Share

Enam.

Pagi ini seperti biasa Jack turun ke bawah untuk sarapan.

Semua pelayan sudah menyiapkan sarapan untuknya.

Jack melirik ke arah Arum yang ikut berdiri di sebelah pelayan yang lain nya.

Mata mereka tidak sengaja bertemu, Jack tersenyum miring. Baju pelayan memang sangat cocok untuk Arum.

Bahkan baju pelayan yang Arum gunakan sekarang, lebih bagus daripada baju gembel yang Arum gunakan saat pertama kali mereka bertemu.

Jack masih tidak menyangka dia bisa menikah dengan perempuan seperti Arum.

Arum menundukkan kepalanya saat Jack terus memperhatikan nya sedari tadi.

Jack mengalihkan tatapannya dari Arum.

Lalu Jack langsung duduk dan bersiap untuk makan.

Sebelum nafsu makan Jack hilang, karena menatap wajah Arum.

Namun baru saja Jack akan menyuap kan makanannya.

"Uwek..."

Terdengar suara seseorang yang ingin muntah.

Semua orang langsung menatap ke arah Arum.

Begitupun dengan Jack, Jack menatap Arum dengan tajam.

Prank.

Jack langsung melempar piring ke lantai, hingga pecah berkeping-keping.

Semua orang terkejut di buatnya.

"Menjijikan ..." Ucap Jack dengan menatap Arum tajam.

Nafsu makan Jack langsung hilang saat mendengar suara muntahan Arum.

"Ma..maaf tuan..." Ucap Bu Lina yang meminta maaf.

Sementara Arum sudah berlari ke kamar mandi. Arum sudah tidak tahan ingin muntah.

"Lain kali jangan suruh dia ada di meja makan, saat saya lagi makan..." Ucap Jack.

Mereka semua mengangguk mengerti.

Setelah mengatakan itu Jack langsung pergi begitu saja. Dia sudah tidak selera untuk makan lagi.

Jack masuk ke dalam mobilnya, dia langsung menuju ke kantor nya.

Moodnya benar-benar hancur karena istri sialannya itu.

****

Arum mengelap keringat di dahinya, rasanya sangat lelah. Dia harus membersihkan kolam renang sebesar ini sendirian.

Dari pagi tadi Arum tidak berhenti bekerja, begitu juga pelayan yang lain nya.

Rumah Jack sangat besar, jadi butuh banyak tenaga untuk membersihkannya.

Arum mengelus perutnya yang masih rata, semoga anak nya kuat di dalam sana.

Pagi tadi setelah muntah, semua pelayan menanyai Arum, apakah dia sakit. Arum memberi alasan kalau dia hanya masuk angin saja.

Tidak mungkin Arum bilang kalau dia sedang mengalami Morning Sickness, Arum bingung mau menjawab apa, kalau orang-orang di sini tau dia sedang hamil.

Apalagi Jack sama sekali tidak menganggapnya sebagai istri.

Entah sampai kapan Arum bisa menutupi kehamilan nya, karena semakin hari pasti perutnya akan semakin besar.

"Arum..."  Panggil seorang pelayan.

Membuat Arum yang sedang melamun di pinggir kolam renang langsung menoleh.

"Sebentar lagi Tuan pulang, kamu di suruh ke kamar Tuan untuk menyiapkan air hangat, untuk Tuan mandi..." Ucap Diana.

Diana salah satu pelayan juga di sini, dia masih muda sama seperti Arum.

"Kenapa tidak yang lain saja?" Ujar Arum.

Arum sebenarnya tidak mau berurusan dengan Jack, apalagi masuk ke kamar pria itu.

"Yang lain masih punya banyak kerjaan..." Ucap Diana.

Akhirnya Arum pun mengangguk dengan terpaksa, mau bagaimana lagi, hanya dia yang pekerjaan nya sudah selesai.

"Kamar Tuan ada di lantai Empat..." Ucap Diana menunjukkan dimana kamar Jack berada.

Arum pun berdiri dari duduknya.

"Kamu cukup menyiapkan air hangat, sama handuknya saja..." Ucap Diana memberitahu tugas yang harus Arum lakukan.

Diana juga menunjukkan dimana letak handuk baru di kamar Tuan mereka.

"Baik lah, aku akan kesana..." Ucap Arum dengan melangkah pergi ke kamar Jack.

Arum masuk ke dalam Lift, dia menekan tombol nomor Empat, untuk menuju lantai Empat.

Di rumah ini ada dua lift, yang satu untuk Jack, dan yang satunya lagi untuk para pelayannya.

Ting.

Lift pun terbuka, Arum buru-buru keluar dan berjalan menuju kamar Jack.

Ceklek.

Arum membuka pintu kamar Jack, lalu dia masuk secara perlahan.

Arum terkagum-kagum melihat Disain kamar Jack, yang sangat mewah. Warna nya di dominasi dengan warna hitam dan abu-abu.

Kamar ini juga sangat luas.

Arum menggelengkan kepalanya, dia harus cepat menyelesaikan tugasnya. Arum takut nanti Jack keburu datang.

Arum tidak mau bertemu dengan pria itu.

Arum masuk ke dalam kamar mandi.

Arum segera menyiapkan air hangat untuk Jack.

Setelah semua pekerjaan nya selesai Arum buru-buru keluar dari kamar mandi.

Saat menuju pintu kamar Jack, Arum melihat foto Jack yang terpampang di dinding. Foto itu sangat besar.

Arum memperhatikan wajah Jack. Arum menatap foto itu dengan penuh kebencian.

Kenapa Arum harus berurusan dengan pria seperti Jack.

Kalau boleh jujur Arum rasanya sangat marah pada Jack. Bahkan saat pertama kali mereka bertemu, Arum ingin sekali menampar wajah Jack dengan keras.

Apalagi ketika mengingat malam dimana Jack memperkosa nya.

Tapi sayang Arum sadar dia siapa, sehingga dia tidak bisa melakukan itu kepada Jack.

Dia bertahan di sini demi anaknya, agar anaknya mendapatkan hidup yang layak.

"I- hate- you..." Arum menekan setiap ucapannya dengan menatap foto Jack dengan penuh kebencian.

Setelah itu Arum langsung membalik tubuhnya hendak keluar dari kamar Jack.

Namun langkah Arum terhenti, saat melihat sosok Jack sudah berdiri di belakang nya. Arum melebarkan matanya terkejut.

"Ja...Jack..." Ucap Arum terbata.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status