Share

Bab 10.

     "Benar, dia penakut." jawab temannya.

     Joey memilih mengeluarkan dua botol minuman dinginnya dari kantong plastiknya dan memasukkannya ke dalam tas ranselnya.

     Melihat perlakuan Joey yang sibuk dan begitu santai dengan tasnya, tentu saja membuat dua preman itu tertawa. Joey hanya memutar bola. Ia melangkah maju mendekati dua preman itu yang masih menahan Angelica.

     Sambil melepaskan kacamatanya dan memasukkan ke saku kemejanya.

     Joey memegang salah satu lengan tangan milik preman. "Bisa lepaskan dia?"

     "Kau ingin mati ?" sahut preman itu sambil menepis tangan Joey.

     "JLEB!"

     "Arrghh!" Secara bersamaan berteriak. Salah satu bola mata preman tertusuk sebuah benda tajam.

     Joey yang menusuk bola matanya dengan pulpen miliknya. Karena sakit matanya tertusuk, lalu terjatuh duduk di tanah. Melihat temannya ditusuk secara tiba tiba itu, preman yang satunya tenju saja panik.

     Tak hanya preman itu, tapi Angelica juga terkejut bukan main melihat aksi Joey yang begitu mudahnya menusuk bola mata manusia. Di tengah kepanikan itu, Joey cepat-cepat menarik Angelica yang sudah terlepas dari dua preman itu.

     Angelica masih terdiam, ia merasa takut, "Sekarang kamu pergi." ucap Joey.

     Spontan Angelica berlari. Joey menoleh ke arah salah satu preman yang sedang membantu preman satunya lagi untuk bangun.

     "Aku ingin sekali bermain dengan kalian. Selagi kita dalam jalan sepi dan sempit seperti ini, sungguh sangat menguntungkan untukku." ucap Joey.

     Tiba-tiba ada pisau datang, dengan cepat Joey menangkap pisau yang di genggam preman satunya.

     "KRAAK!" Joey melintir tangan preman satunya, tentu saja pasti sakit.

      Joey berhasil merebut pisaunya, meski tangannya terluka bekas sayatan pisau saat merebutnya. Dengan rakusnya Joey menjilat darahnya yang keluar dari lukanya.

     Lalu menatap ke arah dua preman itu dan yang satunya memegang salah satu matanya bekas tusukan Joey. Dan satunya lagi memegang tangannya setelah Joey melintirnya. Kedua preman itu terpaku melihat Joey dengan rakusnya menjilat darahnya sendiri.

     "Aku sangat ingin mencoba darah kalian." ucap Joey sambil tersenyum polos.

     —

     Disisi Angelica yang sedang berlari, ia sudah takut setengah mati, ditambah melihat kesadisan Joey. Pikirannya terbayang-bayang darah preman tadi. Darah yang keluar dari luka bekas tusukan di mata preman itu. Benar-benar mengerikan. Meskipun wanita itu sudah pergi menjauh dari tempat itu, tapi ada rasa khawatir dalam dirinya.

     Angelica Khawatir kepada Joey yang melawan dua preman tadi. Mungkin satu preman sudah tumbang, tapi satunya masih belum. Ingin sekali berhenti berlari, tapi karena panik, dan takut, Angelica tetap memilih untuk berlari.

     Lalu ia melihat taksi lewat. Angelica segera menghadangnya. Taksi itu pun berhenti, Angelica cepat-cepat masuk, dan meminta kepada supir untuk jalan ke alamat rumahnya.

     —

     Disisi Joey, ia terkekeh melihat dua preman yang ia bunuh. Tubuh dua preman itu penuh dengan luka tusukan dan sayatan pisaunya, darah berceceran di tanah. Joey mencongkel Kedua bola mata dua preman itu. Ia menjilati sisa-sisa darah yang menempel pada tangan.

     Joey pun pergi meninggalkan dua mayat preman itu begitu saja. Ia mana sudi mengurusi dan membersihkan sisa-sisa korbannya. Karena dipastikan besok ada petugas rumah sakit dan polisi datang dan membersihkan TKP.

     Joey santai-santai saja, semua jejaknya sisanya bersih, polisi takkan menemukannya.

     "Hanya karena seorang gadis, aku harus bermain-main ? Hahaha... Sungguh lucu." kata Joey tertawa

     —

     Keesokan Harinya.

     Semua mahasiswa telah masuk ke kelas mereka masing-masing sesuai jadwal jam kuliah. Joey memilih duduk santai di pojok belakang lagi di ruangan kelasnya. Ternyata hari ini, Joey sekelas dengan tiga gadis mahadewi lagi.

     Tapi ada yang aneh dengan Angelica, Sarah dan Nita menatap keanehan pada Angelica. Pasalnya Angelica selalu melirik ke belakangnya, Sarah dan Nita duduk samping Angelica. Melihat apa yang dilirik Angelica, Joey yang dilihat mereka.

     Sarah dan Nita saling berpandangan. Mereka berdua tak menyangka kalau Joey yang dilirik oleh Angelica. Apakah Angelica menyukai di culun Joey? Itulah isi pikiran mereka berdua.

     Sebenarnya yang dipikirkan Angelica adalah, bagaimana nasib dua preman tadi malam. Joey telihat santai tanpa dosa menyimak dosen menjelaskan pelajaran. Sebenarnya tadi malam, bisa-bisanya diganggu dua preman, ia baru saja pulang dari rumah saudaranya.

     Saat di tengah jalan, mobilnya tiba-tiba mogok. Angelica meninggalkan mobilnya di bengkel terdekat, dan meninggalkan nomor telepon. Karena tak ada taksi yang lewat. Angelica memilih jalan kaki sambil melihat-lihat ada taksi lewat atau terparkir.

     Beruntung kedua orang tuanya selalu pergi bisnis di luar kota. Di rumahnya hanya diisi oleh pelayan-pelayan rumah tangga saja dan satpam. Angelica memilih masuk ke minimarket untuk membeli minuman dingin.

     Pasca keluar dari minimarket membeli minuman dinginnya, tiba-tiba ada dua preman muncul, dan menyeret maksa Angelica untuk ikut. Dam hingga akhirnya Joey tiba-tiba, dan pasti sudah taukan endingnya bagaimana?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status