Pagi ini seperti biasa Jack turun ke bawah untuk sarapan.
Semua pelayan sudah menyiapkan sarapan untuknya.
Jack melirik ke arah Arum yang ikut berdiri di sebelah pelayan yang lain nya.
Mata mereka tidak sengaja bertemu, Jack tersenyum miring. Baju pelayan memang sangat cocok untuk Arum.
Bahkan baju pelayan yang Arum gunakan sekarang, lebih bagus daripada baju gembel yang Arum gunakan saat pertama kali mereka bertemu.
Jack masih tidak menyangka dia bisa menikah dengan perempuan seperti Arum.
Arum menundukkan kepalanya saat Jack terus memperhatikan nya sedari tadi.
Jack mengalihkan tatapannya dari Arum.
Lalu Jack langsung duduk dan bersiap untuk makan.
Sebelum nafsu makan Jack hilang, karena menatap wajah Arum.
Namun baru saja Jack akan menyuap kan makanannya.
"Uwek..."
Terdengar suara seseorang yang ingin muntah.
Semua orang langsung menatap ke arah Arum.
Begitupun dengan Jack, Jack menatap Arum dengan tajam.
Prank.
Jack langsung melempar piring ke lantai, hingga pecah berkeping-keping.
Semua orang terkejut di buatnya.
"Menjijikan ..." Ucap Jack dengan menatap Arum tajam.
Nafsu makan Jack langsung hilang saat mendengar suara muntahan Arum.
"Ma..maaf tuan..." Ucap Bu Lina yang meminta maaf.
Sementara Arum sudah berlari ke kamar mandi. Arum sudah tidak tahan ingin muntah.
"Lain kali jangan suruh dia ada di meja makan, saat saya lagi makan..." Ucap Jack.
Mereka semua mengangguk mengerti.
Setelah mengatakan itu Jack langsung pergi begitu saja. Dia sudah tidak selera untuk makan lagi.
Jack masuk ke dalam mobilnya, dia langsung menuju ke kantor nya.
Moodnya benar-benar hancur karena istri sialannya itu.
****
Arum mengelap keringat di dahinya, rasanya sangat lelah. Dia harus membersihkan kolam renang sebesar ini sendirian.
Dari pagi tadi Arum tidak berhenti bekerja, begitu juga pelayan yang lain nya.
Rumah Jack sangat besar, jadi butuh banyak tenaga untuk membersihkannya.
Arum mengelus perutnya yang masih rata, semoga anak nya kuat di dalam sana.
Pagi tadi setelah muntah, semua pelayan menanyai Arum, apakah dia sakit. Arum memberi alasan kalau dia hanya masuk angin saja.
Tidak mungkin Arum bilang kalau dia sedang mengalami Morning Sickness, Arum bingung mau menjawab apa, kalau orang-orang di sini tau dia sedang hamil.
Apalagi Jack sama sekali tidak menganggapnya sebagai istri.
Entah sampai kapan Arum bisa menutupi kehamilan nya, karena semakin hari pasti perutnya akan semakin besar.
"Arum..." Panggil seorang pelayan.
Membuat Arum yang sedang melamun di pinggir kolam renang langsung menoleh.
"Sebentar lagi Tuan pulang, kamu di suruh ke kamar Tuan untuk menyiapkan air hangat, untuk Tuan mandi..." Ucap Diana.
Diana salah satu pelayan juga di sini, dia masih muda sama seperti Arum.
"Kenapa tidak yang lain saja?" Ujar Arum.
Arum sebenarnya tidak mau berurusan dengan Jack, apalagi masuk ke kamar pria itu.
"Yang lain masih punya banyak kerjaan..." Ucap Diana.
Akhirnya Arum pun mengangguk dengan terpaksa, mau bagaimana lagi, hanya dia yang pekerjaan nya sudah selesai.
"Kamar Tuan ada di lantai Empat..." Ucap Diana menunjukkan dimana kamar Jack berada.
Arum pun berdiri dari duduknya.
"Kamu cukup menyiapkan air hangat, sama handuknya saja..." Ucap Diana memberitahu tugas yang harus Arum lakukan.
Diana juga menunjukkan dimana letak handuk baru di kamar Tuan mereka.
"Baik lah, aku akan kesana..." Ucap Arum dengan melangkah pergi ke kamar Jack.
Arum masuk ke dalam Lift, dia menekan tombol nomor Empat, untuk menuju lantai Empat.
Di rumah ini ada dua lift, yang satu untuk Jack, dan yang satunya lagi untuk para pelayannya.
Ting.
Lift pun terbuka, Arum buru-buru keluar dan berjalan menuju kamar Jack.
Ceklek.
Arum membuka pintu kamar Jack, lalu dia masuk secara perlahan.
Arum terkagum-kagum melihat Disain kamar Jack, yang sangat mewah. Warna nya di dominasi dengan warna hitam dan abu-abu.
Kamar ini juga sangat luas.
Arum menggelengkan kepalanya, dia harus cepat menyelesaikan tugasnya. Arum takut nanti Jack keburu datang.
Arum tidak mau bertemu dengan pria itu.
Arum masuk ke dalam kamar mandi.
Arum segera menyiapkan air hangat untuk Jack.
Setelah semua pekerjaan nya selesai Arum buru-buru keluar dari kamar mandi.
Saat menuju pintu kamar Jack, Arum melihat foto Jack yang terpampang di dinding. Foto itu sangat besar.
Arum memperhatikan wajah Jack. Arum menatap foto itu dengan penuh kebencian.
Kenapa Arum harus berurusan dengan pria seperti Jack.
Kalau boleh jujur Arum rasanya sangat marah pada Jack. Bahkan saat pertama kali mereka bertemu, Arum ingin sekali menampar wajah Jack dengan keras.
Apalagi ketika mengingat malam dimana Jack memperkosa nya.
Tapi sayang Arum sadar dia siapa, sehingga dia tidak bisa melakukan itu kepada Jack.
Dia bertahan di sini demi anaknya, agar anaknya mendapatkan hidup yang layak.
"I- hate- you..." Arum menekan setiap ucapannya dengan menatap foto Jack dengan penuh kebencian.
Setelah itu Arum langsung membalik tubuhnya hendak keluar dari kamar Jack.
Namun langkah Arum terhenti, saat melihat sosok Jack sudah berdiri di belakang nya. Arum melebarkan matanya terkejut.
"Ja...Jack..." Ucap Arum terbata.
Jack yang baru pulang dari kantor, langsung berjalan menuju kamar nya."Selamat sore Tuan..." Sapa para pelayan yang berpapasan dengan Jack.Jack tidak membalas sapaan mereka semua, Jack terus berjalan dengan angkuhnya menuju kamarnya.Ceklek.Jack masuk ke dalam kamarnya.Jack mengangkat sebelah alis nya, saat melihat seseorang berada di dalam kamarnya.Jack terus memperhatikan orang itu. Tampaknya orang itu sedang memperhatikan foto nya."I hate you...."Samar-samar Jack mendengarkan apa yang orang itu ucapkan.Jack tersenyum miring, saat mendengar orang itu bilang dia membencinya.Saat orang itu berbalik dan melihat Jack.Jack langsung menatap Arum dengan tajam. Berani sekali Arum bilang seperti itu tentang dia.
Pagi ini Arum sudah berada di dapur membantu pelayan yang lain untuk memasak sarapan."Arum kenapa mata mu bengkak, apa kau habis menangis semalam?" Tanya Diana ke Arum.Arum yang sedang mengiris sayur langsung menoleh ke arah Diana."Tidak.." Ucap Arum berbohong.Padahal dia memang habis menangis semalaman, karena bertengkar dengan Jack.Arum menangis sejadi-jadinya semalam."Kalau mau ngobrol jangan di sini..." Celetuk salah satu pelayan.Menghentikan pembicaraan Arum dan Diana.Arum langsung menoleh ke arah pelayan itu.Arum mengerutkan keningnya, perasaan kemarin Arum tidak melihat pelayan ini.Apa dia pelayan baru, batin Arum.Arum melihat penampilan perempuan di depannya ini. Dia memakai seragam pelayan seperti yang Arum kenakan, tapi se
Jack keluar dari hotel dimana dia dan pelayan nya selesai melakukan hal-hal yang menyenangkan. Seperti janji mereka tadi pagi.Setelah bermain dengan Beti, Jack meninggalkan Beti begitu saja. Setelah Jack memberikan Beti uang. Di luar gajinya sebagai pelayan.Sean yang menunggu Jack di lobi, langsung menggelengkan kepalanya, melihat tingkah Jack.Memang Jack tidak pernah berubah, bahkan pelayan nya sendiri saja di tiduri.Jack masuk ke dalam mobilnya, Sean pun ikut masuk."Ke klub..." Ucap Jack ke supirnya.Sean langsung menoleh ke arah Jack tidak percaya, sekarang sudah jam satu pagi dan Jack masih mau ke klub.Apa Jack tidak lelah."Tapi Bos...""Diam..." Jack langsung memotong ucapan Sean.Jack malas mendengar ocehan Sean. Sean terlalu banyak protes.Sean
Byur....Jack menyiram tubuh Arum dengan air seember, entah sudah ember yang ke berapa.Setelah kejadian tadi pagi, Jack langsung menyeret tubuh Arum sampai ke tepi kolam renang. Jack langsung mendorong tubuh Arum hingga masuk kedalam kolam renang, untungnya Arum bisa berenang, jadi dia masih selamat.setelah itu Jack tidak henti-hentinya menyiram tubuh Arum dengan air.Sekarang sudah jam enam pagi, Jack masih terus menyiram Arum.Bahkan semua pelayan yang lain, sangat terkejut saat melihat kondisi Arum.Apa yang terjadi sampai Jack menghukum Arum sebegitu nya.Mereka semua berkumpul di pinggir kolam renang sekarang.Sean sangat terkejut melihat apa yang Jack lakukan pada istrinya sendiri.Buk.Jack melempar ember
Jack menghisap rokok di jari nya dengan perlahan, lalu menghembuskan nya.Jack sedang berada di kantor, dan sekarang dia sedang bersantai dengan menikmati sebatang rokok dan juga Wine.Bahkan Jack kadang, saat sedang meeting pun Jack pasti merokok.Jangan pikir di kantor Jack bakalan sibuk, dan bekerja keras.Kerjaan Jack hanya memantau apa yang karyawannya kerjakan.Kalau ada yang salah Jack akan memarahi mereka.Untuk apa Jack bayar mereka mahal-mahal, kalau semuanya masih saja Jack yang mengerjakan.Jadi kerja Jack hanya menandatangani berkas, mengecek laporan, dan selebihnya karyawannya lah yang mengerjakannya. Sesantai itu pekerjaan nya.Kalau tidak yang di tanda tangani dan di cek, ya seperti ini kerjaan Jack, hanya bersantai.Ceklek.Pintu ruangan Jack terbuka dari luar.Membuat Jack menatap ke arah pintu itu dengan kesal. Siapa berani masuk tanpa ketuk pintu dulu.Apalagi orang itu sudah mengganggu waktu bersantai Jack."Jack..." Panggil seseorang yang masuk kedalam ruangan Jac
Jack pulang ke rumahnya dengan raut wajah yang sangat kesal.Sean saja sampai takut untuk menegur Jack."Keluarkan dia dari ruang bawah tanah..." Suruh Jack ke Arnold.Dia yang Jack maksud adalah Arum."Baik Tuan..." Ucap Arnold.Jack berjalan masuk menuju salah satu ruangan di rumahnya.Jack mendudukkan dirinya di salah satu sofa.Sekarang Jack akan menuruti semua kemauan Alexander. Biar Ayahnya itu puas."Sudah kau pindahkan semua barang Arum ke kamar yang ada di lantai dua?.." Tanya Jack ke salah satu bodyguard nya."Sudah Tuan..." Ucap bodyguard itu, mereka sudah mengerjakan semua perintah Jack.Semua pelayan di sana sangat terkejut, saat mendengar Jack meminta memindahkan semua barang-barang Arum.Mereka jadi bertanya-tanya ada hubungan apa antara Jack dan Arum.Kenapa Jack tiba-tiba memindahkan kamar Arum.Yang semula berada di paviliun bersama dengan pelayan yang lain, sekarang pindah ke bangunan utama di Mansion Jack.Beti terlihat paling kesal sekarang, Beti kira setelah dia t
Arum berjalan masuk kedalam kamar barunya.Kamarnya benar-benar luas dan bagus.Bahkan kamar ini lebih luas daripada rumah yang pernah dia tempati bersama Ayahnya dulu.Tapi walaupun kamar ini bagus dan luas, tetap saja Arum tidak suka. Entah mengapa perasan Arum menjadi tidak enak, karena Arum yakin Jack pasti punya niat buruk kepadanya setelah ini.Jack pasti punya rencana yang akan membuat Arum menderita.TokTokTokPintu kamar Arum di ketuk dari luar. Membuyarkan lamunan Arum."Masuk..." Ucap Arum.Ceklek.Pintu kamar Arum pun terbuka dari luar.Ternyata Diana yang datang."Arum.." panggil Diana.Arum tersenyum ke arah Diana, dia langsung menyuruh Diana untuk masuk dan duduk di sebelahnya."Ini baju-baju kamu..." Diana memberikan baju Arum yang dia ambil di paviliun."Makasih Di..." Ucap Arum.Diana menganggukkan kepalanya."Gimana keadaan kamu?" Tanya Diana."Aku baik..." Jawab Arum."Aku khawatir banget sama kamu, karena di ruang bawah tanah itu katanya serem banget. Aku aja ng
Jack sedang duduk di balkon kamarnya.Malam ini dia tidak datang ke klub.Dia hanya minum alkohol, dan duduk termenung di balkon kamarnya.Jack menatap foto seseorang yang ada di tangannya."Happy birthday..." Ucap Jack dengan menatap foto itu.Sudah sepuluh tahun semenjak kepergian seseorang yang ada di foto ini."Miss you Mom..." Ucap Jack.Perempuan di foto ini adalah ibunya.Semenjak kepergian ibu nya, hidup Jack rasanya sangat sepi. Tidak ada lagi tempat Jack untuk pulang dan mengadu.Hari terburuk bagi Jack adalah hari kematian ibunya. Dunia Jack rasanya hancur waktu itu. Bahkan rasanya Jack ingin mati bersama ibunya.Apalagi ibunya meninggal secara tragis.Ibu Jack meninggal karena bunuh diri.Jack memejamkan matanya, kenangan buruk itu kembali berputar di kepalanya.Kenangan di mana saat pertama kali dia menemukan ibunya, sudah tidak bernyawa di dalam kamar. Ibunya meminum racun, dan Jack lah orang pertama yang menemukan jasad ibunya.Jack tersenyum miris, saat mengetahui fakt