Beberapa foto Azalea bergandengan dengan Grey telah Rendy dapat Lalu dia pergi ke ruangan CEO untuk menemui Adrian. Rendy mengetuk pintu dan mengucapkan salam. “Masuklah.” Titan Adrian tanpa melihat siapa yang datang. “Pak.” Rendy memanggil Adrian. Tahu siapa yang berdiri di hadapannya amarah Adrian kembali memuncak, ingin rasanya dia membunuh pria yang telah menyakiti putrinya. “Ada apa?” Tanyanya sinis. “Saya ingin melaporkan sesuatu.” Jawabnya lalu mengambil ponsel dari dalam saku. Adrian menunjukkan beberapa foto Azalea dan Grey yang berada di mall. Di foto-foto itu terlihat Azalea dan Grey saling bergandengan tangan, saling bercanda dan saling menyuapi. “Untuk apa kamu menunjukkan foto ini padaku?” tanya Adrian marah. Amarahnya bukan karena foto itu tapi marah dengan Rendy diam-diam mengambil gambar putrinya. “Wanita ini tidak baik Pak di luar sana dia bersama Pak Grey keponakan anda.” Jelasnya. Tangan Adrian segera menarik kerah baju Rendy kesabarannya kali ini benar
“Siapa dirimu berani berteriak di ruanganku!” Teriak Adrian marah. Sebenarnya amarahnya bukan karena Rendy berteriak karena memang dia telah menyimpan dendam kepada pria itu. “Maafkan saya pak.” Ujarnya sambil menunduk. Azalea tersenyum puas melihat adegan yang baru saja dia saksikan, Papanya memang terbaik mampu mengambil kesempatan yang kebetulan seperti ini. “Ada apa?”:tanya Adrian kemudian. “Saya mau mengantarkan berkas ini Pak.” Jawab Rendy. Azalea berjalan mendekat dia bergelayutan di lengan papanya. “Melihatnya aku tidak suka.” Kembali dia memprovokasi sang Papa. Adrian mengelus rambut Azalea sembari berkata. “Baiklah sayang.”Sebagai ungkapan terima kasih Azalea mencium pipi sama papa, hal ini sontak membuat Rendy mengepalkan tangan. “Dasar wanita jalang! bisa-bisanya menggoda atasanku seperti ini.” Batinnya. Adrian kini menatap Rendy yang tengah kesal, “Sampai kapan kamu akan berdiri di situ cepat pergi!” Usirnya dengan lantang. Rendy bergegas keluar sementara Azal
“Ah sudahlah Azalea, nanti kamu pasti akan tahu sendiri siapa wanita itu.” Kata Grey yang tidak melanjutkan ucapannya. Azalea memberengut, dia sudah antusias untuk mendengarkan tapi kakaknya malah menghentikan ucapannya. “Baiklah baiklah.” Ujar Azalea lalu dia makan kembali. Setelah makan mereka langsung pulang, sama seperti waktu kecilnya dulu dia tidak menuju kamarnya melainkan ikut Grey. “Kak nanti malam aku tidur sini ya.” Sontak Gray mau melototkan mata. “Azalea kamu sudah besar masa iya mau tidur di sini bersama ku.” Ujar Grey sambil menatap adiknya. “Memangnya kenapa?” Wanita itu seolah tidak suka dengan respon sang kakak. “Kita kini sudah dewasa takutnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.” Tolaknya. Azalea mengerutkan alis, hal-hal yang tidak diinginkan seperti apa? Apa mungkin Grey akan melakukan hal itu padanya? “Ya sudah kalau tidak boleh.” Azalea menunjukkan raut kecewanya. Melihat ekspresi adiknya, Grey pun menghela nafas, yang tidak tega memperbolehkan Aza
“Tuan Adrian sangat setia pada istrinya, jangan sembarangan bicara.” Sahut Rendy. “Setia kan di rumah kalau diluar kan beda lagi, lagipula meski sudah berumur tapi Pak Adrian masih sangat tampan dan gagah pasti lah mencari daun muda.” Chintya masih tak menyerah, dia terus berpikir yang aneh-aneh. Sementara itu di ruangan CEO Azalea masuk dengan wajah kesal. “Aku masuk kantor keluargaku sendiri tapi malah mau diusir!” Gerutunya. Adrian yang mendengar gerutuan anaknya menjadi marah.“Tenang saja sayang, papa akan pecat semua yang tadi menyakitimu.” Ujar Adrian lalu berjalan mendekat ke arah sang anak. “Jangan Pa, satpam tidak tau apa-apa.” Sahut Azalea. “Tapi kalau Rendy si brengsek itu, biar Azalea yang menangani.” Semua terjadi karena mereka tidak tahu siapa Azalea, oleh karena nya, Azalea mau papa nya memperkenalkan dirinya pada semua pegawai dengan begitu hal seperti ini tidak akan terulang lagi. Adrian mengangguk, memang selama ini Azalea hampir tidak pernah ke kantor jadi t
“Apa yang kamu pikirkan Azalea?” tanya Grey saat dia masuk ke dalam kamar adiknya. “Tidak ada Kak.” jawab Azalea berbohong. Pria itu langsung saja berbaring di samping adik sepupunya memang begitulah mereka dari kecil. “Bohong.” Grey tahu kalau adiknya berbohong. Wanita itu menghela nafas dalam dalam, aku masih tidak percaya jika selama ini aku begitu bodoh, rela melakukan apapun demi pria brengsek itu!” Kata Azalea dengan kesal. Grey tersenyum kemudian dia duduk bersandar di kepala ranjang sama seperti Azalea. “Wajar semua orang yang jatuh cinta pasti akan menjadi bodoh.” Sahut Grey. Wanita itu terkekeh, memang benar kata pujangga cinta jika cinta itu buta, buktinya mampu membuat lulusan salah satu kampus terbaik di dunia menjadi begitu bodoh. “Ternyata dia bukanlah orang yang menyelamatkanku waktu itu Kak.” Kembali Azalea mengungkap kebenaran. Dan kini dia sangat penasaran siapa yang telah menyelamatkannya. Malam itu saat dia mengalami kecelakaan tunggal ada sosok pria yan
“Iya Kakak memang jahat,” sahut Grey sambil mengeratkan pelukannya. Dalam pelukan sang Kakak tangis Azalea semakin pecah, Grey datang disaat yang tepat, saat dia butuh pelukan. “Kak Grey, aku sakit.” Ujar Azalea. Melihat adik kesayangannya terluka seperti ini pria itu mengepalkan tangan, jiwa membunuhnya meronta. Melukai Azalea sama halnya melukai dirinya. “Kakak akan buat perhitungan dengan mereka.” Katanya marah. Grey melepas pelukan Azalea, tapi tangannya ditahan oleh adik sepupunya itu. Pandangan mereka bertemu, lalu Azalea menggeleng. "Jangan kak, jangan membuat keributan. Biar saja mereka tertawa sepuasnya." cegah Azalea. “Kamu yakin?" tanya Grey.Azaela mengangguk."Baiklah, kalau begitu ayo pulang.” Grey menjulurkan tangannya.Wanita itu menurut lalu mereka berjalan menuju mobil Grey yang terparkir tak jauh dari tempatnya. Saat dia masuk ke dalam mobil kebetulan Ratri keluar dan dia melihat sosok Grey yang juga masuk ke dalam mobil. “Dasar wanita jalang, baru saja kel