Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna

Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna

Oleh:  Shint28  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
13Bab
182Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Awalnya hanya ingin menjadikannya pacar pura-pura, tapi pada akhirnya malah jadi suami pura-pura. Liana Parker tidak menyangka bahwa kebohongan yang ingin dilakukannya untuk menghindari pernikahan yang sudah diatur orang tuanya justru membawanya pada pernikahan pura-pura, karena ternyata pria yang dijadikan pacar pura-puranya adalah pria yang ingin dinikahkan oleh orang tuanya dengannya. Merasa terperangkap dalam lubang kebohongannya sendiri, Liana akhirnya menawarkan Pavel Romanov, pria yang dijadikannya pacar pura-pura sekaligus calon suaminya itu untuk menikah kontrak dengannya.

Lihat lebih banyak
Pernikahan Pura-Pura dengan Tuan CEO yang Sempurna Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
13 Bab
Bab1. Menemukannya
“Kami sudah atur pernikahan kalian. Jadi kamu tidak bisa mundur lagi.“Liana Parker menyemburkan air minum yang belum sempat ditelannya ke arah sang Papah yang berada di depannya, matanya membelalak, menampilkan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Dia tau orang tuanya ingin ia segera menikah, tapi tidak menyangka kalau orang tuanya akan seserius ini. Dia kira mereka hanya ingin memberinya gertakan semata.“Liana, pelan-pelan minumnya. Ini wajah Papahmu jadi basah semua,” ucap Mamahnya, yang kemudian meraih tisu untuk membersihkan wajah sang suami.“Ya maaf, Mah, Pah. Tapi ini bukan masalah pelan-pelan, aku terkejut karena ucapan Papah. Bagaimana Papah dan Mamah bisa mengatur pernikahanku tanpa memberitahuku sebelumnya?““Kalau kami memberitahumu dulu, memangnya kamu akan setuju?“ sindir sang Papah, sudah tau jawaban apa yang akan diberikan putrinya.“Tentu saja tidak. Siapa juga yang ingin menikah, Pah, Mah? Liana tidak ingin menikah.“ Saat ini dia belum memiliki keinginan untuk menikah
Baca selengkapnya
Bab2. Awal kisah kita
“Sebentar, Nona Liana. Kamu jangan banyak bergerak dulu.“ Terdengar suara rendah Pavel dari dalam mobil sport berwarna hitam yang terus bergoyang-goyang di tepi jalan.Setelah menawarkan hal yang tidak terduga kepada Pavel tadi, Liana terhuyung dan hampir saja jatuh. Untungnya, Pavel lebih dulu meraih wanita itu dan memegangi tubuhnya agar tetap berdiri tegak.Pavel juga lah yang memapah Liana keluar dari bar dan membantu wanita itu untuk masuk ke dalam mobil. Dan sekarang, Pavel bukan sedang melakukan sesuatu yang tidak senonoh pada Liana di dalam mobil, melainkan tengah berusaha untuk memasangkan sabuk pengaman.Hanya saja, Pavel merasa sedikit kesulitan karena sabuk pengamannya seperti tersangkut sesuatu. Ditambah lagi, Liana terus saja berulah dan tidak mau diam.Seperti saat ini, dimana Liana meletakan satu tangan di kerah kemeja Pavel dan menarik pria itu mendekat, bersamaan dengan satu tangan lain yang menekan sebuah tombol hingga membuat sandaran kursinya merendah.“Apa yang se
Baca selengkapnya
Bab3. Maukah kamu menjadi pacar pura-puraku?
Cahaya matahari menyusup masuk dari celah tirai jendela yang sedikit terbuka, membangunkan Liana dari alam mimpinya. Wanita itu membuka mata perlahan, merasakan kepala yang masih agak berat sembari meraba-raba sekeliling.“Ini … apa ini?” Tangan Liana terasa menyentuh sesuatu yang aneh dan hangat, membuatnya perlahan menoleh ke samping dan menemukan kehadiran seorang pria yang masih tertidur tepat di sampingnya. Dengan tubuh bagian atas si pria yang tidak tertutup sehalai benang pun.“Oh Tuhan!“ Liana terduduk dan spontan membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Di menghela nafa lega saat melihat tubuhnya masih memakai pakaian lengkap. “Syukurlah! Tapi apa yang sudah terjadi semalam?" Liana mencoba mengumpulkan ingatan tentang kejadian malam sebelumnya. Perlahan dia menyadari kalau semalam ia mabuk dan Pavel lah yang mengantarnya pulang, bersamaan dengan momen-momen lain yang mulai muncul dibenaknya seperti sebuah puzel.“Tunggu, apa semalam aku menciumnya?“ Liana bertanya pada diri se
Baca selengkapnya
Bab4. Menerima tawaran
Pavel mengedikkan bahunya dengan enteng. “Aku hanya menduga, mengingat sikap dan cara bicaramu.“Dengan mulut yang membentuk huruf O, Liana mengangguk. “Aku juga tidak mempermasalahkan pekerjaan. Lagipula, ini hanya pura-pura. Dan yang penting untukku saat ini adalah meyakinkan orang tuaku bahwa aku sudah memiliki pacar.""Baiklah, jika itu yang kamu inginkan, aku akan menjadi pacar pura-puramu.""Terima kasih, Pavel.“ Spontan Liana menjabat tangan Pavel dengan erat, merasa bahagia karena akhirnya si pria mau untuk membantunya. “Kamu benar-benar sudah banyak membantuku sejak semalam. Aku pasti akan membalas semua bantuanmu. Katakan saja padaku jika ada yang kamu butuhkan, oke!“Pavel tidak tertarik dengan apa yang ditawarkan Liana, meminta imbalan tadi pun hanya bentuk basa-basinya saja, bukan karena dia benar-benar menginginkannya. "Lupakan saja dulu tentang balas membalas. Tapi, pastikan kamu menyelesaikan semuanya dengan benar, karena aku tidak mau ada masalah dengan orang tuamu di
Baca selengkapnya
Bab 5. Sandiwara yang di mulai
Semua orang menoleh, menatap pria yang tengah berdiri di ambang pintu masuk rumah mereka. Pria yang mengenakan tuxedo berwarna coklat itu, terlihat begitu tampan dan percaya diri.Dengan cepat, Liana berdiri dan melangkah menghampiri si pria. “Sayang, kamu datang!“ serunya, berusaha untuk memainkan peran dengan baik.Pavel mengangguk singkat. “Sesuai yang sudah disepakati.”“Ya, terima kasih karena sudah menepati kesepakatan kita.”“Hm.” Pavel menanggapi dengan dingin, membuat Liana meliriknya dan menghembuskan nafas malas.“Beraktinglah dengan baik, Pavel!” Liana memperingatkan si pria, tidak ingin jika rencananya gagal karena sikap Pavel tidak seperti seseorang yang sedang berbicara dengan pacarnya.“Tidak usah menggurui. Aku akan melakukannya dengan caraku sendiri, aku tau kapan aktingku dibutuhkan dan tidak.” Suara pelan dari si pria memang terdengar lembut di telinga, namun nada suara dan kata-katanya sedikit ketus dan menohok bagi Liana.Liana terdiam sejenak, merasa kesal tap
Baca selengkapnya
Bab 6. Sudah saling kenal sebelumnya
“Mama dan adikku baik, Om. Dan tentang berpacaran, sejauh ini belum sempat ku sampaikan kepada mereka.” Pavel melirik ke arah Liana sejenak, ingin memastikan bagaimana reaksi wanita itu.Diana tertawa kecil. "Jadi, masih dalam tahap rahasia, ya?”"Iya, masih tahap merahasiakan, Tante," jawab Pavel, dengan nada bercanda.“Lalu bagaimana kamu bisa mengenal Liana dan berpacaran dengannya? Apa kalian bertemu sesudah pertemuan keluarga kita saat itu, atau bagaimana? Karena yang om ingat saat itu kamu mengatakan kalau kamu belum memiliki pacar.” Max sudah menahan rasa penasarannya untuk bertanya tentang hal ini sedari tadi, dia ingin tau apa Pavel sengaja memacari anaknya setelah pertemuan mereka atau memang semua ini hanya ketidaksengajaan semata.“Saat Om bertanya, aku memang belum memiliki pacar. Karena kebetulan kami baru saling kenal selama satu bulan dan berpacaran baru selama satu minggu, yang artinya aku bertemu dengannya setelah pertemuan keluarga yang pertama kali.”“Jadi kamu sen
Baca selengkapnya
Bab 7. Pria pilihan orang tua
Sorot mata Liana menunjukkan keterkejutan yang amat sangat, ada kekecewaan, kebingungan serta kekesalan juga di sana. Terkejut karena waktu yang disebutkan hanya satu minggu. Bingung, kecewa dan kesal karena orang tuanya masih saja memintanya untuk menikah, padahal dia sudah membawa seorang pacar ke hadapan mereka.Sementara itu, Pavel justru mengangguk menyetujui ucapan Papahnya Liana. “Baik, Om, saya setuju.”Pavel sangat yakin dengan keputusannya, dia sudah menduga kalau inilah yang akan terjadi. Dia tau kalau orang tua Liana tidak akan menyerah untuk meminta wanita itu menikah hanya karena Liana memperkenalkan seorang pacar kepada mereka. Itulah kenapa saat Liana mengajaknya untuk menjadi pacar pura-pura, dia sempat merasa ragu, apalagi yang dijadikan pacar pura-pura oleh wanita itu adalah dirinya.“Tunggu dulu, Pavel! Ini kenapa kamu malah iya- iya aja sih?” Liana semakin dibuat kesal karena persetujuan Pavel atas keinginan Papahnya. Dia meminta pria itu untuk berpura-pura menjad
Baca selengkapnya
Bab 8. Menyetujui pernikahan
“Ya. Aku memang sedikit membohongimu dan aku sengaja melakukannya.“ Pavel menjawab dengan berbisik pula.Liana mengepalkan tangan dengan erat, sorot matanya mencerminkan kekecewaan dan kemarahan yang semakin merasuk dalam diri. Dia tak habis pikir, bagaimana bisa Pavel berucap dengan santai dan seperti tidak merasa bersalah sedikitpun, padahal pria itu telah membohonginya. Benar-benar membuatnya semakin naik darah!“Kendalikan wajahmu, Liana! Jika keluargamu melihat, mereka akan tau kalau kamu sedang marah dan mereka mungkin akan bertanya kepadamu tentang kenapa kamu marah. Lagipula kamu tidak perlu semarah itu, karena aku tidak sepenuhnya berbohong. Perlu diingat juga, bahwa kamu sendiri pun sedang berbohong kepada keluargamu sekarang.”Seketika raut wajah Liana berubah biasa saja. Walau masih merasa marah dan kecewa, tapi dia sadar kalau apa yang diucapkan Pavel ada benarnya. “Jadi apa yang kamu maksud dengan tidak sepenuhnya berbohong? Lalu apa alasanmu membohongiku, apa kamu piki
Baca selengkapnya
Bab 9. Alasan dibalik kesetujuan Pavel
Sore ini, langit terlihat bagaikan kanvas raksasa dihiasi warna-warna hangat dan lembut. Sementara seorang wanita yang baru saja pulang dari kantornya, kini sudah berada di dalam apartemen seorang pria.Semalam, setelah Pavel pulang dari rumahnya, Liana segera menghubungi pria itu untuk mengajak bertemu. Namun, karena ingin membicarakan sesuatu yang penting tentang pernikahan, dia meminta izin untuk bertemu di apartemen si pria saja. Dan tadi, saat ia sampai di gedung apartemen Pavel, pria itu memberitahunya kalau akan pulang terlambat dan mengirimkan nomor sandi apartemen agar ia bisa masuk ke dalam lebih dulu.Entah karena pria itu tidak ingin dia menunggu di luar terlalu lama, atau karena alasan lainnya, dia tidak tau. Yang penting sekarang, dia sudah berada di dalam apartemen itu. Liana menatap sekeliling apartemen dengan seksama. Saat dia datang ke sini pertama kali, dia tidak sempat untuk melihat-lihat apartemen itu dengan benar dan sekarang dia bisa melihat semuanya dengan jela
Baca selengkapnya
Bab 10. Menawarkan pernikahan kontrak
“Pernikahan kontrak?” Pavel mengulangi perkataan Liana dan menatap wanita itu dengan tajam. “Kamu ingin mengajakku untuk menikah kontrak denganmu?”“Iya, aku ingin mengajakmu untuk menikah kontrak atau kata lainnya adalah menikah pura-pura.” Liana mengeluarkan sebuah dokumen dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Pavel.Pavel menerima dokumen tersebut dengan kening yang berkerut. “Apa ini?”“Kontrak pernikahan kita. Aku sudah menuliskan banyak pasal di sana, jika kamu tidak setuju dengan salah satu pasalnya, kamu bisa mengatakan padaku dan akan kita ubah sesuai dengan kesepakatan bersama,” jelas Liana.Dengan kening yang masih berkerut, Pavel segera membuka dokumen di tangannya dan membaca dengan serius pasal-pasal yang telah tertulis rapi di sana. Namun, baru membaca pasal 1, ia sudah dibuat menghela nafas. “Apa kamu serius dengan pasal nomor 1 ini?”“Pasal nomor 1?” Liana berpikir sejenak, berusaha mengingat apa yang ditulisnya pada pasal nomor 1. “Aaa, tentang batas waktu perni
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status