Share

BAB 05

Seorang wanita  masuk ke dalalm Rumah Sakit setelah mendapatkan telepon masuk.

"Bagaimana keadaannya dok." Tanya wanita tersebut saat melihat Dokter dan Perawat sedang melakukan pemeriksaan kepada seseorang di ruangan tersebut.

"Oh...Mira kau sudah datang, keadaanya sudah mulai membaik, kau tidak perlu khawatir." sahut sang Dokter setelah  mengtahui siapa yang menyapanya.

"Baik terima kasih Dokter, bersyukur kondisinya membaik dan ada kemajuan." sahut wanita bernama Mira tersebut.

"Sama - sama kalau begitu kami permisi terlebih dahulu karena sudah melakukan pemeriksaan." Ucap Dokter menghampiri Mira.

"Iya silahkan Dokter, terima kasih sekali lagi.”

“Tidak perlu berterima kasih, itu sudah menjadi tanggung jawabku, saya pamitnya tetap semangat.”

Dokter dan Perawat pun pamit keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Mira dan seseorang yang sedang di rawat.

“Mah hari ini Mira datang bawa kabar berita baik.” Mira duduk di samping wanaita yang sedang dirawat yang merupakan mamahnya Mira.

“Aku sudah menemukan keluarga itu mah, keluarga yang membuat keluarga kita seperti ini.” Mira mengusap lembut lengan sang mamah dengan kedua mata yang sudah berembun.

“Mira janji mah akan membalas semua perbuatan mereka jauh berkali lipat rasa sakitnya dari yang kalianr rasakan.” Mata yang semula berembun kini berubah menjadi kilatan amarah.

Setelah  selesai mengutaran keluh kesahnya kepada sang mamah Mira berpamitan karena besok harus bekerja.

*****

Hari ini Zahra berniat  bertemu dengan teman – teman semasa kuliahnya di salah satu restoran yang sudah di reservasi sebelumnya. Tentunya setelah mendapatkan Izin dari Mizan.

"Semoga jalanan tidak macet hari ini." ucap Zahra yang sedang memanaskan mobilnya.

Siang ini suasana lumayan ramai lancer namun saat mendekati tempat yang sudah di tentukan sedikit macet.

Membutuhkan sekitar satu jam lebih jarak tempuh perjalanan untuk sampai disana, setelah sampai ternyata baru beberapa orang yang datang, mungkin terkena macet seperti dirinya.

"Hai Ra akhirnya jadi juga datang, bagaimana kabarmu sekarang?" sapa salah satu orang yang berada disana, menyambut kedatanganya.

"Hai William, kabarku selalu baik. iya harus datang dong kapan lagi bisa berkumpul seperti ini, apa lagi sebentar lagi akan menikah. Jadi penasaran siapa yang jadi calon pengantin wanitanya." goda Zahra melirik wanita di samping Willliam salah satu teman baiknya semasa kuliah.

"Ehey jangan menggoda calon istriku, lihatlah mukanya sudah memerah." sahut Wiilam terkekeh.

“Baiklah aku tidak akan menggodanya lagi tenang saja.” Sahut Zahra duduk di samping Wiliam.

Acara reuni berjalan dengan lancar, mereka saling bercerita pengalaman selama kuliah dan setelah lulus kuliah, saking asyiknya bercerita tidak terasa mereka telah menghambiskan hampir tiga jam di sana.

Mira bersama teman - temannya kebetulan masuk ke restoran yang sama dengan Zahra, disana hanya Mira yang menyadari bahwa Zahra berada di tempat yang sama dengan dirinya. sedangkan Zahra tidak menyadari karena sedang asyik berbicang dengan temannya.

"Sepertinya dia menghadiri acara reunian." ucap Mira dalam hati memperhatikan Zahra yang sedang asyik berbincang dengan teman – temanya.

"Mira kamu mau pesan makan sama minuman apa?" pandangan Mira teralihkan karena temannya bertanya.

"Oh mana menunya." Mira mengambil buku menu dan mulai memilih makanan dan minuman yang akan di pesan.

Saat menunggu pesanan datang terlintas ide di pikirannya untuk memulai rencana agar Zahra dan Mizan bertengkar.

Nampaknya dewi keberuntungan berada di pihaknya sekarang. saat melihat Zahra dan temannya hendak berpamitan pulang mereka saling berpelukkan satu sama lain.

"Kesempatan emas sepertinya nih." ucap Mira dalam hati melihat Zahra berpelukan dengan pria di sampingnya.

Segera Mira meraih ponselnya dan mengambil foto mereka diam - diam. Agar tidak ada yang mengetahui aksinya tersebut.

"Bagus hasilnya, sepertinya aku berbakat menjadi photographer. akan aku kirim ini nanti ke Mizan." Mira memperhatikan beberapa foto yang telah dia ambil secara diam – diam.

Tidak lama makanan yang di pesan Mira dan teman - temanya telah sampai lalu langsung memakannya dengan senyuman penuh arti.

Saat sampai di rumah, Zahra langsung bergegas ke dapur untuk memasak, karena sebelumnya sang suami mneghubunginya bahwa hari ini akan pulang lebih awal.

Beberapa makanan sudah selesai dibuat dan di letakan di meja makan. Zahra memutuskan membersihkan diri terlebih dahulu sebelum sang suami sampai di rumah.

Mizan yang baru saja sampai di rumah tidak sengaja melihat sebuah amplop di depan pintu, tanpa berfikir panjang langsung membawanya masuk ke dalam.

Mizan mencari sang istri di dapur ternyata tidak ada disana, hanya makanan yang sudah tertata rapih disana. dia mengambil air putih dingin lalu membawanya menuju meja.

"Amplop ini isinya apa iya? tidak ada nama pengirimnya juga." Mizan membolak - balik amplop tersebut.

Mizan segera membuka amplop tersebut karena penasaran dengan isinya, perlahan dia mengambil isinya dan ternyata beberapa foto di dalamnya.

Rahangnya mengeras menahan emosi setelah melihat gambar di foto yang di genggamnya.

“Eh mas udah datang? Mau langsung makan atau mau mandi ganti baju dulu?” tanya Zahra yang baru mengetahui Mizan sudah sampai di rumah.

“Habis dari mana tadi?” tanya Mizan mencoba menahan emosinya.

“Habis dari mana? Tadi siang aku pergi ke acara reunion sama temen kuliah, bukannya Zahra udah izin dan mas mengizinkan.” Sahut Zahra yang kebingungan dengan apa yang ditanyakan Mizan kepadanya.

“Pergi reunion apa pergi pacaran hah?” Mizan meninggikan suaranya karena terlalu emosi.

“Apa maksud mas berbicara seperti itu? Mas menuduhku selingkuh?” Zahra terkejut dengan sikap Mizan barusan, karena sebelumnya tidak pernah meninggikan suaranya bila sedang berbicara dengannya selama  ini.

Mizan yang sudah emosi dan cemburu melemparkan foto yang ada di tanganya kearah sang istri, Zahra mengambil foto yang dilemparkan ke arahnya dan kini dia mengerti atas apa yang di tanyakan sang suami tadi.

“Mas tapi ini tidak seperti yang mas tuduhkan, memang aku akui kami berpelukan tapi bukan berarti kami selingkuh mas.”

“Lalu aku akan percaya begitu saja?”

“Apa mas akan percaya begitu saja dengan foto itu? Siapa yang mengirim foto itu mas? Bukannya mas tahu seperti apa diriku ngapain pake acara selingkuh segala.”

“Sudahlah aku tidak ingin berdebat denganmu.” Mizan hendak pergi namun di tahan.

“Tunggu dulu mas! Mana Mizan yang dulu aku kenal mas? Yang selalu mendengarkan setiap penjelasan dan selalu mencari solusi bersama – sama.”

“Aku lelah jangan ganggu aku sementara waktu.” Mizan pergi begitu saja tanpa mendengarkan penjelasan dari Zahra.

“Iya ampun siapa yang memberikan foto ini kepada mas Mizan? Dan dapat darimana dia fotoku bersama William saat reunion tadi.” Zahra menghelan nafas seraya berfikir kira – kira siapa orang yang telah mengambil fotonya secara diam – diam dan memberikannya kepada Mizan hingga sang suami saat ini salah paham terhadapnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status