Share

Bab 3

Penulis: Dandelion
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-13 14:56:35

Katerina langsung membalikkan badannya lagi, “Kamu.. Mas, tutup mata. Balik badan cepat!” ucap Katerina dengan nada yang sedikit meninggi langsung membuat Bayu membalikkan badannya.

“Kamu harusnya ketuk pintu dulu dong, Mas. Jangan asal masuk aja! Katerina kembali berbicara, kali ini dengan ketus. Kesal dengan suaminya itu. Ia cepat-cepat memakai pakaiannya.

“Kamu juga harusnya ganti baju di kamar mandi, bukan di tengah kamar begitu.” Bayu yang tak terima disalahkan akhirnya membalas ucapan Katerina.

“Sudah apa belum?” lanjutnya bertanya.

“Sudah.”

Setelahnya Bayu langsung melangkah ke arah lemari pakaian yang ada di samping tempat Katerina berdiri. Mengambil baju gantinya, Bayu cepat-cepat melangkah pergi dari kamar itu.

Mendengar langkah suaminya keluar dan pintu tertutup, Katerina langsung menguncinya dari dalam. Telungkup di atas ranjang, Katerina menendang-nendang kasurnya dan menyembunyikan wajahnya di bantal “Arrgghhhh MALUUU” jeritnya dalam hati.

Sedangkan Bayu yang sudah masuk ke kamarnya sendiri, langsung melepas beberapa kancing atas kemejanya, udara terasa panas di sekitarnya.

“Sial!”

Bayang-bayang tubuh Katerina seolah menancap di memorinya. Dia laki-laki normal, pemandangan seperti itu sungguh menggoda imannya.

Pagi harinya saat Katerina membuka pintu bersamaan dengan Bayu yang juga keluar kamar membuat Katerina urung melangkahkankan kakinya, kembali masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Ia belum siap satu ruangan dengan suaminya itu, kejadian semalam masih membuatnya malu. Sialan memang.

Sedangkan Bayu langsung turun ke lantai bawah, menuju meja makan. Di sana sudah ada Bi Lastri dan Ayu yang sedang menyiapkan sarapan.

“Pagi, Mas.” Sapa Bi Lastri yang melihat Bayu memasuki ruang makan.

“Pagi, Bi.” Balas Bayu sekedarnya

Bi Lastri heran melihat Bayu yang bersiap memakan sarapannya tanpa menunggu Katerina. Tapi ia tidak mengatakan apa-apa, Bi Lastri tahu Bayu bukan orang yang mudah bercerita terutama tentang hal pribadinya.

Setelah menghabiskan sarapannya, Bayu langsung bergegas pergi untuk bekerja. Dan Katerina yang mendengar suara mobil keluar rumah langsung turun ke bawah untuk sarapan, perutnya sudah lapar sekali. Gara- gara semalam sih ahh – gerutunya dalam hati.

Bi Lastri yang sedang membereskan piring bekas sarapan Bayu pun menyapa kedatangan Katerina, “Pagi, Mbak Katerin.”

“Pagi, Bi.” Balas Katerina dengan tersenyum ramah.

“Bibi sama Ayu udah sarapan belum?” Lanjut Katerina bertanya pada kedua ART rumah

“Belum Mbak.”

“Ya sudah sini sarapan sama saya.”

Kedua ART itu saling berpandangan, “Emang nggak papa, Mbak?” Tanya Bi Lastri akhirnya.

“Nggak apa-apa, Bi. Beneran.”

Akhirnya pag itu pun Katerina sarapan bersama kedua ART-nya. Menurutnya itu lebih baik daripada harus sarapan dengan suaminya.

***

Malam harinya saat Katerina sedang menonton televisi di ruang tengah, suara mobil Danu terdengar memasuki rumah maka buru-buru Katerina mematkan televisinya dan lari ke kamarnya. Sebisa mungkin ia mengindari bertemu dengan Bayu.

Hari-hari berikutnya pun seperti itu. Awalnya Bayu tak menyadari tingkah Katerina yang menghindarinya. Sampai akhirnya akhir pekan tiba dan besok mereka akan berangkat ke Prancis, Bayu baru sadar satu minggu ini tidak ada interaksi dengan Katerina sama sekali. Ia hanya ingat terkahir berbicara dengan Katerina adalah malam itu, seketika bayangan tubuh istrinya berputar lagi membuatnya langsung geleng-geleng kepala.

Mengetuk pintu kamar istrinya, Bayu akan membicarakan tentang bulan madu mereka,

Tok..tok..tok

Katerina yang sudah berbaring di ranjang, akhirnya bangun dan membuka pintu. Dilihatnya sang suami yang tengah berdiri di depannya.

“Saya mau ambil koper.” Tanpa membalas ucapan Bayu, Katerina menggeser tubuhnya mempersilahkan suaminya masuk ke kamar.

“Besok kita akan berangkat ke Prancis. Kamu nggak lupa kan rencana ‘bulan madu’ kita?”

“Aku nggak ingat, Mas.” Ucapnya dalam hati. Katerina sungguh lupa akan hal itu, ia bahkan belum mengemasi bajunya.

Tak mendengar jawaban istrinya, Bayu menoleh. Tatapannya langsung bertemu dengan Katerina, seolah bertanya “Ingat tidak?” Katerina yang menyadari hal itu, langsung mengangguk “Iya, Mas aku ingat. Ini aku juga mau packing bajuku.” Kilahnya ikut mengambil koper dan membuka lemari pakaian.

“Besok sekretaris saya yang akan menjemput kamu ke sini. Saya tunggu di bandara.” Ucap Bayu sesaat sebelum ia meninggalkan kamar Katerina.

Merebahkan dirinya di ranjang, Katerina memejamkan matanya “Anggap saja liburan gratis. Kapan lagi kan ke Prancis nggak modal, cuma bawa diri doang.” Ucapnya pada diri sendiri.

Keesokan harinya sekretaris Bayu benar-benar menjemput Katerina dan saat ia sampai di bandara, suaminya itu sudah duduk di area boarding lounge. Katerina tak menghampiri Bayu, ia lebih memilih tempat duduk yang berjarak dengan suaminya itu. Saat akhirnya mereka memasuki pesawat dan duduk bersebelahan satu pun dari mereka tidak ada yang berbicara.

Sesampainya mereka di Kota Paris, Prancis mereka menaiki taxi untuk mengantar sampai ke hotel. Dalam perjalanan itu, Katerina yang begitu kelelahan akhirnya tertidur dan tanpa sengaja menjatuhkan kepalanya ke pundak Bayu.

Bayu yang tadinya sedang memegangi ponsel tiba-tiba tersentak kaget, tapi tak menyingkirkan kepala Katerina. Di tengah keheningan taxi, diam-diam tanpa Bayu sadari jantungnya berdetak lebih cepat.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 104 - Pilihan Katerina

    Sekali pun Katerina ingin berpisah dengan Bayu, tapi nyatanya kalimat perpisahan yang baru ditawarkan oleh laki-laki itu tetap menggores hatinya. Rasanya sakit sekali, Katerina tak pernah menduga ia akan seterluka ini hanya karena mencintai Bayu.Namun saat ini yang terpenting bukan perasaan cintanya, bukan rasa sakitnya, tapi harga diri yang harus ia pertahankan. Katerina tak ingin bertahan dengan laki-laki yang merusak hubungan suci mereka. Sekarang ia bertanya-tanya apa selama ini di mata Bayu dirinya hanya boneka yang laki-laki itu permainkan?Dengan sisa harga diri yang masih Katerina genggam, ia berbalik menatap ke arah Bayu."Aku memilih bercerai dari kamu dan kita berpisah."Jawaban itu tak pernah Bayu duga. Kenapa prediksi Amanda salah? Bukankah Katerina mencintainya? Kenapa perempuan itu memilih berpisah dengannya?Pertanyaan-pertanyaan itu mengisi pikiran dan hati Bayu sampai laki-laki itu tidak sadar Katerina sudah masuk ke dalam kamar.Namun bukannya meminta maaf atau set

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 103 - Pilihan Untuk Katerina

    Bayu perlahan membuka matanya, ia sempat bingung ada di mana sebelum akhirnya melihat tangga yang tak jauh dari pandangannya dan sadar semalam ia mengetuk pintu Katerina sampai lelah dan terduduk hingga ketiduran."Katerina..." Gumamnya pelan.Laki-laki itu kemudian berdiri, kembali mengetuk pintu kamar Katerina dan memanggil-manggil nama perempuan itu."Katerina..""Katerina, buka pintunya. Ayo kita bicara."Berkali-kali ia melakukan itu tetap tidak ada jawaban dari dalam kamar itu seperti semalam, lalu Bayu melirik ke arah jam di tangannya. "Sudah hampir jam depalan. Apa Katerina sudah berangkat ke butik?"Laki-laki itu kemudian turun ke lantai bawah, menemui Bi Lastri. Siapa tahu paruh baya itu sempat bertemu Katerina."Bi, apa Katerina sudah berangkat kerja?" Tanya Bayu pada Bi Lastri.Bi Lastri memperhatikan penampilan Bayu yang masih memakai setelan kerja semalam. Perempuan itu semakin yakin ada yang tidak beres dengan kedua majikannya itu. "Kayaknya udah, Mas. Soalnya tadi bera

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 102 - History Repeats Itself

    Bayu sampai ke rumah setelah ia berobat terlebih dahulu ke rumah sakit. Pukulan-pukulan yang dilakukan oleh Andrea sangat keras sampai menghancurkan wajah tampannya, untungnya tidak ada luka yang serius."Gue yakin Katerina bakal ninggalin Lo! Kalau dia nggak mau tetap bakal Gue paksa!! Dasar keparat, brengsek!"Ucapan Andrea masih teringat jelas dipikirannya. Apa benar setelah ini Katerina akan meninggalkannya?Memasuki rumah, ia langsung menuju dapur untuk mengambil es. Ia tetap perlu mengompres lebam di wajahnya karena masih terasa ngilu."Loh, Mas Bayu kenapa?" Tanya Bi Lastri yang sedang membersihkan peralatan memasak."Nggak apa-apa, Bi. Tadi ada kecelakaan sedikit. Apa Katerina sudah pulang?" Meski masih penasaran dengan apa yang terjadindengan majikannya, tapi Bi Lastri memilih tidak bertanya lebih lanjut."Sudah, Mas. Tadi juga sempat makan malam sama Bibi." Jawab Bi Lastri. Setelah membereskan barang-barangnya dari kamar Bayu, Katerina memang sempat makan malam dengan Bi Las

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 101 - Mimpi Buruk, Tangis Dalam Mobil, Dan Prasangka

    Katerina menarik napas dalam, berusaha meredakan nyeri yang sedang mengisi hatinya. Langkahnya ia tegaskan untuk tetap masuk ke dalam restoran itu meski tangannya gemetar.Katerina memilih kursi yang tak jauh dari Bayu dan Amanda. Di tempat ia duduk kini, posisi Bayu membelakanginya, tapi posisi Amanda berhadapan dengannya. Jika mata perempuan itu tidak rusak seharusnya bisa melihat kehadiran nya, tapi sepertinya perempuan itu tak sadar karena begitu menikmati suapan suami Katerina.Seorang pelayan mendekat ke arah Katerina sesaat setelah perempuan itu mengangkat tangannya."Selamat siang, ada yang bisa saya bantu, Kak?" Tanya si pelayan."Saya mau pesan rawon. Take away ya, Kak " Balas Katerina dengan nada yang sengaja ia tinggikan. Dapat Katerina lihat tubuh Bayu yang menegang dan tatapan terkejut Amanda yang mengarah kepadanya."Ada lagi, Kak?""Sudah, itu saja.""Baik, Kak. Mohon ditunggu ya." Akhir si pelayan sebelum akhirnya berlalu dari hadapan Katerina bertepatan dengan Bayu y

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 100 - Luka Di Restoran

    "Saya nggak bisa, Katerina."Ucapan itu membuat Katerina seketika membuka mata dan tatapannya bertemu dengan tatapan milik Bayu yang masih di atasnya."Kamu lagi nggak mood ya, Mas?" Tanya Katerina.Bayu bingung untuk menjawab, bagaimana bisa ia menjelaskan bahwa dirinya merasa tidak pantas untuk menyentuh istrinya? Bagaimana kalau Katerina bertanya apa alasannya?"Saya ngantuk sekali, Katerina. Takutnya kita berhenti di tengah jalan. Kan nggak seru." Jawab Bayu dengan sedikit kekehan di akhir kalimatnya, setelahnya laki-laki itu meminta maaf."Maaf, ya. Mungkin lain kali kita bisa melakukan itu." LanjutnyaMeski kecewa Katerina tetap tersenyum, mungkin Bayu memang mengantuk. Ia dapat memahami itu, apalagi suaminya hari ini pulang telat yang berarti di kantor sedang sibuk-sibuknya."Iya, nggak apa-apa, Mas. Aku ngerti kok. Ya udah, sekarang ayo kita tidur aja." Ucap Katerina sambil mengusap kedua pipi Bayu.Laki-laki itu lantas menyingkir dari atas tubuh Katerina dan berbaring di samp

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 99 - Penolakan Di Akhir

    "Hey, cantik. Kamu udah pulang?" Ucap Bayu sesaat setelah ia keluar dari kamar mandi dan melihat Katerina sudah ada di kamar mereka.Katerina berbalik, tangannya masih memegang kartu nama seorang dokter kandungan dan dompet milik Bayu."Mas, kamu kok punya kartu nama dokter kandungan? Siapa yang hamil, Mas?" Tanya Katerina sambil menunjukkan kartu nama yang ia pegangTubuh Bayu menegang, langkahnya terasa berat saat ia mendekat ke arah Katerina. Sebisa mungkin ia menjelaskan dengan tenang agar istrinya tak curiga. "Itu saya dapat dari rekan pengusaha, katanya dokternya bagus. Dia merekomendasikan itu ke kita kalau suatu saat nanti kamu hamil.""Apa kamu mau aku cepat hamil, Mas?" Tanya Katerina lagi. Kini perempuan itu terlihat murung karena mengira Bayu menerima kartu nama dari rekan kerjanya dengan maksud ingin secepatnya punya anak atau menyuruh Katerina agar cepat hamil."Hey... Bukan itu maksud saya. Saya nggak sedang memaksa kamu agar cepat hamil. Ini tubuh kamu, jadi saya menye

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status