Tindakan apalagi yang akan dialami Kaivan dan Hendrik?
Kastara membawa Hendrik dan Kaivan ke ruangan utama kastil, yang berupa ruangan besar dengan beberapa perabot mewah, biasanya tempat menghukum salah satu keluarga yang berbuat salah. Karena dulu ini adalah keluarga Jendral, jadi hukuman untuk anggota yang salah itu sangat kejam dan ketat.
Beberapa langkah sebelum mencapai ruangan, Hendrik merasakan energi atau aura yang mencekram dan mengintimidasi, energi negatif yang membuat orang takut, serta energi yang besar dan berat, merasakan itu, sekali lagi Hendrik menghilangkan identitas dia sebagai Jendral dan menjadi budak yang tidak memiliki energi apapun.
Dengan langkah hati hati dan penuh dengan ketakutan , Hendrik berjalan dibelakang Kastara dan anak anaknya , juga disamping Kaivan yang belum bisa menghilangk
terima kasih sudah membaca sampai bab ini. pengarang menerima komentar yang mendidik. semoga ceritanya berkenan di hati para pembaca. See you soon.
SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SENANG MEMBACANYA. Para budak melakukan perintah margareta dan mencambuk Hendrik dan Kaivan dengan sekencang kencangnya dan membuat mereka berdua pingsan. Kemana mereka di bawah oleh pengawal itu? “Dimanakah ini? Tanya Hendrik didalam hati, begitu dia tersadar dan merasakan sakit di punggungnya. Dan merasakan kaki dan tangannya diikat. Hendrik melihat sekelilingnya dan didapati Kaivan masih pingsan dan bukan cuma mereka saja, ternyata masih ada beberapa orang yang dihukum seperti mereka. Hendrik diikat di tiang dengan ke dua tangan direntangkan ke kanan dan kekiri dan kedua kakinya ditumpuhkan menjadi satu dan diikat di tiang. Kakinya berjarak sejeng
SELAMAT MEMBACA JUMPA LAGI SEMOGA TIDAK BOSAN YA. “Kalian berdua akan selalu mendapat hukuman jika melakukan sesuatu seperti makan tanpa permisi, kalian adalah budak, budak itu hanya boleh makan sehari sekali, mengertikah kalian.” “Bangun dan lakukan push up , masing masing lima puluh kali, tidak boleh berhenti jika tidak mau dicambuk kamu, Hardy dan harvey, kalian yang hitung, hari ini mereka harus menerima siksaan sampai jam pulang kantor dan kau Matius, kamu juga harus menerima hukuman, sana berlutut selama mereka push up.’ Kata Kastara lebih lanjut. Hendrik dijaga oleh Harvey yang lebih kejam daripada Hardy. Dan sekarang dia telah memegang cambuk kecil tapi tajam kulitnya.
Selamat membaca dan menikmatinya. Melihat itu, Kaivan diam dan mereka berjalan dengan perlahan lahan menuruni tangga, setelah turun tiga lantai, Kaivan duduk dan mencoba menbuka sepatu, sekali lagi dilarang oleh Hendrik dan dia membimbing Kaivan turun sambil menyalurkan tenaga immortal untuk mengurangi rasa sakit Kaivan, Kaivan kaget dan melihat hendrik, Hendrik cuma tersenyum dan tetap membimbingnya tanpa berkata apapun. Setalah sampai tempat parkir, Hendrik melepas tangan Kaivan dan membuka pintu keluar, pada saat Hendrik masuk ke tempat parkir , sebuah tinju mengenai daagunya sehingga membuat dia terhempas dan jatuh. Hendrik mendongakkan kepala dan melihat Hardy sedang memegang tinjunya dan belum sempat dia bangun , tendangan Harvey telak mengenai perutnya sehingga membuat dia meringkukan badan untuk menahan s
SELAMAT MEMBACA “Apa yang terjadi pada anak itu? Kenapa dia begitu ketakutan? Siapakah anak itu? Dirinya kah?” Tanya Hendrik di dalam Hati. Pada saat Hendrik bingung melihat bayangan itu, pintu terbuka, masuklah pengawal membawa tiga budak yang kekar dan gagah tapi penuh ketakutan . “Masuk dan berdirilah di pojok sana , sambil menunggu nyonya masuk.” kata pengawal sambil menunjuk pojok kanan disamping pintu, sedangkan Hendrik berdiri pas menghadap pintu. “Kenapa kamu berdiri disini, sana berdiri dipojok kiri dari pintu.’ Kata pengawal sambil menyeret Hendrik dengan memegang rantai di pinggangnya. Rasa nyeri menyebar dengan cepatnya ke badan Hendrik dan dengan terkesiap Hendrik mencuri lihat pengawal itu.
SELAMAT MEMBACA Hendrik berguling guling merasakan sakit ketika rantai bersatu dengan badannya. Lalu margaretha memukulkan cambuk ke badan Hendrik, sebelum itu , ketika Hendrik melihat margaretha berjalan menghampirinya, Hendrik secepatnya menarik ilusinya dan dia berbuat seperti yang terlihat oleh keluarga Kastara, jadi kembali dia membiarkan cambuk menderanya dan… “Bangunlah budak , mulai sekarang jika kamu berani melawan, kamu akan mengalami hal seperti keadaan tadi, rasa sakit yang luar biasa, dan mulai sekarang kamu telah menjadi budak setia keluarga kastara Snowander." “Ibu, kamu curang, menceritakan kebohongan kepada Hendrik.” kata Harvey sambil tersenyum licik. “Kamu mulai sekarang ingin memakai nama Hendrik juga
“Masuk ini bilik budak untuk kalian.” Kata Kevin menyuruh ketiga budak masuk. Dan pintu di kunci dari luar. Lalu dia mengajak Hendrik dan Kaivan ke pintu di sebelah ruangan bilik budak itu dan itu merupakan ruangan yang indah dengan sofa mentereng di depan mereka , Kevin mengajak mereka masuk dan di dalamnya terdapat dapur mini dengan peralatan masak yang lengkap dan ada kulkas dengan isinya yang lengkap. “Ini ruangan yang saya tempati dan sekarang ruangan ini ditempati kita bertiga dan nanti jika ada budak yang dapat memanggul rantai itu lagi seperti diri kamu, ruangan ini juga dipakai oleh mereka.” Terang Kevin dengan mendetail. “Di depan sana ada beberapa pintu, pintu pertama kamar saya, kamu berdua boleh memilih kamar yang mana juga” “Jika kamu sangat menurut, na
Kejadian apakah yang dialami Hendrik kecil? Anak berumur dua tahun yang hidup dengan berkelimpahan maianan di depan muka, apakah tahu apa itu petak umpet? Karena itulah Hendrik kecil merasa permainan itu menarik dan dia mengikuti kemauan Hardy, yang dia tahu, dia adalah adik sepupunya yang selalu baik dan mainan berdua. Ya, kakeknya terlalu sayang pada Hendrik kecil sehingga ruang lingkup tempat permainan nya pun dibatasi. Saat itu pelayan yang melayani Hendrik Kecil sengaja disuruh pergi oleh ibu Hardy. “Hayo, ikut saya, saya ajarin main petak umpet.” Kata Hardy sambil berlari. Karena rasa ingin tahunya , Hendrik mengikuti Hardy dengan berlari juga.
Akan menurutkah hendrik kecil? Dengan tidak berdaya, Hendrik menganggukkan kepala. “Kamu harus mengikuti perkataan saya, jika salah, pamanmu akan mencambuk kamu dengan ban pinggangnya.”Kata Margareta kejam. Hendrik hanya dapat menganggukkan kepalanya sambil menangis dengan air mata yang membasahi pipinya dan sudut mulut yang berdarah, karena tamparan tadi dan hendrik tidak berani mengusapnya. “Jangan menangis, nanti perkataan kamu tidak jelas, jika tidak jelas, kamu akan mendapat sabetan ban pinggang lagi.” Kata margareta lebih bengis lagi yang membuat Hendrik makin ketakutan. “Cepat , ikuti perkataan saya.” “Saya Hendrik Snowander bersedia.” Kata margareta