AWAL KEHANCURAN"Mas Ardi", gumamku tak percaya dengan apa yang barusan aku lihat. Aku mencoba untuk mengekori mobil itu, Jelas. itu adalah mobil milik mas Ardi. Dan siapa wanita yang berada di dalam mobil itu? Masih kuingat dengan jelas, mas Ardi mengatakan akan pulang larut malam karena ia harus menyelesaikan pekerjaannya. Namun nyatanya ia berdusta!. Sekarang aku semakin yakin bahwa mas Ardi menghianatiku, dengan teganya ia mempermainkan pernikahan suci kami terlebih lagi saat ini aku sedang mengandung darah dagingnya. "Mas, keterlaluan kamu mas!", gumamku penuh amarah. Mobil mas Ardi menepi di sebuah restoran mewah terkenal di Kotaku. Aku hanya bisa menunggu di dalam mobil, aku ingin tahu siapa wanita itu. Mas Ardi keluar dari mobil membukakan pintu mobil wanita itu, dia menggandeng mesra wanita yang memakai gaun merah lalu mereka berjalan beriringan masuk ke dalam restoran. Aku mengikuti langkah mereka. Namun setibanya di dalam restoran, aku kehilangan jej
AIR MATA LUKA"Bukankah itu mas Yoga? sedang apa dia disini? lalu mengapa ia masuk bersama Anggi? ada hubungan apa ia dengan Anggi?", Tak berselang lama, mas yoga keluar lagi dari ruangan tersebut membawa beberapa barang. Aku berjalan untuk menghampirinya."Mas, sedang apa disini?", Tanyaku menepuk pundaknya."Eh Nanda, aku sedang ambil obat dan berkas berkas", jawabnya kerepotan."Loh, kamu kerja jadi kurir sekarang?","Iya, aku sudah pindah kerja. Ardi mana?", tanyanya mencari keberadaan mas Ardi. "Mas Ardi sedang sibuk, jadi aku pergi sendiri","Oh gitu, aku pamit ya sudah ditungguin ini. Assalamualaikum","Iya mas hati hati dijalannya, Waalaikumsalam", Dia berlalu, mas Yoga adalah saudaraku. Aku fikir dia sedang menemani Anggi, ternyata dugaanku salah dia masuk ruangan itu karena sedang bekerja bertugas mengambil beberapa obat dan berkas berkas. Lantas Anggi? untuk apa dia masuk ke unit palayanan KB? dia kan sudah tidak memiliki suami. Aku memutuskan untuk menunggunya terlebi
SERPIHAN LUKA Di depan pintu kamar itu, mereka berpelukan mesra saling bertukar saliva satu sama lain. Nafasku memburu, lututku terasa lemas hingga tak mampu lagi menopang tubuh ini. Kakiku terasa lumpuh mati rasa. Saat mas Ardi menyingkapkan rambut wanita itu, terlihat jelas oleh kedua mataku. Wanita selingkuhan mas Ardi ternyata adalah sahabatku sendiri. "Anggi!", gumamku lirih tak percaya dengan apa yang aku lihat saat ini. Kedua tanganku menahan rasa sesak yang hinggap di rongga dada. Duniaku terasa hancur sehancurnya! Air mata berderai mengalir membanjiri wajahku. Aku menutup mata tak sanggup lagi melihat penghianatan yang hina ini!, aku mundur perlahan meninggalkan mereka yang saat ini sedang bercumbu mesra. Tangisku pecah. Dadaku terasa sangat sakit! tangan dan kakiku gemetar hebat, aku jatuh tersungkur hingga tak mampu lagi untuk bangkit."Anggi, bagaimana bisa kamu menghianati aku? bagaimana bisa kamu berselingkuh dengan suami sahabatmu sendiri? kamu sudah aku angga
TAKDIR YANG TERLAHIR"Aaapa? Hanya satu yang bisa diselamatkan? Suster, tolong sampaikan pada dokter selamatkan ibu dan anaknya", bu Ambar cemas berderai air mata. "Suster tolong upayakan untuk menyelamatkan keduanya", timbal Abi."Iya suster, menantu dan cucu saya harus selamat", timbal ummi. Semua tampak sangat cemas dengan kondisi Nanda dan anaknya terlebih lagi Arya. Ya, Arya terlihat sangat menghawatirkan Nanda. Namun lain halnya dengan Ardi yang saat ini sedang asyik memadu kasih dengan Anggi. Dia benar benar lupa bahwa istrinya sedang hamil besar sangat membutuhkannya, sewaktu waktu Nanda bisa mengalami kontraksi dan melahirkan. Anggi berhasil mengambil simpati Ardi, ia berhasil merebut Ardi dari Nanda. Namun tanpa Nanda sadari, Anggi memang sudah menginginkan Ardi sedari dulu saat mereka masih duduk di bangku kuliah. Anggi mencintai Ardi, dia menginginkan Ardi untuk menjadi miliknya. Namun sayang beribu sayang, cintanya harus bertepuk sebelah tangan karena Ardi memil
DUSTA PERNIKAHAN Mas Ardi membelalakan mata saat melihat aku membuang bunga mawar pemberian darinya. Aku diam seribu bahasa tak menanggapi ucapannya, kali ini aku benar benar benci mendengar suara yang biasa aku rindukan itu, bahkan untuk melihat wajahnya saja aku tak sudi. Wajah yang penuh dengan dusta dan kemunafikan."Kamu marah ya? mas paham kok perasaan kamu seperti apa. Mas benar benar minta maaf ya, mas sangat menyesal", ungkapnya penuh penyesalan seraya mencium keningku lalu menggenggam kedua tanganku. Tak butuh waktu lama, aku langsung menepis tangannya."Sayang, maafkan mas ya. Marahnya jangan lama lama ya, kalau begitu mas pamit mau lihat putri kecil kita dulu". Diam. Ya, hanya itu jurus ampuhku saat ini. Diam seribu bahasa, aku memalingkan wajah enggan untuk menatapnya. Ketika aku melihat wajahnya hanya rasa sesak dan sakit yang terasa di dalam rongga dadaku. Dia beranjak pergi di ikuti oleh Arya. Saat ini aku benar benar tidak dapat mengontrol emosiku, aku ben
SEBUAH KENANGAN 9 Tahun Yang Lalu"Halo sayangku, selamat pagi", sapa seseorang di seberang sana."Halo sayangku selamat pagi juga, hari ini kamu ada kelas gak?", Tanyaku padanya."Hari ini kebetulan aku lagi free sayang, kalau kamu?", jawabnya riang."Aku juga sama sayang, kita jalan yuk", ajakku dengan semangat."Iya sayang, seperti biasa aku tunggu di kampus ya","Oke sayang, love you","Love you too", dia mematikan teleponnya. Ya, pria tersebut adalah Arya kakaknya mas Ardi yang sekarang telah menjadi suamiku. Dia adalah pria masa laluku, kami saling mencintai. Kami sudah menjalani hubungan selama kurang lebih hampir 2 tahun, namun pada saat itu kami belum memperkenalkan hubungan kami kepada keluarga masing masing karena saat itu kami masih fokus mengemban pendidikan. Kami berkomitmen setelah lulus baru akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius lagi. Arya adalah pria yang baik, sopan, pintar, dan penyayang. Dia juga sangat sabar men
ARTI SEBUAH PENYESALANSenduMenatap matamu dalam lamunankuBayanganmu nampak terlihat semuAku mendekapmu kian semakin menjauhCinta memang tak selalu indahTerkadang hati dibuat meranaAku diam tak berdayaSaat melihatmu pergi bersamanyaTertawa dalam dustaMerana bercucuran air mataMimpi telah hilang meninggalkan lukaDerita pun kian menerpa asa~~~~ Arya hanya bisa termenung sendirian di dalam kamarnya, dia masih tidak bisa percaya dengan apa yang telah menimpanya. Bagaimana bisa wanita yang sangat dia cintai dan dambakan akan menjadi adik iparnya sendiri? dia masih tidak percaya dengan kenyataan pahit akan takdirnya ini. Dia tidak bisa membayangkan betapa hancurnya dia saat melihat prosesi akad nikah mereka nanti, dan betapa remuk hatinya membayangkan Malam pertama Nanda dengan sang adik. Selama ini dia berjuang keras di Negeri orang semata mata untuk mempersunting Nanda, namun nyatanya keputusannya itu malah membuat dia menyesal seumur hidup karena harus kehilangan
BAB 16CINTA TAK HARUS MEMILIKI"Nanda, bisa kita bertemu untuk yang terakhir kali?", Arya memohon untuk bertemu denganku, aku ragu. Semua sudah jelas, lantas apa lagi yang akan kami bicarakan nanti?. Namun setelah aku menikah nanti Arya akan menjadi kakak iparku, tak ada salahnya jika aku menemuinya saat ini. "Ya, kita bertemu di tempat biasa ya". "Iya. Assalamualaikum", ungkapnya dari kejauhan sana."Waalaikumsalam", aku mematikan teleponnya. Sudah 1 jam aku menunggu Arya namun ia belum datang juga. Tak biasanya dia datang terlambat, dia orang yang disiplin dan tepat waktu. "Assalamualaikum", sapa seseorang di belakangku. Saat ku tengok ternyata itu Arya. "Waalaikumsalam, tumben telat?","Maaf ya, tadi kejebak macet", ungkapnya seraya duduk dihadapanku. "Ini untuk kamu, tolong terima ya. Anggap saja hadiah terakhir dari calon kakak iparmu". Dia memberikan kotak kado berwarna merah berukuran kecil. Saat ku buka ternyata isinya itu sebuah kalung berlian yang sangat indah