Share

Bab 14

Author: Soda Lemon
"Pak Deven bilang dia sibuk sekali, nggak bisa datang," jawab Maya dengan ekspresi yang kesulitan.

'Jangan-jangan dia nggak transfer uang ke Ibu? Kalau begitu Ayah ....'

Kyra melihat ke sekitarnya sejenak, lalu menyibak selimut dan bantalnya. Dia menyadari ada sesuatu yang hilang.

"Nona Kyra, apa yang sedang kamu cari?" tanya Maya setelah meletakkan sup ayamnya ke atas lemari di samping tempat tidur. Kemudian, dia melihatnya dengan kebingungan dan menimpali, "Coba beri tahu aku, biar kubantu untuk mencarinya."

"Di mana ponselku? Di mana kalian menyembunyikan ponselku?" tanyanya.

"Ponselmu sudah dibawa pergi oleh Pak Deven," jawab Maya.

Berani-beraninya Deven membawa pergi ponselnya? Pantas saja ibunya tidak bisa menghubunginya. Kyra mulai panik dan meraih tangan Maya sambil memohon, "Bi Maya, boleh pinjam ponselmu sebentar nggak? Aku ada urusan mendesak."

"Nona Kyra, bukannya aku pelit nggak mau meminjamkanmu. Pak Deven sudah bilang, kalau mau terima gaji, aku harus menyerahkan ponselku juga. Sampai kamu pulih sepenuhnya, aku nggak boleh bawa ponsel juga."

Maya melambaikan tangannya sekilas. Semua yang dikatakannya itu memang fakta. Dia sudah sering merawat pasien, tapi baru kali ini ada yang memintanya menyerahkan ponselnya. Awalnya Maya tidak ingin mengambil pekerjaan ini, tapi gaji yang ditawarkan sangat tinggi. Karena itulah, Maya jadi tergiur.

Kyra mencabut jarum infus di punggung tangannya dan membuka selimutnya. Setelah itu, dia ingin turun dari ranjang, tapi malah ditahan oleh Maya. "Nona Kyra, tubuhmu masih lemah sekali. Nggak boleh turun dari ranjang."

"Bi Maya, suruh dia temui aku. Nggak bisa ditunda lagi, masalah ini menyangkut nyawa seseorang." Kya menatap Maya dengan tatapan memelas. Dia tidak sanggup lagi menangis dan suaranya juga sangat serak.

Maya tidak bersuara sama sekali.

Kyra melepas cincin pernikahannya. Ini adalah hadiah satu-satunya dari Deven, dia tidak rela menjualnya selama ini.

Kyra menyodorkan cincin berlian yang besar itu ke tangan Maya. "Cincin ini harganya satu miliar. Ini bisa jadi milikmu, asalkan kamu cari cara untuk menemukannya."

Maya menelan ludah sekilas, lalu memakaikan kembali cincin itu ke jari Kyra. Seketika, hati Kyra langsung menjadi putus asa,

"Nona Kyra, aku bukan orang yang matre. Kamu istirahatlah dengan baik, aku akan telepon Pak Deven dengan telepon umum sekarang." Maya kembali menyelimuti Kyra dan menimpali, "Tubuhmu masih lemah, jangan sampai kedinginan."

Maya adalah satu-satunya orang yang memperlakukannya dengan baik selama beberapa hari ini. Kyra merasa sangat terharu. Air mata menetes ke atas selimutnya dan Kyra terus bergumam, "Terima kasih, terima kasih."

"Ini cuma masalah kecil, Nona Kyra jangan sungkan. Akan lebih baik lagi kalau Nona Kyra bisa memujiku di depan Pak Deven." Maya tersenyum tipis, lalu keluar dari kamar dan menutup pintu.

Kyra tidak tahu apa yang dilakukan oleh Maya, tapi Deven benar-benar datang mengunjunginya.

Pukul 7 malam, pintu kamarnya terbuka.

Kyra mendongak dan melihat seorang pria tinggi yang mengenakan mantel hitam sedang berdiri di depan pintu. Di balik kacamata berbingkai emasnya, tatapan Deven sangat tajam dan penuh kebencian. Dia melirik Kyra sekilas, sehingga membuat Kyra bergidik ngeri.

Setelah itu, Deven berjalan masuk, lalu mengambil kursi dan duduk di samping ranjang Kyra. Pintu kamar itu kembali terbuka. Kali ini Maya yang datang sambill membawakan semangkuk sup ayam yang masih hangat sambil tersenyum. "Pak Deven, ini adalah sup ayam buatanku untuk Nona Kyra. Sup ini paling bergizi untuk orang sakit."

Deven hanya menunduk tanpa meresponsnya. Maya merasa sangat canggung. Sup ayam yang dipegangnya jadi semakin terasa panas.

"Bi Maya, terima kasih. Berikan saja padaku." Kyra menerima sup itu dari Maya untuk mencairkan suasana. Maya tersenyum padanya, lalu pergi dari kamar sambil menutup pintu.

"Kata Bi Maya, kamu mau ketemu aku?" tanya Deven dengan nada datar tanpa menatap Kyra.

Kyra memegang mangkuk sup itu sambil memelototinya. "Deven, bagaimana kondisi ayahku sebenarnya?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhinatan Cinta   Bab 630

    "Pak, istirahat saja dulu. Kamu sudah beberapa hari nggak tidur. Kantong matamu sampai hitam sekali," nasihat Alex yang mencemaskan kesehatan Deven.Deven tidak berbicara. Dia langsung masuk ke lift. Setibanya di hotel, Deven menelepon Alvin. Dia belum menyerah.Setelah mengetahui tujuan Deven menelepon, Alvin berujar dengan nada menyesal, "Pak, bukannya aku nggak ingin membantumu. Kakekku memang keras kepala. Kami sudah membujuknya, tapi dia nggak mau dengar.""Benaran nggak ada yang bisa membujuknya lagi?" tanya Deven yang menggenggam ponsel dengan makin erat."Sebenarnya ada.""Siapa?""Justin, anak Pak Farhan. Anak ini punya hubungan dekat dengan kakek kami. Kakek kami anggap dia cucu. Dia pasti bisa membujuknya."Justin .... Deven tersenyum sinis. Dia juga tahu Justin bisa membantu. Akan tetapi, Deven tidak bisa menerima permintaan Justin yang menginginkan Kyra. Mana mungkin dia menyetujui hal seperti ini!"Pasien yang diterima Pak Chokri diperkenalkan Justin?" tanya Deven."Benar

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhinatan Cinta   Bab 629

    Dulu, Kyra pasti akan menjelaskan saat Deven salah paham padanya. Deven boleh salah paham terhadap hal lain, tetapi tidak untuk perasaannya kepada Deven.Namun, sekarang tidak masalah lagi. Mereka memang tidak bisa kembali seperti dulu lagi, jadi tidak ada gunanya dijelaskan. Itu hanya buang-buang tenaga."Bagus kalau kamu tahu. Jadi, kita sudah bisa cerai belum?" tanya Kyra. Setelah makan obat pereda nyeri, tubuhnya tidak sakit lagi. Dia bahkan menyunggingkan senyuman indah.Meskipun wajahnya pucat pasi, Kyra tetap terlihat cantik dan elegan. Meskipun kehilangan banyak berat badan, itu sama sekali tidak memengaruhi kecantikan Kyra.Deven memang ingin melihat senyuman Kyra. Namun, setelah melihatnya, dia malah tidak merasa senang. Deven merasa Kyra sangat senang jika melihatnya marah. Wanita ini sampai menunjukkan senyuman yang sudah jarang terlihat.Kyra bisa melihat amarah pada tatapan Deven makin memuncak. Deven berkata, "Kamu sendiri yang keras kepala. Terserah kamu kalau ingin mat

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhinatan Cinta   Bab 628

    Perkataan ini sontak memadamkan hasrat dalam hati Kyra. Benar, orang tuanya telah meninggal. Bagaimana bisa dia berpelukan dan berciuman dengan Deven di sini?'Kyra, kamu terlalu lemah. Deven cuma merendahkan harga dirinya untuk membujukmu, tapi kamu langsung terjebak? Memalukan!' batin Kyra.Sorot mata Kyra seketika menjadi dingin dan penuh ejekan. Namun, Deven masih belum menyadari apa pun. Dengan mata terpejam, dia masih ingin mencium Kyra. Ciuman tadi membuatnya sungguh tak terlupakan.Deven ingin melanjutkan, tetapi Kyra sontak mendorongnya. Sebelum Deven bereaksi, Kyra sudah melayangkan tamparan ke wajahnya. Pipinya terasa perih, membuat Deven termangu.Ketika menatap Kyra kembali, dia melihat tatapan penuh ejekan itu. Kyra mencelanya, "Deven, kalau kamu butuh wanita, cari saja Irish.""Dia bukan istriku. Ngapain aku cari dia?" balas Deven."Waktu kalian melakukan pemotretan pernikahan, kenapa kamu nggak berpikir begitu?" sindir Kyra."Waktu itu, aku ...." Deven ingin mengatakan

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhinatan Cinta   Bab 627

    "Kalau kita cerai, aku langsung terima pengobatan!" pekik Kyra.Saking kesalnya, Deven sampai tertawa mendengar ucapan Kyra. Di ingatan Deven, Kyra paling takut merasa sakit.Namun, sekarang Kyra begitu tersiksa karena rasa sakitnya. Keringat bercucuran di dahi, wajahnya pucat pasi.Kyra masih terus melakukan perlawanan. Wanita yang dulunya mengatakan akan menemaninya, kini malah ingin meninggalkannya.Hati Deven diliputi kepedihan. Dia benar-benar tersiksa. Pada akhirnya, dengan ekspresi suram, dia memasukkan semua obat itu ke mulut Kyra.Saat berikutnya, Deven meraih pinggang Kyra dan merangkulnya dengan erat. Tubuh Kyra menempel dengan dada kekar Deven. Tidak ada sedikit pun celah di antara keduanya.Kyra ingin mendorong, tetapi tidak punya tenaga sebesar itu. Tenaganya sudah habis, apalagi dia mogok makan belakangan ini. Bagaimana mungkin dia sanggup mendorong Deven?Bibir Deven yang panas sontak mencium bibir Kyra yang kering dan pucat. Kyra ingin meninju Deven, tetapi Deven langs

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhinatan Cinta   Bab 626

    Ini sudah pasti persekongkolan. Justin dan Kyra saling mencintai, jadi Kyra ingin bercerai. Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini.Kyra tidak memahami maksud ucapan Deven. Persekongkolan apa yang dimaksudnya? Dia sampai mengira Deven ingin memfitnah Justin, tetapi ini hal yang wajar."Benar, kami memang sekongkol!" Kyra sama sekali tidak berniat untuk menjelaskan.Amarah pada tatapan Deven menjadi makin kuat. "Kamu nggak bisa hidup lama lagi. Apa perceraian begitu penting bagimu? Kamu nggak bisa berhenti berdebat dan fokus pada kesembuhanmu dulu?""Daripada berobat atau hidup, aku lebih ingin terbebas darimu. Masa aku harus mati dengan status masih menjadi istrimu? Aku nggak mungkin bisa tenang di alam sana! Sebelum mati, aku harus memastikan kita nggak punya hubungan apa-apa lagi!" pekik Kyra dengan mata berkaca-kaca sambil terisak-isak."Ternyata menjadi istriku lebih tersiksa daripada mati?""Benar! Yang kamu katakan benar!""Kyra, kamu rasa aku nggak bisa menemukan wanita l

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhinatan Cinta   Bab 625

    Ucapan ini membuat Kyra termangu sesaat. Nada bicara Deven persis saat dirinya dipaksa makan obat penguat janin. Apakah ini yang dinamakan trauma?Sama seperti sebelumnya, Deven memaksanya makan obat dengan tegas. Pria ini tidak pernah menanyakan pendapatnya dan selalu memaksakan kehendaknya.Kenapa Deven selalu bersikap angkuh dan merasa diri sendiri benar? Deven memang tidak pernah berubah. Egois dan sombong.Kyra mengernyit, mencengkeram perut atasnya. Dia mulai mencium bau amis darah di mulutnya. Sementara itu, Deven menjulurkan tangannya ke hadapan Kyra. "Makan."Kyra bersikeras menelan darahnya. Dia menepis tangan Deven dengan kesal. Obat pereda nyeri pun berserakan. Ada yang jatuh ke dekat kaki Deven, ada yang masuk ke tong sampah.Kyra tidak ingin seperti ini. Bahkan ketika dirinya sudah mau mati, dia masih tidak berkesempatan untuk membuat keputusan. Bukankah hidupnya sangat menyedihkan? Kyra ingin menjadi dirinya sendiri.Pada akhirnya, Deven kehilangan kesabarannya. Dia suda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status