Home / Romansa / Pengantin 50.000 Dollar / Aditya dan Kisah Cintanya

Share

Aditya dan Kisah Cintanya

Author: Cesca
last update Huling Na-update: 2025-07-09 16:13:31

Aditya tak jemu memandangi foto Karaya yang dengan apik terpajang di dalam pigura berwarna emas tua itu. Perempuan dengan surai berombak dengan gaun merah jambu itu mengembangkan senyuman manisnya. Tanpa Aditya sangka, seseorang pemilik senyuman manis itu cukup membuatnya terluka hingga hampir gila. 

Aditya masih ingat bagaimana kelimpungannya dan sedihnya dia ketika Karaya tidak dapat dihubungi. Ia bahkan memeriksa kediaman pribadi Karaya dan tak menemukan keberadaan perempuan itu. Karaya hilang tanpa jejak atau mungkin kabur tanpa meninggalkan jejak. Karaya yang Aditya cintai sepenuh hati tak pernah disangka menorehkan luka laksana belati.

Sudah sebulan penuh, Aditya mencari keberadaan Karaya tetapi tidak membuahkan hasil. Kerabat dekat Karaya pun tidak ada yang tahu ke mana perginya perempuan itu. Aditya mengerahkan asistennya untuk mencari sekaligus menyelidiki keberadaan Karaya tetapi nahasnya tak kunjung ada kabar sedikitpun. Aditya juga meminta sahabatnya, Juna yang seorang Polisi untuk mencari keberadaan Karaya, tetapi sampai kini pun tak kunjung membuahkan hasil. 

"Apakah kamu sebenarnya tidak ingin menikah denganku, Ray? Lalu kenapa kamu sebahagia itu saat aku melamarmu saat itu? Apakah semua yang kamu jalani hanya sebuah kepura-puraan?" Aditya melontarkan pertanyaan demi pertanyaanya sembari menatap foto Karaya, seolah-olah berbicara dengan Karaya. 

Aditya menarik napasnya dalam, berusaha mengontrol rasa sedih sekaligus sakit hatinya. Ingin sekali Aditya membenci Karaya, ingin sekali ia marah kepada Karaya, ingin sekali ia mencaci maki. Namun ia tahu betul bahwa rasa cintanya kepada Karaya lebih besar daripada rasa benci dan marahnya. Di dalam hatinya masih menyimpan sebuah harapan, harapan bahwa Karaya akan kembali dan menjelaskan segalanya. Aditya tahu bahwa Karaya memiliki alasan lain atas semua yang dia lakukan. 

Aku harap, kamu dapat menjelaskan semuanya kepadaku jika kita bertemu kelak, batin Aditya. 

TOK....TOK....

Suara pintu menggugah lamunan Aditya. Ia kembali menyimpan foto Karaya di dalam laci meja kerjanya. "Masuk!" titahnya. 

Derit pintu menyapa indera pendengaran Aditya dan seorang pria dengan jaket leather yang mengkilap tampak membuat Aditya sumringah, seolah sudah ditunggu-tunggu kedatangannya. 

"Ke mana saja kamu, Jun? Lama sekali tidak mengabariku. Bagaimana? Kamu sudah dapatkan kabar tentang Karaya?" Aditya tanpa basa-basi menodong pria bernama lengkap Juna Mahesa itu. 

"Sorry, Dit! Aku banyak tugas dan harus pergi ke luar kota, jadi baru bisa menemuimu sekarang. Untuk sekarang aku belum mendapatkan kabar tentang Karaya. Selama aku bertugas, aku juga meminta Amar untuk mencari tahu tentang Karaya tetapi dia juga tidak mendapatkan hasil sama sekali. Aku curiga bahwa dia tidak di Jakarta," pungkas Juna.

Aditya menghela napasnya panjang dan hatinya kian gundah. Tinggal sisa beberapa hari lagi dan ia akan melangsungkan pernikahan dengan Sekar tetapi Karaya tak kunjung ia temukan. Di dalam lubuk hati Aditya, ia masih berharap bahwa Karaya akan kembali di detik-detik terakhir sebelum pernikahan. Meskipun tampaknya mustahil. 

"Aku sudah mengecek pada petugas Bandara untuk mencari tahu apakah Karaya pergi luar Indonesia atau tidak, tetapi aku tidak menemukan nama Karaya. Aku akan mengeceknya lagi setelah senggang," tambah Juna. 

Aditya manggut-manggut. "Thanks ya, Jun! Kamu sudah banyak membantu." 

"Santai, Dit! Sekarang giliranku yang membantu, biasanya kamu yang banyak membantuku. Kamu banyak membantu soal keuanganku. Jadi hanya ini yang dapat aku lakukan," jelas Juna. 

"Omong-omong kudengar dari asistenmu, kamu mendapatkan pengganti Karaya untuk sementara. Apakah benar?" Juna menodong pertanyaan dengan cukup serius, tampak jelas di wajahnya menunjukkan rasa penasaran. 

Aditya kembali mengangguk sebagai balasan, lalu pandangannya dialihkan pada jendela kaca yang tertutup gorden putih tipis. "Aku tidak punya pilihan lain. Untuk menjaga reputasiku sekaligus menolong perempuan itu," ujar Aditya. 

"Aku juga sudah bersepakat untuk kawin kontrak dengannya. Jika Aku menemukan Karaya, aku akan mencerakannya," tambah Aditya.

Juna membelalakan matanya, tampak terkejut. "Kamu gila, Dit? Ba-Bagaimana bisa kamu bermain-main dengan pernikahan seperti itu?" Juna menaikan oktaf suaranya yang seketika menyentak Aditya. 

Juna mengusak surai legamnya tampak frustasi. Pria itu bahkan bangkit dari duduknya tampak gundah. "Dit, kamu memang membuat kesepakatan dengan perempuan yang akan kamu nikahi itu. Tetapi bagaimaa jika suatu saat nanti kamu atau dia jatuh cinta? Jangan bermain-main soal perasaan, Dit! Itu anak orang loh! Kasihan!" ujar Juna. 

Aditya kembali menghela napasnya, tampak berat. Tatapannya dialihkan pada plafon di ruangan kerjanya. "Aku tahu, Jun. Aku tahu, tetapi seperti yang aku katakan bahwa aku dan dia saling membutuhkan. Aku tidak punya pilihan lain. Ini juga menyangkut nama baikku, sudah capek-capek aku membangun semuanya dari nol, tidak mungkin aku menghancurkan semuanya hanya karena berita aku gagal menikah. Tidak lucu, Jun! Itu sama sekali tidak lucu," jelas Aditya. 

Sejenak tak ada percakapan lagi setelah Aditya berujar panjang dan lebar itu. Aditya berkutat dengan benaknya dan begitu juga Juna. Keduanya ditelan keheningan dan hanya menyisakan deru AC. 

"Apakah orang tuamu tahu akan hal ini?" Juna kembali menodong pertanyaan pada Aditya. 

"Belum, mereka belum mengetahui hal ini. Mungkin aku tidak akan memberitahu mereka, tetapi entahlah. Aku juga tidak yakin jika ibuku bisa menerima Sekar, karena dia hanyalah gadis desa," pungkas Aditya dengan wajah yang teramat ragu. 

"Tetapi apa pun yang terjadi, aku akan membela Sekar. Bagaimanapun juga aku yang sudah menariknya ke dalam masalahku, Jun. Aku sudah membawanya masuk ke duniaku," tambah Aditya dengan mantap. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pengantin 50.000 Dollar   SAH

    Sekar menatap pantulan dirinya di depan cermin. Ia tampak anggun dengan kebaya putih yang melekat di tubuhnya. Siger sunda pun terpasang melingkar di keningnya. Polesan wajahnya tampak natural tetapi tetap membuatnya pangling. Berulang kali Sekar bahkan bertanya, "apakah ini benar aku? Apakah ini aku? Kenapa aku jadi cantik sekali." Terkadang Sekar masih tidak percaya bahwa dirinya akan menikah secepat ini. Ia bahkan tidak memikirkan untuk menikah dengan cepat, tetapi nyatanya takdir berkata lain. Mungkin Sekar akan teramat bahagia ketika ia benar-benar menikah tanpa embel-embel pernikahan kontrak. Senyum Sekar yang merekah seketika pudar. Setidaknya ada hal yang ia dapatkan dan ada yang harus ia korbankan. Utang-utang ayahnya lunas itu saja cukup baginya meski ia harus mengorbankan kebahagiaannya. "Jangan sedih dong, Sekar! Ini hari bahagia kamu!" Airin membuka suara, sahabat Sekar itu memberikan suport terbaiknya. "Meskipun ini hanya pernikahan kontrak, ingat setidaknya kamu kaw

  • Pengantin 50.000 Dollar   Aditya dan Kisah Cintanya

    Aditya tak jemu memandangi foto Karaya yang dengan apik terpajang di dalam pigura berwarna emas tua itu. Perempuan dengan surai berombak dengan gaun merah jambu itu mengembangkan senyuman manisnya. Tanpa Aditya sangka, seseorang pemilik senyuman manis itu cukup membuatnya terluka hingga hampir gila. Aditya masih ingat bagaimana kelimpungannya dan sedihnya dia ketika Karaya tidak dapat dihubungi. Ia bahkan memeriksa kediaman pribadi Karaya dan tak menemukan keberadaan perempuan itu. Karaya hilang tanpa jejak atau mungkin kabur tanpa meninggalkan jejak. Karaya yang Aditya cintai sepenuh hati tak pernah disangka menorehkan luka laksana belati.Sudah sebulan penuh, Aditya mencari keberadaan Karaya tetapi tidak membuahkan hasil. Kerabat dekat Karaya pun tidak ada yang tahu ke mana perginya perempuan itu. Aditya mengerahkan asistennya untuk mencari sekaligus menyelidiki keberadaan Karaya tetapi nahasnya tak kunjung ada kabar sedikitpun. Aditya juga meminta sahabatnya, Juna yang seorang Pol

  • Pengantin 50.000 Dollar   Deal

    Di jalanan yang mulai riuh, pria asing itu mengemudikan mobilnya. Langit telah menggelap dan rintik hujan mulai jatuh. Musim hujan belum tiba tetapi hujan telah jatuh sebelum musimnya. "Pakai jas ini, aku tahu kamu kedinginan dan tidak nyaman," ujar pria asing itu sembari memberikan jasnya yang baru ia lepas setelah lampu lalu lintas berubah merah. "Terima kasih, Om." Sekar menerima jas itu dan menutupkannya pada paha putih gadingnya yang mulus. "Tidak bisakah kamu berhenti memanggilku Om? Apakah aku setua itu?" Pria itu akhirnya protes setelah berulang kali mendengar Sekar memanggilnya dengan sebutan Om. "Lalu saya harus memanggil bagaimana? Pak? Atau apa?" Sekar menoleh kepada pria asing itu dan keduanya beradu tatap untuk sepersekian detik."Aditya, namaku Aditya Cempoko." Akhirnya pria asing itu mengenalkan diri. "Aditya? Mas Aditya?" Sekar sedikit ragu berucap sembari tak mengalihkan pandang dari Aditya yang teramat intens menatapnya. Aditya menarik kedua sudut bibirnya seb

  • Pengantin 50.000 Dollar   Kesepakatan

    "Menikah, Om? O-Om serius? Mak-Maksud saya, kita baru kenal tetapi kenapa bisa Om menawarkan hal seperti itu kepada saya?" Sekar akhirnya balik menodong pria asing itu. Bukannya terganggu dengan setiap pertanyaan yang Sekar todongkan, pria asing itu malah terkekeh seolah hal itu lucu baginya. "Karena kamu terlihat seperti perempuan baik. Di era seperti ini sulit menenmukan perempuan sepertimu.""Lagipula bukankah kamu mengatakan bahwa kamu butuh uang?" Pria itu menambahkan. Sekar masih tidak habis pikir dengan pria yang ada di hadapannya itu. "Tapi 50 ribu dollar bukan uang yang sedikit, Om. Masa Om mau memberikan uang sebanyak itu untuk perempuan asing sepertiku secara cuma-cuma?" "Siapa bilang aku akan memberikan uang sebanyak itu secara cuma-cuma? Aku butuh kamu menjadi pengantinku dan kamu harus menyepakati di antara kita tidak boleh melibatkan perasaan. Kamu butuh uang dan aku butuh kamu untuk menyelamatkan reputasiku." Sekar melongo, untuk ketiga kalinya ia terkejut dengan a

  • Pengantin 50.000 Dollar   "Om"

    Di sebuah ruangan, tempat karaoke Sekar berulang kali menurunkan dress ketatnya agar menutupi lututnya. Tetapi, tetap saja, dress yang ia pakai itu sangat ketat. Jika bukan karena paksaan Airin dan keterpaksaan keadaan, ia tak akan sudi memakai dress ketat itu. Ia tidak terbiasa dan bahkan tak akan pernah terbiasa dengan pakaian ketat. Sekar akhirnya memutuskan duduk di sofa dan ia menutupi pahanya yang terekspos itu dengan bantal. Sedangkan lengan putihnya yang terkespos ia tutup dengan jaket miliknya. "Aku benar-benar merasa salah mengambil langkah," gumam Sekar pada dirinya sendiri. Tidak lama seorang pria masuk ke sebuah ruangan karaoke dan menatap Sekar agak terkejut. Pria itu bahkan mematung di ambang pintu. "Malam, Om!" Sekar bangkit dari duduknya dan membungkuk dengan sopan pada pria yang baru sampai itu. Sekar tidak menatap jelas pria yang baru saja tiba itu. Ketakutan dan rasa malunya cukup melahapnya habis hingga tak berani menatap pria itu. Pria itu tak menimpali sep

  • Pengantin 50.000 Dollar   Tawaran Sesat Sahabat

    Sekar memijit pelipisnya gusar setelah menutup telepon dari Hendro, ayahnya yang di desa. Selama berkuliah hampir empat tahun di kota, ia tak pernah tahu bahwa ayahnya memiliki utang sebanyak 500 juta, jumlah yang sangat-sangat besar baginya. Kini otak Sekar rasanya ingin pecah memikirkan bagaimana ia mendapatkan uang dalam jumlah 500 juta dalam jangka waktu yang singkat. Belum lagi ia harus memikirkan tentang skripsinya. Rasanya segala hal yang Sekar hadapi benar-benar menjadi lebih rumit, ia bahkan kesulitan untuk mencari jalan keluar apalagi dengan beban utang ayahnya sebanyak 500 juta itu.Selama ini ia bekerja sebagai pelayan di kafe hanya digaji sekitar satu hingga dua juta dan itu pun ia gunakan untuk menghidupi hari-harinya sebagai mahasiswa.“Sekar…” Suara Airin, sahabat baik Sekar itu menyentak lamunannya.“Ngapain berdiri terus di situ? Ini makananmu hampir dingin,” ujar Airin sembari menunjukkan mi ayam milik Sekar.Dengan wajah yang lesu dan langkah lemas, Sekar melangkah

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status