Perawan Menjadi Taruhan

Perawan Menjadi Taruhan

Oleh:  Rini Ermaya  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
15 Peringkat
40Bab
15.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Celina Andini, harus menjadi istri simpanan dari Bisma Sakti demi kelangsungan hidup anak asuhnya. Bisma yang sejak kuliah ditolak mentah-mentah oleh Celine, membalaskan dendam dengan menjebak wanita itu dan menjadikan istri sirinya. Bagaimakah kisah mereka?

Lihat lebih banyak
Perawan Menjadi Taruhan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Nur Aliq
cerita ini menarik,mudah difahami walaupun terdapat beberapa kesalahan ejaan, penukaran watak dan ayat tergantung.. namun mudah difahami
2023-02-01 04:17:40
0
user avatar
Penghujung Cerita
blom tamat kan? kalu bisa sepanjang kn dikit
2022-01-03 18:25:24
1
user avatar
Penghujung Cerita
semangat thor...
2021-12-31 18:46:46
1
user avatar
Penghujung Cerita
thor up 2bab lh ke lagi ngurusin satu lagi acc Hmm..
2021-12-26 21:24:42
1
user avatar
Penghujung Cerita
up ya dikit gw jgn lupa up yah gw makin penasaran ni..
2021-12-14 21:07:55
1
user avatar
Penghujung Cerita
aq ngerasa kalu thor itu g lanjut kerna udah keluar tajuk kali...
2021-11-04 01:08:23
1
user avatar
sejuk
crezi ap plis
2021-10-09 09:15:19
1
user avatar
Sueanne Hussain
tiada sambungan?
2021-09-26 08:56:25
1
user avatar
Aprina Juang Putri
...... lanjut tor
2021-08-26 05:03:28
1
user avatar
Dara Fitria
Tokoh utama pelakor ...
2021-08-20 14:41:21
1
user avatar
Hania Hania
Geram sama kelakuan Bisma
2021-07-13 08:34:31
1
user avatar
Mira Haniarti
Wow, ceritanya beda
2021-06-24 22:00:30
1
user avatar
tri lestari md
🤩😆☺😊😉😉☺😊😗😚
2021-06-12 10:35:07
1
user avatar
unie
semangat Thor
2021-06-09 12:17:40
1
user avatar
Queeny
Judulnya menarik
2021-06-08 07:38:54
1
40 Bab
Emosi
Celine berjalan tegak memasuki gedung perkantoran itu. Bangunan mewah, megah yang menjulang di tengah congkaknya ibu kota. Awalnya, dia ragu datang ke tempat itu. Namun, tekad di dadanya sudah bulat. Semua harus selesai hari ini. Kelangsungan hidup mereka berada di tangan manusia yang akan ditemui nanti. Beberapa kali dia mencoba menghubungi lelaki itu melalui telepon, tetapi tidak direspons. Sungguh luar biasa sibuknya dia, sampai membalas chat-nya pun tak sempat. Celine menatap sekeliling. Semua orang tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing. "Selamat pagi. Ada yang bisa kami bantu?" Seorang resepsionis bertanya kepadanya. Wanita itu nampak cantik dengan dress kerja yang sangat formal, juga rambut yang digelung rapi. Aroma tubuhnya begitu harum dengan dandanan yang natural. "Saya ingin bertemu dengan Kak Bisma. Bisa?" tanya Celine ragu. "Oh Mr.
Baca selengkapnya
Siapa Bisma
Beberapa tahun yang lalu. Dua orang itu duduk berhadapan dengan canggung. Segelas minuman dan beberapa cemilan menjadi teman mereka saat berbincang. Si lelaki menatap si gadis dengan mata berbinar, sedangkan yang ditatap malah menjadi takut, seperti sedang terjebak ke dalam kandang singa.   "Maaf, Kak. Aku belum bisa," tolaknya halus.   Celine tidak bisa menolak lelaki ini dengan kasar. Selain berkuasa karena ayahnya pemilik yayasan di universitas ini, Bisma adalah seniornya. Sedangkan dia mahasiswa baru di tahun pertama.   "Kenapa?" Bisma menatap Celine dengan wajah kecewa. Belum pernah seumur hidupnya dia ditolak oleh wanita, sehingga merasa harga dirinya sedang diinjak-injak. &nb
Baca selengkapnya
Anak-anak
Rumah itu nampak asri dengan halaman yang luas. Banyak pohon-pohon rindang yang sengaja ditanam oleh pemiliknya. Sebagian adalah pohon buah-buahan yang bisa dipanen jika sudah waktunya tiba. Bentuk atap rumah itu menyerupai pelana yang dilipat. Jika di lihat dari samping, maka lipatan-lipatan tersebut terlihat seperti lipatan kebaya. Orang Betawi menyebutnya Rumah Kebaya. "Assalamualaikum. Abah Ummi, Elin datang, nih," ucap Celine saat mengetuk pintu. Tak lama keluarlah seorang lelaki separuh baya menyambut kedatangannya. "Waalaikum salam, Neng," jawab Abah sembari menyuruh Celine masuk. "Ummi mana, Bah?" Celine meraih tangan Abah kemudian menciumnya sebagai tanda hormat kepada orang yang lebih tua. "Ke pasar. Biasa belanja. Tau dah nyari apaan." Mereka berdua duduk berhadapan. Teras rumah ini memang luas. Abah dan Ummi biasa mengggunakannya untuk menjamu tamu atau menjadi tempat bersantai keluarga. "Ummi rajin ya, Bah." "Daripada bosan di rumah. Neng ngapain datang dima
Baca selengkapnya
Donatur
"Lin. Pak Broto datang lagi tuh. Nyariin kamu." Siska mendatangi Celine di belakang. Dia meninggalkan kerjaannya di depan dan meminta karyawan lain untuk menggantikannya sebentar.Celine sedang menyusun beberapa barang di gudang. Setahun terakhir, dia meminta kepada HRD untuk dipindahkan ke posisi ini, supaya tidak bertemu banyak orang. Dia memang cantik, jadi banyak pembeli lelaki yang suka menggoda.Penampilannya sederhana, tapi paras ayunya tidak bisa menipu. Sekali pun hanya memakai seragam karyawan, banyak lelaki yang menyukai. Karena itulah, mini market ini menjadi ramai sejak dia bergabung.Lagipula menjadi kasir berisiko tinggi. Melihat uang matanya langsung hijau. Apalagi tanggungannya banyak. Kalau di bagian gudang, dia bisa sambil mengecek barang-barang
Baca selengkapnya
Perangkap
Seorang wanita cantik membukakan pintu ruangan saat Celine tiba di lantai lima gedung bertingkat kantor Bisma. "Pasti ini sekretarisnya." Dia menduga seperti itu. Ada sedikit rasa minder salam hatinya saat melihat penampilan wanita itu. Seragamnya pastilah mahal, terlihat dari jahitan yang halus dan bahan yang bagus. Sedangkan yang dia pakai hanya pakaian biasa.Selain itu, terlihat berkelas dengan beberapa perhiasan yang melekat di tubuhnya. Baunya harum parfum entah merek apa dan lekuk yang seksi. Tanganya bergerak mengambil sesuatu di dalam tas. Menyemprotkan sedikit parfum di sekitar dada dan lengan. Setidaknya, walaupun hanya berpenampilan biasa, dia masih tercium harum saat bertemu Bisma."Silahkan masuk, Mbak. Mr. Bisma sudah menunggu di dalam."Lamunannya terhenti. Dengan cepat dia masukkan botol parfum murahan itu ke dalam tas. Sekilas teringat akan pertemuan pertama dengan lelaki itu. Semoga kali ini berhasil dan Bisma bersedi
Baca selengkapnya
Abah Ummi
Tiga orang duduk di beranda rumah sambil menikmati angin sepoi-sepoi sore hari. Mendengarkan burung yang berkicau di dahan pohon. Menikmati semilir angin yang sejuk.Celine, Abah dan Ummi. Duduk di teras rumah sambil berbincang-bincang."Maapin ummi sama abah ye, Neng. Ntu panti jadi dijual. Lu pan tau si Juki banyak utang. Mana bininya mau lahiran lagi."Abah diam dan mendengarkan istrinya berbicara, sambil tangannya memilin kumis. Rambutnya sudah memutih semua, tapi kumisnya masih tetap saja hitam."Iya, Mi. Ga apa-apa. Elin ngerti, kok."Gadis itu duduk berhadap dengan mereka. Sudah biasa dia di sini. Sudah seperti rumahnya sendiri. Abah dan ummi memang baik sekali pada dia dan anak asuhnya.Beberapa tahun terakhir ini, dia bersama anak-anak memang mendiami salah satu rumah mereka untuk tinggal.Celine sungguh beruntung bertemu dua orang tua ini. Mereka tak se
Baca selengkapnya
Bik Onah
Aku menghempaskan diri di kasur. Tanganku terulur mengambil tas dan mengeluarkan sebuah amplop cokelat."Banyak amat, Neng. Duit dari siapa?" Bik Onah duduk mendekatiku.Aku sedang menghitung uang yang diserahkan Ummi tadi sore. Aku selalu melakukannya di kamar setelah semua anak-anak tertidur. Rahasia dapur biarlah aku saja yang mengetahuinya."Dari Ummi sama Abah. Uang hasil jual ini panti Bik, dibagi buat anak-anak."Bik Onah terdiam. Raut wajahnya terlihat sedih. Jika panti ini dijual dan kami tidak dapat tempat pengganti, bagaimana nasib ke depannya. Dia sudah tidak punya keluarga. Akulah satu-satunya harapan tempat dia bernaung.Sejak awal dia bersama kami, dia sudah menyerahkan hidupnya. Aku berjanji akan merawatnya di sisa usia, menemaninya sampai senja. Menganggap dia sebagai orang tua sendiri.Simbiosis mutualisme.Aku mulai menghitung satu persatu. Mataku segar melihat uang merah berlembar-lembar di hadapanku. Dunia serasa hidup k
Baca selengkapnya
Negosiasi
Celine menatap sekeliling ruangan itu. Terakhir kali dia bertamu ke sini suasananya sudah berbeda. Sekarang terlihat lebih mewah. Wallpapernya berbeda motif. Ada sofa baru terletak di sudut dan menempel di dinding.Ada pot bunga yang diletakkan di sudut ruangan. Satu hal yang paling mencolok, foto Bisma bersama keluarganya yang dibingkai indah dengan ukuran ekstra, bepat berada di belakang meja kerja lelaki itu.Jika Bisma duduk, foto itu akan terlihat melatar belakangi meja kerja. Kontras sekali dengan pemandangan indah di yang berada seberangnya. Kaca transparan yang memperlihatkan sibuknya ibu kota jika dilihat ke bawah.Di foto, istri Bisma terlihat anggun dan berkelas, itu terpancar dari gestur tubuh dan penampilannya . Sekalipun memakai gaun dengan model sederhana, wanita itu tetap saja cantik. Harganya pasti mahal, sesuai dengan isi dompet orang yang memakainya."Ehem." S
Baca selengkapnya
Pindahan
Hari ini resmi mereka pindahan rumah. Celine telah memutuskan pilihan. Pertemuannya dengan Bisma waktu itu tidak menemukan titik temu. Mereka harus tahu diri, hanya menumpang. Sewaktu-waktu jika memang diperlukan, pemilik boleh mengusir."Meja yang itu sebelah sini, Pak. Nah, kalau yang ini digeser. Lemari di pojok aja." Dia menunjuk-nujuk supir truk dan anak buahnya untuk mengatur barang.Diantar Siska dengan motor bebeknya, mereka berdua berkeliling mencari kontrakan. Dari pagi sampai sore, memutari kota dari ujung ke ujung. Mencari yang tidak terlalu jauh dari tempat kerja, tapi dengan harga yang terjangkau. Sehingga dia tidak perlu terlalu pusing memikirkan biaya untuk membayarnya. Mereka sengaja menukar hari off-nya supaya bisa libur bersamaan. Syukurlah, akhirnya dapat juga rumah ini. Rumah kayu tunggal, tidak terlalu besar dengan tiga kamar. Per bulan sewanya satu juta rupiah.Dia memohon-mohon kepada pemilik rumah aga
Baca selengkapnya
Putri
"Lin. Liinnnn ..." Siska berlari ke belakang. Tanpa berpamitan lagi, dia langsung saja masuk ke gudang belakang tempat Celine ditugaskan."Apaan, sih? Kamu pake teriak-teriak. Berisik tau. Nanti dimarahin Pak Andre." Dia menghentikan pekerjaannya saat melihat Siska datang berlari-lari sambil berteriak. Seperti orang kesetanan saja."Ada Susi di depan. Katanya ada yang kecelakaan." Napas Siska terengah-engah saat menyampaikan pesan. Pasalnya, dia sendiri pun langsung berasa spot jantung ketika mendengar berita yang dibawa oleh Susi barusan."Ya ampun." Setengah berlari menuju depan mini market. Susi tampak seperti orang kalut. Mondar-mandir di depan sambil menggaruk kepala seperti orang kebingungan."Neng. Neng." Susi menangis terisak. Begitu melihat Celine dia langsung memeluknya erat. "Putri kecelakaan. Ditabrak lari sama motor," katanya terbata-bata.Wajah Celine langsung pucat mendengarnya.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status