Share

Putus Setelah Enam Tahun Berpacaran
Putus Setelah Enam Tahun Berpacaran
Author: Sunny

Bab 1

Author: Sunny
Di telepon, ibu tidak bertanya alasan aku tidak jadi menikah dengan Soren. Sebaliknya, dia terdengar sangat gembira dan langsung berkata akan mengirim jet pribadi untuk menjemputku.

Tiga hari lagi, aku bisa pulang berkumpul dengan mereka.

Aku terharu hingga meneteskan air mata.

Ternyata benar, hanya ayah dan ibu yang menjadi tameng paling kokoh di belakangku, tanpa syarat apapun.

Enam tahun lalu, mereka menentang hubunganku dengan Soren yang saat itu masih hanyalah preman jalanan, karena merasa dia tidak pantas untukku, putri bungsu dari keluarga pengusaha senjata terbesar di Erop.

Namun, saat itu aku dibutakan oleh cinta dan bersikeras mengikutinya tanpa ragu.

Ayah dan ibu marah hingga memutuskan hubungan denganku, jadi aku juga tak pernah memberitahu Soren tentang identitasku.

Lagipula, identitasku tidaklah penting.

Dia mencintai diriku, bukan karena latar belakangku.

Di akhir telepon, ibu berkata dengan hati-hati, “Kalian sudah berpacaran enam tahun, tapi dia bahkan belum juga menikahimu. Dari awal, ibu sudah tahu dia nggak bisa diandalkan.”

Kalau ini terjadi enam tahun lalu, mendengar ibu menjelek-jelekkan Soren, aku pasti akan langsung membantah dan mengatakan ibu tak mengerti cinta.

Namun, aku hanya terdiam hari ini dan tidak berkata apa-apa.

“Kamu masih ingat putra bungsu Keluarga William? Dia menyukaimu sejak kecil, kamu nggak mau mempertimbangkannya?”

Aku terdiam sejenak, lalu menjawab, “Iya.”

Ibu tersenyum lebar, “Baiklah! Kalau begitu, aku akan segera menghubungi Keluarga William untuk menyiapkan pernikahan.”

Kebetulan, Soren masuk ke dalam dan mendengar kata ‘pernikahan’. Aku pun buru-buru menutup telepon.

Soren menatapku dengan bingung dan bertanya, “Sayang, kamu lagi telepon dengan siapa? Menyiapkan pernikahan apa?”

Aku baru hendak menjawab, tapi ponselnya tiba-tiba berdering.

Nama Thea muncul di layar, aku pun mengerutkan kening. Sudah semalam ini, ada urusan apa dia?

Soren pun langsung mengangkatnya, nadanya terdengar tegang, “Thea? Ada apa? Jangan takut, aku akan segera ke sana.”

Wajahku memuram, Thea menangis sesunggukkan di balik telepon dan wajah Soren tampak panik luar biasa.

Begitu menutup telepon, Soren pun langsung berkata, “Sayang, Thea bilang ada orang yang membututinya. Aku harus segera ke sana.”

Terulang lagi. Setiap kali dia meninggalkanku untuk menemui Thea, selalu dengan tergesa-gesa seperti ini.

Dan alasan Thea selalu sangat tidak masuk akal. Sebagai wakil bos mafia, dibuntuti bukanlah masalah besar dan dia juga bukannya tak mampu melawannya, tapi dia malah menelepon Soren untuk meminta bantuan.

Thea sengaja menunjukkan kelemahan di depan Soren, berakting sebagai sosok rapuh yang membutuhkan bantuan, ingin memicu masalah dalam hubunganku dengan Soren.

Aku mengepalkan tangan dan menatapnya, lalu berkata, “Soren, ada yang mau kubicarakan denganmu….”

Soren pun berhenti dan buru-buru menenangkanku, “Tunggu sebentar, aku akan menemuimu setelah menyelesaikan masalah Thea.”

Usai bicara, Soren pun langsung pergi tanpa menoleh lagi.

Aku tersenyum getir, menggelengkan kepala dan menertawakan diriku sendiri. Kemudian, diriku pun mulai mengemasi koper.

Dulu, aku datang sendirian ke kota asing ini untuk kuliah dan tinggal di rumah tante.

Kami bertemu secara kebetulan saat pertandingan sepak bola. Saat itu, aku adalah kapten cheerleader dan mengenal Soren yang datang menonton.

Saat itu, dia masih seorang preman geng, sangat berbeda dengan sosoknya sekarang sebagai bos mafia yang tegas.

Kami berdua jatuh cinta pada pandangan pertama.

Seiring waktu, hubungan kami semakin dekat, aku pun pindah dari rumah tante dan tinggal bersamanya.

Namun kini, jelas sekali aku bukan lagi orang terpenting di hatinya. Jadi, sudah saatnya diriku pergi.

Anehnya, hatiku justru sangat tenang. Tidak sesakit yang kubayangkan.

Mungkin, aku juga sudah lama menyadari bahwa dia sudah tidak mencintaiku lagi.

Hanya saja, selama ini aku tidak berani menghadapi kenyataan itu.

Aku menelepon tanteku dan ingin berpamitan dengannya.

Dia sangat gembira mendengar aku akan menikah.

“Kamu dan Soren sudah berpacaran enam tahun, memang sudah saatnya menikah.”

Aku terdiam sebentar, lalu berkata, “Aku akan menikah, tapi bukan dengan Soren.”

Tante Jenny terkejut dan menjawab, “Apa?! Bukannya kamu berpacaran dengan Soren selama ini?”

Aku menghela napas dan berkata, “Kami sudah berpacaran enam tahun dan dia bilang akan mengadakan pernikahan denganku natal tahun ini, tapi dia lupa.”

“Dan dia juga sangat dekat dengan Thea sekarang. Mungkin dia sudah nggak mencintaiku lagi.”

Tante Jenny terdiam sejenak, lalu berkata,

“Janji pernikahan saja bisa dilupakan, memang nggak bisa dipercaya. Tapi, kamu yakin mau menyerah begitu saja? Kalian sudah saling mencintai begitu lama, kamu sanggup melepaskannya?”

“Memang sangat berat, tapi aku bukan lagi orang yang paling dia pedulikan.”

“Demi Thea, dia sudah mengabaikanku berkali-kali dan melupakan banyak janji kita.”

“Kalau begitu, lebih baik aku yang pergi dan biarkan dia bersama dengan Thea saja.”

Tante Jenny pun menghela napas, “Baiklah, apapun keputusanmu, tante akan mendukungmu.”

Setelah menutup telepon, aku pun menandai hitungan mundur hari ketiga keberangkatan di kalender ponsel.

Tiga hari lagi, aku akan mengucapkan selamat tinggal sepenuhnya pada masa lalu.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Putus Setelah Enam Tahun Berpacaran   Bab 8

    Keesokan harinya, aku membuka tirai dan tanpa sengaja melihat Soren sedang berlutut di depan rumahku.Saat itu sedang turun hujan deras, tapi dia sama sekali tak berniat untuk berteduh, hanya berlutut di sana tanpa bergerak sedikit pun.Wajahnya tampak kuyu dan lesu, sangat berbeda dengan pria yang penuh semangat kemarin.Aku menatapnya dengan dingin, tanpa ada gejolak sedikit pun di hati.Tadinya, aku tidak ingin memedulikannya. Tapi, Soren terlihat sangat gigih dan terus berlutut seperti itu.Dari siang hingga malam, dia tak bergerak sedikit pun.Aku menghela napas pasrah. Akhirnya, membuka pintu dan berjalan keluar.Begitu melihatku, tatapan Soren memancarkan sedikit kegembiraan.Dia mengangkat kepala, tatapannya padaku penuh dengan cinta, “Lyra, aku tahu kamu masih peduli padaku. Kalau nggak, kamu nggak akan keluar untuk menemuiku.”Aku mengerutkan kening dan mencoba menepis tangannya, tapi genggamannya malah semakin erat.Soren mengeluarkan album foto yang telah kubuang dari dalam

  • Putus Setelah Enam Tahun Berpacaran   Bab 7

    Aku menatapnya dan hatiku terasa sedikit goyah.Aku tidak tahu kenapa dia muncul di sini, apalagi mengucapkan kata-kata seperti itu.“Soren, omong kosong apa yang kamu bicarakan?” ujar ayahku yang lebih dulu bereaksi. Wajahnya sudah memuram, dia segera memanggil satpam, “Usir dia keluar dari sini!”Namun, Soren dengan mudah menyingkirkan satpamnya dan menerobos ke arahku tanpa peduli apapun.“Lyra! Kamu nggak boleh melakukan ini padaku!” Dia menatapku, tatapannya tampak penuh keputusasaan, “Bagaimana bisa kamu meninggalkanku dan menikah dengan orang lain? Kamu itu milikku! Hanya boleh jadi milikku!”Aku menatapnya dengan dingin, tidak ada gejolak sedikitpun di hatiku.Theodore secara reflek berdiri di depanku, ingin melindungiku. Aku menepuk bahunya pelan, memberi isyarat bahwa aku bisa mengatasinya sendiri.“Soren,” panggilku dengan dingin.“Kita sudah putus, kamu lupa?”Soren terdiam sejenak, seolah tidak percaya aku mengatakan itu.“Kenapa? Hanya karena Thea? Aku sudah mengusirnya.

  • Putus Setelah Enam Tahun Berpacaran   Bab 6

    Aku tidak tahu apa yang ada di pikirannya dan juga tak ingin tahu lagi.Pernikahanku akan segera dilangsungkan. Aku didorong ibu ke ruang rias untuk bersiap-siap. Saat dirias, ibu berbisik di telingaku menjelaskan alur pernikahan.“Alurnya nanti sangat sederhana. Kamu berangkat dari sini ke gereja, lalu William akan menuntunmu berjalan ke altar dan terakhir kalian bertukar cincin….”Mendengar nama William, barulah aku teringat. Aku bahkan belum tahu nama lengkapnya.“Ibu, siapa nama lengkap William?” tanyaku pada ibu dengan penasaran.Ibu terdiam sejenak, lalu tertawa dan menjawab, “Dasar kamu, kok nama lengkap calon suamimu sendiri saja nggak tahu?” Aku menggaruk kepala dengan sedikit malu, “Aku belum sempat bertanya.”“Namanya William Theodore.”Sambil tersenyum, ibu melanjutkan, “Dia putra bungsu Keluarga William, kalian bahkan pernah bertemu waktu kecil.”“Kami pernah bertemu waktu kecil?” Aku agak terkejut.Kok aku tak ingat sama sekali?Ibu tersenyum dan mengangguk, “Iya, waktu

  • Putus Setelah Enam Tahun Berpacaran   Bab 5

    Keesokan harinya setelah kembali ke negara asal, ibuku langsung mengatur desainer top untuk datang, mengukur dan menjahit gaun pengantin untukku.Saat mengenakan gaun putih panjang itu dan melihat diriku di cermin, hatiku dipenuhi perasaan yang campur aduk.Tiga tahun lalu, aku juga pernah membayangkan mengenakan gaun pengantin dan menikah dengan Soren.Namun kini, pengantin prianya bukanlah dia.Ibu menatapku dan tatapannya penuh kekaguman, “Sayang, kamu cantik sekali memakai gaun pengantin ini.”Aku tersenyum tipis dan tidak berkata apa-apa.Ibu mengeluarkan ponsel dan mengambil banyak foto, lalu memamerkannya pada teman-teman baiknya.Tak lama kemudian, foto-foto itu juga diposting di media sosialnya.Aku mengganti gaun pengantin dan kembali ke kamar untuk beristirahat.Baru saja berbaring, aku melihat foto yang baru diposting oleh Thea.Dalam foto itu, dia berbaring di ranjang rumah sakit. Wajahnya pucat, tapi senyumannya sangat manis.Dan Soren duduk di samping ranjang, satu tanga

  • Putus Setelah Enam Tahun Berpacaran   Bab 4

    Tiga jam kemudian.Pesawat perlahan mendarat. Begitu keluar dari pesawat, udara hangat kampung halaman pun langsung menyambutku.Aku mengeluarkan ponsel dan menyalakannya.Begitu dinyalakan, aku melihat banyak sekali panggilan tak terjawab. Semuanya dari Soren.Aku menatap panggilan tak terjawab itu dengan raut wajah datar, berniat menghapus kontaknya.Namun, aku malah terkejut melihat foto sampul di profil akunnya sudah diganti dari fotoku menjadi foto berdua dengan Thea.Dalam foto itu, mereka berdua berpelukan erat dan tersenyum dengan sangat manis.Hatiku terasa sakit, tapi entah kenapa juga terasa lega.Dulu, kami juga pernah semanis itu.Namun, itu semua sudah berlalu.Aku menarik napas panjang dan menekan tombol hapus. Menghapus semua kenangan yang berhubungan dengannya tanpa tersisa.Keluar dari bandara, aku langsung melihat ayah dan ibu yang sudah menunggu di pintu keluar.Mereka membawa bunga segar, wajahnya tampak penuh kegembiraan dan antusias.“Sayang, akhirnya kamu pulan

  • Putus Setelah Enam Tahun Berpacaran   Bab 3

    Setelah menutup telepon, aku pun pulang ke rumah.Tak lama kemudian, ponselku tiba-tiba bergetar. Saat melihatnya, ternyata akun resmi perusahaan Soren baru saja memperbarui unggahan.Aku membuka dan melihat, itu adalah foto Soren saat memperbaiki kabel listrik dan pipa air untuk Thea.Soren mengenakan kemeja putih, dengan lengan baju digulung dan sedang menunduk fokus memperbaiki jalur kabel listrik.Sementara Thea berdiri di sampingnya, memegang segelas air dan menatapnya dengan penuh rasa kagum.Caption postingannya, “Bos kami, Soren memang pria serba bisa! Bukan hanya luar biasa dalam bekerja, tapi juga bisa memperbaiki jalur listrik dan pipa air. Sungguh luar biasa!”Di kolom komentar, karyawan perusahaan Soren ramai berkomentar dan menyatakan rasa iri, “Bos Soren benar-benar keren, aku juga mau punya pacar yang begitu perhatian!”“Thea, bos bahkan sampai turun tangan membantumu memperbaiki jalur listrik, lebih baik kamu menikah dengannya untuk membalas budi saja!”Hatiku terasa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status