Share

Pasangan Bandar Kegelapan
Pasangan Bandar Kegelapan
Penulis: 3WarnaJingga

Episode 1

14 Desember 2020

Raga tergeletak di tanah saat sebuah pisau menembus perutnya. Sayatan pisau merobek pipinya hingga bercucuran darah. Perbuatan itu tidak lain adalah ulah dari Nera. Pertemuan ini hanya alibinya saja untuk menghancurkan Raga. Setelah sebuah pisau menghunusnya, kali ini Raga tergeletak tak berdaya.

“Aku kira tidak mungkin bagimu untuk berkhianat!” Raga berusaha mengucapkan dengan jelas walau rasa sakit yang dirasakannya.

“Namun ternyata kamu memang bedebah.” Kali ini Raga benar-benar marah sekali. Hanya saja tidak banyak energi yang dimilikinya untuk memberontak Nera. 

Pagi tadi Nera mengajak Raga untuk bertemu karena baru saja pulang dari luar negeri. Raga tentunya mempercayai Nera dengan senang hati, hingga tiba saat dimana Nera ternyata berkhianat. Belum terucap sepatah kata dari bibir Raga, pelukan rindu itu ternyata berujung petaka. Dimanfaatkan dengan baik oleh Nera yang sudah menyiapkan sebuah pisau. 

“Bajingan sepertimu tidak mungkin aku kalahkan dengan cara bergulat. Tapi otakmu tidak sepandai gulatanmu. Cintamu membawa kelemahan, dan itulah yang membuatmu hancur.” Nera memperlihatkan kekejiannya kepada Raga. Sesuatu yang sebenarnya tidak tabu, namun tidak habis pikir bahwa dirinya terjebak dalam permainan licik Nera.

Rixonera Abiwangsa, biasa dipanggil Nera atau Tuan Putri, adalah anak dari ketua bandar narkoba terbesar di Indonesia. Meskipun perputaran ekonomi selalu terjadi, penjualan keluarga Nera menurun. Namun, nama seorang pengusaha ilegal muda mulai meningkat, yaitu Raga. Lelaki muda ini terkenal karena kharismanya, sang pembunuh berdarah dingin, dan juga seorang bisnisman yang cerdas. Dia berhasil memporak-porandakan ladang uang bagi Nera. Sekarang, Raga menjadi kekasih lawan terdahulu Nera.

Nera mengacungkan pistol kepada Raga yang sudah tergeletak tak berdaya. Tubuhnya yang tidak bergerak membuat Nera geram, khawatir jika itu hanya pura-pura saja. Kekasih palsunya itu, Raga, saat ini sedang tergeletak dan sebentar lagi nyawanya akan habis. "Mati belum sih? Lama sekali matinya, biadab!" Nera berkata dengan nada marah. Hanya menunggu pelatuk pistol itu ditarik, panas neraka siap untuk membasuh dosa-dosanya.

Nera tiba-tiba teralihkan saat sebuah smoke mendarat di sampingnya. Tidak ada yang menyadari keberadaan pasukan lain. Nera mulai kebingungan. Kanan kiri sudah mulai berasap. Terdengar bunyi tembakan. Satu. Dua. Tiga. Tiga buah peluru terdengar, itu adalah jumlah yang sama dari para ajudannya. Tembakan terakhir mengenai kaki Nera dan dia terjatuh. Raga yang tadi berada di hadapannya kini menghilang. Nera merasakan sakit di kakinya, namun dia masih bisa bergerak dan berusaha untuk melarikan diri dari situ.

Pandangan mulai terlihat jelas bagi Nera. Dia mencari keberadaan Raga dengan melihat kanan dan kiri, namun ternyata Raga sudah berada sedikit jauh. Smoke Bom yang dilemparkan membuat para pasukan Ranggono mudah saja mengambil Raga. Suara tembakan yang terdengar membuat Nera gelisah di tengah tebalnya asap. Nafasnya masih tersendak-sendak. Namun, keadaan mulai berbalik dan kini nyawanya yang terancam.

"Nona Manis, mau ke mana nih?" Ranggono Adiwarpa hadir dengan senjata kesayangannya, Glock 40 yang hitam dan keceh itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status