Home / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Bab 4. Ratu Siluman Buaya Putih

Share

Bab 4. Ratu Siluman Buaya Putih

Author: Andy Lorenza
last update Huling Na-update: 2023-05-04 01:19:21

Arya terkejut, tetapi dia kembali menormalkan ekspresinya.

“Maaf Ki, sedapat mungkin, kita bukan hanya mencegah saja. Kita juga harus berusaha membebaskan beberapa orang warga yang telah diculik itu.”

Beberapa warga lantas menunduk. Bahkan ada yang menggelengkan kepala mendengar ucapan pemuda naif itu.

“Iya, kami juga inginnya begitu Arya. Akan tetapi, tak ada yang dapat kami lakukan. Seperti yang telah kami bicarakan tadi, kami pernah melakukan ronda secara bergiliran setiap malam untuk menangkap Gento Ireng jika muncul di desa ini,” tutur Ki Darmo, "awalnya, kami pikir akan berhasil, tetapi penculikan justru terjadi siang hari."

Arya terdiam. Gento Ireng ternyata memiliki pikiran cerdik, buktinya dia masih saja dapat melakukan aksinya ketika siang hari saat sebagian besar warga desa sibuk di sawah dan di ladang mereka.

“Kalau boleh tahu, sudah berapa lama hal ini terjadi Ki?” tanya pemuda itu akhirnya.

“Setahun yang lalu, Nak. Gento Ireng sebenarnya salah seorang warga Desa Sedayu juga dulunya. Namun, ia tiba-tiba saja menghilang lalu kembali membuat keonaran di desa ini dengan menculik para warga.”

Sepintas di raut wajah Arya nampak terkejut, mendengar jika pelaku penculikan itu merupakan salah satu dari warga desa itu.

“Lalu dari mana Ki Darmo dan para warga di sini tahu jika Gento Ireng menculik warga untuk diserah pada Ratu Siluman Buaya putih di lubuk tengkorak itu?” tanya Arya kembali.

“Beberapa orang dari warga desa pernah melihat Gento Ireng ke luar dan masuk secara aneh ke lubuh tengkorak itu. Menurut mereka, Gento Ireng itu seperti masuk ke dalam goa saja tanpa sedikitpun pakaiannya basah tidak seperti masuk ke dalam air sungai.”

Arya tak langsung menanggapi, dia sepertinya tengah merenung hal yang diceritakan Kepala Desa Serayu itu.

Tak lama, ia pun berkata, “Benar-benar aneh memang, ilmu apa yang ia pergunakan hingga bisa masuk ke dalam sungai ke lubuk tengkorak itu? Ini yang harus kita cari tahu Ki, lalu mengenai Ratu Siluman Buaya Putih itu sendiri dari mana pula warga desa ini mengetahuinya?”

Kini Ki Darmo yang terlihat merenung, ia tengah berusaha mengingat dari mana asalnya dia mengetahui tentang Ratu Siluman Buaya Putih yang ia katakan tadi itu pada Arya.

“Begini Arya, ada seekor buaya putih besar yang bisa merubah wujudnya menjadi perempuan cantik luar biasa kerap pula nampak oleh warga di lubuk tengkorak itu. Kadang dia hanya ke luar dalam waktu yang tak berberapa lama berdiri dan berjalan di permukaan air sungai itu lalu masuk kembali,” jelas Ki Darmo.

“Oh, karena dia bisa merubah diri menjadi perempuan cantik yang semulanya berwujud buaya putih makanya Ki Darmo dan para warga menamai dia Ratu Siluman Buaya Putih?”

“Bukan juga begitu Nak Arya. Gento Ireng pernah mengancam salah seorang warga kami. Jika tak mau tunduk pada Ratu Siluman Buaya Putih, desa ini akan selalu diibuat kacau. Salah satunya, dengan menculik warga desa yang ke semuanya laki-laki yang masih lajang untuk dijadikan pengikut sekaligus budaknya.” Ki Darmo menjelaskan lebih lengkap lagi.

Arya seketika paham tentang Ratu Siluman Buaya yang disebutkan Kepala Desa Serayu itu. Ini benar-benar berbahaya dan tak bisa dibiarkan berlarut-larut. Wajar, wajah warga tampak mulai lelah.

Tiba-tiba, ia teringat pesan sang guru.

"Kalau Ki Darmo dan para warga di sini mengizinkan, saya akan membantu untuk mengatasi permasalahan yang terjadi itu. Semoga saja dengan ilmu yang saya peroleh dari Eyang Guru dapat berhasil membebaskan mereka yang telah diculik dan pastinya sampai saat ini masih hidup,” tutur Arya.

Ki Darmo dan para warga yang berada di dalam serta yang berdiri di depan pendapa itu saling pandang satu dengan yang lainnya.

Mereka sepertinya kurang yakin dengan yang dikatakan Arya itu tentang warga desa yang diculik saat ini masih hidup.

“Apakah kamu yakin, Nak Arya?” tanya salah satu lelaki tua di pendopo.

“Saya memang belum bisa memastikan usaha yang akan saya lakukan itu berhasil atau tidaknya, tetapi tiada salahnya untuk mencoba siapa tahu saya dapat menemui rahasia masuk ke dalam lubuk tengkorak itu. Mengenai beberapa orang warga yang diculik itu, saya yakin mereka masih hidup karena dimanfaatkan sebagai abdi atau budak dari Ratu Siluman Buaya Putih itu,” ucap Arya menyakinkan mereka.

Ki Darmo dan para warga nampak tersenyum senang, terlihat sekali di raut wajah mereka tengah bertemu dengan sosok yang dapat mereka jadi tumpuan untuk mengadu akan permasalahan yang meresahkan Desa Serayu itu.

“Kami tentu saja mengizinkan bahkan menggantungkan harapan besar pada Nak Arya,” ujar Ki Darmo.

Arya lalu memutuskan untuk berada di Desa Serayu itu dalam waktu yang ia sendiri tidak dapat memastikan berapa lamanya di sana.

Yang jelas, dia ingin menyelesaikan permasalahan itu dengan mencari tahu terlebih dahulu cara dapat masuk ke lubuk tengkorak.

Meskipun pada awalnya Arya merasa aneh dengan semua yang diceritakan Ki Darmo tentang sosok Gento Ireng dan juga Ratu Siluman Buaya Putih yang bisa hidup di dalam lubuk tengkorak, tetapi ia pun tersadar jika di alam ini juga ada mahkluk lain yang bisa berubah wujud sebangsa siluman. 

Seperti halnya Ratu Siluman Buaya Putih, para siluman itu bisa hidup dan berada di mana saja, baik itu di darat, sungai atau juga laut.

Sebagian mereka juga terkadang tak kasat mata dan hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki kemampuan yang dapat melihatnya.

Arya yang merasa memiliki kemampuan itu memutuskan untuk membantu para warga Desa Serayu dari teror Ratu Siluman Buaya Putih dan para pengikutnya.

Perlahan, pemuda yang baru turun gunung itu menunduk hormat. "Jika demikian, saya akan berusaha sebaik mungkin."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Teguh PintUnina Setiawan
iya, masih biasa biasa saja
goodnovel comment avatar
Lucas van Dijk
Cerita yang menarik
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 460. Musnahnya Kerajaan Angkasa

    Lalu kedua telapak tangannya ia hadapan ke angkasa seperti hendak mencakar langit, tiba-tiba kedua pergelangan tangannya itu berubah menjadi putih ke perak-perakan. Sejurus dengan itu ia pun melesat bak elang ke arah tubuh Raksasa Durja Iblis, dua sinar putih menderu menghantam tubuh Raksasa Durja Iblis itu. “Buuuuuuuuuum..! Kraaaaaaaak...! Blaaaaaaaaaar..!” Ledakan maha dahsyat pun terdengar seiring dengan hancurnya tubuh Raksasa Durja Iblis hingga menjadi debu bertaburan di tanah, itulah ajian andalan Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas yang bernama ajian Rajawali Melebur Sukma. Pekik dan sorak kemenangan bergemuruh dari ribuan prajurit gabungan istana peri dan Kerajaan Permata Timur, istana megah Kerajaan Angkasa itu pun telah rata dengan tanah seiring terbenamnya tubuh Raksasa Durja Iblis saat dihantam ajian Telapak Suci Budha yang dilesatkan Arya tadinya sebelum tubuh Raksasa Durja Iblis itu hancur berkeping-keping dihantam ajian Rajawali Melebur Sukma. Tubuh Arya yang tad

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 459. Pertarungan Maut

    Pasukan gabungan peri dan Kerajaan Permata Timur pun tak berselang lama setelah itu mampu pula menaklukan ribuan prajurit istana Kerajaan Angkasa, sebagian besar dari mereka tewas bersimbah darah, dan sebagian lagi dipaksa menyerah. Sementara duel sengit antara Arya dan Batara Durja masih berlangsung, sejauh ini Arya belum mampu mendekat apalagi menghantamkan pukulannya ke tubuh Batara Durja, karena raja segala licik dan tamak itu selalu menghantamkan senjata mustikanya berupa gada ke arah Arya, hingga membuat sang pendekar dipaksa menghindar bahkan beberapa kali mundur. Mendapatkan beberapa kali serangannya gagal dan mengetahui jika Guru dan sebagian besar prajuritnya tewas, Batara Durja pun murka. Dengan segera ia merubah wujudnya menjadi Raksasa Durja Iblis, yang tentu saja diiringi semakin besarnya senjata mustikanya berupa gada itu. “Wuuuuuuuuuuus..! Blaaaaaaaaaaaam..!” tanah yang terkena hantaman gada itu bak dilanda gempa dahsyat membuat semua yang ada di kawasan itu terpent

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 458. Berkumpulnya Para Peri

    Setelah menyusun dan merembukan dengan matang rencana penyerangan ke istana Kerajaan Angkasa, ke empat peri yang memimpin 4 penjuru kawasan negeri diatas awan itu kembali ke istana mereka masing-masing, sementara Arya tetap tinggal di istana ratu hingga esok pagi seluruh pasukan berkumpul di sana. Peri Salju setibanya di istana salju di kawasan utara segera menyampaikan berita itu pada seluruh pasukannya, begitu pula dengan Peri Api dan Peri Laut di kawasan selatan dan barat. Sementara Peri Bulan sebelum menuju istananya dikawasan timur, ia singgah dulu di istana Kerajaan Permata Timur menemui Benggala dan Yuda Tirta selaku Raja serta Panglima Kerajaan. “Mari silahkan masuk yang mulia Peri Bulan! Baginda Benggala ada didalam istana!” tutur Yuda Tirta yang menyambut kedatangan Peri Bulan dihalaman istana Kerajaan Permata Timur itu. “Terima kasih, Yuda!” ucap Peri Bulan dengan senyum ramahnya, kemudian ia diiringi Yuda Tirta masuk kedalam istana menemui Benggala. “Sebuah kehormatan

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 457. Pulihnya Sang Pendekar

    “Loh, kok diam saja Arya? Ayo, naik kita berangkat sekarang!” seru Peri Salju. “Iya, tapi sebaiknya aku ganti pakaian dulu, sepertinya pakaian yang aku jemur itu sudah kering!” ujar Arya sambil memunggut pakaian yang ia jemur di samping mulut goa itu. “Oh, ya silahkan! Kami akan menunggumu!” setelah mengambil pakaian yang ia jemur Arya masuk kembali kedalam goa mengganti pakaiannya. Beberapa menit kemudian Arya pun tampak ke luar dari mulut Goa, Peri Salju kembali memintanya naik ke punggung kuda putih bersayap tunggangannya itu. Arya melesat ke atas kuda di belakang Peri Salju duduk, dengan tersenyum Peri Salju memerintahkan kuda putih bersayap itu untuk terbang kembali ke negeri diatas awan. ***** “Apa yang mulia yakin pemuda dari negeri 1.500 tahun yang akan datang itu tidak akan selamat dari luka yang ia alami saat bertarung kemarin?!” tanya Durgama, saat ia diminta berkumpul dengan para petinggi istana lainya diruang utama Kerajaan Angkasa. “Ha.. Ha.. Ha..! Aku benar-benar

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 456. Racun Raja Iblis

    “Hemmm... Jasa yang telah kau berikan pada negeri peri dan negeri di atas awan sudah sangat besar! Tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan yang aku lakukan ini kepadamu! Racun Iblis yang ada di tubuhmu belum sepenuhnya hilang, karena aku hanya berhasil mengeluarkan sebagiannya saja!” tutur Resi Dharma.“Jadi racun iblis masih ada di dalam tubuhku? Lalu bagaimana cara menghilangkan keseluruhannya, Resi?” Arya terlihat panik akan yang dituturkan Resi Dharma baru saja kepadanya.“Kamu tak perlu cemas! Kamu cukup berendam di depan air terjun sana beberapa menit! Air itu akan melenyapkan seluruh racun yang ada di tubuhmu! Tadi selain mengeluarkan sebagian racun di tubuhmu, aku juga telah berhasil membuka pori-pori di seluruh badanmu! Agar hawa gaib air terjun dapat merasuki dan melenyapkan racun di tubuhmu itu!” tutur Resi Dharma.“Oh, begitu! Baiklah sekarang juga aku akan berendam di air terjun depan goa ini!” Resi Dharma hanya anggukan kepalanya, Arya dengan tertatih-tatih bangkit

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 455. Bertarung Dengan Batara Durja

    Setibanya di istana salju di ruangan tempat Arya dibaringkan, Peri Ratu segera memeriksa tubuh sang pendekar. Bagian dada kanan tampak lebam, dan ada goresan luka yang darahnya telah membeku.“Luka dalam yang dialami Arya sangat parah! Kalau saja dia bukan sosok berilmu tinggi, mungkin tulang dadanya telah remuk! Senjata mustika milik Batara Durja itu pun melukai bagian dadanya, dan akibatnya racun jahat dari senjata itu mengalir ke seluruh tubuhnya!” tutur Peri Ratu.“Apakah Arya masih hidup yang mulia? Tadi aku periksa denyut nadi dan detak jantungnya tak ada sama sekali!” Peri Salju masih terlihat sangat cemas.“Hemmm... Mungkin saat kamu memeriksanya tadi keadaanmu lagi kalut, hingga kamu tak merasakan masih adanya denyut nadi dan detak jantungnya! Hanya saja saat ini dia benar-benar tak bisa bergerak sama sekali dan tak sadarkan diri akibat racun iblis yang menjalar diseluruh tubuhnya! Ternyata Batara Durja tidak sendiri, dia bersekutu dengan raja iblis!” Peri Ratu menjelaskan se

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status