenyataan itu. Mengingat selama setahun ini ia telah banyak mengukir cerita dengan Veronica di rumah itu.

Walau pun apa yang dialami selama ini setelah kepergian Tuan William. George diperlakukan layaknya asisten rumah tangga di rumah itu. Memotong rumbut dan mencuci mobil Nyonya Jenny adalah pekerjaan sehari-harinya. Cacian dan hinaan sudah biasa ia terima hingga ia seperti mati rasa.

"Baiklah, saya akan menunggu di sini," ucap George.

Lalu sang Security melangkah memasuki rumah.

Di saat menunggu itu ia memperhatikan keadaan halaman rumah yang begitu ramai. Dan tiba-tiba ada seseorang menghampirinya.

"Hey, mau apa kamu ke sini?!" seru Edward yang merupakan adik kandung Veronica.

"Aku hanya ingin mengambil dompetku," jawab George, singkat.

"Tidak ada. semua barangmu sudah dibakar!" seru Edward.

Namun George tau Edward sedang membohonginya.

Lalu datanglah sang Security membawa dompet milik George. Tampaknya ia tidak datang sendiri. Melainkan bersama Jenny dan seorang pria.

George bertanya-tanya tentang siapa pria tersebut.

"Ini dompetmu," ucap Security, memberikan dompet itu kepada George.

"Heh sampah! kamu tidak usah datang lagi ke rumah ini ya! Saya sudah menjodohkan Veronica dengan lelaki istimewa ini, " seru Jenny dengan nada tinggi, tangan satunya menepuk punggung pria itu dengan pelan.

Sontak George terkejut bukan main. Ternyata lelaki itulah yang akan menggantikannya sebagai suami Veronica. Tak pernah terbayangkan baginya bila orang yang sangat dicintainya dipersunting oleh pria lain.

"Ti-tidak mungkin. Aku masih suaminya. Kamu tidak berhak untuk menggantikanku dengan pria lain," ucap George dengan nada yang bergetar.

"Loh, saya ibu Veronica. Saya lebih berhak untuk mengatur dia. Dia berasal dari rahim saya. Sedangkan kamu, untuk memberi nafkah saja tidak becus!" seru Jenny dengan nada tinggi.

"Walau bagaimanapun saya tetap bertanggung jawab. Saya tidak pernah lari dari tanggung jawab. Kenapa kamu memperlakukan saya seperti itu?" George pun tak habis pikir dengan apa yang diperbuat Jenny.

Jenny menatap sinis ke arah George. Lantas ia berkata, "Hanya dengan 150 Dollar sebulan kamu bilang menafkahi? huh, sungguh memalukan jika Veronica tetap bersama sampah seperti kamu."

Jhony tersenyum kecut memandang George. Pandangannya seperti jijik saat melihat sampah.

"Jadi lelaki ini yang mama ceritakan? hikks. . . memalukan!"

Pandangan George seketika menatap tajam ke arah Jhony.

"Kau pikir kau hebat? Kau tidak akan dapat mengambil hati Veronica. Sampai kapanpun aku adalah suaminya," ucap George.

Sontak Jenny murka dengan ucapan George.

"Jangan asal bicara kamu! Veronica akan menjadi istrinya. Dia adalah pengusaha sukses. Tidak seperti kamu, Gelandangan!" seru Jenny.

Jhony tersenyum memandang Nyonya Jenny.

"Tenang saja Ma, Veronica pasti akan bahagia dengan saya. Dan pastinya gelandangan ini tidak akan kembali lagi setelah ini," ucap Jhony, menyeringai memandang George.

Lantas Jhony melangkah ke hadapan George. Lalu tiba-tiba kedua tangannya mendorong tubuh George.

Di saat itulah, seketika sebuah klakson mobil terdengar.

Teeet!

Suara bising itu membuat semua orang terkejut lalu mengalihkan perhatian mereka.

Setidaknya ada tujuh mobil anti peluru berdatangan. Lalu beberapa orang dengan tubuh yang tinggi dan berbadan tegap keluar dari mobil-mobil tersebut. Beberapa dengan pakaian dinas kemiliteran lengkap dengan lencana.

Hal itu tentu saja membuat mereka bertanya-tanya. Nyonya Jenny lantas memandang Jhony. "Itu para tamu undanganmu?" tanya Jenny.

Jhony pun bingung harus menjawab apa. Namun bukan Jhony jika tidak bisa berbohong demi gengsi dirinya.

Jhony berbisik pelan ke telinga Jenny. Lalu pria itu berkata. "Tentu saja Ma. Siapa lagi orang penting di sini kalau bukan aku."

Jenny merasa bangga dengan Jhony. Namun sedikit lagi pengakuan itu akan menjadi bumerang bagi dirinya.

Saat para petinggi militer itu berdatangan. Jhony langsung menyodorkan tangannya.

"Selamat datang, saya sudah menunggu kalian. senang akhirnya bapak-bapak datang. silahkan masuk,"

Namun sodoran tangan Jhony seketika dihempaskan oleh seorang Letnan jendral di hadapannya.

Prakk!

"Berani-beraninya kamu memperlakukan Bapak George seperti itu!" seru Letjen Greigh. Seorang Letnan jendral yang merupakan bawahan sekaligus teman dekat Jendral George.

Jhony, Jenny dan semua yang melihat kejadian itu terkejut bercampur keheranan.

Jhony adalah orang yang sangat disegani dan memiliki puluhan pengawal. Dan baru kali ini ada seseorang yang berani melabraknya.

Jhony pun terdiam membeku. Begitu juga Jenny hingga menganga mulutnya mendengar ucapan seorang petinggi militer tersebut.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Langkah Berbahaya

    George berjalan keluar dari rumah, setiap langkah terasa semakin berat seiring dengan rasa cemas yang menghimpit di dadanya. Ketegangan terasa mencekam, dan fikiran tentang Hana yang tertinggal di rumah membuatnya semakin sulit untuk berkonsentrasi. Ia tahu bahwa setiap detik berharga dalam situasi yang semakin memburuk. Di markas besar, suasana tampak mencekam. Para tentara berlari ke sana-sini, berusaha mengendalikan kekacauan setelah serangan mendadak terhadap Menteri Pertahanan. George segera mendekati ruang operasi, tempat di mana Menteri sedang berkumpul dengan staf dan analis. “George! Terima kasih kau datang,” Menteri Hendrik menyambutnya dengan lega, namun wajahnya tetap menunjukkan tekanan yang menggelayuti. “Kami baru menerima informasi bahwa serangan ini mungkin hanya bagian dari rencana yang lebih besar. Marco mungkin sudah memiliki jalur untuk menginternalisasi kekuatannya kembali.” “Menteri, siapa yang menyerang? Dan apakah kita sudah menemukan dalang di balik in

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Antara Tanggung Jawab Dan Cinta

    George dan timnya kembali ke markas besar dengan langkah yang berat. Mereka baru saja melalui pertempuran yang sengit dengan Marco dan pasukan mafia yang terampil, meskipun berhasil mengusir mereka, perasaan kekalahan tetap menggelayut di benaknya. Banyak yang hilang dalam pertarungan itu—kehidupan, kepercayaan, dan mungkin sedikit rasa aman. Setiba di markas besar, suasana terasa hampa. Lampu-lampu menyala terang, menyinari ruangan yang seharusnya menjadi pusat komando bagi mereka. George disambut oleh Menteri Pertahanan, Bapak Hendrik, yang menunggu di ruang tunggu. “George! Kabar yang mengejutkan tentang pertempuran baru-baru ini. Silakan duduk,” kata Menteri sambil gestur untuk mempersilakan George duduk. Wajahnya penuh kekhawatiran namun tampak berusaha tenang. "Apa yang sebenarnya terjadi di lapangan? Bagaimana keadaanmu dan tim?" George menarik napas dalam-dalam, mengingat kembali semua yang terlibat. “Kami terlibat dalam pertempuran yang lebih besar dari yang kami perkiraka

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Janji Dalam Dendam

    Malam itu, setelah pertempuran yang sangat brutal, George berdiri berjaga di tengah reruntuhan medan perang. Dia bisa merasakan napasnya yang berat dan jantungnya yang berdegup kencang. Pertarungan itu sangat sengit, dan walaupun dia telah berhasil melumpuhkan Marco, dia tahu bahwa ancaman tidak sepenuhnya sirna. Dengan peluru berserakan dan api yang menerangi seluruh medan, suasana terasa lebih menegangkan daripada sebelumnya. Marco, masih terjatuh di tanah, memegang lengan yang terkena tembakan. Nyeri yang luar biasa menghantuinya, tetapi bukan hanya rasa sakit fisik yang menyiksa—itu adalah rasa kehampaan karena menghadapi kekalahan ini. Sadisnya, kekalahan ini juga mengingatkannya pada semua yang telah hilang; kehormatan, rasa percaya diri, dan kini bahkan pasukannya. Dengan sisa kekuatan yang ada, Marco menggerakkan tubuhnya, berusaha bangkit dan melarikan diri dari tempat itu. Di balik bayang-bayang, beberapa anggota sisa mafia Marco dengan cepat menyadari situasi kritis yan

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Pertempuran Sengit

    George mengedarkan pesan mendesak pasukannya. Dia mengorganisir pertemuan di basis militernya. Hari itu, George berdiri di pangkalan militer. Jamie, komandan dengan sikap tegas, melangkah maju dengan wajah serius. "Jendral George, kami semua terkejut mendengar kabar ini. Tak seharusnya anda berhadapan dengan Marco yang berbahaya itu sendirian. Dan dapatkah anda benar-benar menjamin keberhasilan operasi ini?" Tanya Jamie, mengawasi reaksi George. "Saya tidak punya pilihan lain. Marco telah mendapatkan kekuatan dan ia kini bergabung dengan organisasi mafia lainnya. Mereka tidak hanya mengincar saya, tetapi juga siap menyerang siapa pun yang berdiri di jalur mereka. Ini bukan hanya tentang saya. Ini tentang melindungi keamanan negeri ini,” jawab George, suaranya tegas namun tegang. Jamie mengangguk. "Kami semua siap mendukungmu, George. Tapi kita harus berhati-hati. Jika Marco membentuk aliansi dengan mafia lain, ini bisa menjadi peperangan yang lebih besar." Perencanaan dan pelatih

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Industri Terbengkalai Menjadi Saksi

    Keheningan dalam kompleks industri yang terabaikan terasa semakin mencekam. George dan Hana berpegang erat, perasaan takut dan ketidakpastian menyelimuti Hana saat suara langkah kaki yang semakin mendekat, menandakan Marco dan anak buahnya sudah mulai mendekati mereka. George berbisik, “Hana, kita harus bersiap. Kalau mereka menemukan kita, kita tidak akan punya pilihan selain melawan.” Hana menatapnya dengan mata penuh ketakutan namun seberkas keberanian melintas di wajahnya. “Apa yang harus kita lakukan, George?” George mengambil napas dalam-dalam, merasakan detak jantungnya berdegup kencang. Dia mengeluarkan pistol kecil yang selalu disimpannya untuk situasi darurat. “Saya akan mengalihkan perhatian mereka. Kamu tetap di sini dan cari tempat yang aman untuk berlindung. Jika ada kesempatan, keluar sejauh mungkin.” Tanpa menjawab, Hana hanya mengangguk, hatinya berusaha menguatkan diri. George memeriksa peluru dalam pistolnya, lalu mengintip melalui celah jendela truk, melihat

  • PEMBALASAN SANG JENDRAL   Malam Mencekam

    Malam semakin larut ketika George dan Hana keluar dari restoran, bersiap untuk pulang. Suara mesin mobil meraung di tengah hiruk pikuk jalanan malam. George memasuki mobil, dan Hana duduk di sampingnya, merasakan ketegangan yang tak terucapkan. Dia berpaling menatap langit malam yang berbintang, namun George merasakan sesuatu yang lain: sebuah bahaya yang kian mendekat.Di saat George mulai mengendarai mobilnya. Sebuah mobil hitam terlihat membuntuti."Saya rasa kita seharusnya mengambil rute yang lain, Hana," ucap George dengan nada serius, sementara dia memutar kemudi untuk menghindari jalan yang sepi.Hana, yang tidak merasakan ancaman apa pun, mengerutkan dahi. "Tapi jalan ini lebih cepat, kan? Kita hanya ingin pulang," ujarnya dengan suara lembut.George mengalihkan pandangannya ke arah samping, matanya menyapu sekitar. Dalam sekejap, dia melihat sesosok pria bertato dengan tampang garang tengah duduk memperhatikannya dari dalam mobil hitam itu. Hati George semakin berdegup kenc

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status