Raynar baru saja selesai menyuapi Arunika. Dia merapikan kembali tempat makanan yang disiapkan rumah sakit dan meletakkannya di meja.Tak lupa Raynar juga memastikan Arunika minum dengan perlahan agar tidak tersedak, lalu memberikan vitamin yang dokter anjurkan.“Ray, apa aku boleh pulang?” tanya Arunika setelah selesai minum obat, “aku tidak mau di rumah sakit, tidak enak,” ucap Arunika lagi.“Kamu harus tetap dirawat di rumah sakit agar bisa dipantau dokter setiap saat karena kondisimu yang lemah,” ucap Raynar menolak keinginan Arunika, “beberapa kali pingsan bukanlah hal yang baik. Aku tidak mau terjadi sesuatu padamu, jadi bersabarlah sedikit, setidaknya sampai kondisimu benar-benar sehat.”Arunika mengerucutkan bibir.
Keesokan harinya. Arunika mulai membuka mata perlahan, dia melihat ke jendela yang masih tertutup gorden dengan rapat. Arunika menolehkan kepala ke kanan. Dia melihat suaminya yang tidur di sana dengan posisi duduk sambil menyandarkan kepala di tepian ranjang. Jadi, suaminya semalaman tidur di sini, padahal ada ranjang khusus penunggu yang bisa digunakan? Arunika merasa bersalah. Dia bangun dengan perlahan, lalu duduk sambil memerhatikan Raynar tidur. Lalu Arunika mengulurkan tangan ke kepala Raynar dan membelai lembut rambut suaminya. Tanpa diduga, Raynar bangun dan mengangkat kepala. Dia melihat Arunika yang sudah duduk, membuat Raynar segera menegakkan badan. “Kamu butuh apa? Apa ada yang tidak nyaman?” tanya Raynar penuh perhatian meskipun dia masih mengantuk. Raynar melihat Arunika menggeleng pelan, lalu bola mata istrinya itu terlihat berkaca-kaca. Raynar berdiri dan menatap dua bola mata Arunika yang berkaca-kaca. “Ada apa, hm? Apa ada yang sakit lagi?” tanya Raynar mem
Pengemudi mobil yang berhenti mendadak ternyata adalah Erik. Erik memandangi bemper mobilnya yang terkena tabrak, lalu dia berjalan ke pintu kemudi mobil di belakang mobilnya, kemudian mengetuk kaca jendela di pintu.“Permisi, maaf aku sudah membuat mobilmu rusak karena berhenti mendadak,” ucap Erik sambil memerhatikan ke kaca jendela agar bisa melihat pengemudi di dalamnya.Briella malah gelagapan mendengar pria di luar meminta maaf. Dia berpikir pria itu akan marah-marah, tetapi siapa sangka malah sebaliknya.Briella akhirnya membuka pintu mobil, lalu keluar dan saling berhadapan sesaat dengan Erik.Setelahnya Briella segera mengecek bemper mobilnya, lalu kembali menatap pada Erik.“Ini bukan masalah besar, aku juga kurang fokus sehingga saat mobilmu berhenti, aku terkejut dan menabrak mobilmu,” ujar Briella.Erik memandang bemper mobil Biella yang sedikit penyok.“Ini tetap salahku karena sudah berhenti mendadak,” kata Erik. Erik berjalan ke mobilnya, lalu mengambil sesuatu dari
“Anda tidak bercanda, kan?” tanya Raynar memastikan.“Kita lakukan USG untuk memastikan,” jawab dokter.Raynar menatap pada Arunika yang terbaring lemah, lalu mengangguk ke arah dokter.Arunika dibawa ke ruang pemeriksaan kandungan. Dokter sudah menyalakan alat untuk USG, lalu mulai melakukan pengecekan untuk memastikan jika pemeriksaan luar yang dokter lakukan memang benar.Raynar berdiri di depan ranjang, tatapannya terus tertuju pada monitor yang ada di hadapan dokter saat ini.“Kantong rahim terbentuk di sini, Pak. Ini berarti benar pasien memang sedang hamil,” ujar dokter menjelaskan sambil menunjuk bagian yang dimaksud di layar monitor. “Dan ini janinnya, masih sangat kecil.”Raynar masih menatap tak percaya.“Jika dilihat dari ukurannya, kandungannya baru berusia enam minggu.”Bola mata Raynar berkaca-kaca, dia bernapas lega karena akhirnya Arunika hamil.Raynar menoleh pada Arunika yang masih memejamkan mata, lalu dia meminta dokter merawatnya di rumah sakit karena kondisi Aru
Raynar melihat Arunika yang masih tak mau bangun dari tempat tidur untuk makan atau melakukan hal yang lainnya. Ini membuatnya cemas, apalagi dokter mengatakan kalau kondisi Arunika bisa saja buruk dan tak bisa hanya dilakukan dengan cara pemeriksaan luar.Raynar duduk di tepian ranjang, lalu mencoba membujuk Arunika lagi.“Aru, apa kamu tidak lapar? Bagaimana kalau makan dulu?” tanya Raynar mencoba membujuk.Namun, tidak ada respon dari istrinya, sehingga Raynar kembali bicara.“Aku minta maaf jika salah. Tapi apa kamu harus mendiamkanku seperti ini?” tanya Raynar lagi.“Aku hanya menjelaskan apa yang kamu tanyakan, tapi kenapa aku masih saja salah?” tanya Raynar terus menerus agar istriny
Sore hari setelah Raynar selesai bertemu dengan perwakilan kolega bisnisnya, dia segera pulang karena sangat mencemaskan kondisi Arunika.Saat tiba di rumah, Raynar melihat rumah sepi dan hanya ada beberapa pelayan yang sedang membersihkan ruangan.“Apa Aru di kamar?” tanya Raynar saat bertemu dengan Sarah.Sarah menoleh ke lantai atas, lalu kembali menatap pada Raynar.“Iya, Tuan. Sejak pulang tadi, Nyonya hanya di kamar. Dia belum makan atau minum apa pun sejak tadi, padahal wajahnya pucat. Saya mencemaskan Nyonya,” jawab Sarah.Raynar segera pergi ke kamar setelah mendengar informasi dari Sarah. Sesampainya di kamar, Raynar melihat Arunika berbaring memunggungi pintu.Raynar mendekat, lalu dia duduk di tepian ranjang dan menyentuh lembut lengan Arunika.“Apa perutmu masih sakit? Kamu mau makan sesuatu, biar aku ambilkan?” tanya Raynar.Raynar tak mendapat jawaban dari Arunika meski istrinya itu tak tidur.“Apa aku membuat salah sampai kamu mendiamkanku?” tanya Raynar karena sudah bi
“Baiklah,” ucap Raynar mengiyakan keinginan istrinya. “Apa kamu bisa jalan?” tanya Raynar kemudian.Arunika tidak menjawab. Dia segera turun dari ranjang, tetapi tubuhnya limbung saat baru saja menginjakkan kaki di lantai.Raynar segera menopang tubuh Arunika dengan memegang kedua lengan istrinya itu.“Kondisi kesehatannya kurang baik, mungkin aku akan datang lain hari,” ucap Briella.Arunika diam dengan ekspresi kesal.“Ya,” balas Raynar lalu dia memapah istrinya keluar dari klinik.“Apa perutmu masih tidak nyaman?” tanya Raynar saat memapah menuju pintu keluar lobby.Arunika mengangguk kecil.“Yakin tidak mau ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisimu lebih lanjut?” tanya Raynar tak bisa menyembunyikan kecemasannya.Arunika menggeleng pelan.Raynar tak bisa memaksa Arunika, akhirnya dia mengikuti permintaan istrinya dahulu. Jika memang terdesak, baru dia akan memaksa Arunika untuk periksa ke rumah sakit agar tahu penyebab Arunika mendadak pingsan.Mobil Raynar siap di depan lobby. S
Arunika menatap Raynar yang hanya diam, lalu dia memandang ke arah wanita yang kini menghampiri mereka.Arunika mempererat genggaman tangan mereka saat melihat wanita itu semakin dekat, apalagi wanita itu tersenyum pada Raynar.“Hai, Ray. Bagaimana kabarmu?” tanya wanita bernama Briella yang berumur lebih tua dari Arunika itu.Arunika semakin mempererat genggaman, meningkatkan kewaspadaan karena wanita di depannya saat ini sedang menatap dalam pada suaminya sambil tersenyum manis yang entah apa artinya.“Baik,” jawab Raynar, “bagaimana kabarmu?” tanyanya kemudian.Arunika terkejut mendengar balasan sapaan dari Raynar. Dia kira Raynar akan mengabaikan wanita yang tak Arunika kenal itu, tetapi ternyata Raynar membalasnya bahkan menanyakan kabarnya?“Aku baru pulang kemarin, lalu hari ini sengaja ke sini untuk menemuimu. Dan ….” Briella menjeda ucapannya, lalu tatapannya beralih pada Arunika.Briella tersenyum tipis, lalu kembali berkata, “Sepertinya aku pulang terlambat. Bahkan aku tida
Raynar masih menatap datar pada sang paman, apalagi Hendry kini tersenyum tipis seperti mengejeknya.“Aku tidak tahu apa yang Paman katakan,” ucap Raynar.“Kakekmu sudah membuat janji, tapi kamu mengingkari janji itu dengan menikahi wanita luar yang tak jelas asal-usulnya. Apa kamu masih tidak berpikir untuk menjelaskannya,” kata Hendry dengan senyum mencibir.“Keluarganya mungkin saja bisa menerima, tapi bagaimana dengan anaknya?” tanya Hendry lagi.Hendry tahu kalau Raynar sudah dijodohkan dengan putri salah satu pengusaha sejak masih duduk di bangku SMA, apalagi keluarga itu adalah sahabat baik Hendry. Hanya saja Hendry tidak tahu kalau Yudha yang berubah pikiran lalu menjodohkan Raynar dengan Arunika.Dulu, setelah Raynar terjun ke dunia bisnis, Raynar memperlihatkan kalau dia gay, sehingga Hendry berpikir kalau tak perlu waspada apalagi gadis yang dijodohkan dengan Raynar akhirnya memilih mengurus bisnis di luar negeri dan menunda perjodohan karena rumor yang tersebar tentang Ray