Share

68. Teror

Menghabiskan waktu bersama merupakan hal yang begitu berharga bagi sebuah keluarga, termasuk bagi Evelyn. Ruang keluarga itu diisi oleh semua anggota keluarga yang tinggal serumah; ada Evelyn beserta si kecil Luna yang tidur berbantalkan paha wanita itu, juga Arjuna dan istrinya yang duduk bersisian seraya menikmati camilan keripik kentang.

Namun, kumpul bersama hanyalah sekedar kumpul bersama. Meskipun Evelyn sebisa mungkin mencoba untuk masuk ke dalam obrolan mereka, nyatanya pikiran wanita itu justru melanglang buana pada kejadian tadi siang. Ya, pada pertemuannya dengan pria berambut pirang berdarah Jerman. Entah bagaimana, ucapan Damian terus saja berputar di kepalanya, berulang-ulang bagaikan kaset rusak.

'Aku pergi, bukan untuk lari. Kita melakukan kesalahan yang sama, harusnya kita menanggungnya bersama, Eve. Aku mencintaimu.'

Tanpa sadar Evelyn memejamkan erat kedua matanya, menahan gejolak sesak yang perlahan seakan meremas dadanya.

Sudah terlambat. Takdir memang tak pernah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status