Rania kembali ke kelasnya dan langsung disuguhi pemandangan dimana aurel sedang beradu mulut dengan kaka kelasnya, tanpa membuang waktu rania langsung menghampiri aurel yang sudah dikerumuni teman kelasnya.
" Lo temennya siulet kan, mana temen lo yang kecentilan itu "
Karina mendorong bahu aurel sampai aurel mundur beberapa langkah dari tempat nya.
" Ulet siapa si anjir gajelas banget lo,jangan mentang mentang lo kakel gue bakal takut sama lo ya "
Aurel mendorong balik bahu karina, dia tidak takut meskipun karina membawa tiga dayang di belakang nya, teman karina pun membantu karina dengan mencekal tangan aurel yang sudah mendorong karina.
Melihat pemandangan didepan karina langsung menerobos kerumunan tersebut dan langsung membantu aurel.
" Ehh ini ada apa? Lo apain temen gue "
Rania menatap tajam dua dayang karina yang sedang memegang lengan aurel." Oh ini si ulet bulu yang kegatelan sama cowo gue " karina melihat rania dari atas hingga bawah.
" Masih cantikan gue, lo gausah berharap bisa rebut arya dari gue ya bitch " karina mendorong bahu rania.
Aurel yang melihat rania di dorong pun berontak, dia ingin membantu rania yang terduduk di lantai akibat dorongan keras karina, murid lain hanya bisa melihat pertikaian tersebut karena mereka tidak mau berurusan dengan karina yang memang dijulukin Queen bully di starschool apalagi orang tuanya yang menduduki donatur terbesar ke tiga disekolah mendukung semua kelakuannya.
Rania meringis merasakan sakit di pantatnya, shitt ranis hanya bisa mendesis.
Saat karina akan menampar Rania ada tangan kekar menahannya, dia mendesis siapa orang yang berani menghalanginya. Karina menoleh dan langsung kaget setelah melihat siapa pelaku nya.
" Sayang ini ga seperti yang kamu liat ko "
Karina memelaskan wajahnya kepada orang yang sedang mencengkram erat pergelangan tangannya." Berani banget ya lo sakitin dia? "
.......
Jam istirahat kali ini berbeda dari sebelumnya, saat ini Geng Lexa sedang dipusingkan dengan tingkah Revi yang seperti anak kecil pasalnya sedari tadi bocah tersebut tak henti hentinya merengek kepada anggota inti Lexa.
" Ardan ayoo antetin reviii "
" Rakaaa ayoo anter gaaa "" Kavii anterin revi "Mereka bertiga hanya diam dan memandang datar. Revi menghentak hentakan kakinya kesal, matanya berbinar ketika melihat Ketua Lexa yang sedang berjalan menuju mereka seraya menenteng plastik yang berlogokan salah satu market ternama.
Arya menaikan alisnya ketika revi berlarian menuju nya.
" Pak boss inget ga hari ini hari apa? "
" Hari sabtu "
" Pak boss beneran ga inget hari ini har apa? " Revi bertanya dengan wajah menelasnya.
" Apaan si anjir "
Arya sungguh bingung dengan sikap revi sekarang, bertingkah selayaknya anak yang sedang meminta perhatian kepada ayahnya." Hari ini gue ulang tahun pak boss, emang ya kalian gapernah peka "
" Lah terus hubungan nya apa sama gue?"
" Dahlah "
" Ayo sekarang anterin gue nyebar undangan "Ravi menarik tangan arya yang diikuti oleh oleh ardan, raka dan juga kavi. Mereka hanya bisa mendengus menuruti kemauan anggotanya.
Ketika melewati kelas Rania mata arya tak sengaja melihat kerumunan, awalnya dia menghiraukannya tapi ketika sadar matanya menajam mengetahui orang yang tergeletak di lantai dengan rambut yang menjuntai.
Sebelum Karina mendaratkan tangannya ke pipi mulus rania, arya lebih dulu mencekalnya.
" sayang ini ga seperti yang kamu liat ko "
Karina berkata seraya menunjukan muka melasnya yang menurut arya begitu menjijikan." Berani banget ya lo sakitin dia " Arya mendesis melihat rania yang mengusap bokongnya, dia jadi ingat kejadian dimana gadis itu menabraknya dan oh shitt ini bukan waktu yang tepat untuk trowback.
Melihat karina yang terdiam, arya memusatkan matanya ke aurel yang tangannya masih setia dicekal oleh dayang dayang karina, namun sebelum arya mengintruksi mereka ardan sudah terlebih dahulu menarik aurel ke belakangnya. Dan itu sukses mengalihkan atensi siswa bagaimana tidak? Seorang ardan yang tegam dan jarang bertingkah membela seorang perempuan?
Arya membantu rania berdiri dan langsung membawa rania pergi ke markas Geng Lexa, begitupun aurel yang jantungnya berdetak dua kali lebih cepat karena ardan ikut membawa aurel pergi mengikuti arya dan rania.
Karina yang melihat itu hanya bisa menghentakan kakinya kesal, dia menggeram tertahan.
" Awas aja, gue gabakal tinggal diem. Arya cuma punya gue orang lain gaboleh rebut arya dari gue "
Arya mengacak rambutnya asal, saat ini dia dkk sudah berada di apart tempat dia dan rania tinggal. Sayangnya apart nya kosong, tidak ada rania didalamnya. Istrinya yang dia fikir sudah pulang ternyata salah, istrinya tidak berada di apartnya. " Bangsat, ini semua gara gara lo rev. Kalo aja gue ga ngikutin saran lo, mungkin rania ga akan salah faham kaya gini." Arya menarik kerah baju yang revi kenakan sedikit lagi tangannya akan mengenai pipi mulus temannya jika ardan tak menghalangi niatnya. " Lepas ya." Ardan berusaha melepas cekalan tangan arya pada kerah revi yang lumayan kuat sehingga membuat revi terbatuk karenanya. " Uhuk uhuk, lee paash uhuk yaa." " LEPAS BANGSAT." " Apa hah? Ini semua juga salah kalian. Kalo aja kalian ga nahan gue buat ngejar rania, mungkin sekarang dia udah ada di apart sama gue." " Lo juga salah ya, kalo aja lo ngikutin alur rencananya rania ga akan salah faham. Lo sendiri yang mau ngobrol sama karina
Sudah seminggu Zeko berada di Bandung, dia dan teman temannya mewakili sekolahnya mengikuti Turnamen Basket. Seharusnya dua hari lalu mereka sudah bisa pulang, tapi karena ada perubahan jadwal mereka dipulangkan dua hari lebih lama dari perkiraan. Zeko dan teman temannya berhasil meraih juara 2, jika kalian bertanya pemenang utama turnamen tersebut, jawabannya sudah pasti Highstar School. Meskipun bukan Arya dkk yang mewakili sekolahnya tapi anggota lainnya juga cukup mumpuni untuk melawan Moonschool. Saat ini Zeko tengah berada di Bashcamp Lexo, dia memandang langit langit markasnya dengan rokok yang berada diantara telunjuk dan jari tengahnya. Menghisap pelan seraya memejamkan Matanya. "Apa gue bisa rebut lo dari Arya?" "Gimana ya reaksi lo pas tau kalo gue yang salah jebak Arya sama lo." "Tapi gue tertarik buat milikin lo, Rania. Persetan sama lo yang udah hamil anak Arya. Gue bakal rebut lo dari dia." Zeko berkata dengan raut datarnya.
Pagi ini Rania sedang berkutat didapur, menyiapkan sarapan untuk nya dan em suaminya? Ah mengingat semalam pipinya mendadak memanas, dia tidak menyangka akan melakukannya untuk kedua kalinya. Lamunannya terganggu ketika sepasang lengan kekar melingkar di pinggangnya, badannya ditarik sedikit kebelakang sehingga tak ada jarak antara mereka. " Iss ngagetin tau ga " " Hem " arya hanya bergumam sebagai jawaban. " Lepasin dulu tangannya, aku lagi masak " " Gamau " " Lepas dulu sayang " Arya mengerjapkan matanya, dia tidak tuli kan? Rania memanggilnya dengan sebutan sayang. " Coba ulangin " " Apanya? " " Iss tadi kamu bilang apa? " " Apa nya? " Arya tidak menjawab dan malah memeluk Rania semakin kencang, tak lupa bibirnya mengecup leher jenjang yang terpampang jelas dimatanya, karena Rania menggelungkan rambutnya keatas. " Kamu mau godain aku ya? " "
Sore sudah berganti malam, Rania sekarang sedang mencak mencak tidak jelas diruang tamu. Bagaimana bisa arya belum pulang sampai sekarang. Setelah membeli sate untuk rania, arya pamit pergi lagi, karena sedang ada urusan, katanya. Rania hanya mengangguk sebagai ucapan, karena menurutnya dia tidak berhak mengatur arya. Tapi sekarang, bolehkah dia menyesal karena tidak minta arya untuk membawanya. Sungguh, dia bosan sekarang. Rania menghembuskan nafasnya berkali kali, mendudukan diri diatas sofa dengan kaki yang diangkat keatas, tak lupa bibirnya yang manyun dengan mata yang berkaca. " Iss dimana si, ko ga pulang pulang " " Udah tau istri lagi hamil, malah ditinggal sendirian " Rania mengelus perutnya yang berbunyi, dia kembali melanjutkan ocehannya. " Kamu laper ya sayang, sabar ya kita tunggu daddy " " Hikss daddy lama sayang, mamah laper huaa hiks hiks " rania menangis seperti anak kecil ketika pertunya
Hari ini rania memutuskan untuk tidak datang ke sekolah, bukan tanpa alasan dia enggan untuk datang. Pasalnya kelas Xii memang dibebaskan pasca ujian maka dari itu dia memilih untuk tidak datang kesekolah. Rania juga mengabari aurel karena memang semalam mereka melakukan vidio call. Rania tersenyum mengingat kejadian semalam. Flashback on. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam tapi rania belum bisa memejamkan matanya padahal rasanya sangat lelah. Karena bosan dia memainkan sosmednya yang memang jarang sekali dibuka, tiba tiba arya datang dengan membawa susu hamil untuknya dan jangan lupakan tangan kiri nya yang juga terdapat laptop. " Nih minum dulu " arya menyodorkan segelas susu yang dibuatnya dan langsung di sambut oleh rania. " Makasih " Setelah nya mereka sibuk dengan kegiatannya masing masing, sampai pada arya yang mengalihkan tatapannya dari laptop ke rania. " Gue mau ngomong " " Apa? "
Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian diparkiran, sekarang tidak ada yang berani mengganggu raina karena memang tidak ada yang mau berurusan dengan anak dari pemilik sekolah, yap siapa lagi jika bukan arya. Jangankan muridnya guru saja sudah lelah memarahi nya tapi yang namanya arya tidak akan pernah kapok membuat ulah. Saat ini apartemen arya yang biasa sunyi kini terdengar ramai, itu semua karena anggota laknatnya yang bertamu sejak sore sampai malam dengan alasan Belajar bersama, karena memang besok adalah hari pertama Ujian kelulusan. " Pulang dah lo pada, pusing gue liatnya. Belajar ngga, rusuh iya. " " Iss pak bos nantilah, masih juga jam 8 biasanya juga kita pulang apa ngga lo ga perduli " revi menjawab dengan mata yang masih terfokus menonton serial boboiboy, tak hanya revi tanpi ardan, kavi dan raka pun sama. Arya memutar matanya malas, dia memejamkan matanya guna menetralisir rasa kesal yang mendera melihat respon temannya, apa