Home / Romansa / Pria Bayaran Dokter Cantik / Bab 7. Transaksi Bercinta?

Share

Bab 7. Transaksi Bercinta?

Author: Gadis Nakal
last update Last Updated: 2023-08-13 01:22:04

Bukannya terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan Neil, Shania justru tertawa mengira jika Neil sedang melemparkan lelucon murahan padanya.

"Kamu gigolo? Hei ... usiamu masih sangat muda, bagaimana mungkin?" Sedang mabuk, lalu Neil berkata seperti itu, membuat Shania geli dan terus tertawa. Neil hanya bisa mengembuskan napas dengan berat, ya sudah kalau tidak percaya, pikirnya.

"Aku mengatakan yang sebenarnya, jika kamu ingin mencari pria hanya untuk membalas perbuatan suamimu, maka aku orang yang tepat," kata Neil. Tidak akan mungkin ia membiarkan Shania jatuh ke tangan pria lain. Dia tertarik dengan wanita yang tengah mabuk dan meracau tidak jelas sejak tadi, jadi bagaimana mungkin merelakan Shania ada di dalam pelukan laki-laki selain dirinya?

Shania terkekeh geli mendengar ucapan Neil, ia menganggap Neil itu sama mabuknya dengan dia. 

"Kamu juga pasti sedang mabuk, sekarang bantu aku berdiri, kita akan bersenang-senang di bar, Bocah! Ayo bantu aku!" Shania mengulurkan satu tangannya, meminta agar Neil membantunya berdiri lalu memapah tubuhnya yang sudah sempoyongan. 

Terpaksa Neil memanggil taksi, dia tidak mungkin memapah seorang wanita mabuk sembari berjalan kaki menuju ke bar tempatnya bekerja. Tak perlu menunggu lama, sebuah taksi melintas di hadapannya, lalu Neil membantu Shania masuk ke dalam taksi. 

"Bocah, apa kamu tahu berapa tarif pria bayaran yang bisa bercinta denganku satu malam saja?" Shania kembali mengoceh tidak jelas di dalam taksi, karena kesal ... Neil pun membungkam mulut Shania dengan sebuah ciuman, cukup lama dan dalam, awalnya Shania dibuatnya terkejut setengah mati.

"Kamu ... sekali lagi melakukannya–”

“Ya, sekali lagi mengoceh tidak karuan sedangkan kita berada di dalam kendaraan umum, maka aku tidak akan segan mengulanginya, kamu paham?” ucap Neil dengan santai tanpa merasa bersalah sedikit pun pada apa yang baru saja ia lakukan terhadap Shania.

Neil tidak peduli jika tadi ia baru saja mencium seorang wanita yang sudah bersuami, lagi pula hanya mencuri sebuah ciuman saja tidak akan membuat wanita di sampingnya kehilangan harga diri. Sebelumnya, Shania juga sudah mengambil satu kecupan manis dari bibir Neil, jadi pemuda itu menganggapnya impas!

Shania menepuk-nepuk kepala Neil, lagi-lagi pemuda itu menjadi sasaran kekesalannya setiap kali ia teringat dengan ucapan Thomas padanya di restoran.

“Ya Tuhan, Dok! Sekali lagi kamu memukul kepalaku, aku benar-benar akan memperkosamu di dalam taksi ini!” seru Neil. Supir taksi yang melihat kedua orang di kursi belakang hanya bisa menggelengkan kepala. Dasar orang mabuk! Pikirnya.

Sial memang nasib Neil, di klub malam ia terpaksa menemani Shania. Wanita itu benar-benar ingin mabuk sampai tidak sadarkan diri sepertinya. Sudah tiga kaleng bir ia minum, tidak biasanya Shania meminum minuman beralkohol selama ini.

Tetapi, malam ini adalah sebuah pengecualian bagi Shania, hatinya benar-benar dibuat patah oleh Thomas.

Sembari menangis, sesekali ia memukul dada Neil, lalu memeluk pemuda itu, kemudian menggigit pergelangan tangan Neil. Marion hanya bisa tertawa melihat tingkah wanita yang dikiranya adalah pelanggan Neil.

Baru menjadi calon pelanggan, catat itu!

Mereka berdua belum melakukan transaksi sama sekali.

“Hei, sepertinya kamu begitu sabar menemani wanita ini,” ujar Marion saat wanita cantik berusia 40 tahun lebih itu berada di samping meja Neil dan Shania.

“Itu—”

“Carikan aku pria yang bisa memuaskanku,” racau Shania membuat Marion mengernyitkan keningnya. Di sebelah Shania sudah ada seorang pria, mau pria model seperti apa lagi? Di klub malam, Neil sudah yang paling terkenal dan banyak yang tergila-gila padanya.

“Nona, hmm … di sebelahmu sudah ada seorang pemuda. Apa kamu tidak tertarik dengannya?” 

“Hah? Tidak, tidak, dia masih terlalu bocah. Aku … ingin yang lebih matang dan berpengalaman!” Kedua mata Shania terlihat sayu, bisa dipastikan sebentar lagi wanita itu pasti tidak sadarkan diri, wajahnya memerah seperti kepiting rebus.

“By the way, pemuda di sampingmu itu adalah yang paling berpengalaman dari semua host dancer di klub malam ini. Kamu tidak mau mencobanya?” Marion masih mencoba mempromosikan Neil di depan Shania.

Shania memiringkan kepalanya, lalu tertawa saat melihat wajah Neil. 

“Okay, berapa harganya semalam?” Sudah tidak tahu lagi apa yang dibicarakan, Shania merogoh sesuatu di dalam tas, “Ini kartu kreditku, aku bayar … sekarang!”

Neil menggosok ujung hidungnya, apa rasanya bercinta dengan wanita mabuk?

“Ma’am, aku tidak mungkin bercinta dengan wanita mabuk. Apa–”

“Diam kamu, Bocah! Aku sudah setuju untuk dilayani olehmu, jadi … malam ini kamu adalah milikku!”

Bruk!

Kepala Shania terjatuh di atas meja, Neil hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah konyol Shania saat ini. Ia pun melirik Marion, seakan meminta pendapat apa yang harus dilakukan olehnya terhadap Shania yang sudah tidak sadarkan diri.

“Bawa saja ke hotel, bukankah dia meminta dilayani olehmu?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pria Bayaran Dokter Cantik   Bab 40. Cemburu

    "Kau kenapa?" tanya Neil, wajahnya seketika bingung saat melihat Shania terdiam, apakah ada yang salah dengan ucapannya barusan?Deg!Raut wajah Shania seketika berubah saat Neil menyebutkan siapa nama wanita yang tadi disebut di hadapan mereka berdua. "Oh, pasti dia mencarimu karena dia menginginkan pelayanan darimu, kan?"Terdengar sekali dari nada bicara Shania, wanita itu saat itu seperti sedang cemburu.Ehm, cemburu?Neil mengulum senyumnya, dia tidak ingin percaya diri berlebih terlebih dahulu meski dia yakin sekali saat ini memang Shania merasa cemburu pada Catherine, biar saja untuk sementara Neil tidak akan menampik apa pun. Ia ingin tahu, apa reaksi Shania selanjutnya.Tidak, dia tidak bermaksud mengerjai Shania, tapi dicemburui seperti ini sangat menyenangkan bagi pemuda tengil satu ini."Marcus, apa saja yang dia katakan padamu kemarin? Aku memang sudah lama tidak bertemu Catherine, pasti dia ingin berbincang-bincang denganku. Secara keseluruhan, dia itu wanita yang baik,"

  • Pria Bayaran Dokter Cantik   Bab 39. Kapan Kau Bercerai, Shan?

    Cukup lama Neil terdiam, berusaha mencerna ucapan Shania. Ia percaya pada Shania tidak akan mungkin menyakiti dirinya. Wanita itu terlalu lembut, apa mungkin tega melakukannya?"Aku yakin, kau tidak akan pernah menyakitiku, Shan." Kata-kata Neil itu sebetulnya hanya sebuah penghiburan terhadap dirinya sendiri, takut menerima kenyataan jika suatu saat Shania benar-benar melakukannya.Shania tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis mendengar ucapan Neil barusan. Bisa seperti itu ya? Neil mempercayai dirinya, padahal dia dan Neil belum lama mengenal satu sama lain, apakah pemuda itu terlalu naif?Neil tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Shania dan apa yang wanita itu rencanakan. "Aku hanya ingin tahu, bagaimana jika sewaktu-waktu aku menyakiti, lalu membohongimu, apakah kau juga akan membenciku?" Shania ingin memastikan seperti apa perasaan Neil jika suatu hari semua terjadi seperti yang baru saja diucapkan Shania padanya.Untuk sejenak pemnuda itu merenung, kedua matany

  • Pria Bayaran Dokter Cantik   Bab 38. Tinggal Bersamaku, Shan?

    Shania baru saja keluar dari dalam ruangannya, satu orang pasien terakhir sudah berlalu sejak beberapa menit yang lalu, Shania terlihat menawan di mata Neil, dengan rambut yang dikuncir kuda dan riasan tipis di wajahnya."Apakah sudah tidak ada pasien lain, Shan?" tanya Neil, karena dia tidak tahu apakah saat ini Shania menemuinya karena mengambil jeda sebentar, atau memang jam kerjanya benar-benar telah berakhir."Kau tidak perlu khawatir, jam kerjaku sudah selesai, lalu sekarang kau bisa mengatakan ke mana kau akan mengajakku? Aku tidak bisa pergi terlalu lama karena aku harus mengambil pakaianku di rumah mertuaku," kata Shania."Bagaimana kalau aku ajak kau pergi ke kafe milikku? Hm ... aku akan membuatkan secangkir kopi spesial untukmu, ok?" Neil menjawab pertanyaan Shania. "Kafe milikmu? Memangnya kau memiliki kafe?" Shania terkejut dengan apa yang baru saja diucapkan Neil, apa pemuda ini sedang membohonginya? "Ya, aku memiliki kafe tidak jauh dari pusat kota. Kau pikir, aku ak

  • Pria Bayaran Dokter Cantik   Bab 37. Cium Hangat Dari Neil

    Shania memutuskan untuk mengambil setengah dari pakaian yang ia miliki dan memindahkan ke rumah Misa, masalahnya, ia merasa dirinya sudah tidak lagi dibutuhkan di rumah milik Thomas, lagi pula, pria itu sudah tidak lagi menghubungi dirinya seperti yang biasa dilakukan oleh Thomas dulu."Misa, nanti sepulang bekerja aku tidak akan langsung kembali ke rumahku, aku harus mengambil pakaian dan juga perhiasan milikku, setidaknya aku bisa menjual perhiasan jika aku membutuhkan uang untuk membekali hidupku," kata Shania. Sejujurnya Shania tidak sampai kekurangan seperti ini, ia hanya mengantisipasi saja, tidak selamanya seseorang berada di atas, bisa saja tiba-tiba ia ditimpa kemalangan. 'kan?"Kau berhati-hati lah, Shan, apa perlu aku temani?" tanya Misa. Sejujurnya, dengan situasi Shania, Misa benar-benar mengkhawatirkan wanita cantik itu."Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri, Misa. Kau langsung saja kembali ke rumah, aku akan ke sana, tidak memakan waktu, aku hanya akan membawa be

  • Pria Bayaran Dokter Cantik   Bab 36. Carla Cemburu?

    "Bagus, kalau kau mengabulkannya, maka aku tidak akan berbuat macam-macam pada dirimu, kau paham?" Donna pun tertawa. Berbuat macam-macam? Thomas lebih baik berpikir 1000 kali daripada dia terkena masalah nantinya. Dia tidak ingin menambah masalah yang sudah ada dengan masalah baru. "Kau tenang saja, aku tidak akan berbuat macam-macam yang bisa membuatmu kesal. Beberapa hari lagi kau bisa pindah ke rumahku, tentu saja aku akan mengenalkanmu pada ibuku, Donna." Thomas ingin membuat kemarahan Donna reda, agar dia tidak perlu mendengarkan celotehan-celotehan wanita itu lagi. Sudah cukup pusing dibuatnya hari ini oleh Donna. "Sekarang apa lagi yang ingin kau katakan, Donna, apakah ada hal lain?" Thomas dibuatnya tidak bisa fokus dengan apa yang dikerjakan olehnya. Donna seperti sedang memantau pekerjaannya, dan ini benar-benar menjengkelkan bagi Thomas. "Tidak ada, aku ingin pulang bersamamu, apakah kau merasa keberatan jika aku pulang dengan calon suamiku sendiri? Aku tidak mau ka

  • Pria Bayaran Dokter Cantik   Bab 35. Aku Hamil!

    Donna baru saja turun dari mobil mewahnya, dia membuka kacamata hitam yang menutupi wajahnya. Lalu dia pun masuk ke dalam rumah sakit, wanita itu akan mendatangi Thomas untuk menanyakan masalah pernikahan mereka berdua, sekaligus memberitahukan sebuah kejutan yang pasti bisa membuat Thomas mati berdiri. "Hm, kau harus melakukan sesuatu, Thomas. Menceraikan Shania dan segera menikahiku," ucap Donna seraya melangkah dengan mantap ke arah lift. Bayangan-bayangan indah mengenai pernikahan mewah dan lainnnya sudah ada di dalam pikiran Donna. Dia tidak mau tahu, pernikahan itu harus segera terjadi, jadi dia ingin memastikan kapan mereka bisa menentukan tanggal dan bulan. Beberapa orang memerhatikan Donna saat wanita itu melintas masuk ke dalam rumah sakit. Misa kebetulan baru saja hendak keluar, dan dia pun tidak lupu memerhatikan Donna, terlebih ketika wanita itu masuk ke dalam ruangan Thomas. "Siapa wanita itu?" Misa secara diam-diam saat Donna berdiri dan mengetuk pintu Thomas dia s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status