Share

CHAPTER 5 APAKAH INI NYATA?

Hingga detik ini belum bisa memastikan diri untuk mempercayai itu semua, benarkah apa yang sedang dialami adalah merupakan sebuah kenyataan? Alicia masih bersama buku harian yang dianggapnya tertinggal dirumah sakit “Tidak mungkin? Mana mungkin aku hanya bermimpi, aku yakin buku harian ini ada ditanganku, ya tidak salah lagi, bahkan isi tulisan sama persis seperti saat sebelum aku jatuh tertidur oleh bantuan obat tidur” semua yang ada dihadapan Alicia terasa samar meski pun semua itu fakta yang nyata. 

"Apakah ini mimpi yang menjadi nyata? atau apa?" Alicia memerlukan penjelasan yang masuk akal. 

Setelah beberapa saat berlalu akhirnya Deborah kembali datang untuk Alicia "Nona, makanan anda sudah siap, mari ikut dengan saya" "Deborah?" "Ada apa Nona? wajah anda masih menunjukkan keterkejutan, sebaiknya lupakan saja kejadian ini, saya tidak menyalahkan anda bahwa anda sudah melupakan buku harian anda disini dan tadi anda bersikap seolah-olah saya dengan sengaja meninggalkan buku harian anda dirumah sakit, saya sangat memahami situasinya, barangkali anda lupa, sebab kondisi kesehatan anda yang tidak begitu baik"

"Tidak, tidak Deborah, kau salah" "Lantas?" "Aku selalu mencantumkan tanggal saat aku menuliskan sesuatu diatas lembar demi lembar buku harian, lihat ini, seumur hidup aku tidak pernah melewatkan keseharianku menulis, tanggal-tanggal yang telah berlalu itu tertata dan tertera secara rapi, ini adalah tanggal empat yang kutulis kemarin dan jika dilihat mundur aku menuliskan tanggal tiga, tanggal dua pada dua halaman sebelumnya, dan satu, lalu bagaimana aku mendapatkan tanggal empat kemarin jika benda ini berseberangan dengan tempat dimana aku berada?" Deborah menelan air ludahnya ia pun merasakan keanehan itu “Apa ada hal yang benar-benar memerlukan penjelasan untuk ini semua Nona?” “Entahlah? Entah? tinggalkan aku sendiri" "Tapi saya menekankan agar anda tidak lupa makan Nona? jangan terlalu merisaukan persoalan ini" Alicia membuat anggukan setuju hanya untuk membuat Debora segera berlalu dari hadapannya "Tapi saya harus memperhatikan anda makan Nona" selama ini aku selalu menghabiskan semua makanan yang kamu sediakan Deborah, apakah untuk sekali ini saja kau tidak bisa mempercayaiku?" tampaknya Deborah cukup meyakini ucapan Alicia, lalu kepala pelayan itu berundur pergi untuk kesekian kalinya meninggalkan Alicia karena ia terdesak keadaan, buku harian dan alibi-alibi yang dikemukakan betul-betul berkaitan yang membuatnya terpaksa aneh sebab nyatanya benda itu ada dilaci kamar Alicia, jujur saja otak Deborah pun rasanya sulit menolak penjelasan yang sudah dipaparkan oleh Alicia tadi.

“Aku tidak suka candaan, tapi apa yang kualami saat ini sudah seperti lelucon, yang benar saja, atau mungkin ada hubungannya dengan pemuda itu? lelaki muda yang kulihat sebelum aku jatuh pingsan dan pergi dari kesadaranku. Saat berada dialam mimpi, yang terfikir hanyalah pemuda itu, bahwa dia adalah orang pertama yang harusnya kutemui dikala aku membuka kedua mataku, akan tetapi justru tidak seperti dugaan semula, Debora membawa cerita yang berbeda, dia memberiku nama John Alfred, siapa dia? Aku sungguh ingin membahas semua ini lebih lanjut, bila perlu bertemu dengan John Alfred, untuk menanyakan tentang banyak hal.  

“Jadi kau benar-benar tidak menunjukkan dirimu dihadapan gadis itu saat ia membuka kesadarannya?” Alex menggeleng itu terjadi begitu saja tanpa disengaja “Gadis itu pasti mencari-cari dimana keberadaanmu saat ini, lebih jauh dia juga pasti ingin tahu siapa namamu? dan dari mana datangnya dirimu malam itu” Alex tetap bersikap tenang ‘Mungkin saja’ hal ini mempengaruhi cara berfikir Alex, Alicia sempat melihat Alex sementara Alex merasa seperti sedang melihat dirinya sendiri melalui ingatan Alicia “Gadis itu pasti sangat ingin bertemu denganku, kudengar gadis itu akhirnya tahu bahwa akulah orang yang telah membawanya kerumah sakit, bukan kau” tak ada yang perlu disesali tentang itu, justru yang sedang dipikirkannya tajam adalah bahwa mungkin Alicia akan mencurigai sesuatu “Aku telah membuat suatu kebodohan” tiba-tiba seolah Alex bersedia berbincang dengan John yang tak pernah dianggapnya sebagai seorang teman meskipun usia pertemanan mereka sudah setua ini, bahkan John sudah bukan lagi dia yang dulu, kini dia hanyalah Kakek dengan seorang cucu yang teramat sangat menyebalkan tapi selalu dirindukan kehadirannya “Kebodohan apakah itu? kulihat sepertinya kau sungguh menderita dengan apa yang hendak kau curahkan, mungkin saja aku bisa membantu mengatasi persoalanmu, siapa yang pernah tahu?” “Aku baru menyadarinya, bahwa setelah tanpa sengaja aku membawa buku harian gadis itu, tindakanku selanjutnya cukup untuk bisa terbilang bodoh, sementara dia masih tinggal dirumah sakit aku justru mengembalikan buku harian gadis itu kerumahnya, aku sungguh tidak sengaja melakukannya, aku hanya terdesak, karena seorang wanita bernama Debora, kala itu yang kudengar si wanita hendak masuk kedalam ruang rawat sang gadis bertepatan ketika buku harian si gadis ada didalam genggam tanganku, aku hanya sedikit merasa panik dan segera bergegas pergi” “Bagaimana kau bisa tahu dimana ia tinggal?” “Kau selalu menyatakan dirimu sebagai temanku, bagaimana kau tidak tahu caraku melakukannya?” John hanya bisa berdiam untuk beberapa saat, sambil memikirkan seperti apa itu dilakukan? Pada akhirnya memang harus lebih banyak pemakluman, John bukan lagi ia tiga puluh tahun yang lalu, dia sudah menjadi seorang Kakek-kakek, yang terkadang lupa tentang makanan anjingnya, beruntunglah sang istri selalu memperhatikan semua yang terlewatkan oleh John.  

“Oh itu dia, tentu saja aku mengingatnya, kau mengendus semua tempat yang pernah ia kunjungi, dan kau pasti berkali-kali mencium keberadaan gadis itu disekolah juga dirumahnya.” John berusaha menghembuskan nafas kegugupan tanpa diketahui oleh Alex, John perlahan mulai melupakan tentang yang pernah ia lewati dimasa lampau ini berhubungan dengan faktor usia.

Alicia mulai lelah memikirkan ketidak masuk akalan ini "Sudah cukup, aku memutuskan untuk mengakhirinya, aku mungkin tidak akan melupakan hari ini, barangkali mengingatkanya dilain kesempatan, tapi tidak untuk terus difikirkan sesampainya dititik ini.

Terdengar suara-suara langkah-langkah kaki bergemuruh mereka sedang berlarian menghambur keluar, selulruh pekerja dirumah megah itu sedang bergegas menuju kehalaman depan rumah, mereka akan menyambut kedatangan Tuan mereka, Tuan Henry.

‘Aku menjadi tidak peduli kepada Ayahku bahwa dia sudah tiba dari perjalanan jauhnya, terlebih orang pertama yang dipilih untuk dijumpai sama sekali bukan aku tetapi Deborah dan semua pekerjanya, ia menanyakan tentang diriku pada mereka, ya, pada mereka semua, bukan bertanya secara langsung bagaimana keadaanku, apakah aku rindu? Ataukah dia merindukanku? Tak ada peluk tak ada cium seorang Ayah kepada putrinya, Sama sekali tidak terlihat atau terdengar akan seperti itu. aku pasti belum pernah mengisahkan tentang Ibuku, dimana dia adalah merupakan seorang wanita yang selalu berjanji akan membahagiakan aku dengan caranya, namun janji hanyalah tinggal janji semata, dia tidak pernah menepati ucapannya. kadangkala aku ingin tahu, bagaimana bisa Ayahku memungut gadis yang tidak berkelas seperti dia? Atau apa yang pada akhirnya membuat Ayah memilih untuk jatuh cinta kepada Ibuku?’

Alicia memandangi wajah Ibunya yang berada dalam bingkai foto “Ibuku, apa yang kau rasakan saat aku berada didalam perutmu? Apakah saat itu batin kita terikat?”

‘Seumur hidup Ayahku tidak sekalipun pernah mau mendekapku sebagai anak perempuannya, hingga membuatku kerap berfikir, apakah mungkin aku merupakan sebuah sesal bagi Ayah? namun sayangnya kehadiranku didunia sudah tidak dapat dihindarkan, aku telah terlahir kedunia dan kini telah menjadi bagian dari hidupnya’ meneteslah airmata Alicia hanya dengan memikirnya.

Dilain sisi beban hidup yang harus ia jalani adalah bahwa Alicia sangat ingin mengenal Ibunya, disayangi dan dikasihi sama seperti anak yang lain ‘Aku tumbuh menjadi seorang remaja dengan hanya menatap Ibuku yang tidak sekali saja mau menatapku, aku terlahir dari kedua orang tua yang mungkin tidak pernah merasa bangga telah melahirkan aku kedunia.'

“Aku mencintaimu Sweet heart, maaf Ayah harus segera beristirahat, tidurlah sayang” Henry mengirimi anak perempuannya sebuah pesan pengantar tidur yang manis, namun apakah semua itu cukup? Seharusnya sebagai seorang Ayah, Henry bisa melakukan lebih dari sekedar itu, mendatangi Alicia, berbincang dengan perasaan penuh suka cita, menunjukkan kasih dan sayangnya yang teramat dalam, bukan hanya persoalan uang semata yang perlu dipertegas, namun segalanya, Alicia memiliki hati yang bisa saja tersentuh oleh perlakuan yang menyenangkan, dia pasti mempunyai sisi kehangatan yang saat ini terbungkus bongkahan es yang teramat sangat dingin bahkan beku namun perlahan merapuh didalam lubuk hatinya, dia memerlukan kasih sayang seorang Ayah dan Ibu, mereka yang mau memperhatikannya, keluarga yang utuh, sejauh ini Alicia dibiarkan menanggung nestapa seorang diri, ia dipaksa untuk menjalaninya sedari ia masih sangat kanak, Alicia bukanlah seorang pemberani, mental yang down harus ia punyai.

Semalaman suntuk Alicia hanya bisa menatap buku hariannya dengan tatapan kosong, ia tak tahu apa yang hendak dituliskannya? lagi, Alicia hanya ingin tahu bagaimana keanehan ini secara tiba-tiba terjadi dan memberatkan cara kerja otaknya “Aku yakin tidak pernah melupakan tentang buku ini sebelumnya, aku yakin aku selalu membawa benda ini kemana pun aku berada, meresahkan” keluhan itu tidak menjelaskan apa yang sebenarnya sudah terjadi.

“Wah, tubuh ini sungguh-sungguh sangat terjaga, pemiliknya –tubuh- mungkin gemar berolahraga, aroma darah yang mengalir dan menyeruak dari dalamnya, sungguh menyenangkan, tidak terlalu amis justru sangat segar membuatku ingin menyesap habis tanpa tersisa” Lelaki bertaring itu tampak bersemangat mengomentari tubuh seorang gadis yang kini sudah tergolek lemah diatas ranjang eksekusi, setelah gadis malang itu berhasil diperdaya oleh seorang Vampire yang dijumpainya pada acara pesta topeng, Vampire itu berhasil mempengaruhi si gadis agar meminum anggur yang telah tercampur dengan obat bius sebelum ia menikmati si gadis sebagai santapan makan malam “Dia tidak akan tampil cantik kembali Rob” berucap Samuel kepada teman Vampire-nya Robin “Ayolah, sejak kapan aku menyukai manusia hanya karena dia seorang wanita cantik? Yang kuinginkan dari mereka hanyalah setiap tetes darah kenikmatan yang kuhisap tanpa tersisa” “Lalu sebaiknya dari mana kita mulai?” “Kita akan mulai dengan aku terlebih dahulu, barulah kau lakukan bagianmu” “Apakah itu menjadi suatu keadilan?” “Tentu saja akan terdengar adil kawan, sebab pada mangsa berikutnya kau dipersilahkan menjadi yang pertama melakukannya” “Baiklah, cukup adil.” Samuel pun segera mengeluarkan taringnya.

Minggu pagi John bergegas menuju ketempat persembunyian Alex, lelaki tua itu telah siap dengan setelan mantel berwarna cokelat, juga topi beret yang menjadi ciri khas seorang lelaki perkasa pada masanya sewaktu dulu. Semalam sebelumnya teman John yang merupakan karyawan diperusahan percetakan memberikan sampel berita mentah yang belum diedit atau diblur, sehingga John dapat melihat seutuhnya apa yang tertera pada gambar itu.  

John tak perlu mengetuk pintu meminta persetujuan bahwa ia akan masuk kedalam ruangan Alex, Alex cukup  mampu mengenali aroma darah John yang tidak terlalu diminati oleh kebanyakan Vampire buas diluar sana, jadi kapan pun itu John bebas keluar masuk kedalam tempat persembunyian Alex.

Begitu yang terlihat adalah wajah Alex, John segera melemparkan berkas berisikan berita kemarin yang sedari tadi telah ia persiapkan agar Alex membaca semua itu “Kali ini ulah siapa?” John hanya ingin memastikan jejak gigitan yang cukup mengerikan merobek bagian leher seorang gadis muda, tidak hanya itu, terdapat beberapa gigitan pada sekujur gadis itu seolah ia disiksa secara brutal oleh beberapa Vampire.

“Aku tidak yakin, kurasa bukan ulah Raymond, maupun Edward mereka tidak pernah meninggalkan bekas seperti itu –sungguh mengerikan-, aku merasa bahwa ada segerombolan Vampire baru yang sedang memasuki kawasan kita” jawab Alex dengan mata yang masih tertuju kepada foto wanita dengan luka pada leher yang mengaga “Jadi apakah menurutmu ini berbahaya?” “Tentu saja, mereka adalah pengancam keselamatan, aku tidak menyarankan siapapun berkeliaran dimalam hari, sebab mereka akan keluar untuk mencari mangsa ketika mentari sudah tenggelam, gelap akan membuat mereka lebih leluasa berkeliaran, sementara cahaya matahari adalah ketakutan yang tidak pernah mereka tinggalkan (tak terelakkan)” “Begitu rupanya, pantas, aku sering melihatmu menghindari cahaya matahari” “Kurasa kau benar-benar sudah sangat tua John, kau banyak melupakan sesuatu yang seharusnya tidak dilupakan” “Benar Alex, mungkin seperti itulah” kadangkala John merasakan gemetar pada sekujur tubuhnya, ia tidka mengerti mengapa ia berubah dengan begitu cepat? Melihat pemandangan itu membuat Alex berujar “Apakah kau ingin hidup abadi selama berada didunia ini?? Dengan menjadi seorang Vampire” Alex hanya mencoba bersikap menyenangkan, meski ini terdengar aneh dan bukanlah seperti Alex yang biasanya selalu mengacuhkan John, setidaknya Alex tahu betul ada seseorang layaknya John yang selama ini mau menjadi teman baiknya dikala suka maupun duka “Oh, kurasa itu tidak perlu, membayangkan bahwa aku akan menjadi seorang Vampire tua –sama seperti Arthur yang menjadi Vampire pada usia enam belas tahun, jika John memutuskan untuk menjadi Vampire pada detik ini, maka ia hanya akan menjadi Vampire berusia enam puluh tahun-  yang akan terus hidup selama-lamanya diatas muka dunia, aku yakin tidak seorang Vampire -wanita- muda pun yang mau mendekati aku, usiaku akan dianggap mempengaruhi kadar sebuah kebahagiaan dari suatu hubungan pertalian, setidaknya satu diantara syarat seseorang memutuskan untuk berpasangan dilihat dari segi usia, mereka –para Vampire wanita- akan mencari pasangan seusia” “Setidaknya kau bisa mempertahankan hidupmu sampai waktu yang tidak terbatas” “Sayangnya aku tidak tertarik, aku justru menginginkan tempat yang sudah dijanjikan oleh Tuhan setelah kematian, surga yang kekal dan membahagiakan, aku ingin kembali berkumpul bersama istri, anak-anakku juga cucuku dalam keabadian yang sesungguhnya, tidak dengan dunia. maaf Alex mungkin kau pun telah memahami posisimu, bahwa jika suatu saat ada yang berhasil memusnahkan keberadaanmu dari didunia ini, maka kau akan menghilang dari semua semesta, tak ada surga bagimu, kau benar-benar dan tidak akan pernah terlahir kembali (tak ada reinkarnasi bagi kaum Vampire) dan lenyap begitu saja, kau tidak benar-benar abadi Alex bila tidak seorang pun berhasil membunuhmu maka ketika kiamat benar-benar terjadi mau tak mau keabadian sebagai seorang Vampire berakhir sudah” benar sekali “Bahkan meskipun saat ini kau seperti hidup kekal abadi, namun kau tidak akan pernah tahu rasanya indah mencintai lantas apa artinya hidup kekal abadi? karena jiwa dan ragamu telah lama mati, tak akan berbeda bila aku memutuskan menjadi seorang Vampire sepertimu, bukan hanya itu, kau tidak akan memiliki seorang keturunan jika mendadak kau memutuskan berhubungan dengan manusia (walau tanpa perasaan cinta), atau pun jika kau akan menjalin suatu ikatan dengan sesama Vampire, karena kehidupanmu hanya untuk dirimu sendiri tanpa melibatkan siapapun, kau Cuma berurusan dengan para pemburu-mu, yang kapan saja bisa merenggut nyawamu untuk kedua kalinya –sebagai seorang Vampire Alex memang telah lama mati, kalau pun ia tampak hidup, dia hanyalah sesosok mayat hidup tidak lebih-  dimana jika saat itu tiba kau akan benar-benar pergi untuk selamanya, selagi aku masih ada aku mungkin akan terus berusaha melindungi kehidupanmu dari kejaran para pemburu, namun yang kutakutkan adalah bagaimana bila akhirnya aku mati? Siapa yang akan menjadi pelindung bagimu?” suasana mendadak sunyi sepi.  

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status