Share

Bab 3 Masih Enggan

šŸ’Happy ReadingšŸ’

 

Tok tok tok

ā€œPermisi Nona Stella!ā€ ujar salah satu pelayan memanggil sang majikan dari luar kamar, setelah ia mengetuk pintu.

ā€œIya, ada apa?ā€ sahut Stella dari dalam.

ā€œTuan Rio sedang menunggu.ā€

ā€œSebentar lagi saya akan turun, tolong sampaikan pada Rio.ā€

Setelah menerima perintah dari Nonanya, pelayan tersebut pun permisi, undur diri untuk menyampaikan yang di titahkan pada dirinya.

2 minggu telah berlalu, setelah acara pertunangan Stella dan Rionard di gelar, yang berarti tinggal menyisakan waktu setengah bulan lagi menuju hari pernikahan.

Dalam kurun waktu 2 minggu itu Stella dan Rionard sama sekali tidak saling bertemu. Kalau sempat pun mereka hanya saling berbalas pesan, itu pun hanya pesan-pesan penting yang mereka bahas.

Berbeda dengan Rionard yang menghabiskan waktunya dengan bekerja, untuk mencapai target agar bisa mengambil cuti untuk persiapan nikah dan juga honeymoon .

Stella menghabiskan waktu dengan Kakaknya, pergi jalan-jalan, ke Mall, ke pantai, dan mendaki gunung.

Jujur saja ia cukup stres jika hanya berdiam diri, karena memang saat ini ia tidak ada pekerjaan yang cukup serius. Tentang restoran semua dapat di hendel oleh para karyawan. Di tambah ia memikirkan nasib dari Restorannya itu, apakah dapat ia kelola seperti sebelum menikah atau tidak. Dan menjalankan rencana memperluas usahanya tersebut.

Dan karena mendekati pernikahan, orang tuanya tidak mengizinkannya untuk datang ke Restoran jika tidak ada hal serius. Takut nanti ia akan kelelahan di hari H nanti jika terlalu banyak aktivitas.

Karena hal itu ia harus mencari hiburan, dan melupakan masalah itu untuk sejenak. Di rasa-rasa kepalanya hampir pecah memikirkan masalah yang terjadi akhir-akhir ini.

Sedangkan di malam hari iya benar-benar menghabiskan waktunya bersama kedua orang tuanya. Dari menonton bersama hingga mempermainkan permainnya yang mereka sukai.

Karena ia sangat yakin apabila dirinya menikah nanti akan jarang memiliki waktu bersama. Apalagi dirinya berencana masih mengelola Restorannya setelah menikah nanti, jika ia di izinkan oleh sahabat yang akan menjadi suaminya nanti dalam meniti karirnya.

Dan setelah 2 minggu berlalu, akhirnya Stella dan juga Rionard bertemu. Bukan lagi sebagai sahabat melainkan sepasang tunangan.

Hari ini sebagaimana yang telah di jadwalkan, mereka akan melalukan Fitting Dress untuk pernikahan nanti. Tentu saja Dress yang akan di gunakan Stella, karena pakaian untuk lelaki cukup simpel dan Rionard sudah memiliki nya, dan di pilihkan langsung oleh Alvin.

Ya beberapa waktu lalu Alvin sempat memberikannya pada Rionard.

ā€œPagi Rio!ā€ sapa Stella yang sedang menuruni anak tangga dari lantai atas kamarnya. ā€œLama ya nunggu?ā€

ā€œTidak apa-apa, sudah biasa,ā€ jawab Rionard sekenanya.

Saat ini Rionard hanya duduk santai di Soffa ruang tamu sambil memainkan ponselnya. Di mana, ia hanya sendirian menunggu Stella seperti biasa yang ia lakukan.

ā€œBerarti biasanya lama?ā€ tanya nya sedikit serius,

Rionard pun terkekeh mendengar pertanyaan tersebut. lalu ia menjawab, ā€œenggak kok.ā€

Hari ini Stella tampak sangat cantik dengan pakaian cesual midi drees white model sabrina yang memiliki potongan terbuka di bagian bahu. Di padu kan dengan tas berwarna pink, dan High hells warna cream.

Sebenarnya tidak ada yang spesial dalam penampilan Stella hari ini, apa yang di kenakannya merupakan stel yang se-hari-hari ia kenakan jika sedang santai. Apalagi Rionard cukup sering bertemu dengan Stella ketika mengenakan stel pakaian seperti itu, di jaman mereka tidak sibuk di pekerjaan masing-masing.

ā€œSekarang?ā€ tanya Rionard pada Stella. Stella pun mengangguk mengiyakan.

Rio pun berdiri dari duduknya, lalu berjalan terlebih dahulu menuju teras. Dengan Stella yang mengiri di belakangnya. Jarak antara mereka tak terlalu jauh, hanya satu meter di belakang Rio.

Sesampainya di teras mereka pun menuju mobil yang terparkir di halaman mansion. Rio pun membukakan pintu mobil untuk Stella.

Setelah Stella duduk dengan nyaman di kursi penumpang, Rio pun menutup pintu mobil itu. lalu memutari bagian depan mobil untuk ia masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi.

Mobil pun melesat meninggalkan ke diaman Stella, selama perjalanan Stella tidak memulai pembicaraan seperti biasanya. Rionard pun paham bahwa Stella masih keberatan tentang status hubungan mereka sekarang.

Karena ke terdiam-an Stella, Rionard pun berusaha membuka pembicaraan di antara mereka.

ā€œAku tidak sarapan tadi pagi, bisa kita mampir se-bentar untuk sarapan?ā€ tanya Rio, dengan mata yang fokus ke jalanan yang cukup ramai.

Kebetulan memang Rionard tidak sarapan pagi ini karena berniat untuk mengajak Stella makan bersama. Walaupun tau perempuan itu di pastikan sudah sarapan.

ā€œBaiklah!ā€ jawab Stella,

Entah kenapa, semakin lama ia bersama Rionard. Stella merasa semakin kesal dengan lelaki itu, padahal saat bertemu tadi ia tidak sekesal ini.

ā€œKita sarapan di Restoran kamu saja, soalnya kita dekat dengan Restoran kamu,ā€ ujar Rionard.

ā€œBaiklah.ā€

Setelah pembicaraan singkat itu, tidak ada lagi pembicaraan di antara mereka setelahnya. Sampai tak terasa mereka tiba di restoran yang di bangun dan di kelola oleh Stella sendiri. Setelah memarkirkan mobil, mereka pun keluar dengan pintu di kursi penumpang di samping Stella di bukakan oleh Rionard.

Mereka pun memasuki restoran tersebut, lalu duduk di salah satu meja paling ujung. Untuk Rionard sendiri, ini bukan kali pertama ia datang ke restoran tersebut. Bisa di katakan cukup sering ia datang ke sana jika memiliki waktu luang.

Rionard memanggil salah satu pelayan yang ada di sana. Setalah melihat yang memanggil merupakan Bos dan tunangannya, salah satu mereka pun bergegas menghampiri.

ā€œPesan apa Tuan Rionard? Bu Stella?ā€ tanya pelayan tersebut, kebetulan yang datang adalah pelayan yang sering melayani Rionard, jika Rionard sedang mampir di Restoran itu.

ā€œSeperti biasa saja,ā€ ucap Rionard yang mendapat anggukan dari pelayan itu.

ā€œBagaimana dengan Bu Stella?ā€ tanyanya.

Seperti orang yang baru pertama kali ke restoran tersebut, Stella membuka buka menu untuk melihat-lihat makanan yang menggugah seleranya. Padahal ia sangat hafal dengan menu di sana.

Setelah mencari-cari, akhirnya ia memilih memesan makanan yang sering ia makan jika sedang di restoran. Setelah memberi tahu kan apa yang ia inginkan, pelayan tersebut pun melenggang pergi untuk membawakan makanan yang di inginkan.

Setelah kepergian pelayan itu, Rionard pun bertanya kepada Stella. ā€œBuat apa kamu membuka buku menu?ā€

Stella yang semula memandang ke arah jalanan yang cukup ramai pun menoleh ke arah Rionard. Dan bertanya, ā€œmemangnya kenapa?ā€

ā€œEnggak, aku yakin kamu hafal dengan menunya. Jadi buat apa kamu melihat dan membuka buku menu.ā€

Stella hanya mengedikan bahunya, lalu berkata, ā€œaku hanya ingin melihat gambar makanan, siapa tahu ada yang menggugah. Ternyata tetap menu favoritku yang paling menggugah.ā€

Rionard hanya terkekeh dan menganggukkan kepalanya, setelah mendengar jawaban dari tunangannya itu.

ā€œSekarang giliran ku bertanya,ā€ ujar Stella.

Pertanyaan yang di lontarkan Stella kali ini di luar dugaan Rionard. Sekaligus membuatnya merasa heran dengan pertanyaan itu.

ā€œSetelah kita menikah. Apakah kamu mengizinkanku untuk mengelola Restoran ini?ā€

 

šŸ’šŸ’šŸ’

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status