Share

191.Permohonan

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-04-13 11:22:14

Bima menatap peta tersebut dengan seksama.

"Apakah kau tahu maksud dari peta ini?" tanya Ratu Azalea.

Bima mengangguk.

"Ini adalah peta keberadaan Bunga Mahkota Ratu yang lain," kata Bima.

"Bunga Mahkota Ratu?" tanya Ratu penasaran.

"Benar, itu adalah bunga yang mengandung inti es dari Iblis Es. Aku pernah mendapatkannya sekali, tidak kusangka, ada peta petunjuk yang memudahkan diriku untuk mencarinya," kata Bima dengan wajah berseri.

"Apakah bunga itu semacam pecahan kekuatan milik Iblis Es yang ada di dalam tubuhmu?" tanya Ratu lagi.

"Tepat sekali, bahkan Iblis Es sendiri bilang padaku, tidak tahu berada dimana pecahan-pecahan tersebut. Bagaimana Raja Soka bisa mempunyai peta ini, aku harus menanyakannya," kata Bima lalu segera beranjak dari tempat dia duduk.

"Aku ikut!" seru Ratu Azalea.

Mereka berdua pun pergi meninggalkan kamar menuju ke istana Ratu Iblis Penggoda.

Raja Soka dengan senang hati menyambut kedatangan Bima dan Ratu Azalea.

"Silahkan, aku sudah menununggumu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    192.Penentu

    "Apa yang kau lakukan Raja Soka!?" seru Bima sambil meminta Raja Soka kembali duduk seperti semula. "Jangan bersujud padaku, sungguh aku merasa tidak suka sama sekali!" kata Bima. Raja Soka menunduk. "Batu itu harus bisa kembali lagi ke klan kami, jika tidak, aku takut akan ada yang berbuat licik menjadikan kami para Iblis sebagai budak..." kata Raja Soka. "Aku akan telusuri peta ini saat aku pergi ke dunia manusia," kata Bima. Raja Soka tersenyum. "Aku sudah tahu identitas mu, makanya aku sengaja memberikan peta itu padamu." kata Raja Baka. Bima menoleh ke arah Raja Baka."Apakah tidak apa-apa?" tanya Bima. "Tidak masalah, Raja dan Ratu sudah aku kasih tagu siapa sebenarnya dirimu saudara. Mereka tidak akan membocorkan rahasia ini. Dan kau tetap bisa ikut pertarungan terakhir di turnamen," kata Raja Baka. Bima menatap ketiga Iblis itu silih berganti. "Baiklah," kata Bima lalu mengubah wujud iblisnya menjadi manusia kembali. Raja Soka dan Ratu Iblis Penggoda menatap takjub

    Last Updated : 2025-04-13
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    193.Penentu(2)

    Aruna menjulurkan lidahnya yang panjang. Gerak-geriknya terlihat aneh. Bima segera mencabut pedang miliknya. Pedang Darah itu bersinar merah oleh aura api milik Bima. Dengan gerakan kilat Bima melesat ke arah Aruna. Pedang menebas dengan gerakan yang tak terlihat oleh mata. Aruna yang seorang pendekar ranah Tulang Dewa bukanlah pendekar lemah yang mudah di serang. Dengan kekuatan darah miliknya, dia menangkis serangan Bima menggunakan pedang yang terbuat dari darah. Namun, Aruna belum tahu, jika pedang Darah milik Bima bisa menyedot atau menghancurkan senjata roh apa pun. Hanya dengan sekali tebas pedang yang terbuat dari darah itu terpotong oleh pedang milik Bima. Pada satu kesempatan, kaki Bima berhasil menendang dada Aruna dengan keras hingga lelaki Iblis Darah itu terpental cukup jauh. Darah keluar dari mulut Aruna. "Uhuk...!" Bima tersenyum kecil. Aruna berteriak marah. Dari dalam mulutnya keluar darah yang sangat banyak. Itu adalah darah yang tercipta dari kumpulan roh d

    Last Updated : 2025-04-13
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    194.Kitab Jiwa Abadi

    Ratu Azalea melompat dari atas tribun tamu kehormatan. Dia melihat Bima yang seperti terlihat kelelahan. Tubuh Ratu melayang di udara. Gaun putih nya berkibar membuatnya terlihat seperti bidadari yang tengah turun dari langit. Semua mata tertuju pada pesona sang ratu yang benar-benar mengalihkan pandangan mata mereka. Pandangan mata Bima mulai terasa kabur dan berkunang-kunang. "Gawat, aku seperti nya mulai tidur panjang..." batin Bima. Tiba-tiba satu tangan lembut memegangi tubuhnya. Lalu di susul aliran hangat yang masuk ke dalam tubuh Bima membuat mata pemuda itu kembali terbuka. Untungnya Bima masih bertahan pada wujud iblis. Sehingga tidak menimbulkan kegaduhan. "Ratu..." batin Bima. Ratu Azalea mengangguk. "Kakang harus segera istirahat," kata Ratu Azalea lalu memapah tubuh Bima keluar dari arena pertarungan. Moderator yang tahu akan situasi segera umumkan hadiah dari turnamen tersebut. Putri Anshi menatap ke arah Ratu Iblis Penggoda. "Bunda ratu, bagaimana ini? Pend

    Last Updated : 2025-04-13
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    195.Dendam Iblis Darah

    Setelah satu minggu berada di Klan Iblis Penggoda, Raja Baka bersama rombongan akhirnya kembali ke klan Iblis Tanduk Api. Selama di Klan Iblis Penggoda itu napsu Bima berulangkali di uji oleh para Iblis Penggoda. Karena begitu banyaknya Iblis Penggoda yang jatuh cinta kepadanya. Setelah Raja Baka mengajak nya pulang ke Klan, Bima merasa lega. Bahkan sebelum pergi, Raja Soka masih memberikan satu hadiah lagi kepada Bima. Yaitu sebotol pil merah yang katanya mampu membakar racun pada darah dan meningkatkan ilmu kanuragan. Raja Soka mengatakan bahwa pil itu adalah benda paling berharga di Klan Iblis Merah selain Batu Keramat. Awalnya pil itu akan Raja Soka serahkan kepada Urusan Neraka. Tapi karena orang yang dituju sudah tiada, Raja Soka pun memberikannya kepada Bima yang saat ini mengemban permintaan sang Raja mengenai Batu Keramat. Di tengah perjalanan masalah kembali muncul. Anggota Klan Iblis Darah mencegat mereka di lembah berkabu

    Last Updated : 2025-04-14
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    196.Kembali Ke Dunia Manusia

    Sepulangnya Raja Baka dan rombongan, Bima dan Ratu Azalea memutuskan untuk menetap satu bulan di Klan Iblis Tanduk Api. Bima melatih para murid muda disana dan membuat mereka lebih kuat lagi. Ratu Azalea juga berlatih dengan Bima setiap malam.Bima mendapat banyak pelatihan dari Ratu. Terutama melatih nadi dan pengalihan tenaga dalam. Ratu yang sudah sangat berpengalaman dalam melatih kanuragan membuat Bima cepat meningkat. Klan Iblis Tanduk Api pun mengalami kemajuan yang pesat. Raja Baka sudah menembus Ranah Tulang Dewa berkat bantuan Bima.***Malam itu sebelum keesokan harinya pergi dari Klan, Bima mengajak Ratu Azalea duduk di lantai kamar. "Apa yang akan kakang berikan sampai kita harus duduk di sini?" tanya Ratu Azalea. Bima mengeluarkan pil inti darah yang dia dapat setelah membunuh Aruna si Iblis Darah. "Pil ini adalah ekstraksi kekuatan dan jiwa dari Aruna yang pernah aku kalahkan di turnamen bula

    Last Updated : 2025-04-14
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    197.Rencana

    Ratu Azalea dan Pendeta Barata sama-sama tekejut saat keduanya berjumpa. Meski wujud Pendeta Barata lebih tua, Ratu Azalea masih tetap mengenalinya. Sedangkan Pendeta Barata jelas masih sangat mengenali Ratu Azalea yang kecantikannya abadi. "Bagaimana kau... Bisa bersama muridku...?" tanya Pendeta Barata. Bima tersenyum. Dia merangkul gurunya itu lalu mengajaknya duduk di kursi kayu dimana ada meja kecil yang sering dijadikan tempat makan dia dan gurunya. Ratu Azalea pun duduk tak jauh dari mereka. Tanpa basa-basi Bima menceritakan semua yang terjadi di Hutan Awan Hitam. Tak ada yang luput dari cerita Bima. Mata Pendeta Barata berkaca-kaca saat mendengar tentang Raja Baka, putra semata wayangnya. "Kau telah menyelamatkan rakyatku Bima, kau juga membuat perubahan pada putraku, dan tradisi yang tak bisa aku ubah... Kau benar-benar ajaib, tidak salah aku mengirimmu kesana... Aku yakin sekali waktu itu, kau akan mengubah Klan Iblis Tanduk Api yang telah lama aku tinggalkan..." kata

    Last Updated : 2025-04-15
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    198.Batu Keramat

    Mendengar perkataan gurunya, Bima menatap lelaki tua tersebut. "Apa yang terjadi jika kita melepas iblis di dalam tubuh kita?" tanya Bima. Pendeta Barata tersenyum kecil. "Kau akan mati, apalagi jika kau sudah berlatih bersama Iblis di dalam tubuhmu, secara tidak langsung, dia adalah jiwamu, dan kamu adalah jiwanya." kata Pendeta Barata. "Namun jika kamu belum melakukan latihan bersama, atau menggabungkan jiwa dengan nya, mungkin kamu hanya akan cacat seumur hidup. Ilmu kanuragan mu akan hilang," Lanjut Pendeta Barata. Bima tertegun mendengar hal itu. Dia dan Iblis Es jelas sudah menyatu baik dalam latihan maupun saat bertarung. Meski dia sendiri mempunyai elemen es, tetap saja banyak hal dia dapat bersama Iblis Es. "Kenapa kamu ingin menyerahkan Iblis Neraka kepadaku guru...?" tanya Bima. "Hmm... Iblis Neraka adalah yang terkuat dari semua Iblis selain Iblis Mata Tiga. Bahkan Iblis Es pun masih berada di bawahnya. Kekuatan Neraka yang ada pada Iblis Neraka bisa menghancurkan

    Last Updated : 2025-04-15
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    199.Masa Lalu

    Keesokan harinya Bima sudah berpamitan kepada gurunya. Rencana dia saat ini adalah menuju ke Perguruan Harimau Perak. Namun sebelum mereka pergi kesana, Bima membawa Ratu ke sebuah pasar yang ada di desa di wilayah Perguruan Katak Merah. Disana Bima membeli beberapa pakaian mewah untuk Ratu Azalea. Dan juga membeli sebuah cincin emas dengan hiasan sebuah permata yang indah. Ratu Azalea merasa hatinya berdebar melihat Bima membeli cincin tersebut. Di tambah pakaian-pakaian mahal yang Bima beli. "Kakang punya banyak tail emas?" tanya Ratu Azalea. Bima tersenyum. "Aku punya tabungan, saat aku berlatih bersama guru Barata, aku juga bekerja dan menghasilkan banyak emas, sekarang, akan lebih mudah lagi mendapatkan emas itu." kata Bima sambil memberikan beberapa tail emas kepada Ratu. "Kamu ingin beli apa saja yang kamu mau, dan juga, berikan hadiah kepada orang tuaku nanti," kata Bima. Ratu Azalea mengangguk. Setelah mereka puas berbelanja, Bima pergi ke tempat penjual kuda. Dia me

    Last Updated : 2025-04-15

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    285.Pemburu Senyap

    Matahari mulai tenggelam. Cahaya emas yang bersinar dari ufuk barat perlahan mulai menghilang digantikan kegelapan malam. Suara lolongan anjing hutan pun mulai terdengar. Dari balik pohon besar yang ada di pinggir desa, berdiri beberapa sosok berpakaian hitam. Wajah mereka mengenakan topeng. "Kau yakin mereka adalah orang yang berhasil mengalahkan dua tim yang seharusnya menjemput ketua Anjani?" tanya satu sosok dengan topeng bergaris biru. Melihat yang lain semuanya memakai topeng bergaris merah, agaknya orang dengan topeng bergaris biru itu adalah ketua kelompok tersebut. "Benar tak salah lagi, pemuda dengan kekuatan es itu ada di rombongan tersebut. Hanya saja ciri-cirinya tidak begitu jelas," kata sosok lain. "Apakah kau yakin dia bukan murid Perguruan Harimau Perak?" tanya sosok bertopeng garis biru. "Pasti salah satu tetua mereka yang melakukan serangan kepada tim Nyai Anjani. Hanya saja tidak ada berita mengenai ciri-ciri khusus dari pendekar tersebut. Hanya dikatakan pe

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    284.Masa Depan

    Bima memejamkan matanya. Dia pun mulai merasa tidak nyaman setelah mendengar cerita dari Ratu Azalea. "Jadi, selama ini kamu sudah tahu jika kita akan bersama... Kamu juga tahu kita akan menyerang kerajaan, kenapa dari awal kamu tidak melarang ku untuk pergi ke kerajaan?" tanya Bima. "Itu jelas tidak mungkin, kau sudah tahu, hukuman yang akan ku Terima jika aku melawan takdir. Seratus tahun. Aku tak mau dihukum seperti itu lagi. Aku hanya ingin bisa di samping dirimu selama mungkin, baik dalam keadaan senang maupun duka, aku tak akan peduli..." kata Ratu Azalea. Bima mengecup kening istrinya dengan lembut. "Apa yang akan terjadi di masa depan jika kamu ikut membantuku menghancurkan mereka?" tanya Bima. "Kakang akan kehilangan diriku, hanya itu yang aku tahu, kita akan berpisah...dan aku tidak tahu karena apa," jawab Ratu singkat namun membuat Bima seperti dihantam palu raksasa. "Bagaimana bisa aku akan kehilangan dirimu? Apakah tidak ada petunjuk apa yang membuat kita berpisah?"

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    283.Firasat

    Bima terdiam setelah Ratu Azalea menjawab pertanyaan nya. "Untuk apa kamu melakukan itu Ratu?" tanya Bima. Ratu Azalea tersenyum. Dia membelai pipi suaminya dengan lembut. "Untuk menjagamu, Sinar Pengikat Jiwa ini juga aku pasangkan pada Tangan Darah. Sebelumnya mereka berdua adalah musuh, ketika kamu menjadikan mereka pengikut, mereka akan mengikuti mu karena kamu lebih kuat. Namun, tak ada yang namanya kesetiaan abadi. Kakang, ingat pemberontakan Lesmana kepadaku?" tanya Ratu Azalea. Bima mengangguk. "Dia adalah orang yang paling ku percaya dalam banyak hal setelah Pamannya. Tapi dengan mudah dia membuang kepercayaan itu, dan menusuk dari belakang setelah aku dalam keadaan lemah. Jika bukan karena pertolongan mu, mungkin aku sedang di permainkan olehnya," kata Ratu Azalea. Kini Bima paham apa tujuan istrinya menaruh Sinar Pengikat Jiwa kepada dua pengikut nya itu. Namun sebenarnya, tanpa Sinar Pengikat Jiwa sekalipun, Tangan Darah tak akan mampu berkhianat. Karena sekali Bima

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    282.Pengikut Baru

    "Kenapa... Kenapa kamu memilih aku sebagai pengikut mu?" tanya Subali. Bima melangkah mendekati Subali yang tengah di obati oleh Wulan. "Musuhku adalah kerajaan besar. Mereka mempunyai banyak Pendekar kelas atas, dan tidak sedikit dari mereka rata-rata adalah petarung ranah Tulang Dewa. Aku butuh kekuatan untuk menghancurkan mereka," jawab Bima. "Apakah ada dendam yang membuat mu ingin menghancurkan mereka?" tanya Subali. Bima mengangguk. "Dosa mereka sangat banyak, Dewa menutup mata. Itu artinya Iblis lah yang harus menjadi hakimnya, bukan begitu?" jawab Bima. Subali tidak tahu dendam apa yang Bima emban hingga menginginkan kehancuran pada kerajaan Angin. Tapi dia paham, dendam itu pasti sangat dalam dan menyakitkan. "Apakah hanya beberapa Pendekar ini cukup untuk melawan mereka? Aku mendengar kabar mereka mempunyai kekuatan yang dahsyat. Ada beberapa tetua kerajaan yang pernah melewati tempat ini, dan mereka berada di Ranah Cakrawala tahap Tengah." kata Subali. "Ranah Cakraw

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    281.Kesatria Sejati

    Panah petir itu melesat ke arah akar raksasa yang tengah berusaha masuk ke medan es. Dengan telak anak panah dengan aura petir kuning itu menghantam akar tersebut. Blaaarrrrr! Ledakan dahsyat terjadi. Akar tersebut hancur di beberapa bagian namun masih bertahan. Bahkan memulihkan diri dengan cepat. Bima menatap dengan penuh kekaguman. "Tidak menyerah sampai akhir ya," batinnya. Busur kembali di tarik. Kali ini dengan empat anak panah sekaligus. Itu memakan tenaga dalam yang cukup banyak. Anak panah pun kembali di lepaskan. Wuuuttt! Blaaarrrrr! Kembali terjadi ledakan di atas benteng pedang es tersebut. Kali ini ledakannya lebih besar. Akar tersebut pun hancur dan berjatuhan ke bawah dalam keadaan menjadi serpihan-serpihan es. Subali memuntahkan darah dari mulutnya. Dia jatuh berlutut dan muntah darah beberapa kali. Dia sudah mencapai batasnya. Akar raksasa yang dia keluarkan dari luar benteng pedang es tersebut memakan hampir seluruh tenaga dalamnya. Subali berharap itu adal

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    280.Medan Es

    "Bagaimana bisa ada pedang sebanyak itu dengan ukuran yang juga sangat besar!?" seru Aryo dengan wajah yang tidak percaya. "Konon hanya seorang Pendekar kelas Dewa saja yang mampu mengeluarkan kekuatan sedahsyat itu dari atas langit. Apakah ini kekuatan Siluman Pohon yang Ki Ireng maksud?" tanya Abinyana. "Bukan... Ini adalah kekuatan Bimasena... Kekuatan asli miliknya," ucap Gerbang Hitam dengan perasaan takjub. "Mampu mengeluarkan Pedang Es raksasa sebanyak itu, bukankah kekuatannya sungguh tak bisa di jajagi?" batin Gerbang Biru. Ratu Azalea menatap ke langit dengan wajah tenang. Bibirnya tersenyum. "Kakang sudah sangat berkembang, bahkan kekuatan ini sudah seharusnya menjadi milik seorang Pendekar Ranah Batara..." batin Ratu Azalea. Seratus pedang raksasa itu pernah Iblis Es ciptakan di pulau kecil yang ada di tengah danau gunung wilayah Klan Elang Dewa. Pedang raksasa itu juga yang membunuh Raja Elang Dewa. Pedang Raksasa itu turun ke tanah dengan cepat. Suaranya bergemuru

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    279.Seratus Pedang Es Dewa

    Subali segera menggunakan perisai miliknya. Namun pedang es itu sangat kuat. Meski tidak menembus tubuhnya, Pedang Es itu berhasil menyayat dada dan bahunya. Darah hijau mengucur dari dua luka tersebut. "Setan! Ternyata kau menginginkan pertarungan gila! Baiklah..." geram Subali lalu menghentakkan kaki kanan ke tanah. Dari dalam tanah muncul akar pohon yang mengelilingi dirinya. Akar itu bersinar hijau terang. Sinar itu membungkus tubuh Subali. "Kau menginginkan pertarungan yang keras...aku akan melayani mu," ucap Subali dengan suara berbeda. Bima yang sudah dalam wujud Iblis Es sempurna hanya menyeringai. Dia angkat pedangnya lalu di acungkan ke depan. "Hujan Es Abadi!" ucap Bima pelan. Subali terkejut saat tubuhnya tiba-tiba terasa kaku. Dari atas langit muncul lingkaran putih seperti cincin raksasa. Aura dingin luar biasa menekan tubuh Subali. "Apa yang akan kau lakukan!?" teriak Subali. Bima kembali menyeringai. "Kau yang bilang bukan? Bahwa aku menginginkan pertarungan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    278.Jurus Pembalik Serangan

    Tubuh Bima terpental setelah terkena serangan aneh dari Subali. Darah keluar dari mulutnya pertanda Bima terluka di bagian dalam. "Uhuk!" Bima mengeluarkan darah dari mulutnya. "Sial... Bagaimana bisa serangan tangannya menembus benda padat dan berhenti setalah mengenai tubuhku...? Apakah dia mengendalikan ruang dan waktu sampai membuatku tak sadar...!?" batin Bima sambil berdiri. Subali tersenyum dengan tangan yang masih terbuka seolah menanti serangan dari Bima. Bima yang mulai kesal karena mendapatkan serangan aneh, segera melesat lagi ke arah Subali. Pedangnya bergerak lebih cepat dan ganas. Setiap tusukannya akan memancarkan sinar biru yang melesat lurus hingga menabrak rumah. Setiap tebasan nya membuat sinar biru yang menghantam tanah hingga meledak. Subali menangkis semua serangan itu dengan tenang. Bima semakin tak bisa menahan amarahnya. Serangan nya sudah yang paling cepat namun bisa di patahkan begitu saja oleh Subali membuat Bima merasa semakin aneh. "Bima hati-hati!

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    277.Taruhan

    Bima tersenyum kecil. "Ini urusan kita, tak ada hubungannya dengan istriku. Kau akan menyesal jika sampai mengusiknya. Kau tidak tahu dia siapa dan sekuat apa dia. Aku menyuruhnya pergi agar kita bisa membuat taruhan. Tapi kau terlalu muluk rupanya..." kata Bima. Subali tersenyum sinis. "Aku tak peduli siapa wanita itu. Yang jelas, tanpa taruhan pun aku akan tetap jadikan dia pemuas napsu!" ucap Subali lalu tertawa terbahak-bahak. "Sudah gila kau rupanya, aku sendiri tak berani mengusik hatinya, kau malah merendahkan dirinya, ckckck... Aku yakin jika dia mendengar ini kau akan jadi makhluk yang tidak berguna," sahut Bima. "Peduli setan dengan ucapan mu! Memangnya siapa wanita yang kau anggap sebagai istrimu itu!?" tanya Subali yang cukup penasaran kenapa Bima begitu mengagungkan Ratu Azalea. Bima tersenyum lebar. "Dia selangkah lagi memasuki Ranah Batara, apakah kau puas?" jawab Bima membuat Subali terkejut. "Ranah Batara...!? Tidak mungkin! Kau sangat berkhayal!" seru Subali

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status