Pembantu Rahasia Sang Rektor

Pembantu Rahasia Sang Rektor

Oleh:  Mkarmila  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 Peringkat
146Bab
18.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

“Pekerjaan apa ya, Bu?" tanya Nia ragu. “Ja-di asisten rumah tangga, mau?” “Hah, apa? Pembantu?" ulang Nia meyakinkan. ****** Ghania, gadis dari kampung yang melanjutkan kuliah di Ibukota karena mendapatkan beasiswa. Namun, kebijakan baru dari sang Rektor yang membuat dia tidak mendapatkan beasiswanya lagi. Akhirnya Ghania bekerja menjadi pembantu, untuk bisa melanjutkan kuliah. Siapa sangka ternyata sang majikan adalah Rektornya tersebut. Bagaimana kelanjutan kehidupan Ghania, terjebak menjadi pembantu sang Rektor yang sangat dia benci? Ikutin terus ceritanya ya!

Lihat lebih banyak
Pembantu Rahasia Sang Rektor Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Amea81
awal yang bikin sedih tapi langsung ganti bengek lihat liat nia nyiram orang yang salah
2024-01-22 17:15:44
0
user avatar
Sunny Afena
kasian Nia apes banget, baru juga distop beasiswanya ehh kena guyuran es teh pula, udah jatoh ketimpa duren aigooo sweet ceritanya mau lanjut baca lagi
2024-01-22 13:53:59
0
user avatar
FitrianiYuriKwon
Ceritanya bikin nagih... selalu ditunggu kelanjutannya thor..
2024-01-19 20:36:12
0
user avatar
Auphi
waw, topiknya agak beda ini. keep dulu ah
2024-01-18 22:01:13
0
user avatar
Rika Jhon
Alur cerita yg menarik, membuat yg baca makin penasaran.
2024-01-16 14:51:19
0
user avatar
Rock
nukilan cerita yang menarik dan lucu.. saya suka dengan tulisan anda.. ...
2023-10-09 13:01:59
0
user avatar
Wahid
sayangnya terlalu menbutuhkan banyak koin untuk bab selanjutnya
2023-03-27 05:00:50
0
146 Bab
1. Putusan Beasiswa
“Saya mau menyampaikan kalau beasiswa kamu sudah tidak bisa diperpanjang lagi,” ucap Bu Hermin selaku kepala tata usaha Universitas.Deg. Jantung Nia seolah berhenti berdetak, karena itu merupakan berita buruk buatnya. “Tapi ke-”Belum selesai Nia berkata mendadak Bu Hermin menjulurkan telapak tangannya menyuruh Nia diam dulu.Beliau menghela napas sesaat kemudian bibirnya mulai bergerak lagi. “Keputusan dari Rektor yang baru bahwa penerima beasiswa hanya diberikan selama 2 tahun berturut-turut saja. Karena banyaknya mahasiswa yang juga ingin mendapatkan beasiswa, jadi biar pembagiannya merata,” lanjut Bu Hermin lugas.“Saya berharap bisa mendapatkan kebijakan lain, Bu?” mohon Nia seraya mengerutkan kening. “Terus terang saya kesulitan kalau harus menanggung biaya sendiri tanpa beasiswa itu.”Bu Hermin mengeleng, “Tidak ada, Rektor sudah bilang tidak ada kebijakan lain. Yang masih ma
Baca selengkapnya
2. Tawaran Menjadi Pembantu
Nia langsung mendongak dan berdiri untuk memastikan siapa yang bersalah. Amarahnya sudah membuncah, tatapan matanya tajam seolah ingin menerkam seseorang hidup-hidup. Namun mata tajam itu tertuju pada seorang pria yang tersenyum lebar tanpa rasa bersalah. Dan bisa dipastikan semua ini gara-gara dia, bukannya minta maaf malah dia seolah menertawakan Nia. “Shutt ... dia marah kayaknya!” bisik salah satu pria tersebut. “Tapi lucu banget, kayak tikus kecemplung selokan,” sahut temannya pelan sambil menahan tawa. “Gak lucu, tahu!” ucap Nia lalu menyambar minuman yang ada di depannya, entah milik siapa mungkin pelayan tadi memegang 2 minuman tapi yang tumpah hanya satu. Byurr ... minuman yang ada ditangan Nia dia tumpahkan di atas kepala pria yang menertawakannya tadi. Semua pengunjung sontak histeris dengan tindakan Nia, tapi sayangnya semua sudah terjadi dan minuman juga sudah terbuang sia-sia. “Kamu ...!” sentak pria yang bernama Bara tersebut, menatap tajam seraya memberikan telunj
Baca selengkapnya
3. Datang Di Tempat Yang Salah
“Iya, kamu mau?” tanya balik Bu Niken pada Nia.“Ehm ...!” gumam Nia, belum memberikan jawaban.“Kebetulan yang nyari ini sedang butuh banget. Kerjanya gak berat koq. Cuman bersihkan rumah, masak nyuci dan jam kerjanya juga tidak seharian full. Pagi masuk nyuci dan bersih-bersih sampai siang saja,” terang Bu Niken. “Kalau kamu mau, saya bisa infokan sama customernya karena beliau ini sudah lama sekali nyari cuman saya belum menemukan orangnya.”Nia terlihat agak ragu untuk menerimanya, tapi mengingat batas dia hanya sampai 3 bulan saja akhirnya dia menyetujuinya. “Oke deh, Bu. Saya akan coba.”Setelah kesepakatan itu, Nia diminta untuk menandatangani surat perjanjiannya. Sebagai rasa tanggung jawab, Nia akan dikenakan denda apabila membatalkan kerjasamanya atau mengundurkan diri.“Aneh, orang mau kerja dapat uang, ini disuruh bayar denda” gerutu Nia sepanjang jalan menuju perki
Baca selengkapnya
4.Three In One
Nia terbangun karena suara jam weker di kamarnya. Mencari keberadaan benda yang membuatnya terbagun kemudian mematikannya. Kembali ke posisinya tadi, dia pejamkan matanya kembali.30 menit kemudian, Nia membuka matanya. Merasa tidurnya sudah lebih dari cukup, Nia akan terbangun dengan sendirinya. “Aneh, kenapa alarm nya gak bunyi ya?” gumamnya sambil melirik ke samping tempat tidurnya, ada meja kecil dan di situ ada jam wekernya. Tangannya terulur untuk mengambilnya, memastikan jam berapa sekarang.“Hua ....” Nia terlonjak kaget melihat sudah pagi sedangkan dia belum sholat Subuh. Dengan cepat dia menuju kamar mandi yang berada di kamarnya ini untuk melaksanakan sholatnya yang terlambat itu.Selesai menyelesaikan sholatnya Nia melipat mukenanya itu dan kebiasaannya melanjutnya berbaringnya untuk menunggu jam perkuliahannya.Mendadak dia teringat sesuatu, harusnya pagi ini dia mulai bekerja. “Ah, semua ini gara-gara Rektor itu
Baca selengkapnya
5. Pemecatan Nia
Bara dengan santainya duduk menempati meja makan. Lelaki itu tidak menganggap ada keberadaan Nia yang jelas-jelas dia kenal. “Aku yakin setelah ini kamu pasti tidak akan nyaman berada di tempat ini,” batinnya lalu menyunggingkan senyuman sinis.“Mbok, apa sudah memberitahu apa saja yang harus dia kerjakan?” tanya Bara pada Mbok Ijah tanpa menoleh karena pandangannya sedang fokus dengan makanan di depannya.“Sudah, Tuan Muda,” jawab Mbok Ijah seraya mengangguk meski Bara tidak melihatnya.“Ih, sombongnya gak mau ngomong sama aku sendiri padahal jelas-jelas ada aku di sini. Ah, pria menyebalkan,” cibir Nia yang masih berdiri di belakang Bara. Untung saja tampan kalau jelek-” Nia langsung membekap mulutnya karena tanpa sadar memuji ketampanan Bara. “Oke.” Bara menjawab pernyataan Mbok Ijah barusan.“Oh, iya Tuan. Kalau yang masalah menu apa perlu Nia ini yang menginformasi Tuan setiap harinya?”“Kasih saja no ponsel saya. Biar kalau sewaktu-waktu saya perlu langsung minta dia.”“Idih .
Baca selengkapnya
6. Syarat Memaafkan
“Ih ... lama-lama nih orang gue timpuk juga ya, ngeselin banget!” jerit Nia dalam hati. Tidak mungkin dia berani dalam dunia nyata.Bara tidak sabar, sudah memutar tubuh untuk meninggalkan Nia. Tapi dengan keberaniaanya Nia langsung menarik lengan Bara, hingga sang pemiliknya terperangah. Mata tajam Bara menatap Nia yang tampak santai dengan mengulas senyuman tipis. “Ups ... maaf!”“Kenapa lagi?”Nia menghela napas kalau bukan karena harus membayar SPP kuliah dia tidak akan mau bersikap seperti ini. Mengabaikan harga dirinya yang masih mungkin bernilai tapi tidak dihadapan pria di depannya ini.“Tuan Muda, yang baik, yang ....” Nia binggung mau ngomong apa. “Pokoknya yang the best deh, jangan pecat saya ya, Bapak kan tahu saya harus bayar kuliah kalau gak bisa bayar orang tua saya di kampung sedih. Mereka sudah senang saya bisa kuliah dan kalau lulus mau jadi perawat yang bisa membantu di puskesmas kampung.”Memang keinginan Nia dan orang tuanya, selepas lulus nanti Nia akan kembali k
Baca selengkapnya
7. Menyelesaikan Pekerjaan
Benar saja setelah kepergian Bara, Nia langsung masuk ke dalam rumah melanjutkan pekerjaannya. Mengambil kertas yang diberikan Mbok Ijah tadi, membacanya dengan teliti serta mendudukan dirinya di meja makan.Kerutan di keningnya mendadak terlihat, kemudian mulai mengumpat dalam hati. “Sial, dia mengerjaiku.” Tanpa banyak pertimbangan lagi, Nia segera beranjak untuk menyelesaikan pekerjaannya.“Non, sudah dibaca?” tanya Mbok Ijah yang sekarang sudah berada di depan Nia.“Mbok, panggil Nia saja jangan Non,” pinta Nia tersenyum pada wanita berumur itu. “Aku seperti majikan saja kalau dipanggil seperti itu padahal kita samaan, Mbok. Mungkin masih lebih baik Mbok Ijah karena Bara masih mau menghormatinya daripada diri aku yang sudah mendapat teguran pemecatan.”Alih-alih menjawab keinginan Nia, Mbok Ijah malah menegur gadis itu karena keceplosan memanggil hanya dengan nama saja. “Hush ... tidak sopan itu, panggil Tuan Muda.”“Ah, iya. Aku lupa, Mbok.” Nia langsung menutup mulutnya sendiri
Baca selengkapnya
8. Sikap Bara Yang Aneh
Nia merasa Bara memang ingin mencari masalah dengannya. Jelas-jelas di tangannya jam nya tepat tapi pria itu mengatakan kalau sudah telat 5 menit.“Untung dia majikan aku, kalau tidak pasti sudah aku cincang-cincang kayak daging. Apalagi mulutnya itu luwes banget deh.”“Sudah, sudah. Jangan dimasukkan hati kalau seperti itu, mending kita berpikiran positif aja ya,” bujuk Tina sembari menyesap jus melon yang ada dihadapannya.Ya, mereka berdua telah menyelesaikan perkuliahannya setengah jam yang lalu dan masih ada dua jam lagi sebelum Nia harus kembali ke rumah Bara. Dan sambil menunggu itu Tina membawa Nia ke cafetaria kampus. Sekedar untuk meredam emosinya yang meningkat draktis.“Tin, hidup aku koq jadi seperti ini sih!” keluh Nia menampilkan raut wajah yang sedih. “Apa aku nyerah saja ya kuliah di sini?”“Shutt ... jangan berpikir seperti itu,” hibur Tina. “Percuma kalau kamu tinggalin kuliah tapi tetap kerja juga sama dia, bagaimanapun untuk saat ini kamu tidak bisa lepas darinya
Baca selengkapnya
9. Setrika Baju
“Ah, akhirnya sampai juga,” ujar Nia ketika sudah sampai di depan pagar kost-an. Gadis itu membuka pagar sedikit susah tapi setelahnya bisa berhasil. Memakirkan sepeda motor kemudian melangkah menuju kamarnya.“Nia, baru pulang?” tanya Asti-teman kost di kamar sebelah yang kebetulan berpapasan, dari membeli makanan.“Eh, Ti. Iya nih, capek banget,” sahut Nia tersenyum, berhenti sejenak kemudian berpamitan untuk masuk kamar.Itulah teman-teman kost-nya saling menyapa karena kepedulian mereka sangat tinggi. Tak hanya Asti, kebanyakan yang lain juga seperti itu.Nia langsung merebahkan diri ketika sampai di kamar, sepertinya dia juga harus mengatur waktu supaya tidak kelelahan. “Ah, itu cowok kenapa ya? Koq baik banget.” Mendadak Nia mengingat kebaikan Bara sampai suara ponselnya berdering.“Aduh, siapa sih! Gak tahu apa aku baru saja pulang dan masih capek!” gerutu Nia meski begitu dia tetap mengambil ponselnya dari dalam tasnya.Seketika matanya membelalak tidak percaya. “Ngapain dia t
Baca selengkapnya
10. Berdua
Nia terbangun ketika sebelum adzan Subuh. Alarm yang berada di ponselnya sengaja dia setel pukul 3 pagi. Ya, alasannya supaya tidak datang terlambat ke kampus sehingga tidak harus menjalani hukuman dari Bara.Nia mengeliat dan mencari keberadaan ponselnya karena dia harus matikan supaya suaranya tidak menganggu penghuni kost lain. Lalu dia mulai bangun dan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya sekalian mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat malam.Setelah selesai dengan aktifitasnya, Nia segera merapikan kamar kost dan mempersiapkan kepergiannya ke rumah Bara.Sebenarnya jam kerjanya di rumah itu adalah jam 6 pagi, tapi semalam dia sudah mencoba negosiasi dengan hatinya dan pada akhirnya dia yang harus mengalah. Nia memutuskan pergi ke rumah mewah itu setelah sholat Subuh agar semua pekerjaannya dapat terselesaikan semua dan dia bisa datang tepat waktu di kampus. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan keputusannya ini, namun Nia bukan orang yang hanya bisa diam saja tanpa
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status