Suzy mengangkat telepon Gilbert, lalu bertanya, "Halo, Pak Gilbert. Ada apa?"Gilbert menjawab dengan tenang, "Apakah kamu sudah menjemput Christina?""Sebentar lagi," jawab Suzy sambil beranjak masuk ke dalam kafe."Setelah aku pertimbangkan, suruh Christina datang sendiri saja," jawab Gilbert.Suzy tertegun sejenak. Apakah Gilbert takut kalau Suzy akan membantu Christina untuk berbuat curang?"Kenapa?" tanya Suzy.Gilbert tidak menjawab secara langsung. Dia hanya menyeringai dan berkata, "Urus saja urusanmu sendiri. Kamu tidak perlu datang."Kalimat Gilbert langsung membuat Suzy mematung. Sebelum Suzy sempat merespons, Gilbert langsung menutup teleponnya. Gilbert tidak mau mendengar omelan Suzy.Suzy hanya bisa tersenyum tak berdaya. Tidak peduli apa pun yang Gilbert rencanakan, Suzy hanya bisa mematuhinya.Di saat Suzy menyimpan ponsel, sebuah sosok muncul di hadapannya dan bertanya, "Suzy? Kenapa kamu di sini?"Janet sangat senang saat melihat kedatangan Suzy. Dia langsung menarik
Suzy tersenyum setelah mendengar jawab Christina.Jawaban Christina menunjukkan bahwa dia adalah orang yang berprinsip. Di saat bersamaan, Suzy juga merasa senang karena tidak salah menilai orang.Namun, Suzy tetap harus menjelaskannya kepada Christina. Jangan sampai Christina merasa beban."Bukan seperti itu," Suzy menjelaskan dengan lembut, "Setelah memulihkan identitas, aku memang ingin mengundurkan diri sebagai Wakil Dekan. Aku sudah memberi tahu Pak Gilbert sejak awal.""Kebetulan, aku mengagumi kemampuanmu. Makanya, aku memberikan saran kepada Pak Gilbert. Apakah bisa lolos ujian atau tidak, semua tergantung pada kemampuanmu sendiri. Pak Gilbert sendiri yang akan menilainya. Aku tidak merasa tidak adil, kamu juga tidak perlu merasa tidak adil," kata Suzy.Sikap Suzy yang tulus dan murah hati membuat Christina terharu.Christina berpikir sejenak, lalu mengangguk dan berkata, "Oh, ternyata begitu."Christina pun tidak lagi menolak kebaikan Suzy. Selain berkumpul kembali dengan Kelu
"Jam 10," jawab Vermont sambil melihat jam tangannya. "Masih ada 50 menit."Suzy menjawab, "Di Hotel Gomera, 'kan? Dari sini ke sana butuh setengah jam dan ...."Suzy menunduk dan melihat pakaian yang dikenakannya. Pakaian yang dikenakannya saat ini terlalu santai, tidak cocok untuk menghadiri pesta.Di saat Suzy sedang pusing memikirkan hal ini, Vermont mengeluarkan ponselnya dan menelepon sopir. "Cepat, ke sini!"Setelah selesai memerintahkan sopir, Vermont menatap Suzy dan berkata dengan santai, "Gaunmu sudah ada di dalam mobil. Ada penata rias yang akan membantumu.""Hah?" Suzy kebingungan.Janet tersenyum sambil menjelaskan, "Sebenarnya, Robert meminta Vermont untuk mencarikannya pendamping wanita. Kebetulan kamu datang dan kamu adalah pedamping paling cocok untuk Robert."Setelah selesai bicara, Janet menoleh ke arah Vermont dan menyenggolnya. "Sayang, benar, 'kan?"Vermont menganggukkan kepalanya. "Em."Suzy sangat gemas melihat tingkah Vermont dan Janet. "Terima kasih."Tak ber
Kemudian, sopir membuka pintu mobil dan mempersilakan Suzy turun."Nona, apakah perlu aku antar?" tanya sopir dengan ramah.Suzy menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, terima kasih."Suzy mengeluarkan ponselnya dan menelepon Robert. Begitu panggilan tersambung, Suzy bertanya, "Kamu di mana?""Hah?" Robert kebingungan. Bukankah Suzy tahu bahwa hari ini dia akan menghadiri pesta yang diadakan Hugo?Robert tidak banyak berpikir dan menjawab, "Aku ada di hotel. Pestanya sudah mau dimulai.""Kamu ada di aula?" tanya Suzy."Iya." Robert sangat kesal mengingat pendamping yang dikirim oleh Vermont belum datang juga."Baik, aku akan menemuimu," jawab Suzy."Kamu ...." Sebelum Robert menyelesaikan kalimatnya, Suzy sudah menutup panggilan tersebut.Tanpa sadar, Robert menatap layar ponsel sambil mengerutkan alisnya."Tuan Robert, pestanya sudah mau dimulai. Kenapa malah melamun di sini?" tanya Angela yang mengenakan gaun merah dan berjalan mendekati Robert.Angela tersenyum sambil menatap Robert
Sembari berbicara, Angela mengulurkan tangan untuk menekan tombol lift.Namun, Robert segera meraih pergelangan tangan, lalu menatapnya dengan tajam. Wanita ini benar-benar menguras kesabaran Robert.Sesaat melihat ekspresi Robert, jantung Angela langsung berdetak kencang. Wajah Robert terlihat sangat menyeramkan. Tidak hanya itu, telapak tangan Robert juga terasa panas, seolah akan melelehkan kulitnya.Robert masih berusaha untuk menahan amarahnya. "Aku takut pendampingku akan cemburu saat melihatmu. Silakan kembali."Angela kembali merasa dipermalukan. Wajahnya memerah dan juga salah tingkah.Angela sudah tidak bisa menahan rasa malu ini. Dia menatap Robert dengan sinis, lalu berkata, "Tuan Robert, jangan bersandiwara lagi. Kamu tidak membawa pendamping."Sejak Robert tiba, Angela telah memperhatikannya. Angela yakin, Robert pasti tidak membawa pendamping. Dari tadi, Robert hanya sedang menghindar dan mencari-cari alasan untuk menolak Angela.Angela menyesal telah berbicara seperti i
Ekspresi Nolan langsung berubah.Angela tercengang. Apa?!Wanita gemuk ini adalah seorang putri?!Mana ada putri sejelek dan segemuk ini? Angela sulit memercayainya.Angela mengerutkan alis sambil berpikir. Dia merasa nama Shaleta tidaklah asing. Dia pernah mendengar nama ini.Sebentar, sepertinya Ayah pernah menyebut nama Putri Shaleta saat makan malam. Katanya, Putri Shaleta akan datang bersama rombongan utusan Negara Prihanda. Sepertinya mereka datang untuk membicarakan masalah perjodohan.Hanya saja, waktu itu Angela tidak begitu memperhatikannya. Angela sibuk memikirkan bagaimana cara agar bisa bertemu dengan Robert, dia sama sekali tidak memperhatikan cerita Hugo.Berarti ....Wanita gemuk di depannya ini memiliki rambut pirang, kulit putih, dan mata berwarna biru muda, memang ciri khas orang asing!Wa ... wanita ini .... Dia adalah Putri Negara Prihanda??Shaleta adalah tamu terhormat, bahkan Raja saja harus memperlakukannya denga baik. Namun, Angela baru saja mempermalukan dan
Meskipun tidak menyukai karakter Angela, Nolan frustasi setiap membayangkan harus berdansa dengan seorang wanita gemuk dan jelek. Tentu Nolan lebih memilih gadis cantik dan langsing seperti Angela.Angela terkejut sesaat mendengar ucapan Nolan. Angela spontan melepaskan pelukan Nolan dan menghindar. Raut wajah Angela terlihat sangat risih."Pangeran Nolan, maafkan aku, tapi aku menyukai pria lain. Aku menyukai Tuan Robert." Angela menolak tanpa ragu.Dibandingkan dengan Shaleta, Angela merasa dirinya jauh lebih cantik. Tidak hanya dari sisi rupa, tapi juga penampilan dan bentuk badan.Tanpa memedulikan apakah Nolan akan marah, Angela menarik napas panjang dan berkata dengan tegas, "Aku hanya ingin berdansa dengan Tuan Robert."Setelah bicara, Angela memandang Robert dengan penuh harap. Sebaliknya, wajah Nolan pun masam setelah menerima penolakan Angela.Nolan tidak menyerah begitu saja. Dia sengaja menggunakan Shaleta sebagai tamengnya. "Aduh, bagaimana ini? Putri Shaleta juga ingin be
Shaleta menarik lengan baju Nolan dan bertanya, "Kita jadi masuk, tidak?"Nolan agak kesal karena gagal menjodohkan Shaleta dengan Robert. Namun, begitu mengingat pesan ayahnya, Nolan hanya bisa menahan malu dan menjawab, "Ayo!"Shaleta tersenyum, lalu berinisiatif menggandeng lengan Nolan dan beranjak masuk ke dalam aula.Angela tidak bisa bersikap tenang, dia merasa agak sakit hati karena Robert lebih memilih seorang asisten biasa daripada dirinya.Angela tidak terima, dia mengentakkan sepatu hak tinggi dan mengikuti Nolan dari belakang.Lampu-lampu dan dekorasi aula sangat mewah. Pesta dimulai.Hugo yang sedang mengobrol bersama para tamu undangan pun sesekali memandang ke arah pintu masuk. Tadi dia melihat Angela keluar bersama Robert. Ditambah, katanya Robert tidak membawa pendamping, semoga Angela bisa mendekatinya ....Hugo memandang ke arah pintu masuk dengan penuh harap. Tak berapa lama, Robert berjalan masuk ke dalam aula dengan anggun. Namun, sayangnya yang memeluk lengan R