Share

BAB 7

Penulis: Saydh5
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-03 17:50:51

Ryan tampak mengerjapkan mata dengan wajah sedikit tegang. Hanya beberapa detik, karena lelaki itu kembali mengulaskan senyum manisnya dan meletakkan obat itu ke tangan Dzurriya langsung.

“Maksudku, aku seorang dokter, gejala yang kau tampakkan itu biasa aku lihat,” jawabnya dengan tenang. “Lihat, ada ruam di wajahmu, kan? Jadi itu pasti karena kamu alergi kucing.”

“Memang gejala alergi lain berbeda?” tanya Dzurriya lagi.

“Y-ya iya, beda-beda. Sudah, mending sekarang kamu minum obat gatalnya, makan bubur,, habis itu minum vitaminnya.”

‘Kenapa sikapnya aneh? Apa ini hanya firasatku saja.. atau sebenarnya dia sudah mengenalku?’

****

Setelah keadaan Dzurriya membaik, ia pun kembali ke kamarnya di lantai bawah. Bisa gawat kalau Alexa tahu kasurnya telah ditiduri Dzurriya. 

Setelah kejadian hari itu, tidak ada lagi panggilan dari Alexa atau bahkan Tikno. Dzurriya seolah diizinkan untuk beristirahat, meskipun ia tidak yakin begitu. Alexa atau Eshan pasti hanya sedang sibuk, dan tidak mau peduli padanya.

Dzurriya menghela napas, lalu melirik ke arah jendela. ‘Apakah di luar aman? Di dalam sini sangat membosankan.’

Meskipun ragu, akhirnya ia putuskan keluar dari kamar. Badannya memang masih ringkih, tapi akan lebih ringkih jika harus terpenjara di kamar itu karena traumanya akan kejadian-kejadian yang baru-baru ini menimpanya.

Ia berjalan keluar tanpa memahami seluk-beluk rumah tersebut. Ia hanya berjalan, sesekali diiringi sayup-sayup suara para pelayan yang menggunjing kesialannya. 

Namun, tak ada satupun yang berani mendekatinya. Padahal ia sudah berusaha ramah dengan menyapa mereka melalui senyumannya ketika bertemu.

Akhirnya, ia sampai di depan jendela kaca belakang yang menghadap langsung ke arah taman belakang. Ia berdiri dan menatap keluar di mana tumbuhan-tumbuhan terlihat begitu segar.

“Kalau ingin keluar, keluar saja.” Suara berat hadir bersamaan dengan aroma musk dan langkah mendekat. 

Akhir-Akhir, ini dadanya berdegup kencang ketika suaminya berada di dekatnya.

Dzurriya menoleh, melihat Eshan yang sudah membuka pintu di sebelah kanan jendela, tempat Dzurriya berdiri. Dia berjalan keluar tanpa menoleh ke arah Dzurriya lagi. 

Dzurriya memang ragu, tapi hasratnya seperti mendorongnya untuk mengikuti suaminya itu. Ia menatap Eshan yang kemudian duduk di bangku panjang, di pojok taman sambil membuka ponselnya.

Kali ini, ia ragu. ‘Haruskah aku duduk di situ juga? Atau berdiri saja di sini?’

“Duduklah, kau butuh istirahat dan udara segar untuk segera sehat,” ucap suaminya tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Dzurriya menurut dan duduk agak jauh. Tak ada satu patah kata pun keluar dari mulutnya. Terakhir dia bicara, pistol taruhannya.

“Jangan salah paham, aku tidak sedang baik denganmu. Aku hanya sedang melakukan saran Ryan supaya kami bisa segera mengecek kondisi rahimmu. Ini semua kulakukan untuk Alexa.”

Dzurriya diam-diam menatap suaminya yang tak berpaling dari layar ponsel sedikit pun. Dia merasakan aura dinginnya yang menyakitkan disertai perkataannya yang begitu pedas.

“Jadi sebaiknya kau segera sehat dan berguna.” Kemudian, tiba-tiba Eshan menoleh, menatapnya dengan tajam.

Bukannya takut, Dzurriya malah berdebar. Karena khawatir Eshan bisa mendengar suara jantungnya, wanita itu pun mengalihkan pandangannya terlebih dulu. Pada saat itulah, ia merasakan sebuah benda tersampir di bahunya.

“Pakailah jaket ini dan segera masuk kalau terasa dingin.” 

Jaket hitam itu terasa seperti sedang memeluk Dzurriya. Hangatnya menyebar ke seluruh tubuhnya. Dzurriya memegangi ujung jaket itu, merasakan aroma khas Eshan yang perlahan memenuhi hatinya.

Lelaki itu pun pergi, meninggalkannya sendiri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   EPILOG

    “Jadi ini rumahnya?” ujar Eshan sembari menilik keluar jendela, menatap rumah bercat hijau tanpa pagar dengan halaman yang tidak cukup lebar. Tampak sebuah pohon mangga besar dan rindang yang tengah berbuah banyak berada di tepi samping halamannya, dengan beberapa macam bunga di tepi depannya, rumah milik orang tua Dzurriya itu sungguh terlihat sederhana, tapi menyejukkan mata yang memandang.Terlihat kemudian pintu mobilnya dibuka oleh pengawalnya, ia segera keluar dari mobilnya dan masih menatap rumah itu dalam-dalam.Rumah itu kelihatan sepi seperti rumahnya, tapi kenapa hatinya merasa adem, seperti ada aura yang berbeda di rumah itu.“Apa Saya mau ketukan pintu, Tuan?” tanya salah seorang pengawalnya.Eshan hanya menggelengkan kepala, aku akan melakukannya sendiri.Ia kemudian mulai berjalan ke arah teras rumah itu, saat tiba-tiba seorang anak perempuan berlari ke arahnya sambil memegang-megang jasnya seperti hendak bersembunyi “Jangan lari kau! Dasar anak nakal!”Eshan langsun

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 169

    “Apa kamu bisa menjamin bahwa kalian akan baik-baik saja, jika tidak bersamaku?”Dzurriya terdiam mendengar ucapan suaminya tersebut.“Setidaknya mereka tidak akan tahu bahwa aku dan Angel adalah keluargamu?”“Sampai kapan?” tanya lelaki itu balik.Sekali lagi Dzurriya hanya terdiam. “Apa kamu bisa menjamin tidak akan ada yang mengejar kalian?” lanjutnya membuat Dzurriya semakin tercenung diam.“Jika kalian ada di sini, justru tempat yang menurutmu paling aman, bisa menjadi tempat yang paling berbahaya di dunia ini, apa kau sadar itu Dek?” Ucap lelaki itu terdengar masuk akal.“Aku ingin memberi kalian status, supaya tidak ada lagi orang yang berani menyentuh kalian Aku hanya ingin kebaikan itu untuk kalian, setidaknya dengan bersamaku, aku bisa memastikan bahwa kalian aman dan baik-baik saja,” jelas suaminya itu.Dzurriya menelan ludahnya mendengar ucapan suaminya tersebut.“Aku mencintaimu Dzurriya,” ucap lelaki itu sambil menatapnya dengan lembut.Dzurriya terkesiap diam dan mena

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 168

    Dzurriya menatap keluar jendela mobil tersebut, kampungnya tampak tak berbeda jauh dengan setahun setengah yang lalu.Terlihat beberapa orang yang tengah bersantai di depan rumah tetangganya, memandang mobil yang dinaikinya itu dengan heran.Dzurriya tersenyum dalam-dalam menatap mereka, matanya tampak berkaca-kaca.“Akhirnya aku kembali Aba, Ummi,” gumam Dzurriya dalam hati setelah menghela nafas panjang, kemudian berbalik menatap Putri kecilnya lagi.“Sayang! akhirnya Bunda bisa membawamu pulang,” seru Dzurriya dengan senang, kemudian mengecup pipi mungil putrinya dengan gemas.Tiba-tiba ia mendengar suara berisik dari luar mobil tersebut.Ia segera menoleh ke arah jendela kembali tampak beberapa mobil mewah terparkir di depan rumah budenya yang terbilang sangat luas itu, yang tepat bersebelahan dengan rumahnya.‘Ada apa, kok banyak mobil? apa Mas Erwin sedang lamaran?” pikirnya bertanya-tanya, sampai lehernya menoleh mengikuti gerak mobil itu yang semakin menjauh dari pekarangan r

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 167

    Dzurriya menatap jauh ke arah suaminya yang tengah duduk di taman rumah sakit itu dengan pandangannya yang kosong.Sudah sejam lelaki itu berada di sana dengan matanya yang sesekali berkaca-kaca.Lelaki itu tadi terlihat sangat bahagia mendapati Dzurriya berada di sampingnya tadi, namun tiba-tiba berubah murung saat mengetahui bahwa istri pertamanya telah tiada.‘Secinta itu kau padanya Mas,” pikir Dzurriya sembari menelan ludahnya.“Apa yang kau pikirkan?”Dzurriya tersentak kaget mendengar pertanyaan Ryan barusan, ia kemudian menoleh ke arah sepupu iparnya tersebut.“Kenapa kau tak menghampirinya saja? Sepertinya dia butuh teman bicara,” tanya lelaki itu lebih jauh.Dzurriya tersenyum ringan, kemudian berbalik menatap jauh ke arah suaminya.“Apa kau tahu apa yang ditanyakannya tadi padaku saat dia baru siuman?” tanyanya tanpa menoleh ke arah Ryan sedikitpun.“Apa dia bertanya kalau kau baik-baik saja?”Dzurriya tersenyum sambil menunduk ke bawah, mendengar jawaban Ryan tersebut, kem

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 166

    “Mas!” teriak Dzurriya panik dengan mata yang nanar dan berkaca-kaca. Ia memeluk suaminya dalam perempuannya tersebut.Lelaki itu tampak berusaha tersenyum padanya, sambil berbicara dengan nada terbata-bata, “ S–sekarang kita sudah impas… A—aku sudah ti—dak berhutang lagi padamu.”“Tidak! ini belum cukup! kau harus membayarnya seumur hidupmu! kau dengar itu?” ujar Dzurriya di antara air matanya yang terus-menerus mengalir ketakutan.Eshan kembali terlihat tersenyum, sebelum akhirnya tubuhnya tiba-tiba tersentak hebat, dan dari dalam mulutnya memancar darah yang begitu banyak, hingga menciprat ke sebagian pakaian Dzurriya dan mukanya.Lelaki itu pingsan dan langsung menutup mata setelahnya, membuat Dzurriya menangis histeris dengan begitu panik. Ia berusaha menggoyang-goyang tubuh suaminya itu, namun tidak ada respon sekali.Dengan ketakutan ia mulai berteriak minta tolong.Tiba-tiba beberapa orang datang bersama dengan Alexa yang tadi lari begitu saja setelah menikam suaminya.Di

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 165

    “Lepaskan dia!” Sayup-sayup terdengar teriakan begitu kera, setelah suara pintu yang terdengar digebrak dan dibanting tiba-tiba. Diikuti kemudian oleh suara langkah kaki yang berlari dan berderap begitu berat, tampak tubuh Alexa tertarik ke belakang. Dzurriya langsung terbatuk-batuk, nafasnya yang tertahan begitu lama langsung tersengal-sengal keluar. ‘Apa dia benar-benar sudah gila?’ pikir Dzurriya sembari memegang lehernya dan melirik ke arah istri pertama suaminya itu. “Kamu nggak pa-pa?” tanya suaminya yang tengah berdiri di hadapannya dengan wajah begitu khawatir, sambil memegang kedua lengan atasnya. “Sayang, aku bisa jelaskan,” sela Alexa yang baru saja bangkit dan menghampiri suaminya itu, terdengar begitu gupuh. Jakun Ehsan tampak naik turun mendengar ucapan wanita itu yang kelihatan terus berusaha berkilah, sedang giginya tampak mencengkeram dengan kuat sambil membuang muka ke atas. Lelaki itu tampak begitu kesal, namun sepertinya masih berusaha untuk menahannya. “T

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status