Pagi hari ini suasana meja makan dikediaman Adi putra terasa berbeda, jika biasanya arya enggan sarapan lain hal nya dengan sekarang. Pagi ini dia dibangunkan seperti anak pada umumnya oleh faradillah mamahnya, disiapkan sarapan dan lagi keadaan meja makan yang lengkap dengan keberadaan papahnya. Sudah lama dia menginginkan hal ini terjadi, dan sekarang semua sudah terwujudkan.
" Mamah mau berusaha jadi ibu yang baik buat kamu "
faradillah menghampiri arya seraya mengelus kepala anaknya, dia menyesal karena tidak mengikuti tumbuh kembang anaknya, dan sekarang lihat lah anaknya sudah sebesar ini." Papah juga, papah akan berusaha untuk menjadi papah yang baik buat kamu dan menomor duakan pekerjaan "
Arya hanya diam saja, dia masih tidak bisa mencerna semuanya yang terasa tiba tiba, tapi tidak bisa dipungkiri dia terseyum bahagia kepada orang tuanya.
........Disisi lain rania sedang sibuk menyiapkan Bekal makanan untuk dia berikan kepada arya, dia memutuskan untuk membawa nasi goreng telur mata sapi, alasannya karena simpel.
Dia mengedarkan pandangannya ke arah meja makan yang tidak terdapat siapapun, ayahnya pergi pagi pagi sekali tanpa dia ketahui. Rania menghelas nafasnya pelan seraya memandang sendu sarapan didepannya dengan tak selera, dia memakannya sendirian tanpa ditemani siapapun.
.......
" Kayanya boss kita lagi seneng nih " revi membuka obrolannya. Sekarang mereka sedang berada di dalam kelas, dan pandangannya tak lepas dari arya yang sedari tadi memancarkan kebahagiaan.
" Lah iya ya gue juga ngerasa gitu si " Kavi menjawab seraya meneliti wajah arya.
Yang ditatap hanya diam, dan kembali melanjutkan kegiatan ngobrolnya bersama ardan.
" Mampuss lo berdua dicuekin " memang dasar Raka adalah orang yang wajib diumpati.
" Gimana dan, udah ada datanya? "
Arya bertanya mengenai informasi tentang keluarga Rania kepada Ardan. Ardan memang hecker handal dia bisa menerobos situs situs dengan mudah." Lengkap, semua ada disitu " Ardan menyerahkan flashdisk yang berisikan tentang informasi rania kepada arya. Arya langsung mengambilnya dan mengucapkan terima kasih kepada ardan, temannya memang bisa diandalkan.
........
Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu sesuai keinginan arya, rania menunggu arya di roftoop dia membawa makanan untuk arya. Tapi sudah sepuluh menit rania menunggu, yang ditunggu belum datang.
" Apa gue ditipu, ah kayanya iya. Bisa bisanya gue nurutin cowo mesum " Rania terus mengumpat sampai tidak menyadari kedatangan Arya yang sudah berada tepat didepannya.
" Nyerocos mulu udah kaya ibu ibu pkk "
Kedatangan arya membuat rania menghentikan umpatannya, dia melihat arya yang terlihat kelelahan dengan keringat yang menetes di dahi dan bajunya yang basah. Kenapa ganteng banget si anjim, rania berkata dalam hati seraya memejamkan matanya. " Nih makanan buat lo, gue pergi " Rania menyerahkan paperbag nya dan siap untuk beranjak dari tempat duduknya, namun urung ketika arya mencekal pergelangan tangannya." Suapin gue "
Rania membulatkan mulutnya, apa katanya? Suapin oh my god.
" Gamau, gue mau kekelas lagian lo kan ada tangan ngapain nyuruh orang "
" Emang salah? Kapan lagi gue bisa disuapi cewe cantik kaya lo "
Sial sial kenapa pipinya mendadak memerah ah memalukan.
" Ayo cepet suapin gue "
Dengan terpaksa rania duduk kembali seraya membuka makanan yang dia bawa dan menyuapi arya debgan telaten.........
Arya memperhatikan rania yang sedang menyuapinya, satu kata yang ada dibenaknya. Cantik, ya rania sangat cantik dengan bulu matanya yang lentik, hidung yang tak terlalu mancung, kulit pucat dan jangan lupakan bibirnya yang berwarna merah alami, ingin rasanya arya mencecapknya, kira kira bagaimana ya rasanya ah sial dia sudah gila.
" Gue kenyang "
Arya memperhatikan rania yang sedang membereskan bekas makannya, dia merasa dilayani selayaknya suami, aaa arya memang benar benar sudah gila." Lo masih harus nurutin 2 permintaan dari gue "
" Lah apa apaan si lo, ngga gamau gue makanan udah cukup buat bales pertolongan lo ke gue "
" Lo bayangin gimana kalo gada gue waktu itu? Lo udh diperkosa sama bocah bocah disana "
Rania hanya diam.
Arya yang merasa dirinya diabaikan pun kesal, dia mendongakkan kepala rania untuk menatap matanya.
" Gue gamau tau intinya lo harus nurutin 2 permintaan gue, gaboleh bantah atau lo bakal tau akibatnya " Arya menatap tepat dikedua bola mata rania, dia tau gadis itu sedang ketakutan sekarang apalagi arya mengeluarkan aura dinginnya. Arya meninggalkan rania yang masih bergeming disana.
Rania mengerjapkan matanya ketika arya sudah tidak berada di dekatnya, dia mengehentak hentakan kakinya seraya mengacak rambutnya. Sial, kenapa dia harus berurusan dengan ketua geng lexa.
Arya mengacak rambutnya asal, saat ini dia dkk sudah berada di apart tempat dia dan rania tinggal. Sayangnya apart nya kosong, tidak ada rania didalamnya. Istrinya yang dia fikir sudah pulang ternyata salah, istrinya tidak berada di apartnya. " Bangsat, ini semua gara gara lo rev. Kalo aja gue ga ngikutin saran lo, mungkin rania ga akan salah faham kaya gini." Arya menarik kerah baju yang revi kenakan sedikit lagi tangannya akan mengenai pipi mulus temannya jika ardan tak menghalangi niatnya. " Lepas ya." Ardan berusaha melepas cekalan tangan arya pada kerah revi yang lumayan kuat sehingga membuat revi terbatuk karenanya. " Uhuk uhuk, lee paash uhuk yaa." " LEPAS BANGSAT." " Apa hah? Ini semua juga salah kalian. Kalo aja kalian ga nahan gue buat ngejar rania, mungkin sekarang dia udah ada di apart sama gue." " Lo juga salah ya, kalo aja lo ngikutin alur rencananya rania ga akan salah faham. Lo sendiri yang mau ngobrol sama karina
Sudah seminggu Zeko berada di Bandung, dia dan teman temannya mewakili sekolahnya mengikuti Turnamen Basket. Seharusnya dua hari lalu mereka sudah bisa pulang, tapi karena ada perubahan jadwal mereka dipulangkan dua hari lebih lama dari perkiraan. Zeko dan teman temannya berhasil meraih juara 2, jika kalian bertanya pemenang utama turnamen tersebut, jawabannya sudah pasti Highstar School. Meskipun bukan Arya dkk yang mewakili sekolahnya tapi anggota lainnya juga cukup mumpuni untuk melawan Moonschool. Saat ini Zeko tengah berada di Bashcamp Lexo, dia memandang langit langit markasnya dengan rokok yang berada diantara telunjuk dan jari tengahnya. Menghisap pelan seraya memejamkan Matanya. "Apa gue bisa rebut lo dari Arya?" "Gimana ya reaksi lo pas tau kalo gue yang salah jebak Arya sama lo." "Tapi gue tertarik buat milikin lo, Rania. Persetan sama lo yang udah hamil anak Arya. Gue bakal rebut lo dari dia." Zeko berkata dengan raut datarnya.
Pagi ini Rania sedang berkutat didapur, menyiapkan sarapan untuk nya dan em suaminya? Ah mengingat semalam pipinya mendadak memanas, dia tidak menyangka akan melakukannya untuk kedua kalinya. Lamunannya terganggu ketika sepasang lengan kekar melingkar di pinggangnya, badannya ditarik sedikit kebelakang sehingga tak ada jarak antara mereka. " Iss ngagetin tau ga " " Hem " arya hanya bergumam sebagai jawaban. " Lepasin dulu tangannya, aku lagi masak " " Gamau " " Lepas dulu sayang " Arya mengerjapkan matanya, dia tidak tuli kan? Rania memanggilnya dengan sebutan sayang. " Coba ulangin " " Apanya? " " Iss tadi kamu bilang apa? " " Apa nya? " Arya tidak menjawab dan malah memeluk Rania semakin kencang, tak lupa bibirnya mengecup leher jenjang yang terpampang jelas dimatanya, karena Rania menggelungkan rambutnya keatas. " Kamu mau godain aku ya? " "
Sore sudah berganti malam, Rania sekarang sedang mencak mencak tidak jelas diruang tamu. Bagaimana bisa arya belum pulang sampai sekarang. Setelah membeli sate untuk rania, arya pamit pergi lagi, karena sedang ada urusan, katanya. Rania hanya mengangguk sebagai ucapan, karena menurutnya dia tidak berhak mengatur arya. Tapi sekarang, bolehkah dia menyesal karena tidak minta arya untuk membawanya. Sungguh, dia bosan sekarang. Rania menghembuskan nafasnya berkali kali, mendudukan diri diatas sofa dengan kaki yang diangkat keatas, tak lupa bibirnya yang manyun dengan mata yang berkaca. " Iss dimana si, ko ga pulang pulang " " Udah tau istri lagi hamil, malah ditinggal sendirian " Rania mengelus perutnya yang berbunyi, dia kembali melanjutkan ocehannya. " Kamu laper ya sayang, sabar ya kita tunggu daddy " " Hikss daddy lama sayang, mamah laper huaa hiks hiks " rania menangis seperti anak kecil ketika pertunya
Hari ini rania memutuskan untuk tidak datang ke sekolah, bukan tanpa alasan dia enggan untuk datang. Pasalnya kelas Xii memang dibebaskan pasca ujian maka dari itu dia memilih untuk tidak datang kesekolah. Rania juga mengabari aurel karena memang semalam mereka melakukan vidio call. Rania tersenyum mengingat kejadian semalam. Flashback on. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam tapi rania belum bisa memejamkan matanya padahal rasanya sangat lelah. Karena bosan dia memainkan sosmednya yang memang jarang sekali dibuka, tiba tiba arya datang dengan membawa susu hamil untuknya dan jangan lupakan tangan kiri nya yang juga terdapat laptop. " Nih minum dulu " arya menyodorkan segelas susu yang dibuatnya dan langsung di sambut oleh rania. " Makasih " Setelah nya mereka sibuk dengan kegiatannya masing masing, sampai pada arya yang mengalihkan tatapannya dari laptop ke rania. " Gue mau ngomong " " Apa? "
Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian diparkiran, sekarang tidak ada yang berani mengganggu raina karena memang tidak ada yang mau berurusan dengan anak dari pemilik sekolah, yap siapa lagi jika bukan arya. Jangankan muridnya guru saja sudah lelah memarahi nya tapi yang namanya arya tidak akan pernah kapok membuat ulah. Saat ini apartemen arya yang biasa sunyi kini terdengar ramai, itu semua karena anggota laknatnya yang bertamu sejak sore sampai malam dengan alasan Belajar bersama, karena memang besok adalah hari pertama Ujian kelulusan. " Pulang dah lo pada, pusing gue liatnya. Belajar ngga, rusuh iya. " " Iss pak bos nantilah, masih juga jam 8 biasanya juga kita pulang apa ngga lo ga perduli " revi menjawab dengan mata yang masih terfokus menonton serial boboiboy, tak hanya revi tanpi ardan, kavi dan raka pun sama. Arya memutar matanya malas, dia memejamkan matanya guna menetralisir rasa kesal yang mendera melihat respon temannya, apa
Hari sudah larut tapi baik rania maupun arya belum ada yang memejamkan matanya. Arya menolehkan kepalanya ke nakas, melihat jam yang sudah menunjukan pukul 11 malam. Dia menghela nafasnya melihat rania yang tak kunjung memejamkan matanya. " Tidur " " Belum ngantuk " Arya mendekati rania yang sedang menatap atap kamar mereka, tanpa kata arya mendekap rania dengan tangannya yang melingkar dipinggang ramping itu. Bisa arya rasakan jika rania menegangkan tubuhnya. " Ya lepasin, gue ganyaman "Rania berusaha melepaskan tangan arya yang melingkar dipinggangnya. " Stt biar lo cepet tidur " " Tap.. " " Tidur nia " arya mempererat pelukannya, seraya mengelus pungguh gadisnya agar mengantuk. Ok, fiks. Rania menyerah. Dia sudah tidak memberontak karena merasakan rasa yang begitu nyaman ketika arya mengelus punggungnya. Perlahan matanya terpejam dengan nafas yang mulai teratur. Arya merasakan sapu
Setelah insiden baku hantam didepan pintu rumah keluarga Mahendra, kini diadakan pertemuan keluarga di ruang tamu yang tempatnya masih di kediaman mahendra. Setelah hening selama beberapa menit, akhirnya Putra selaku papah dari arya memulai pembicaraan. " Begini, sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya kepada Pak Surya atas kesalahan anak saya arya, saya tau jika kesalahan anak saya tidak bisa di tolerir lagi. Tapi akan saya pastikan jika anak saya akan bertanggung jawab untuk menikahi putri pak surya " Surya masih diam, dengan mata yang masih menyorot tajam arya yang sedang memandang rania. " Apa kalian bisa menjamin kebahagiaan anak saya? " " Saya ga bisa janji buat bahagiain anak om, tapi saya akan berusaha untuk membahagiakan rania sepenuh hati saya om " " Jika kamu menyakiti putri saya, saya pastikan kamu tidak akan saya ijinkan bertemu dengan anak dan cucu saya meskipun kamu memohon " " Saya pastikan
HoekkkHoekkHoekkkHuh huh rania memijat keningnya yang terasa pusing, tubuhnya juga lemas. Rania memandang dirinya dicermin, satu kata yang bisa menggambarkan dirinya saat ini Pucar macem zombi. Rania menghela nafasnya pelan, sudah seminggu belakangan ini rania selalu mengalami Morning Sicknes, jangan lupakan pola makannya yang berantakan. Dia mengghela nafas pelan, dia sadar ini semua adalah gejala dari kehamilannya. Tapi yang rania tak habis fikir adalah keinginannya untuk selalu berada didekat arya. Hampir setiap malam arya mengantarkannya makanan sehat untuknya, dan sialnya bayi dikandungannya selalu ingin berdekatan dengan papihnya. Tapi rania tidak pernah mengatakan keinginannya karena malu. Tapi untuk hari ini, rania tidak bisa menahan keinginnya lagi. Rasanya dia ingin menangis hanya karena ingin berangkat sekolah bersama dengan arya. Dengan ragu dia menelvon arya. " Halo, kenapa? " Mendengar suara dia sebrang sana