Share

Lima.

Pernikahan Jack dan Arum sudah selesai di laksanakan. Sekarang mereka sah sebagai suami istri.

Tidak ada pesta, tidak ada gaun ataupun jas. Arum hanya menggunakan Dress putih selutut, sedang kan Jack hanya memakai baju setelan kantornya. hanya pernikahan sederhana.

Bahkan ini tidak tampak seperti pernikahan.

Ini semua permintaan Jack. Kalau tidak seperti ini Jack tidak mau menikah. Alex hanya menuruti saja.

Yang hadir juga cuma dua orang, yaitu Sean dan Alex.

Sean sangat terkejut saat melihat Jack menikah.

Apa yang terjadi sebenarnya dengan Bos nya ini. Kenapa tiba-tiba dia menikah. Apalagi wanita yang di nikahi Jack hanya perempuan yang sangat sederhana. Seperti bukan Jack saja.

Pasti ada sesuatu yang terjadi, sampai Jack harus mendadak menikah seperti ini.

Selesai acara Jack langsung pulang menggunakan mobilnya.

Jack pulang sendiri tanpa mengajak Arum yang jelas-jelas sudah menjadi istrinya.

"Sean, kau antar Arum ke Mansion Jack..." Suruh Alex ke Sean.

Karena anak nya yang kurang ajar itu, sudah meninggalkan istrinya di sini.

"Baik Tuan..." Ucap Sean.

Alex menoleh ke arah Arum.

"Arum jaga diri baik-baik ya, kamu harus sabar dengan sikap Jack..." Ucap Alex dengan mengelus rambut Arum.

Arum menganggukkan kepalanya.

Sean dan Arum pergi dari sana.

Mereka masuk ke dalam mobil Sean.

Sean melirik ke arah Arum, sedari tadi Arum terus menunduk, jadi Sean tidak bisa melihat wajah Arum dengan jelas.

Bahkan Arum juga tidak bicara sama sekali. Apa Arum tidak lelah diam terus sedari tadi, batin Sean.

"Jadi nama mu Arum?" Tanya Sean memulai pembicaraan.

Semoga Arum mau berbicara.

Arum hanya mengangguk sebagai jawaban.

Membuat Sean sedikit kecewa, padahal Sean ingin mendengar Arum berbicara.

Sean sangat penasaran kenapa Arum bisa menikah dengan Jack. Sean ingin menanyakan soal itu ke Arum, tapi Arum malah tidak mau berbicara.

"Apa tidak pegal menunduk terus..." Ujar Sean.

Tidak ada jawaban, Arum hanya diam.

Sean menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sean bingung bagaimana caranya agar Arum mau berbicara.

"Kenapa kau bisa menikah dengan Jack?" Tanya Sean.

Arum tidak menjawab lagi, dia hanya diam saja.

Karena merasa di kacangi, akhirya Jack memilih untuk diam juga.

Arum terus diam sampai akhirnya mereka tiba di Mansion Jack.

Mobil Jack juga sudah ada di depan Mansion nya.

Sean mengajak Arum turun, mereka berjalan masuk kedalam rumah bersamaan.

Tepat di ruang tamu, Sean melihat Jack sudah duduk di sana.

Jack mengumpulkan semua pelayan yang ada di rumah ini.

Jack menatap ke arah Arum.

"Kalian lihat perempuan yang bersama Sean, dia pelayan baru disini..." Ucap Jack, Jack menunjuk Arum dengan dagunya.

Sean tidak habis pikir dengan Jack, bisa-bisanya dia menyebut istrinya sendiri  pelayan. Padahal mereka baru saja menikah.

Semua mata melihat ke arah Arum sekarang.

Sementara Arum masih diam saja.

Apa Arum bisu, batin Sean. Dari tadi gadis di sebelahnya ini tidak bereaksi sedikit pun. Hanya diam dan menunduk.

"Kalian bisa tunjukan di mana kamarnya, dan apa tugas-tugasnya..." Ujar Jack.

Setelah mengatakan itu Jack langsung berdiri dan pergi meninggalkan mereka semua.

Sampai kapan pun Jack tidak akan pernah menganggap Arum itu istrinya.

Jack tidak akan Sudi melakukan itu.

Sean mengikuti Jack dari belakang. Mereka masuk ke dalam lift bersama.

"Bos..." 

"Jangan banyak tanya..." Jack memotong ucapan Sean.

Malas mendengar ucapan Sean, karena Jack tau apa yang akan Sean tanyakan. Pasti soal pernikahan dadakan antara dia dan Arum.

Sean langsung terdiam.

"Sekarang yang harus kau lakukan hanya menutup mulut mu, jangan sampai ada yang tau tentang pernikahan tadi..." Ucap Jack.

Jack juga tidak akan pernah menganggap Arum itu istrinya.

Arum itu tidak jauh beda dengan pelayan di rumah nya.

Bahkan masih bagus baju pelayan di rumahnya, daripada baju yang Arum gunakan.

Nasib Jack sungguh sial karena memiliki istri seperti Arum.

****

"Ini seragam untuk mu..." Ujar ibu Lina.

Kepala pelayan yang ada di rumah Jack.

Memberikan seragam untuk Arum.

Tadi Arum sudah berkenalan dengan semua pelayan di rumah ini.

Dan untungnya mereka semua menerima Arum dengan baik.

Bu Lina juga menunjukkan dimana kamar Arum.

"Ganti baju dulu, setelah itu baru nanti ibu tunjukkan pekerjaan mu..." Ucap Bu Lina.

Arum menganggukkan kepalanya mengerti.

Setelah itu Ibu Lina langsung pergi meninggalkan Arum di dalam kamarnya.

Arum duduk di kasur kecil yang ada di dalam kamar itu.

Dia melihat ke sekeliling kamar. Kamar berukuran kecil yang setidaknya lebih layak, daripada dia harus tinggal di pinggir jalan.

Arum tidak menyangka hidupnya akan berakhir seperti ini.

Semenjak Ayah nya meninggal, hidupnya jadi berantakan.

Harus jadi gelandangan dan tinggal di pinggir jalan, karena memang Arum dan Ayah tidak memiliki rumah, selama ini mereka hanya mengontrak.

Semenjak ayahnya meninggal Arum tidak bisa membayar kontrakan itu lagi, dan akhirnya Arum di usir dari kontrakannya.

Semenjak itu Arum harus tinggal di pinggir jalan.

Sampai kejadian dimana Arum di perkosa oleh Jack.

Malam itu Arum lari dari preman yang sedang mengejarnya. Arum bisa bebas dari preman-preman itu, sialnya Arum bertemu dengan Jack.

Dan malam itu menjadi malam terburuk bagi Arum, dia di perkosa dan di lecehkan.

Malam itu Arum rasanya ingin mati saja.

Dan sekarang Arum harus menikah dengan pria kejam seperti Jack. Dan bahkan Arum di jadikan pelayan oleh suaminya sendiri.

Kalau tidak demi anaknya, Arum tidak akan mau menikah dengan Jack.

Arum melakukan ini semua demi anaknya.

Karena Pak Alex menjanjikan hidup yang layak untuk anaknya, jika Arum  mau menikah dengan Jack.

Arum tidak mau Anaknya hidup sengsara seperti dia. Makanya Arum setuju dengan pernikahan ini.

Ini semua demi masa depan anaknya.

Arum tidak mungkin tinggal di pinggir jalan dalam keadaan hamil seperti ini.

Arum mengelus perutnya dengan sayang.

"Sekarang kita bisa makan yang kenyang ya Dek, kita juga udah nggak kehujanan lagi..." Ucap Arum dengan suara yang bergetar menahan tangis.

Setidaknya dengan berada di sini, Arum bisa makan dengan layak, dan tidur di tempat yang layak juga.

Tidak seperti kemarin-kemarin, bahkan kadang Arum tidak makan berhari-hari.

Semoga ini keputusan yang terbaik untuk Arum.

Walaupun berat bagi Arum, dia baru berusia dua puluh tahun. Tapi masalah tidak pernah henti-hentinya menerpa hidupnya.

Semenjak kepergian Ayahnya hidup Arum jadi berantakan. Tidak ada lagi yang bisa melindungi Arum sekarang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status