Share

8. Semua Mendesak

Author: Blue Ice
last update Huling Na-update: 2025-06-26 13:39:02

Mesin mobil menderu halus, membelah senja yang mulai turun perlahan. Di dalamnya hanya keheningan yang mendominasi. Zander duduk bersandar, matanya terpejam seolah menunjukan kelelahan setelah bekerja seharian. Sementara Selina menatap ijazahnya yang kini tergenggam erat di pangkuan, seolah belum sepenuhnya percaya benda itu sudah kembali padanya.

“Terima kasih...,” suara Selina akhirnya terdengar, pelan tapi jelas. Ia menoleh sedikit ke arah Zander. “Kalau tadi Mas tidak datang..., mungkin aku...”

Zander tak langsung menoleh. Hanya terdengar suara deheman pelan sebelum ia bersuara dingin, “Jangan salah paham. Aku hanya tidak suka melihat anggota keluarga Castellvain dipermainkan oleh siapa pun.”

Selina terdiam. Ucapan itu seperti belati yang menusuk hatinya. Bukan karena rasa kecewa, tapi karena ia tahu, ia tak seharusnya berharap lebih dari pria itu.

“Dan satu hal lagi… Kau pikir aku tak tahu kau kabur dari kantor?” lanjut Zander dengan posisi yang belum berubah.

Suara Zander lebih
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   54. Mencaritahu Kebenaran

    Kata-kata Alenka menyusup seperti racun. Dan ia tahu, bahkan pria setegar Zander sekalipun… bisa goyah jika menyangkut pertanyaan sebesar itu. Namun Zander tetap diam. Matanya perlahan menajam seperti pisau. Bukan karena percaya… tapi karena ia tahu, ada bagian dari masa lalu Selina yang belum pernah ia sentuh. Dan itu membuatnya—meski sedikit—merasa terusik. Melihat reaksi itu, Alenka semakin menjadi. “Anda pikir dia bersih? Dia pintar menyembunyikan dosa, tapi bagaimana jika itu luka yang dia timbulkan sendiri? Anda layak tahu kebenaran bahwa dia bahkan tidak layak jadi istri CEO Castellvain.” Zander menutup mata. Pelipisnya semakin berkedut mendengar kicauan tak jelas Alenka. Dia menarik napas panjang. "ASWIN!" panggilnya. BRAK! Pintu ruangan terbuka dengan keras. Aswin masuk dengan wajah dingin, matanya langsung menatap Zander, menunggu perintah. Ia sudah mendengar cukup dari luar. "Usir Nona Alenka dari ruanganku! Mulai sekarang, jangan izinkan dia memasuki perusahaan!"

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   53. 'Dia pernah Hamil!'

    Selina berpura-pura membaca berkas proyek di sofanya, padahal pikirannya sedang melalang buana. Dia masih kepikiran Alenka yang sudah melihat wajah Zander. 'Bagaimana jika dia menyebarkannya? Musuh Zander bahkan belum bisa terdeteksi. Sepertinya aku perlu melakukan sesuatu!' Selina beranjak dari sofa, mengemasi kotak makanannya yang masih bertebar di atas meja. "Mas, aku ke Pantry dulu, ya. Mau buang sampah, sekalian buat kopi," ujar Selina. Kening Zander berkerut. Pergerakan tangannya dalam mengetik langsung terhenti. Menoleh pada istrinya. "Tidak perlu. Sedikit lagi Aswin datang. Lalu kita pulang!" kata Zander sambil memeriksa arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. "O-oh..., baiklah. Kalo begitu aku hanya akan buang sampah," balas Selina. Tanpa menunda lagi, Selina segera pergi membawa bekas makanannya. Langkahnya begitu cepat menuju lift. 'Alenka belum lama turun. Dia pasti masih di sini,' batinnya. Dia ingin memastikan bahwa Alenka tidak menyebarkan masa

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   52. Terbuka?

    Sinar sore menyusup tenang lewat celah jendela besar ruangan CEO Castellvain. Suasana kali ini terasa lebih santai dari biasanya, seolah ada hawa kedamaian tanpa disadari penghuninya. Kotak-kotak makanan yang tadi dibeli Selina dari seberang klinik kini sudah terbuka rapi di atas meja kerja Suaminya. Zander duduk bersandar santai di kursi kerjanya, sementara Selina duduk di sofa kecil dengan kaki bersilang, sesekali menyuapkan potongan ayam ke mulutnya dengan ekspresi puas.“Mmm… ini enak banget,” gumamnya sambil mengunyah, mata terpejam sesaat karena nikmat.Zander terkekeh pelan. “Kamu makan seperti sudah tiga hari tidak diberi makan, Selina.”Selina yang sedang mengunyah mendadak berhenti. Matanya membelalak, lalu buru-buru menutup mulutnya dengan tisu.“Eh, Mas dari tadi liatin aku ya?” gumamnya kikuk.Zander menyandarkan dagunya di telapak tangan, menatapnya tanpa malu-malu. “Iya. Kenapa?”“Jangan ditatap begitu dong... aku jadi nggak enak.” Selina menunduk, menatap nasi di ko

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   51. Harapan pada Takdir

    Tiga bulan telah berlalu sejak kedatangan Rajendra di Klinik Madam. Luka-luka di wajah Zander nyaris lenyap, setelah menjalani perawatan intensif yang ditangani Selina sendiri. Siang itu, Zander menyempatkan waktunya untuk datang ke Klinik bersama istrinya. Sementara di kantor, Aswin yang menjadi penggantinya. Zander berdiri diam di depan cermin itu. Tubuh tegapnya hanya dibalut kemeja putih terbuka di bagian atas, memperlihatkan wajah yang baru, kulit yang dulu tertutup bekas luka panjang yang membuatnya menutupi wajah selama bertahun-tahun. Ia mengangkat tangannya, menyentuh sisi wajahnya perlahan. Bekas luka itu… hampir menghilang sepenuhnya. Hanya bayangan samar yang tak akan terlihat oleh mata awam. "Pokoknya harus hilang bahkan ke berkasnya juga. Aku ingin membungkam mulut-mulut jahat yang pernah mengataimu dengan sebutan Buruk Rupa, Mas. Aku pastikan mereka akan terpukau melihat wajahmu kembali rupawan seperti sediakala." Kini, kata-kata itu terngiang kembali di kepalany

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   50. Puing-puing Masa Lalu

    Hari telah berganti malam. Hujan akhirnya turun deras membasahi halaman depan Klinik Madam, seperti membasuh sisa ketegangan yang masih menggantung di udara. Selina duduk di sisi tempat tidur dalam ruang perawatan pribadi, menatap wajah Madam Natasya yang masih terbaring lemah. Tangannya tak lepas menggenggam tangan wanita yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri. Sesekali, ia menyeka dahi Madam yang mulai sedikit berkeringat dengan handuk kecil yang dibasahi air hangat. Lampu meja menyala lembut, menyinari ruangan yang didominasi warna putih. Jam di dinding sudah menunjukkan lewat pukul sembilan malam, namun Selina belum menunjukkan tanda-tanda akan pulang. Hatinya masih digelayuti kegelisahan, terlebih sejak pria asing itu menyebut dirinya sebagai ‘putri mereka’. Memang banyak yang mengatakan dirinya dan Madam terlihat mirip. Cara bicara, pilihan busana, bahkan gestur tubuh mereka. Wajar saja, karena Madam adalah panutannya. Tapi… "Madam sepertinya sangat sensitif saat meny

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   49. 'Ini Putri Kita?'

    Hari menjelang sore, langit tampak redup dihiasi gumpalan awan hitam. Cuaca seolah tahu sebuah kasus kejahatan akhirnya terpecahkan. Selina tersenyum melihat hujan yang bersiap-siap meluncur ke bumi dari balik jendela kaca ruangan Madam. Dia memeriksa jam di ponselnya. Seharusnya sedikit lagi Zander akan datang menjemputnya. Namun belum ada pesan yang dia terima. Hatinya semakin gelisah, masih menerka maksud Zander meninggalkan dirinya di klinik Madam. Tak lama kemudian terdengar deru beberapa mobil berhenti di depan klinik Madam. Selina memeriksa lebih dekat dengan jendela. Dahinya berkerut mendapati mobil sejenis dengan milik Zander. Merasa ada yang aneh, Selina keluar untuk memeriksa keadaan. Beberapa staf klinik yang semula sibuk bekerja, saling berpandangan khawatir saat melihat iring-iringan kendaraan mewah. Mereka khawatir efek dari persidangan tadi siang membuat Klinik Madam mendapatkan masalah baru. "Siapa mereka?" bisik seorang perawat yang berdiri dekat meja resepsi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status