Home / Romansa / Pendamping Sang Alpha / Bab 11: Musuh Besar

Share

Bab 11: Musuh Besar

Author: Theresa Oliver
last update Huling Na-update: 2025-05-31 15:01:03
Ketika Lacey mengikuti Gwen memasuki kastil, ruangan itu memiliki langit-langit berkubah tinggi dan hiasan mahkota tercetak di sepanjang tepinya. Dinding-dindingnya dicat dengan lapisan emas cerah, membuatnya berkilauan, sehingga terkesan ajaib. Sebuah kandil kristal besar menggantung di atas ruang masuk, tangga yang meliuk mengulur dari lantai dua. Tampak jelas bahwa interior kastil ini sudah direnovasi. Setiap incinya berkilau, tetapi tidak berlebihan.

"Ini adalah ruang masuk...." Gwen mengatakan hal yang sudah jelas, tetapi Lacey tidak berkata apa-apa, tidak ingin menambah perlakuan kejam yang telah diterima Gwen. "Dan di sebelah kanan adalah ruang makan serta dapur, sementara di sebelah kiri ada ruang duduk. Lurus di depan adalah Aula Utama, sementara kamar-kamar ada di atas." Gwen tersenyum, jelas bangga akan kastil itu.

"Berapa lama kau telah bekerja di sini?" tanya Lacey.

Gwen mengangkat bahu. "Bertahun-tahun lebih dari yang bisa saya hitung." Jelas sekali, dia adalah seorang manusia serigala, tetapi dia tampak tidak lebih tua dari sembilan belas tahun.

Namun manusia serigala tidak menua, selama mereka tidak melepaskan serigala dalam diri mereka. Dan satu-satunya saat manusia serigala melepas serigalanya adalah ketika mereka jatuh cinta pada seorang manusia dan ingin menua bersamanya. Selain itu, manusia serigala benar-benar bisa hidup selama berabad-abad.

"Tolong ikuti saya dan saya akan menunjukkan ruangan Anda," Gwen berkata pelan, membimbingnya menaiki tangga, melewati dua manusia serigala laki-laki. Mereka tersenyum dan mengangguk, salah satu di antaranya mengangkat satu alis. Manusia serigala sering berbagi pasangan, tetapi Lacey tidak akan pernah mau melakukannya. Dia ingin pasangannya hanya menjadi miliknya seorang. Dan kelihatannya, Julien juga menginginkan hal yang sama.

Kastil ini terdiri dari lima lantai dan kebanyakan kamar kosong atau digunakan sebagai kamar tamu bagi kawanan yang berkunjung. Di belakang kastil ada rumah tamu yang sama besarnya untuk para pelayan.

Ketika mereka mencapai pintu kelima, Scar berjalan melewati Lacey dan tertawa. "Ratu Alpha," Scar bergumam sambil menggeleng.

Lacey berbalik ke arahnya dan menggeram sementara Gwen mundur terpojok ke dinding, matanya membesar, jelas sekali tidak ingin berurusan dengan Scar. Dua orang manusia serigala buru-buru lewat.

Lacey melangkah mendekati Scar dan tersenyum. "Nikmatilah menjadi Beta... selama masih bisa."

Scar menyeringai. "Oh, itu akan berlangsung lama. Bahkan, sebenarnya aku telah menjadi Beta selama bertahun-tahun."

"Namun kau tidak bisa tidur dengannya."

Senyum Scar langsung hilang.

"Dan jika kau tidak pernah menjadi lebih dari itu, kenapa kau pikir itu akan terjadi?" Lacey melanjutkan. "Setelah bertahun-tahun ini, apa yang membuatmu berpikir dia akan berubah pikiran dan memilihmu?"

Scar mulai berjalan pergi dan kemudian berbalik. "Dan kau nikmatilah jadi... tunangannya... selagi bisa."

"Oh, tentunya... Beta."

"Oh... Aku bisa mencabik tenggorokanmu sekarang!" Scar melangkah maju mendekatinya. "Di sini. Sekarang juga."

"Jadi, apa yang menghentikanmu?" Lacey menatapnya balik, tidak berjengit. "Dari yang kulihat, kaulah yang mengganggu teritoriku. Aku adalah tunangannya, dan akan segera menjadi istri serta pasangannya. Jangan macam-macam denganku."

Scar menamparnya, tetapi Lacey menahannya dan merenggut lehernya seiring mengunci dirinya ke dinding. Lacey menahan getaran dan kabut merah bertepian hitam yang meliputi penglihatannya. Namun Scar meloloskan diri dan menampar wajahnya dengan keras. Lacey berderap menghampirinya, siap menghempasnya atau melemparnya ke balik pegangan tangga, ketika Julien menyambar lehernya dan menjepitnya ke dinding, berdiri di depan Scar untuk melindungi wanita itu.

"Kau tidak boleh kurang ajar pada Beta-ku!" suara Julien menggelegar ke sepenjuru lorong. "Scar telah bersamaku lebih lama daripada kau, dan kau akan memperlakukannya dengan hormat!"

Lacey mendengus. "Kau melindunginya? Aku tunanganmu dan akan segera menjadi istri serta pasanganmu! Dia menyerangku, dan kau melindunginya?"

Julien menoleh kepada Scar dan menyipitkan matanya. "Kau menyerangnya?"

Mata Scar membesar dan kemudian dia balas memelototi Lacey. "Dia kurang ajar padaku, dan aku ingin dia dihukum!"

"Dengar...." Julien menatap Scar dan Lacey. "Aku tidak tahu kenapa kalian begini, tetapi kalian berdua adalah bagian dari kawanan ini dan harus bersikap begitu!"

"Dia harus pergi!" Lacey menunjuk Scar.

Julien menyeringai, mengangkat sebelah alisnya. "Dia tidak akan pergi ke mana pun."

"Kalau begitu aku yang pergi!" Lacey berteriak, mulai menuruni tangga, tetapi Julien menyambar tangannya dan mencengkeramnya erat-erat dan menariknya kembali. "Biarkan aku pergi!"

"Tidak!" geram Julien, mengeratkan cengkeramannya sementara Lacey memberontak.

"Kenapa?" Air mata mengaliri pipinya. "Kenapa kau tidak mau membiarkan aku pergi?"

Wajah Julien melembut ketika dia mendengar Lacey menangis. "Aku tidak tahu."

Lacey menghela napas, menghapus air mata dari pipinya.

Scar meneriaki Julien, mengalihkan perhatiannya, "Dia harus dihukum! Aku tidak akan membiarkannya kurang ajar kepadaku!"

Julien mengacungkan jari ke arah Scar. "Kau! Diamlah!" Kemudian pria itu mendorong Lacey ke arah Gwen. "Ini! Bawa dia dan kunci dia di kamarnya." Kemudian dia menunjuk Lacey. "Dan jangan coba-coba berpikir untuk pergi!"

Sepanjang adegan itu, Scar berdiri di pinggir dan menyunggingkan seringai puas di wajahnya.

Lacey melepaskan dirinya dan balas menuding Julien. "Aku akan pergi begitu dapat kesempatan! Pilihannya adalah dia atau aku!"

"Kalau begitu aku pilih dia," Julien berkata, suaranya rendah. Dia melangkah mendekat, menatap tepat ke mata Lacey. "Dan jika kau kurang ajar pada Scarlett lagi, aku sendiri yang akan membunuhmu. Dan itu bukan gertakan semata."

Gwen maju dengan takut-takut sementara Lacey sudah akan berjalan melaluinya ketika Scar menghadang jalannya. "Jangan ganggu aku. Anggap ini peringatan terakhir untukmu."

Lacey tersenyum, menyipitkan matanya. "Aku akan mencabik tenggorokanmu begitu dapat kesempatan. Pegang kata-kataku."

"Bawa dia pergi!" Julien meraung, membuat dinding-dinding bergetar, tampak seperti hewan terkurung yang siap menyerang. Kemudian dia menuding Lacey dengan jarinya. "Aku akan mengurusmu nanti!"

Lacey tersenyum manis. "Wah, aku tidak sabar." Kemudian dia berjalan menuju kamar itu, mengikuti Gwen menaiki tangga, bertanya-tanya kenapa Julien malah memilihnya sebagai pasangan dan ratunya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 100: Belahan Jiwa

    Setahun kemudian ...."Siap?" Ibu Lacey bertanya sambil tersenyum bangga ketika menatap mata Lacey. Setelah Perang Antar Kawanan, Lacey telah menawarkan ibunya untuk tinggal bersamanya, tetapi karena sekarang Camari benar-benar bebas melakukan apa pun yang dia inginkan, dia memutuskan untuk menjadi anggota Kawanan Bayangan, kawanan milik Arkin. Lacey bersyukur ibunya dan Arkin telah saling menemukan kembali ... setelah bertahun-tahun ini. Dan rasanya aneh. Thorn dan Camari selalu khawatir akan mati jika salah satu di antara mereka pergi, tetapi ketika berdiri di hadapannya sekarang, Camari tampak baik-baik saja. Lacey menebak itu karena Ikatan Pasangan di antara mereka telah memudar bertahun-tahun yang lalu. Ada begitu banyak hal yang telah terjadi di antara mereka sebelum Thorn wafat.Namun, Lacey menyingkirkan pikiran tersebut, bertekad untuk tidak membiarkan siapa pun mengacaukan hari ini. Lacey mengangguk. "Ya. Aku siap."Salah satu sudut bibir Camari menyunggingkan senyum. "

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 99: Para Pengawal Ratu Alpha

    Malamnya setelah para Alpha dan keluarganya telah meninggalkan kastel atau beristirahat untuk malam itu, Lacey mempersiapkan diri untuk membicarakan kematian Thorn dan Lynessa pada ibunya."Apa kau ingin aku ikut denganmu?" tanya Julien ketika mereka menuruni tangga. Lacey menggeleng. "Tidak. Aku hanya ingin segera menyelesaikan ini."Julien menariknya hingga berhenti di landasan tangga menuju kamar mereka dan meletakkan kedua tangannya di bahu Lacey, menatap matanya. "Lacey, itu tidak dapat dihindari. Mereka menyerangmu. Ingat itu." Kemudian pria itu menghela napas panjang. "Kalau kau tidak melawan mereka, mereka akan membunuhmu. Itu adalah perlindungan diri."Lacey mengangguk. "Ya, aku tahu. Namun, itu tidak membuatnya menjadi lebih mudah."Julien mengangguk paham. "Beri tahu aku kalau kau membutuhkanku."Namun, Lacey menarik pria itu mendekat. "Julien, aku bangga padamu malam ini. Kau adalah Alpha Tertinggi yang luar biasa. Kau bukan hanya memikirkan kawananmu, tapi jug

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 98: Keluarga, Bagian 2

    Lacey menghela napas, berpikir. "Julien, aku akan jujur padamu."Pria itu mengelus tangannya dengan ibu jarinya. "Ya, silakan."Lacey mengangguk, lalu menatap matanya. "Roth sangat jahat padaku ketika kami tumbuh bersama. Bukan hanya dia, tapi juga seluruh saudaraku dari Thorn dan ibuku. Kau sudah tahu itu." Dia menggigit bibir bawahnya lalu melepaskannya. "Namun, menurutku satu tahun bukanlah permintaan yang besar untuk membuktikan kesetiaannya padamu, dan padaku." Dia meletakkan tangannya di atas tangan Julien, menggenggamnya. "Setahun adalah waktu yang cukup untuk membuktikan loyalitas dan kesetiaannya. Lalu setelah setahun, jika dia terbukti tidak pantas, kau bisa mencabut jabatan itu darinya." Lacey menepuk tangan Julien dan menatap matanya. "Beri dia kesempatan. Menurutku dia akan menjadi Alpha yang kuat dan setia, jika diberi kesempatan untuk melakukannya. Terutama karena sekarang Thorn telah tiada."Julien mengangguk dan mengecup tangannya juga. "Kau adalah wanita yang bi

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 97: Keluarga, Bagian 1

    "Terima kasih telah tinggal untuk berbicara denganku," kata Julien pada Roth, Arkin, Seth, dan Chris setelah Alpha-Alpha pergi. Lacey juga tetap tinggal. Sejak pertempuran itu, Julien selalu menyertakannya dalam semua keputusan kawanan, dan mereka telah memimpin Kawanan Bulan Panen bersama-sama sebagai tim. Mereka telah menjadi partner sejati, yang saling menghormati satu sama lain.Julien menghela napas dalam sambil mengambil tempat duduknya. "Aku tidak ingin Alpha-Alpha tahu, jadi aku memutuskan untuk melakukan ini secara pribadi." Kemudian dia menatap Roth. "Roth, aku tahu kau tidak membuat keputusan untuk berpihak pada para serigala rogue dan Rex melawan aku." Jelas sekali, Julien berusaha berprasangka baik kepadanya. "Thorn yang melakukan itu. Namun, kini kau punya kesempatan untuk melakukan hal yang benar."Roth mencondongkan tubuhnya, melipat tangannya di atas meja. "Dan bagaimana Anda ingin saya melakukannya?"Julien menghela napas, kemudian menatap matanya. "Kau harus

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 96: Majelis Para Alpha Kawanan

    Sekitar seminggu kemudian, setelah semuanya telah diatur, Julien mengadakan pertemuan majelis pertama bagi seluruh kawanan di area itu. Dan pertemuan itu mewajibkan seluruh Alpha hadir mengikutinya. Julien menyelenggarakannya di ruang makan kecil yang dihiasi lukisan-lukisan Julien. Meskipun ruang itu jauh lebih kecil daripada aula makan utama, ruangan itu akan cukup untuk pertemuan ini. Lacey telah memastikan bahwa menu makanannya telah disiapkan dengan layak untuk pertemuan itu dan seluruh kawanan diberi ruangan jika mereka memilih untuk menginap. Ketika Chris serta Seth berjalan masuk bersama Arkin, keduanya menjabat tangan Julien ketika pria itu dan Lacey menyambut para Alpha dan pemimpin kawanan di pintu."Julien, aku sangat senang kau melakukan ini," kata Arkin sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh kelompok yang berbeda-beda. "Sudah waktunya kita semua bekerja sama.""Tepat sekali," Julien menyetujui. "Aku benar-benar mengapresiasi kehadiranmu. Ada beberapa hal yan

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 95: Dampak

    Lacey menunggu di dalam bangunan bersama seluruh anggota Kawanan Bulan Panen yang lain, semuanya kelelahan akibat pertempuran. "Siapa pun yang memerlukan penanganan medis, segera pergi ke klinik!" "Siap!" teriak seluruh kawanan bersamaan. Mantel-mantel disodorkan ketika mereka berjalan masuk, dalam wujud manusia mereka, juga sebotol air."Biar aku yang menanganinya." Misty berdiri di pintu dan mengecek lengan seorang manusia serigala yang sedang masuk. "Kau. Pergilah ke klinik." Kemudian dia berhenti pada tiga orang manusia serigala muda. "Kalian bertiga terlihat sangat lelah. Apa kalian terluka?""Tidak, Bu," jawab ketiganya kompak. Misty mengangguk. "Bagus. Kalau begitu naiklah ke atas untuk mandi dan beristirahat. Makanan akan segera disajikan di aula makan.""Ya, Bu." Kemudian ketiganya menaiki tangga.Misty menghabiskan waktunya mengarahkan yang lain alih-alih mengurus dirinya sendiri. "Julien!" Lacey berteriak ketika pria itu berjalan memasuki pintu. Dia berda

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status