Home / Urban / Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku / Bab 1: Malam Panas yang Menggairahkan

Share

Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku
Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku
Author: Nareswari

Bab 1: Malam Panas yang Menggairahkan

Author: Nareswari
last update Huling Na-update: 2025-06-12 09:25:02

"Ahhh ...."

Sasha mendesah halus. Bibirnya yang mungil mengatup seiring dengan desahan napas yang terengah-engah.

Bagi Jade, suara seksi Sasha terdengar samar bagai magnet. Ia bergegas melangkah mendekati ranjang asal muasal suara Sasha.

"Sasha Blanc? Kenapa dia ada di kamarku?"

Jade tercengang. Ternyata, Jade mengenalnya.

Di bawah pencahayaan temaram kamar presidential suite, wajah Sasha merona merah. Tubuh seksinya terbalut gaun merah bertali satu yang panjangnya di atas lutut.

Pemandangan ini benar-benar mendorong hasrat Jade naik!

Ketika mendengar suara pria, Sasha menoleh. Matanya bertemu dengan mata hijau Jade yang berkilat tajam.

Tanpa pikir panjang, Sasha turun dari ranjang.

"Ahhh, Tuan. Aku benar-benar ... tidak tahan lagi."

Sasha melingkarkan kedua tangan di leher Jade. Lalu, berjinjit hendak menciumi lehernya.

Aroma maskulin sabun mandi pria menyeruak memenuhi hidung Sasha. Jade memang baru saja selesai mandi. Ia bahkan masih mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya.

"Ternyata, kamu sangat ... tampan."

Tangan lembut Sasha menyentuh wajah Jade yang sempurna. Rahang yang tegas, bibir tebal dan dagu yang sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus.

Jakun Jade mulai bergerak naik turun. "Kamu tahu, siapa aku?!"

Tubuh Sasha semakin bertambah panas. Ia menempelkan bibirnya di bibir Jade. Lalu, mengecupnya singkat.

"Aku tahu. Kamu gigolo yang mereka kirim untukku."

Jade mengerutkan dahi. "Mereka?! Siapa mereka?"

Pandangan mata Jade menelisik dalam, seolah tahu apa yang dialami Sasha sebelum sampai di kamarnya.

Sasha menyandarkan kepalanya di dada Jade. Tangannya tidak berhenti mengusap otot-otot perut Jade yang menggoda.

"Mereka yang membawaku ke siniーnggak tahu, siapa!"

Kamar Jade terletak di lantai tertinggi Le Grand Cielo Hotel. Kamar ini memberikan pemandangan panorama malam kota Crépusculaire yang indah. Namun bagi Sasha, keindahannya semu.

Dengan kehadiran Jade di sini, Sasha berharap bisa melenyapkan rasa sakit hati karena pengkhianatan tunangannya.

"Hei sadarlah, Nona! Jangan melewati batas!" seru Jade.

Sasha menurunkan tali gaunnya. "Tuan, tolong bantu aku hilangkan rasa nggak nyaman ini!"

Logika Jade ingin mendorong Sasha agar menjauh darinya. Namun, sikapnya justru bertolak belakang.

"Kamu yang memulainya. Jadi, jangan salahkan aku jika kamu menyesal!"

Sontak, Jade segera menggendong Sasha dan membawanya kembali ke ranjang. Lalu, menindihnya.

Jade tersenyum saat Sasha menatapnya. Lalu, bibirnya mendekati leher Sasha dan mulai meninggalkan jejak ciuman.

Sasha mulai merasakan sensasi luar biasa di kulit lehernya juga di bagian tubuhnya yang lain. "Ahh ... teruskan, Tuan!"

Jade tersenyum tipis. "Bagaimana? Enak, kan?"

Jade mulai melepaskan gaun Sasha hingga hanya meninggalkan pakaian dalamnya saja yang berwarna hitam dan berenda.

Perasaan Sasha campur aduk. Ia merasa aneh berbagi ranjang dengan pria asing. Tapi, sesuatu dari dalam diri Sasha memintanya untuk segera dituntaskan.

Waktu bergulir cepat bagaikan roda yang terus berputar.

Pagi harinya, Sasha terbangun. Ia merasakan sentuhan tangan seseorang memeluk perutnya yang datar.

‘Tangan siapa ini?’

Sasha terkesiap saat menoleh ke belakang. Sesosok pria asing sedang tertidur tenang. Wajah tampannya membuat Sasha menahan napasnya.

Pikiran Sasha semakin kacau saat melihat noda merah di dekatnya. ‘Astaga! A–aku sudah tidak perawan?’

Cemas dan takut.

Tubuh Sasha gemetar karena mendapatkan fakta telah kehilangan keperawanannya.

Sasha dan Val Demian telah bertunangan selama lima tahun. Jadi, bagaimana Sasha akan mempertanggungjawabkan perbuatannya pada Val di malam pertama pernikahan mereka nanti?

Saat masih memikirkannya, Sasha merasakan pegal pada seluruh tubuhnya, juga rasa sakit pada bagian vitalnya.

Sasha berseru pelan, "Oh, bodohnya aku!"

Sasha terkejut saat merasakan pergerakan ranjang. Ia melirik ke belakang dan melihat Jade bergerak. Kemudian, Jade mengerang pelan sambil melepaskan tangannya dari perut Sasha.

Peluang ini digunakan Sasha untuk segera turun dari ranjang. Lalu, memakai gaunnya kembali.

Kaki Sasha terasa lemas. Hatinya bergejolak marah sekaligus kecewa. Ia baru saja mengetahui perselingkuhan Val dan Paula.

Namun sekarang, Sasha pun berselingkuh dengan pria asing. Bahkan, mereka menghabiskan satu malam panas bersama tanpa pengaman.

Bukankah Sasha sama bejatnya seperti Val?

Sasha melihat jam dinding. "Jam 05:00 pagi."

Setelah menenangkan diri, Sasha buru-buru keluar dari kamar presidential suite milik Jade. Ia tidak melihat siapapun di luar.

Sasha yakin, tidak ada seorang pun yang memergoki keberadaannya di lantai presidential suite dan melaporkannya pada Val.

Setelah mendapatkan taksi, kecemasan Sasha semakin meningkat.

Jarak dari Le Grand Cielo Hotel ke rumah Val membutuhkan waktu 20 menit. Selama itu pula, jantung Sasha tidak berhenti berdegup kencang.

Sesampainya di kawasan elit Hibiscus Residence, Sasha turun dari taksi. Ia melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah Val.

Selama lima tahun, di sinilah Sasha tinggal bersama Val. Sasha bersyukur tidak ada pelayan yang melihatnya pulang. Ia bergegas menaiki anak tangga dengan perasaan was-was.

"Sasha, kamu baru pulang?"

Suara Val menghentikan langkah Sasha. Ia mendongakkan wajah, melihat Val sudah rapi dengan setelan jas mahal hitam edisi khusus.

"I–iya," jawab Sasha, gugup. "Aku ...."

Val menatapnya intens. “Memangnya kamu dari mana?!"

“A–aku …”

Belum sempat menjawab, Val menghampiri Sasha. Lalu, menarik rambut panjangnya ke belakang.

Val mencium aroma Sasha sejenak.

“Kamu habis minum-minum rupanya. Sudah mulai liar, ya!"

Val semakin mempererat jambakannya, membuat Sasha meringis kesakitan.

“Stop, Val! Aku ini tunangan kamu!” pinta Sasha, memohon.

Val tidak memedulikannya. Ia justru mencekik leher Sasha tanpa ampun. Kemudian, menatapnya tajam. “Tunangan?!"

Val tertawa, melepaskan tangannya dari leher Sasha.

Val mendekatkan mulutnya ke daun telinga Sasha. "Ingat Sasha, kamu berutang banyak padaku! Jadi, jangan bertingkah!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 65: Keluarga Jade

    “Sudah sejak lama.”Jade memandang lurus ke jalan. Wajahnya terlihat murung. “Ada apa, Hubby?” tanya Sasha penasaran. Sepertinya memang ada yang disembunyikan oleh Jade. Jade menggeleng. Lalu ia tersenyum pada Sasha. “Nggak ada apa-apa.”Tidak lama kemudian ponsel Jade berdering. Terlihat di layar dashboard mobil Ibu Jade menelepon. “Sepertinya kita nggak bisa langsung pulang ke rumah nih.” Jade langsung memutar setir, dan putar haluan menuju Kota Boisville. Sasha tertegun. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. ‘Kenapa perasaanku nggak enak ya?’“Maafkan aku memperkenalkan kamu kepada mereka dengan cara ini, Honey,” ucap Jade dengan nada sedih. Sasha menggenggam tangan Jade. “Nggak apa-apa, Hubby, apa yang kamu lakukan sudah lebih dari cukup.”Ponsel Jade kembali berdering. “Jawab aja, aku nggak akan apa-apa kok,” ucap Sasha. Jade kemudian memencet tombol di layar dashboard. “Ya, Bu,” kata Jade. “Jade, Ibu melihat berita hari ini di TV–”Belum selesai Laura berbicara, Jad

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 64: Keluarga Val

    Jade tersenyum “Baik, Bibi Holly. Bibi apa kabar?”Holly langsung memasang wajah cemberut. “Kamu tahu sendiri. Bibi selalu pusing melihat kelakuan anak bungsu Bibi.”Jade terkekeh.“Kamu juga terlalu memanjakan Val. Begitulah jadinya. Val tumbuh menjadi anak yang keras kepala dan semaunya sendiri,” ucap Alec.Alec dan Jade langsung berpelukan.“Maafkan aku, Paman. Padahal Paman dan Bibi sudah menitipkan Val kepadaku, tapi kami malah berakhir berhadapan di pengadilan,” ucap Jade.Alec menggeleng. “Tidak, tidak. Ini bukan salahmu. Oh iya, Sasha, apa kabar?”Sasha tersenyum kikuk. “Aku baik-baik saja, Om.”Holly segera mendekap Sasha. “Maafkan anak Tante, ya. Kami sudah berusaha supaya dia segera menikahimu, tapi entah apa yang ada di pikiran anak itu!”Sasha menggeleng. “Tidak apa-apa, Tante. Sekarang Aku sudah menemukan orang yang tepat.”Sasha menatap Jade dan tersenyum. Jade segera merangkul Sasha.“Oh benar! Tante sampai kaget menonton konferensi pers kalian. Kapan kalian menikah?”

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 63: Menghadapi Publik

    “Saya Sasha Gregory, dengan ini menyatakan, bahwa saya siap menghadapi Direktur Utama Les Bijoux by Demian dan juga Desainer C secara hukum di pengadilan,” ucap Sasha tak gentar.Sasha dan Jade melakukan konferensi pers di aula serbaguna kantor pusat Fairy Goldmother, hari Senin pagi. Semua wartawan dari berbagai media lokal dan internasional hadir di sana.“Apakah Anda memiliki bukti bahwa Anda adalah pemilik desain yang sebenarnya dari semua produk Les Bijoux by Demian selama lima tahun terakhir?” tanya seorang reporter dari Media Global Network.Jade angkat bicara. “Saya dan istri saya hanya akan membuktikan itu semua di pengadilan. Pertanyaan selanjutnya bisa Anda tanyakan langsung kepada para pengacara kami.”Jade langsung menuntun Sasha untuk turun dari podium. Grayson dan Grace Bastian duduk di tempat Jade dan Sasha semula duduk.“Halo semuanya! saya Grayson Bastian, dan saudari kembar saya, Grace Bastian yang akan mengawal Tuan dan Nyonya Gregory untuk menyelesaikan gugatan te

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 62: Kesepakatan Bersama

    “Kalian kini sah sebagai suami-istri,” ucap Grace. Semua saksi dan petugas kantor sipil bertepuk tangan. Jade dan Sasha tersenyum bahagia. Setelah pernikahan usai, mereka langsung kembali ke La Montagna. Bersama dengan Grace dan Grayson untuk menindaklanjuti gugatan mereka. Di rumah peristirahatan, sudah tergelar berbagai macam sajian untuk menyambut pengantin baru. “Cheers untuk pengantin baru kita!” seru Grayson sambil mengangkat gelasnya. “Cheers!”Semua ikut mengangkat gelasnya. Lalu mereka menenggak minuman mereka masing-masing. Setelah itu, mereka menikmati santapan sebelum melanjutkan rencana balas dendam mereka. Sejam berlalu. Kini mereka sedang duduk dengan serius di ruang kerja Jade. Grace dan Grayson sedang melakukan simulasi persidangan. Apa-apa saja yang mungkin dibantah oleh pihak Les Bijoux. Mereka harus mematangkan strategi pertempuran mereka agar bisa membuat Val dan Paula terpojok. Sebetulnya, jika dilihat dari bukti-bukti yang ada, kemungkinan Sasha menang

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 61: Hari Pernikahan

    “Kamu bisa, Sasha. Kamu pasti bisa!”Sasha memberikan afirmasi positif untuk dirinya sambil bersiap-siap di depan kaca. Hari ini adalah hari pernikahannya. Entah apa yang dirasakan Sasha sebenarnya, ia juga tidak tahu.Dadanya berdegup kencang sejak pagi. Sampai-sampai ia mengira ia memiliki jantung lemah. Karena ia merasa cukup sesak. Namun, Jade memastikan Sasha baik-baik saja. Sasha hanya gugup. Karena ia tidak menyangka akhirnya ia menikah dengan seseorang. Jade malah menertawakan Sasha dan juga meledeknya sejak sarapan tadi. Wajah Sasha memerah. Rasanya panas sekali, padahal cuaca sedang cukup dingin. Sasha mulai merias wajahnya seperlunya. Eye shadow dan blush-on tipis, eyeliner dengan wing kecil, mascara yang bisa membuat bulu mata agak bervolume, dan juga lipstik merah muda yang cerah. Ia juga menata rambutnya. Rambutnya dicepol dengan beberapa helai yang terjuntai di samping kiri dan kanan. Tak lupa mengenakan jepit permata berbentuk bunga dari Fairy Goldmother. Sasha t

  • Pria yang Tidur Denganku Ternyata Paman Tunanganku   BAB 60: Rencana Darurat

    “Sasha, kamu sudah bangun?” tanya Jade cemas. Sasha masih pingsan. Tapi perlahan, ia sudah bisa mendengar suara Jade. ‘Aku kenapa?’“Sha, bangun, Sha. Kamu bisa dengar aku kan?” tanya Jade. ‘Aku bisa dengar, Paman, tapi mataku sangat berat,’ ucap Sasha dalam hatinya. Pak Mike datang membawakan teh manis hangat. “Ini minumnya, Pak. Bisa diberikan begitu Nona Sasha bangun.”“Terima kasih, Pak Mike.” Jade menyimpan cangkir di meja samping ranjang. Jade terus menggenggam tangan Sasha. Tidak lama kemudian tangan Sasha bergerak. “Sha, kamu sudah sadar?” tanya Jade cemas. Mata Sasha mulai mengerjap. Jade mengelus kepala Sasha lembut. “Kamu tidak apa-apa kan, Sha?”Sasha mulai membuka mata perlahan. Warna putih mendominasi pandangan Sasha. Mulai dari kabur, kemudian fokus. Langit-langit kamar yang putih dengan polet biru mulai jelas terlihat. Suara Jade semakin terdengar jelas, yang awalnya samar. Sasha mulai mengedarkan pandangan. Melihat jendela, perabot, jam dinding. Lalu bergera

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status