Share

2. Hukuman Keluarga

Penulis: D'Rose
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-10 06:43:32

"Aku pingsan? Dimana aku sekarang?" Zee meraba bagian belakang kepala yang masih terasa sakit. Rupanya ada darah yang sudah mulai mengering menempel pada telapak tangannya. Penglihatan Zee kembali jelas, tapi masih terasa sulit untuk sekedar membalikan tubuh dari posisi telungkup. Butuh beberapa menit dan usaha yang ekstra membuat badannya menjadi terduduk.

Tidak ada cahaya matahari yang masuk, hanya bohlam lampu berwarna kuning itu pun sudah sedikit redup. Semua dibatasi oleh dinding, hanya ada satu pintu besi yang diatasnya ada sedikit celah dengan dihiasi tiga jeruji besi sebagai penghalang. "Ruang bawah tanah." Zee menyimpulkan, hasil observasi singkat.

"Anda sudah sadarkan diri?" Terdengar suara perempuan entah dari mana asalnya. Ternyata disalah satu ujung dinding terdapat speaker bila dilihat lebih tajam.

"Siapa kamu!" Zee berjalan kearah pintu memastikan bisa membukanya, bahkan dia juga menendang-nendang tembok. Berharap itu lebih rapuh dari pintu besi tua. Tapi keduanya sangat kokoh. Sisa tenaga Zee saat tidak akan bisa merobohkan keduanya.

"Anda tidak perlu tahu siapa saya." Ada sedikit jeda, seolah perempuan itu bisa melihat langsung apa yang sedang diperbuat Zee. "Usaha yang anda lakukan juga sia-sia."

'Selain bisa mendengar, dia juga bisa melihat apa yang aku lakukan? Apa ruangan ini juga disertai cctv?' Zee pernah mengambil kelas bisnis privat. Mungkin negosiasi sedikit bisa membantu dirinya keluar dari tempat ini. "Kenapa aku ada disini? Untuk siapa kamu bekerja?"

"Mulai besok anda akan kami latih."

"Dilatih? Untuk apa?" Gagal sudah, negosiasi tidak akan bisa mengeluarkan Zee. orang mengurungnya memiliki tujuan yang bukan soal uang atau keuntungan sesaat.

"Anda akan kami keluarkan jika semua pelatihan sudah diselesaikan dan anda dinyatakan lulus oleh kami."

"Aku benar-benar tidak mengerti semuanya. Lagi pula aku sudah tidak ingin melawan siapapun."

"Kalau begitu anda sendiri yang akan dihabisi oleh musuh jika tidak melawan. Kita akan berjumpa lagi besok. Selamat beristirahat. Tuan Muda."

Tuan Muda? Dalam pikiran Zee mungkinkah ini perbuatan kakek? Atau ayah dan ibu? Siapapun itu Zee tidak tahu alasan sebenarnya kenapa harus mengikuti 'latihan' ini. Dirinya sudah keluar dari rumah dan otomatis dirinya bukan bagian dari keluarga Theodora dan tidak akan mencampuri urusan mereka lagi.

Sempat menyadari bahwa ada sesuatu yang janggal dengan keluarga Theodora tidak seperti keluarga konglomerat pada umumnya. Beberapa kali Zee mendapati ada orang yang mencoba membuntutinya. Awalnya merasa bahwa memang Zee yang menjadi incaran dari para pesaing bisnis keluarga Theodora.

Suatu hari Zee dan Thea di culik oleh orang yang tidak dikenal. Zee mencoba meloloskan diri dengan sekuat tenaga bahkan mengorbankan dirinya terluka demi melindungi Thea. Kebenarannya orang yang memiliki niat jahat adalah sanak keluarga sendiri yang menyimpan dendam. Apalagi setelah diumumkannya Zee sebagai pewaris sah semua kekayaan Theodora. Cara pandang para paman dan bibi langsung berbeda melihat Zee. Ada tatapan sinis disetiap pandangan mereka.

Zee jadi penasaran persaingan dalam keluarga yang sangat ekstrim. Setelah ditelusuri ternyata semua keluarga besar Theodora tidaklah selalu memiliki hubungan darah. Keluarga Theodora yang sesungguhnya, adalah kakek Gio, anaknya Araya, menantunya Tedi dan cucu sedarahnya Thea, Zee dan yang lainnya hanya anak adopsi yang dimasukkan kedalam keluarga Theodora. Entah untuk tujuan apa, Zee belum mengetahui sampai tahap itu. Terlanjur insiden jurnal dan dirinya diusir.

Dari situ juga Zee mulai menyadari perasaan sayangnya pada Thea lebih dari sekedar seorang kakak. Mungkin itu juga salah satu sugesti. Karena menyelidiki silsilah keluarga. Malah semakin berani memupuk perasaan Zee pada Thea makin kuat. Tidak apalah pikir Zee, memang tidak ada hubungan darah diantara mereka. Tapi semua itu sia-sia pada akhirnya.

Saat ini keberadaan Zee berarti hukuman karena mencoba mencari tahu silsilah keluarga Theodora. Mudah saja untuk Gio atau Tedi langsung membunuh Zee dan menghilangkan jejaknya dari pada mengurung seperti hewan di sel bawah tanah ini.

'Oh aku tahu! Mereka ingin membunuhku dengan cara menyiksa secara perlahan-lahan, hingga aku menghembuskan napas yang terkahir." Zee sedikit tercerahkan dari hasil pemikirannya sendiri.

Karena sedari kecil Zee sudah dilatih berbagai macam hal. Sebagai bekal pewaris seluruh kekayaan keluarga Theodora. Dari mulai pelajaran dasar bisinis hingga langsung terjun kelapangan. Tapi tidak ada pelatihan yang seekstrem ini. Mengingat penjelasan perempuan di speaker tadi. Zee akan dilatih, itu mungkin lebih pada siksaan fisik yang akan diterimanya. Dengungan keras melengking, bukan berasal dari speaker diujung ruangan itu. Ini berasal dari dalam kepala Zee.

Kilasan balik kejadian saat umurnya tiga tahun, ingatan anak kecil yang sama itu kembali muncul dalam penglihatannya. Bagai film yang diputarkan kembali dengan layar yang besar.

Beberapa orang masuk kedalam rumah dangan senjata besar, isi pelurunya banyak hingga terjuntai. Laki-laki itu membombardir tembakan ke seluruh penjuru rumah. Tembok rumah penuh dengan lubang dengan peluru bersarang disana, pecahan kaca berserakan di lantai.

"Tetaplah diam didalam hingga dia datang!" Kalimat terkahir yang diucapkan wanita yang tengah sekarat itu.

"Mommy!" Anak kecil itu berteriak sebelum sang perempuan menutup pintu lemari dan menguncinya dari luar. Wajah Perempuan itu akhirnya terlihat jelas. Bukan ibu angkatnya Araya, tapi perempuan lain. Apa dia adalah ibu kandung Zee? Apa yang terjadi sesungguhnya pada keluarga Zee.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   43. Jodoh Yang Disiapkan

    "Bagaskara.""Hm! Kakek merasa kurang setuju dengan keluarga itu, selain karena Tedi terlalu banyak memiliki kerja sama dengan mereka aku tidak yakin semua itu kerja sama bisnis biasa. Pasti mereka mempunyai rencana yang tidak ketahui.""Aku juga berpikir demikian, apalagi beberapa kali mendapati Thea seperti diabaikan oleh suaminya.""Zee, cari tahu semua kabar terbaru serta keadaan rumah tangga Thea, biarkan Raka melakukan semuanya. Aku memberikan otoritas penuh, jika dia membutuhkan sesuatu segera fasilitasi dengan kualitas yang terbaik." Zee sudah memantapkan diri agar tidak bertindak sembrono lagi, menuruti kehendak kakeknya. Namun perasaannya pada Thea memang tidak pernah padam mendengar hal ini saja sudah membuat Zee sangat senang. Hatinya yang sempat kosong kini kembali membara dan terbakar menjadi semangat "Jika dia tidak bahagia dengan pernikahannya, kamu harus kembali membawa Thea. Kita berdua masih sanggup memberikan bahkan lebih dari sanggup untuk memenuhi kebutuhan Thea

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   42. Meluruskan Kesalah Pahaman

    "Jangan dibukan Kek, besok saja kita berbicaranya. Aku melihat Kakek sudah sadar saja sangat senang dan cukup puas. Pelan-pelan saja aku masih bisa menunggu." Zee menahan Georgio yang hendak melepaskan selang oksigen yang menutup mulut dan hidungnya. Georgio juga menurut saja apa yang dikatakan Zee saat melihat Eva mengangguk menyetujui apa yang disarankan oleh Zee. Sebagai gantinya Georgio mengelus rambut Zee kemudian turun ke wajahnya, sudah berapa tahun dia tidak bertemu dengan salah satu cucu kesayangannya ini. "Kakek maafkan. Aku yang salah, enggak tahu diri dan wajib dihukum oleh keluarga Theodora. Kalian sudah melimpahkan harta dan kebahagian yang sangat banyak padaku. Aku dengan disengaja merusak masa depan yang sudah cerah dan jelas berada dalam genggamanku." Jika Georgio tidak menepuk-nepuk punggung tangan Zee untuk berhenti, mungkin Zee seharian akan menyalahkan dirinya didepan Georgio. "Aku sudah menyadari kesalahanku dan aku sedang melakukan perbaikan untuk kedepannya dem

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   41. Hampa

    "Semuanya berjalan dengan baik." Itu kalimat pertama saat Eva bertemu dengan Rafli di teras rumah. Eva mengangguk dan setelahnya Rafli memilih untuk meninggalkan orang-orang yang menyambut kedatangan mereka. Beberapa anggota lain yang tidak suka melihat kelakuan Rafli dan hendak mencegahnya pergi begitu saja, namun Eva memberi isyarat untuk membiarkan Rafli. Fokus mereka sekarang harus tertuju pada Zee yang sedang mengelurkan Georgio dibantu dengan anggota yang lainnya. Genta dan Eva segera cekatan membawa Georgio kedalam kamar yang sudah disiapkan dan si sulap tidak kalah dengan kamar rawat kelas VVIP . Segala macam peralatan yang dibutuhkan sudah ada disana. Zee tidak menganggu lagi dan memilih menunggu dengan jarak saat Eva dan Genta yang sedang melakukan pemeriksaan terhadap Georgio, mengecek detak jantung, pupil mata serta mulai memasangkan alat-alat itu pada tubuh Georgio. Barulah setelah semua selesai Eva dan Genta mendekat pada Zee untuk melaporkan kondisi Georgio. "Apa kondi

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   40 Misi Penyelamatan

    Keberadaan Zee saat ini sangat berbahaya. Karena sudah ada pihak yang berani memata-matai mereka. Cepat atau lambat Tedi akan segera mengetahui bahwa Zee masih hidup. Mereka putuskan untuk segera membereskan misi kali ini. Rencananya, Raka akan berpura-pura menjadi pasien, dan berbaur dengan antrian pasien di ruang tunggu. Itu lebih memudahkan dirinya memantau pergerakan kami dan juga cctv sekitar. "Kamera CCTV lorong A dan E sudah aku aturkan. Rafli kamu bisa bergerak sekarang." ucap Raka dalam interkom yang mereka pasang masing-masing sebagai tanda komunikasi. "Baik, aku mengerti." Kemudian Rafli mulai bergerak, sebelumnya sudah memantau bahwa tidak sembarangan dokter yang bisa masuk kedalam ruangan itu. Langkah pertama, dia akan menyamar menjadi cleaning service dengan menggunakan hal tersebut dia bisa memasuki akses ruang ganti dan mencuri ID Card dokter yang ditargetkan dan Raka membantu dengan melihat jadwal dokter tersebut sebelumnya. Misi sudah di mulai setengah jam yang lal

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   39. Ruangan Mencurigakan

    Mereka akhirnya tertidur di gang sempit itu semalaman. Orang yang pertama bangun sepertinya Raka, sebab ketika Zee membuka mata, dia melihatnya sudah berkutat dengan laptop dan ponsel. Sementara Rafli masih tidur lelap di kursi pengemudi. Mungkin dia lelah mengemudi semalaman. Zee kebingungan tidak bisa keluar dari mobil saja, karena gang ini benar-benar pas dengan body mobil. Sangat sulit untuk membuka pintunya saja barang sedikit. Sekarang yang bisa dilakukan Zee hanya menunggu Rafli bangun. Tidak mau juga dirinya membangunkan Rafli secara paksa juga. Zee mencoba mengecek takut kalau Eva tidak mendapatkan perkembangan kabar dari misi ini. Namun ponselnya yang ternyata mati kehabisan batreai. Gerak-gerik Zee membuat fokus Raka menjadi buyar, dia bisa melihat Zee mulai tidak nyaman berada di kursi belakang lewat kaca spion tengah. “Tuan muda sudah bangun?” Suara Raka membuat Rafli jadi terbangun. Dia merenggangkan tubuhnya sejenak untuk kemudian ikut menengok kearah belakang. “Po

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   38. Pengejaran Dini Hari

    "Bisa jadi, karena kalian berdua mengintai rumah itu. Mungkin kalian juga enggak sadar sedang diperhatikan juga." "Sikap kami masih terlihat wajar dan kami rasa enggak terlalu lama berada disana." "Tetap saja, mereka bukan keluarga konglomerat biasa, sehingga pergerakan sekecil apapun bisa menjadi perhatian mereka.” Zee teridam, dalam hati membenarkan dari penjelasan dari Raka dan merenungkan sikap gegabahnya. Apa yang ditakutkan dan peringatan Rafli yang dianggap sepele oleh Zee menuai hasil yang sangat cepat. Rafli sempat melihat kearah Zee namun tidak merespon apapun. Dia cukup puas tuan mudanya akan belajar dari kesalahan. Risiko dari masalah ini masih bisa diatasi.“Itu sudah berlalu, sekarang kita harus pergi dari hotel ini. Keberadaan kita sudah ketahuan pihak luar. Tidak menutup kemungkinan keluarga Theodora juga lambat laun akan tahu.” Raka dan Zee saling menatap, menit berikutnya mereka berpencar langsung mengemasi barang bawaan masing-masing. 10 menit kemudian, mereka be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status