Share

Bab 17

Bu Rini menatap kepergian putra bungsunya yang menggandeng anak serta cucunya pergi. Entah kenapa ada yang terasa mencelos ketika Mas Baska berbicara seperti itu. Namun, sekali lagi … Bu Rini tak mau kalau harus hidup susah apalagi disusahkan oleh Mas Baska. Dilihat dari semua clue yang ada, jelas sekali jika putra bungsunya itu masih susah. Mobil pinjam, ticket lebaran tak terbeli, jangankan ticket, baju saja pakai baju yang lama. Sudah jelas, tak ada yang bisa diharapkan dan tak bisa dijadikan sandaran.

“Maafkan Mama, Baska … kalau Mama terlalu baik sama kamu, nanti Mbak Fiska merasa Mama pilih kasih. Mama gak mau hidup susah.”

Begitulah pepatah yang mengatakan jika kemarau satu tahun, hilang terbilas hujan satu hari. Seluruh kebaikan Mas Baska dan Cahaya ketika usahanya maju, menguap begitu saja bersama dengan kemarau ekonomi yang melanda. Di mata Bu Rini, yang dia sayang adalah anak yang paling sering memberi. Dalam hal ini, Mbak Fiska memang sangat memanjakannya. Begitu pun Mbak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ari_82
adik dan ibunya baska tega ya sangat sakit rasanya di asingkan oleh keluarga sendiri
goodnovel comment avatar
Ari_82
semangat Aya dan bas
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status