Share

Eps.7. Ke Maskapai.

    David gelisah, bayangan wajah Ivana mengoda pikiranya. Kangen menyelinap dalam dada. Hasrat ingin ketemu lagi begitu kuat mengoda David. Ia berdiri di balkon kamarnya menikmati kopi hitam kesukaanya. Tiba- tiba ada ide  untuk menemui Ivana di Maskapai tempatnya bekerja. Ivana bekerja di Maskapai Nasional. 

'Ahh ... kenapa baru kepikiran?  aku harus ke Maskapai itu' batin David. 

David mendongak ke atas, langit cerah. Malam bersinar sempurna. Terang memenuhi malam. Malam ini terasa syahdu ketika teringat Ivana.  

'Seandainya dia di sini, aku pasti kan memeluknya' batin David. Ia tersenyum sendiri membayangkan hal itu. 

"Udah malam David, kamu nggak tidur? Kenapa senyum - senyum sendiri?" 

David kaget mendengar suara Mamanya. 

"Ya Allah, Mama Ngagetin aja!" David memegangi dadanya. 

"Lagian udah Malam malah senyum- senyum sendiri nggak jelas,"  Omel Mama. 

David mendekati Mamanya dan mencium pipinya. 

"Cepet temui Ivana dan bawa kemari, Mama ingin tau cewek yang udah buat Anak sulung Mama senyum- senyum sendiri nggak jelas ini," 

"Siap Ma!" 

Mama David pun tertawa. 

Mamanya David keluar dari kamar David. Sedang David kemudian menutup pintu balkon. Merebahkan dirinya sambil membayangkan wajah Ivana. 

'Seandainya aku punya nomernya, mungkin rindu ini bisa terobati' desah David. 

Pagi menjelang, mentari masih malu- malu di balik awan. Ia mengeliat, mengejap matanya berulang kali. Teringat ingin menemui Ivana di Maskapai tempatnya bekerja. Gegas ke kamar mandi, melakukan Ritual mandi dengan singkat. 

Ia bersemangat, memakai pakaian rapi. Kemudian keluar kamar menuruni tangga. Terlihat sedang mempersiapkan sarapan pagi. 

"Mama masak sendiri? Bibi Mana?" 

"Bibi sedang Mama suruh ke pasar," 

"Tumben udah rapi jam segini?" 

Mama melihat jam baru setengah tujuh. 

"Papa belum bangun Ma?" 

"Udah, sebentar lagi juga keluar," 

Datang laki- laki paruh baya keluar kamar. Sanjaya namanya Ayahnya David. 

"Tumben pagi- pagi udah keluar kamar Vid? Mau bantu Papa di kantor?" 

"Hemm ... David mau keluar Pa," 

Papanya David pemilik pabrik Pakaian anak- anak kota Tangerang ini. 

"Kirain mau bantu Papa di kantor," ucap Papanya David sambil memasukan nasi goreng ke mulutnya. 

"Heem ... Papa becanda deh," 

Sanjaya hanya tertawa menanggapi omongan David. 

Dia harus mengalah anaknya tak bisa membantu usahanya. Mungkin perusaahanya akan di pegang Ardi. Walau Ardi masih awal kuliah.Tapi di berminat menjalankan perusahaan. 

"Ma, Ardi ko sepi kemana dia?" Tanya David mengedarkan pandangan mencari Ardi. Adik satu- satunya. 

"Lagi ke rumah Tantenya, Tante Lia. Mau pamitan dia. Besok kuliah di Malaysia," 

"Oooh ...." 

David kemudian menyelesaikan sarapanya. 

"Pa, Ma, aku keluar dulu," 

"Iya hati- hati semoga dapet ketemu cewek itu," ucap Mama tertawa di sela sarapanya. 

David tak menanggapi ledekan Mamanya. Segera berlalu dari hadapanya sebelum Papanya menginterogasinya. 

"Cewek siapa Ma?" Tanya Sanjaya pada Istrinya. 

"Itu Pramugari idaman David?" 

"Haah ... lah Reta di kemana? Bukanya ceweknya Reta ya?" 

"Udah putus sama Reta, dia selingkuh!" 

"Hemm ... tak ku sangka Reta tega sama David," 

"Mama juga tak menyangka Pa, padahal aku menyayanginya seperti anaku sendiri, malah Mama menyuruh David melamarnya. Tapi Malah Reta selingkuh!" 

"Syukurlah Reta ketahuan sebelum dia menjadi menantu kita Ma," 

"Iya Pa," 

Sementara itu  David telah sampai di Pelataran Maskapai Nasional. Jantungnya berdegup kencang. Ia memakai masker.  Bertekad  Menguatkan hati, menebalkan muka. Mencari idaman hati yang telah mencuri hati dan konsentrasinya selama dua minggu ini. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status